• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEMATIKA, BIOLOGI, DAN PERIKANAN TENGGIRI (SCOMBEROMORUS, SCOMBRIDAE) DI INDONESIA. oleh JOHANES WIDODO 1) ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEMATIKA, BIOLOGI, DAN PERIKANAN TENGGIRI (SCOMBEROMORUS, SCOMBRIDAE) DI INDONESIA. oleh JOHANES WIDODO 1) ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Oseana, Volume XIV, Nomor 4 : 145 – 150 ISSN 0216 – 1877

SISTEMATIKA, BIOLOGI, DAN PERIKANAN TENGGIRI (SCOMBEROMORUS, SCOMBRIDAE) DI INDONESIA

oleh

JOHANES WIDODO 1)

ABSTRACT

Indonesia is one of the five countries in the world – together with Philippines, Sri Langka, Yemen, and Pakistan – With the largest catch of the narrow–barred king mackerel, Scomberomorus commerson. The natural history of this species along with the Indo–Pacific king mackerel Scomberomorus guttatus, which have widespread distribution in Indonesian waters are described besides their interest to fisheries and their national annual production.

PENDAHULUAN

Indonesia menempati urutan pertama dari lima besar negara penghasil tenggiri di dunia (FAO 1984). Keempat negara lainnya adalah Filipina, Sri Langka, Yaman, dan Pakistan. Meskipun demikian, ternyata informasi tentang "natural history" – yakni studi menyeluruh yang mancakup berbagai aspek kehidupan seperti klasfikasi, ekologi, distribusi geografis maupun kronologis, daur hidup, serta nilai ekonominya – dari ikan tenggiri di Indonesia masih sangat terbatas.

Makalah ini mencoba mengetangahkan klasifikasi, biologi, distribusi, nilai ekonomi, serta perikanan dari dua jenis ikan tenggiri yang terdapat di Indonesia, yakni tenggiri

(Scomberomorus commerson) dan tenggiri papan (S. guttatus) yang tergolong dalam fa-mili Scombridae. Urutan selanjutnya dibagi dalam empat bagian.

Bagian pertama memaparkan tentang determinasi kedua jenis Scomberomorus.

Bagian kedua mengemukakan deskripsi ma-sing-masing jenis, termasuk ukuran dan war-nanya. Bagian ketiga menyajikan beberapa aspek biologi termasuk distribusi yang meru-pakan ringkasan dari berbagai publikasi yang berasal dari berbagai negara, sedang bagian keempat menggambarkan arti penting perikanannya di Indonesia maupun di bebe-rapa negara lain.

KUNCI DETERMINASI

SCOMBEROMORUS

Scomberomorus – bersama dengan marga Grammatorcynus dan Acanthocybium

–tergolong dalam suku Scombridae dan termasuk kelompok mackerel di samping kelompok tuna yang terdiri dari berbagai je-nis ikan tuna dan yang menyerupainya.

(2)

Ketiga marga tersebut mempunyai lunas

(keel) pada bagian tengah dari cagak ekor- nya, seperti yang dimiliki oleh kelompok tu- na, tetapi tidak terdapat pada kelompok

mackerel yang lain, yakni dari marga Scom- ber dan Rastrelliger. Determinasi jenis teng- giri di Indonesia, yakni Scomberomonts commerson dan S. guttatus dapat dikemuka- kan sbb. (COLLETTE and RUSSO 1984) :

1. Satu gurat sisi, gigi di kedua rahang ku- at, pendek melebar, hampir berbentuk segitiga atau seperti pisau; vertebra 3 9 – 6 4 ...2 2. Moncong jauh lebih pendek dibanding-

kan dengan sisa bagian kepala; tapisan insang 1 – 27; duri sirip punggung pertama 12 – 22; bagian belakang dari maksila nampak jelas dan tidak tertutup oleh tulang preorbital; verte- brat 41 – 56 ...Scomberomorus 3 3a. Gurat sisi menurun terjal di bawah sirip

punggung pertama atau kedua; vertebra 41 – 46 ... 4 3b. Gurat sisi lurus atau landai ke arah ekor;

vertebra 44 – 56 . . . 6 4. Gurat sisi menurun terjal di bawah

punggung kedua; tapisan insang pada lembar insang pertama 2 – 13 ... 5

5. Tapisan insang pada lembar insang per tama 3 – 8, biasanya 6 (kurang da- ri atau sama dengan 6); duri sirip pung- gung pertama 15 – 18, biasanya 16 (lebih dari atau sama dengan 16); ...

Scomberomorus commerson (Gambar 1).

