• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 39 /07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

1

Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Juni 2015 sebesar 97,62 persen,

naik 0,95 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan peningkatan NTP

subsektor hortikultura (0,19 persen), NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (2,16

persen), NTP subsektor peternakan (0,53 persen), dan NTP subsektor perikanan (1,01

persen). Sementara NTP subsektor tanaman pangan turun 0,03 persen.

Indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik

masing-masing sebesar 1,77 persen dan 0,81 persen.

NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 108,45 persen, sedangkan NTP

terendah terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 89,68 persen.

Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 103,85 persen, naik 1,52 persen

dibandingkan Mei 2015 yang sebesar 102,30 persen.

Di tingkat nasional, NTP dan NTUP masing-masing sebesar 100,52 persen dan 106,16

persen.

No. 39/07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Selama Juni 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,62 Persen

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi.

(2)

Berita Resmi Statistik No. 39 /07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

2

Tabel 1

Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Mei - Juni 2015

Subsektor Mei Juni Perubahan

(%)

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 89,71 89,68 -0,03 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 106,44 107,26 0,77 - Padi 103,55 104,42 0,84 - Palawija 115,41 116,06 0,56 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 118,65 119,60 0,80 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,98 121,12 0,95 - Indeks BPPBM 113,99 114,28 0,25 2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 108,24 108,45 0,19 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 127,18 128,63 1,14 - Sayur-sayuran 125,71 129,06 2,66 - Buah-buahan 128,57 128,50 -0,05 - Tanaman Obat 110,33 108,87 -1,32 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 117,50 118,61 0,94 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,31 120,71 1,17 - Indeks BPPBM 111,88 112,13 0,22 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 89,77 91,71 2,16 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 104,88 108,00 2,97 - Tanaman Perkebunan Rakyat 104,88 108,00 2,97 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,83 117,76 0,80 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 108,37 108,53 0,15 - Indeks BPPBM 121,46 123,65 1,80 4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 106,15 106,71 0,53 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,14 121,68 1,28 - Ternak Besar 115,55 117,28 1,50 - Ternak Kecil 121,99 122,60 0,50 - Unggas 124,73 126,76 1,63 - Hasil Ternak 136,65 138,00 0,99 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 113,18 114,03 0,75 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,29 120,48 1,00 - Indeks BPPBM 107,62 108,16 0,50 5. Perikanan

a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 104,95 106,01 1,01 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 122,20 124,49 1,87 - Penangkapan 126,90 129,70 2,21 - Budidaya 109,60 110,53 0,85 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,44 117,43 0,85 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,14 120,65 1,27 - Indeks BPPBM 111,89 112,03 0,13 5. 1. Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 109,08 110,53 1,33 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 126,90 129,70 2,21 - Penangkapan 126,90 129,70 2,21 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,34 117,34 0,86 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,20 120,72 1,28 - Indeks BPPBM 111,77 111,96 0,17

(3)

Berita Resmi Statistik No. 39 /07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

3

Subsektor Mei Juni Perubahan

(%) 5. 2. Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 93,93 93,94 0,01 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 109,60 110,53 0,85 - Budidaya Air Tawar 104,33 104,33 0,00 - Budidaya Air Laut 107,60 108,80 1,12 - Budidaya Air Payau 127,39 127,99 0,47 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,68 117,66 0,84 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,00 120,49 1,25 - Indeks BPPBM 112,22 112,20 -0,02

NTP Gabungan

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,70 97,62 0,95 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 112,78 114,78 1,77 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,63 117,58 0,81 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,38 120,60 1,02 - Indeks BPPBM 110,24 110,52 0,25

NTP Gabungan tanpa Perikanan

a. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,14 97,05 0,95 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 112,14 114,12 1,77 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,64 117,59 0,81 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,39 120,59 1,01 - Indeks BPPBM 110,14 110,42 0,25

BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Dari hasil pemantauan harga-harga komoditas hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa konsumsi rumah tangga di tingkat perdesaan selama Juni 2015 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah meningkat sebesar 0,95 persen, yakni dari 96,70 pada Mei 2015 menjadi 97,62 pada Juni 2015.Hal ini disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,77 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,81 persen.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Selama Juni 2015, indeks harga yang diterima petani tercatat 114,78 atau mengalami peningkatan sebesar 1,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 112,78. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan It pada seluruh subsektor meliputi tanaman pangan sebesar 0,77 persen, hortikultura sebesar 1,14 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,97 persen, peternakan sebesar 1,28 persen, dan perikanan sebesar 1,87 persen.

