• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Kepolisian merupakan suatu badan yang mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jaawab terhadap masyarakat seperti menghimbau , melayani dan membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di kehidupan bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah ditentukan oleh Republik Indonesia untuk menertibkan lingkungan sosial di masyarakat.

Di dalam institusi POLRI memiliki divisi yang berbeda untuk menangani kebutuhan yang ada dilingkungan sosial, tentu saja didalam institusi tersebut ada yang memiliki tugas di bagiaan keadministrasiaan atau polisi yang bekerja didalam institusi tersebut dan ada juga polisi yang memiliki tugas terjun langsung kelapangan, misalnya saja pada polisi lalulintas yang mengatur dan membantu masyarakat dalam ketertiban laulintas atau di lingkungan sosial.

POLRI sebagai suatu kompenen bangsa memiliki fungsi penegak hukum dan ketertiban masyarakat, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat dalam rangka mewujudkan keamanan dalam negri, memiliki fungsi bantuaan pertahanan disamping itu juga bagiaan yang tak terpisahkan dari kriminal, sedangkan kedudukan POLRI sebagai alat negara merupakan bagian dari kekuasaan esekutif yang bertanggung jawab

(2)

yang menunjukan, bahwa polisi lebih di kenal oleh masyarakat sebagai badan yang pekerjaannya memburu dan menenangani kejahatan.

Mendengar kata polisi, segera saja pikiran masyarakat tertuju pada pencurian, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. Atau, yang lebih ringan, kemacetan lalulintas.Masyarakat dan polisinya merupakan dua kegiatan yang tidak bisa di pisahkan. Tanpa masyarakat, tidak akan ada polisi dan tanpa polisi, proses-proses dalam masyarakat tidak akan berjalan dengan lancar dan produktif. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak sekali oknum – oknum polisi yang tidak mengindahkan tujuaan dan tugas POLRI dalam melayani masyarakat dan sudah melupakan apa yang telah di ajarkan oleh Institusi POLRI, kejadiaan ini sangatlah menyedihkan dan sangat mencoreng nama baik Institusi POLRI pada saat ini yang dikarenakan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab. Semua yang ada pada kenyataan tersebut membuat image buruk pada Kepolisian Indonesia didepan masyarakat banyak.

Masyarakat pada saat ini sudah mulai jenuh dan muak terhadap para polisi yang seharusnya menegakan Hukum malah menjadi pemeras terhadap masyarakat dibalik kekuasaannya. Kejadian tersebut akan selalu diingat di dalam benak masyarakat dan menilai aparat polisi sebagai penindas dan berprilaku tidak sewajarnya seorang penegak hukum, melainkan menjadi penjahat yang berkedok penegak hukum di lingkungan masyarakat. Perbuatan oknum – oknum polisi ini sudah bisa dilihat secara fakta yang ada di kehidupan sehari –hari bagi pengemudi kendaraan

(3)

bermotor yang berurusan dengan oknum – oknum polisi yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap Institusi POLRI sebagai penegak hukum yang dikarenakan beberapa oknum – oknum polisi yang tidak menjalankan tanggung jawabnya sebagai penegak hukum yang berlaku di Indonesia.

Sosialisasi merupakan kegiatan yang penting dalam mengenalkan suatu produk, program ataupun kebijakan agar sasaran dapat menerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengirim pesan. Dengan kegiatan sosialisasi ini pula maka kita akan mengetahui respon dari khalayak yang kita sasar sehingga kegiatan evaluasi dapat dilakukan jika ada yang kurang dari temuan temuan dalam sosialisasi ini.

Kinerja kepolisian sangat perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui kinerja yang dilakukan oleh pihak kepolisian, jadi akan berdampak terciptanya trust dari masyarakat mengenai apa yang sudah dilakukan oleh pihak kepolisian. Tentu saja itu akan membuat citra kepolisian akan menjadi lebih baik terhadap masyarakat. Karena banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui apa saja yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan masyarakat maka karena perlunya sosialisasi mengenai kinerja kepolisian.