6. Tapisan insang pada lembar insang per tama 1 – 18; terdapat noktah-noktah kehitaman, garis tebal melintang, atau tanda-tanda lainnya di kedua sisi tu- buh... 7 7. Jari-jari sirip dubur 1 5 – 2 4 , jari-jari

sirip punggung kedua 15 – 24; tapisan insang pada lembar insang pertama 3 – 18; vertebra 44 – 53; kedua sisi tubuh- nya terdapat noktah-noktah kehitaman atau tanda-tanda lainnya... 8 8. Duri sirip punggung 1 3 – 1 9 , biasanya

oooo18...9 9. Gurat sisi bagian depan bercabang-ca-

bang berukuran kecil ... 10 10. Duri sirip punggung 15 – 18, biasanya

oooo16; vertebra 47 – 52, biasanya 48; panjang kepala 20,2 – 21,5% dari FL

(Fark length, panjang cagak); tinggi 22,8 – 25,2% dari Fl ... Scom-beromorus guttatus (Gambar 2).

Gambar 1. Tenggiri, Scomberomorus commerson.

(3)

Gambar 2. Tenggiri papan, Scomberomorus guttatus.

Tenggiri, Scomberomorus commerson (La- cepede), Narrow-barred King Mackerel.

DESKRIPSI JENIS

Deskripsi:

Duri sirip punggung pertama 1 5 – 1 8 , pada umumnya 17, jari-jari sirip punggung kedua 15 – 20, pada umumnya 17 atau 18; sirip-sirip kecil bagian punggung 8 – 11, pada umumnya 9 atau 10; jari-jari sirip du-bur 7 – 12, pada umumnya 9 atau 10; jari-jari sirip dada 21 – 24, pada umumnya 22 atau 23; vertebra 42 – 46, pada umumnya 44 atau 45. Tapisan insang pada lembar insang pertama (0 – 2) + ( 1 – 8), pada umumnya (0 – 1) + (3 – 4) = 3 – 5.

Ukuran:

Ukuran maksimum 230 cm FL dan 59 kg, pada umumnya 60 – 120 cm. Matang seksual 70 – 80 cm FL di Madagaskar, Papua New Guinea, dan Fiji, baru 90 – 100 cm di Afrika Selatan (COLLETTE and RUSSO 1984). Dean betina mempunyai ukuran lebih besar dari pada ikan jantan.

Warna:

Kedua sisi tubuh berwarna pucat perak keabuan dengan garis-garis melintang ber-warna abu-abu tua, sedikit berombak, dan kadang-kadang terputus-putus membentuk noktah-noktah di bagian perut.

BIOLOGI

Ikan dewasa melakukan ruaya musi-man sepanjang perairan pantai. Mereka ini memijah dalam periode yang cukup panjang, misalnya dari Oktober – Juli di Afrika Ti-mur (WILLIAMS 1964), Juli – Desember di Papua New Guinea (LEWIS et al. 1974), selama musim semi di Taiwan (KISHINO-UYE 1923), Oktober – Desember di Great Barrier Reef (MUNRO 1942), Oktober – Februari di Fiji (LEWIS et al. 1983), dan Mei – Juli di Madras, India (CHACKO et al.

1968).

Seperti halnya jenis lain dari marga

Scomberomorus, S. commerson pada umum-nya memakan ikan-ikan kecil terutama jenis-jenis ikan teri, Stolephorus dan Anchoviella

serta berbagai jenis kupleid seperti Sardi-nella. Makanan lainnya termasuk berbagai

(4)

jenis karanggid berukuran kecil, peperek (Leiognathidae), cumi-cumi (Loligo), serta beberapa jenis udang peneid. Kegiatan ma-kan mereka dapat berlangsung siang dan malam (TONGYAI 1970).

DISTRIBUSI

Termasuk jenis ikan pelagis, meng-huni perairan pantai pada kedalaman antara 15 m – 200 m, diketemukan dalam ke-lompok berukuran kecil (FISCHER and WHITEHEAD 1974).

Tersebar luas meliputi perairan Indo-Pacific sebelah barat, yakni dari Afrika Selatan dan Laut Merah di sebelah barat, ke timur mencakup kepulauan Indo-Austra-lia sampai ke AustraIndo-Austra-lia dan Fiji, dan ke utara sampai Hongkong, Taiwan, dan Je-pang.

PERIKANAN

Tenggiri ini menjadi obyek dari hampir semua jenis usaha perikanan, yakni komersial, artisanal, maupun rekreasional. Meskipun jenis ikan ini terdapat sepanjang tahun, namun di berbagai tempat usaha penangkapan dipusatkan dalam beberapa saat, terutama pada waktu cuaca benar-benar bagus. Dari tahun 1979 – 1982, hasil tangkapan total dunia berkisar antara 63.290 ton – 79.047 ton per tahun (FAO 1984). lima besar penghasil utama di dunia dalam periode tersebut berturut-turut adalah Indonesia, Filipina, Sri Langka, Yaman, dan Pakistan.