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk konsumsi rumah tangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama Juni 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,81 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 116,63 pada Mei 2015 menjadi 117,58 pada Juni 2015. Seluruh subsektor mengalami peningkatan Ib meliputi tanaman pangan sebesar 0,80 persen, hortikultura sebesar 0,94 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,80 persen, peternakan sebesar 0,75 persen, dan perikanan sebesar 0,85 persen.

(4)

Berita Resmi Statistik No. 39 /07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

4

Grafik 1

Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Januari - Juni 2015

4. NTP Menurut Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

NTP subsektor tanaman pangan menurun 0,03 persen yakni dari 89,71 pada Mei 2015 menjadi 89,68 pada Juni 2015. Penurunan NTPP disebabkan oleh peningkatan It tanaman pangan yang sebesar 0,77 persen, lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 0,80 persen. Peningkatan It dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada subkelompok padi dan palawija masing-masing sebesar 0,84 persen dan 0,56 persen.

Peningkatan Ib sebesar 0,80 persen yakni dari 118,65 pada Mei 2015 menjadi 119,60 pada Juni 2015, disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,95 persen dan 0,25 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Subsektor hortikultura mengalami peningkatan NTP dari 108,24 pada Mei 2015 menjadi 108,45 pada Juni 2015 atau meningkat sebesar 0,19 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan It sebesar 1,14 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang hanya sebesar 0,94 persen. Subkelompok sayur-sayuran mengalami peningkatan It sebesar 2,66 persen, sedangkan It subsektor buah-buahan dan tanaman obat mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,05 persen dan 1,32 persen. Peningkatan Ib sebesar 0,94 persen terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 1,17 persen dan 0,22 persen

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Selama Juni 2015, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan sebesar 2,16 persen yakni dari 89,77 pada Mei 2015 menjadi 91,71 pada Juni 2015. Hal ini disebabkan

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 Januari 2015 Februari 2015

Maret 2015 April 2015 Mei 2015 Juni 2015

NTP It Ib

(5)

Berita Resmi Statistik No. 39 /07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

5

tingkat harga komoditas tanaman perkebunan rakyat cenderung mengalami kenaikan yang mengakibatkan It pada subsektor ini meningkat sebesar 2,97 persen, dari 104,88 pada Mei 2015 menjadi 108,00 pada Juni 2015.

Pada bulan yang sama, Ib tercatat 116,83 pada Mei 2015 menjadi 117,76 pada Juni 2015 atau meningkat sebesar 0,80 persen. Peningkatan ini terutama berasal dari kenaikan indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 0,15 persen dan 1,80 persen

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Subsektor peternakan mengalami peningkatan NTP sebesar 0,53 persen yakni dari 106,15 pada Mei 2015 menjadi 106,71 pada Juni 2015. Hal ini disebabkan peningkatan It sebesar 1,28 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 0,75 persen. Peningkatan It terjadi pada seluruh subkelompok meliputi ternak besar sebesar 1,50 persen, ternak kecil sebesar 0,50 persen, unggas sebesar 1,63 persen dan hasil ternak sebesar 0,99 persen.

Sementara itu, peningkatan Ib sebesar 0,75 persen dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 1,00 persen dan 0,50 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Subsektor perikanan mengalami peningkatan nilai tukar sebesar 1,01 persen, yakni dari 104,95 pada Mei 2015 menjadi 106,01 pada Juni 2015. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan It sebesar 1,87 persen yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan Ib sebesar 0,85 persen. Peningkatan It disebabkan oleh meningkatnya indeks harga subkelompok perikanan tangkap dan budidaya masing-masing sebesar 2,21 persen dan 0,85 persen.

Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan nilai tukar sebesar 1,33 persen yakni dari 109,08 pada Mei 2015 menjadi 110,53 pada Juni 2015. Pada bulan yang sama, It dan Ib masing-masing meningkat 2,21 persen dan 0,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kenaikan nilai tukar pada perikanan tangkap lebih disebabkan oleh perbedaan akselerasi peningkatan antara It dan Ib. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi peningkatan nilai tukar sebesar 0,01 persen yakni dari 93,93 pada Mei 2015 menjadi 93,94 pada Juni 2015. Peningkatan It sebesar 0,85 persen, relatif lebih tinggi dari peningkatan Ib yang sebesar 0,84 persen. Peningkatan It terutama berasal dari kenaikan indeks harga perikanan budidaya air laut sebesar 1,12 persen dan perikanan budidaya air payau sebesar 0,47 persen. Sementara indeks harga perikanan budidaya air tawar cenderung konstan.

Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan meningkat 0,85 persen berasal dari peningkatan indeks harga kebutuhan konsumsi rumahtangga dan biaya produksi masing-masing sebesar 1,27 persen dan 0,13 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan Ib sebesar 0,86 persen yang berasal dari meningkatnya indeks harga untuk konsumsi rumah tangga sebesar 1,28 persen dan untuk keperluan produksi sebesar 0,17 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), peningkatan Ib sebesar 0,84 persen terutama berasal dari peningkatan indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga sebesar 1,25 persen.

(6)

Berita Resmi Statistik No. 39 /07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

6

5. Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran

Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama Juni 2015, dapat dirinci menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun keperluan proses produksi di sektor pertanian.

Tabel 2

Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Mei - Juni 2015

Peningkatan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga sebesar 1,02 persen disebabkan meningkatnya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,89 persen, makanan jadi sebesar 0,69 persen, perumahan sebesar 0,32 persen, sandang sebesar 0,32 persen, kesehatan sebesar 0,26 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,17 persen, serta transportasi dan komunikasi sebesar 0,06 persen.

Pada bulan yang sama, peningkatan indeks harga biaya produksi sebesar 0,25 persen disebabkan oleh meningkatnya indeks harga pada subkelompok bibit sebesar 0,11 persen, obat-obatan dan pupuk sebesar 0,33 persen, sewa lahan, pajak, dan lainnya sebesar 0,14 persen, penambahan barang modal sebesar 0,40 persen, serta upah buruh tani sebesar 0,14 persen.

6. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP)

Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 103,85, relatif lebih tinggi dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 97,62. Kondisi ini merefleksikan bahwa tingkat pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan besaran nilai tukar. Peningkatan NTUP sebesar 1,52 persen terutama dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada seluruh subsektor meliputi tanaman pangan sebesar

Kelompok pengeluaran Mei Juni Perubahan (%)

(1) (2) (3) (4)

Konsumsi rumah tangga 119,38 120,60 1,02

1.Bahan makanan 121,55 123,85 1,89 2. Makanan jadi 117,17 117,98 0,69 3. Perumahan 118,34 118,72 0,32

4. Sandang 114,21 114,57 0,32

5. Kesehatan 115,98 116,28 0,26 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 109,61 109,80 0,17 7. Transportasi dan komunikasi 123,49 123,56 0,06

Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 110,24 110,52 0,25

1. Bibit 110,92 111,04 0,11

2. Obat-obatan dan pupuk 107,37 107,72 0,33 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 108,89 109,04 0,14 4. Transportasi 127,96 127,89 -0,05 5. Penambahan barang modal 108,89 109,33 0,40 6. Upah buruh tani 106,77 106,92 0,14

(7)

Berita Resmi Statistik No. 39 /07/72/Th. XVIII, 01 Juli 2015

7

0,51 persen, hortikultura sebesar 0,91 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,82 persen, peternakan sebesar 0,78 persen dan perikanan sebesar 1,75 persen.

Tabel 3

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Mei - Juni 2015

Kelompok pengeluaran Mei Juni Perubahan (%)

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 93,38 93,86 0,51 2. Hortikultura 113,68 114,71 0,91 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 96,78 99,51 2,82 4. Peternakan 111,63 112,50 0,78 5. Perikanan 109,21 111,12 1,75 a. Tangkap 113,54 115,84 2,03 b. Budidaya 97,67 98,51 0,86

NTUP 102,30 103,85 1,52

Referensi

Dokumen terkait

Hanum dan Rangga membuat kisah perjalanan yang mempunyai ciri berbeda dari beberapa buku catatan perjalanan. Cerita ini mengandung unsur konflik yang menjadi pembangun

Karena dengan menggunakan layar sentuh maka mahasiswa dapat lebih mudah mengetahui segala informasi untuk sistem akademik dan pengumuman untuk setiap fakultas

Kesesuaian ini menurut al-Faruqi didasarkan pada tiga prin- sip kesatuan kebenaran ( unity of truth ) yang mendasari semua pengetahuan Islam; a) Tidak ada pertentangan

Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang perkembangan pesantren dimasa lalu kita hanya bisa menduga- duga tentang ciri-ciri pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan

bahwa dalam upaya optimalisasi tugas dan fungsi Camat dan Lurah sebagai perangkat daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta upaya peningkatan pelayanan

perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki

Pada perancangan alat ini, terdapat dua tahap yaitu perancangan hardware yang berisi rancangan mekanik dan rancangan rangkaian yang dibutuhkan, dan rancangan software

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1