Jaring insang apung (drift gill net)

yang beroperasi di malam hari merupakan alat penangkap utama untuk menangkap tenggiri di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya seperti Thailand, Malaysia, dan India. Alat penangkap lainnya termasuk

midwater trawl, dan pancing tonda (troll-ing line).

Tenggiri tergolong ikan yang mem-punyai nilai ekonomi tinggi di Indonesia serta beberapa negara lainnya. Biasanya di-pasarkan dalam bentuk segar, dies, atau kering asin. Di samping itu daging ikan tenggiri dipergunakan pula sebagai bakso serta bahan campuran kerupuk di banyak tempat di Indonesia.

Tenggiri papan, Scomberomorus guttatus (Bloch and Schneider), Indo-Pacific King Mackerel.

DESKRIPSI JENIS Deskripsi:

Gurat sisi menurun sedikit demi sedikit dan berujung di tengah-tengah cagak ekor. Duri sirip punggung pertama 15 – 18, pada umumnya 16 atau 17; jari-jari sirip punggung kedua 1 8 – 2 4 , pada umumnya 20 – 22; sirip-sirip kecil bagian punggung 7 – 10, pada umumnya 8 – 9; jari-jari sirip dubur 19 – 23, pada umumnya 20 – 22; sirip- sirip kecil bagian dubur 7 – 10, pada umum-nya 8; jari-jari sirip dada 20 – 23, pada umumnya 21. Vertebra total 47 – 52, pada umumnya 50 atau 51. Tapisan insang pada lembar insang pertama (1 – 2) + (7 – 12) = 8 – 14, pada umumnya 2 + (9 – 10) = 11 – 12.

Ukuran :

Ukuran maksimum 76 cm FL. Matang seksual 48 – 52 cm TL (total length, pan-jang total) di selatan India, 41 – 45 cm TL di Thailand (COLLETTE and RUSSO 1984).

(5)

Warna:

Badan berwarna biru keabuan di bagi-an punggung, dbagi-an putih keperakbagi-an di bagibagi-an samping dan perut. Beberapa baris noktah berwarna kecoklatan menyebar memanjang dan agak memusat di sekitar gurat sisi. Selaput pada sirip punggung pertama ber-warna hitam. Sirip-sirip dada, punggung kedua, dan ekor berwarna coklat kehitaman. Sirip-sirip perut dan dubur berwarna putih keperakan.

BIOLOGI

Sedikit sekali tersedia informasi ten-tang pergerakan dan ruaya dari tenggiri papan. Diperkirakan bahwa S. guttatus

kurang melakukan ruaya dibanding dengan

S. commerson. Kemungkinan pergerakan ikan ini di Teluk Thailand yang didasarkan atas perubahan musim penangkapan dilukis-kan sebagai berikut : pada bulan Nopem-ber – DesemNopem-ber di bagian timur, Desember – Januari di bagian utara, dan Januari -Maret di bagian barat dari perairan ini (TONGYAI 1970).

Seperti halnya dengan jenis Scombero-morus lainnya, makanan utama S. guttatus

adalah ikan. Yuwana (juvenile) ikan ini memangsa jenis teleostei terutama klupeid. Sedang ikan dewasa selain teleostei juga sejumlah kecil krustasea dan cumi-cumi. Teri juga merupakan makanan utama, yakni jenis Stolephorus dan Anchoviella.

DISTRIBUSI

Termasuk jenis ikan pelagis, menghuni perairan pantai pada kedalaman antara 15 s/d 200 m, diketemukan dalam kawanan-kawanan berukuran kecil (FISCHER and WHITEHEAD 1974).

Tersebar di perairan Indo-Pacific

ba-Laut Jawa, Barat Sumatra, Teluk Benggala, Laut Arabia, sampai Teluk Persia. Daerah paling utara tercatat di Teluk Wakasa, Je-pang, dan Swatow di Cina.

PERIKANAN

Usaha penangkapan tenggiri papan dapat dilakukan baik oleh perikanan komer-sial maupun perikanan artisanal, misalnya di Indonesia, Thailand, Kamboja, Malaysia, dan India. Alat penangkap utama di banyak tempat adalah jaring insang apung yang di-pasang waktu malam, juga pancing tonda dan pancing tarik. Pemanfaatan tenggiri papan dapat berbentuk segar atau kering asin. Juga tergolong ikan berharga tinggi di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya.

PRODUKSI TENGGIRI DI INDONESIA Produksi tenggiri di Indonesia – tenggiri (S. commerson) dan tenggiri papan

(S. guttatus) – dalam kurun waktu sebelas tahun terakhir (Statistik Perikanan Indonesia 1977 – 1987) memperlihatkan bahwa jenis pertama jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kedua. Keduanya merupakan rata-rata 3,22 % dari seluruh produksi per-ikanan laut di Indonesia. Dari sumber data yang sama menunjukkan bahwa produksi terbesar dihasilkan terutama dari perairan utara Jawa. (Gambar 3).

Selanjutnya dari Gambar 3 dapat di-simpulkan bahwa produksi tenggiri cende-rung meningkat dari tahun 1977 – 1983, yakni dari sekitar 26.000 ton mencapai 47.000 ton, untuk kemudian berada di sekitar empat puluhan ribu ton di tahun 1984 – 1987. Sedang untuk tenggiri papan menunjukkan kecenderungan hasil tang-kapan yang selalu meningkat yakni dari

(6)

77 78 79 30 81 82 83 34 85 86 87 TAHUN

Gambar 3. Produksi tenggiri dan tenggiri papan di Indonesia selama 11 tahun (1977–1987).

DAFTAR PUSTAKA

CHACKO, P.I., S.D. THOMAS, and C.M. PILLAY. 1968. Scombroid fisheries of Madras State, India. Proc. Symp. Scom-broid Fishes, Mar. Biol. Assoc. India, Symp. Ser. 1 (Part 3) : 1006 – 1008. COLLETTE, B.B., and L. RUSSO. 1984.

Morphology, systematic, and biology of the Spanish mackerels (Scomberomorus,

Scombridae). Fish. Bull., U.S. 82 (4) : 545 – 692.

F.A.O. 1984. Year book of fishery statistics 1982. Catches and landings. FAO Fish. Ser. 21 and FAO Stat. Ser. 52. Vol. 54. Rome, Italy : 395 pp.

FISCHER, W., and P.J.P. WHITEHEAD (eds.). 1974. FAO species identification sheets for fishery purpose. Eastern Indian Ocean (fishing area 57) and Western Central Pacific (fishing area 71). Vol. 4. FAO, Rome, Italy, pag. var.

KISHINOUYE, K. 1923. Contributions to the comparative study of the socalled

LEWIS, A.D., B.R. SMITH, and R.E. KEAR-NEY. 1974. Studies on tunas and bait-fish in Papua New Guinea waters – II.

Depl. Agric. Stock Fish. Res. Bull 11 : 113 pp.

LEWIS, R.J., and R. ENDEAN. 1983. Occurence of a ciguatoxin-like substance in the Spanish mackerel (Scomberomorus commerson). Toxicon 21 : 19 – 24.

MUNRO, I.S.R. 1943. Revision of Austra-lian species of Scomberomorus. Mem. Queensl. Mus. 1 2 : 65 – 95.

STATISTIK PERIKANAN INDONESIA 1977 – 1988. Direktorat Jendral Perikan-an, Jakarta.

TONGYAI, M.L.P. 1970. Plah in-see, Scom-beromorus spp., of Thailand, 1967.

In : J.C. MARR (ed.), The Kuroshio, a Symposium of the Japan Current.

East-West Center Press, Honolulu : 557 – 564.

WILLIAMS, F. 1964. The scombroid fishes of East Africa. Proc. Symp. Scombroid Fishes, Mar. Biol Assoc. India, Symp.

Gambar

Gambar 2. Tenggiri papan, Scomberomorus guttatus.
Gambar 3.  Produksi tenggiri dan tenggiri papan di Indonesia selama 11 tahun  (1977–1987)

Referensi

Dokumen terkait

1) Sebagai acuan bagi Badan Pertanahan Nasional dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik pada pelaksanaan inovasi program layanan 70-70, sehingga dapat

Keberadaan Komisi Informasi yang merupakan perpanjangan dari Undang undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia khususnya di Kota Makassar

Model yang digambarkan dengan Algoritma Alpha++ untuk kasus requisition hingga payment, bottleneck terjadi pada place antara order ke invoice dan requisition ke

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel atmosfer yang terdiri darieksterior Exterior, interior keseluruhan General Interior, tata letak Store Layout dan pemajangan barang

Analisis kondisi kesehatan warga di Rumah usiawan, UPT Dinas Sosial, Kab Mojokerto, Panti Werdha “Mojopahit”, Jl Raya Brangkal No 862, Sooko, Mojokerto,

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Merancang model sistem dinamik ketersediaan bahan baku bagi industri tape singkong di Kabupaten Jember; (2) Merancang

merupakan karakter dasar (bushu). Bila tidak terbiasa dan tidak tahu karakter dasar mana yang pasti dan harus diambil maka akan kesulitan dalam mencari arti kanji yang dimaksud

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa korban bullying untuk meningkatkan self esteem mereka sehingga dengan perubahan tersebut mereka dapat memiliki identitas diri