Sarana media komunikasi audiovisual yang tidak dimiliki POLRI merupakan salah satu masalah bagi POLRI untuk mengkomunikasikan kinerja kepolisian kepada public, sehingga public banyak yang tidak

(4)

mengetahui apa saja kinerja yang dilakukan POLRI. POLRI mencoba memanfaatkan media yang ada, baik media cetak, media elektronik dan media online agar semua kegiatan yang dilakukan kepolisian dapat diketahui oleh masyarakat. Divisi Humas POLRI memiliki peranan penting dalam kegiatan tersebut. Banyak kinerja dan kegiatan POLRI yang positif di daerah terpencil yang tidak terekspos ke publik. Untuk itu Program halo polisi sebagai sarana sosialisasi kegiatan dan kinerja POLRI. Sesuai dengan UU No. 22 tahun 2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan perannya. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat

(5)

sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan,ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat

Dalam kehidupan sosial, maka masyrakat yang mengharapkan polisi dapat menegakkan hukum yang berlaku sesuai dengan prosedur yang berlaku kini telah menjadi berubah secara berbalik arah pada tugas dan fungsi polisi yang seharusnya dilakukan. Karena banyak penyalahgunaan kekuasaan tugas yang dilakukan oleh oknum – oknum polisi yang tidak bertanggung jawab.

Kini Institusi POLRI yang melalui Divisi Humas POLRI telah memberikan kebijakan untuk membuka komunikasi interaktif kepada masyarakat melalui program Halo Polisi yang ditayangkan pada hari jum’at setiap minggunya pukul 05.30 WIB di stasiun TV Indosiar untuk dapat menerima umpan balik dari masyarakat mengenai penyalahgunaan tanggung jawab yang dilakukan oleh oknum – oknum polisi maupun pelayanan polisi kepada masyarakat.

Tema yang diangkat dalam program ini dilatarbelakangi oleh masalah atau kasus yang sedang berkembang saat ini, selain itu juga melalui media facebook divhumas banyak menerima masukan dari masyarakat mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh kepolisian

(6)

sehingga itupun menjadi bahan apa yang disampaikan dalam halo polisi, seperti pengayom, jadi dalam tema ini polisi berbaur dengan masyarakat dalam berbagai hal, baik itu sosialisasi, edukiasi bahkan sampai melakukan pendekatan secara langsung dengan masyarakat seperti mempertunjukan keahlian dari polisi selain memegang senjata, yaitu bermain music, membaca quran, bernyanyi dan bermain dan mengajarkan kepada anak anak tentang hitung cepat, kemudian juga mengenai ketertiban dalam hal ini masalah knalpot bising untuk menindak lanjuti tanggapan masyarakat mengenai ketertiban lalu lintas, maka polisi memberikan peringatan baik tilang atau pemberian sanksi lainnya agar menjalankan fungsi nya dengan baik.

Pada saat ini tingkat kedekatan masyarakat terhadap media sangatlah tinggi, yang dapat mempermudah masyarakat untuk berinteraksi langsung untuk mendapatkan informasi tanpa adannya feed back kepada narasumber. Program seperti ini yang dinamakan teleconference yaitu sebuah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan melewati telephone atau koneksi jaringan, dan lokasi fisik orang tersebut berada ditempat yang berbeda.

Pertemuan tersebut dapat menggunakan suara (audio conference) atau menggunakan video (video conference) yang memungkinkan peserta konferensi saling melihat dan mendengar serta berkomunikasi satu sama lain yang dapat memfasilitasi masyarakat dalam keterbukaan informasi publik yang disengaja untuk menghubungkan antara POLRI dengan masyarakat luas agar dapat terjalin hubungan yang baik pada apa yang

(7)

telah dijalankan tugas POLRI kepada masyarakat hanya ada pada Divisi Humas Mabes POLRI sebagai jembatan antara polisi dengan masyarakat.

Maka dari itu POLRI membuat suatu organisasinya yang bertugas dalam menyampaikan dan menghimbau informasi kepada masyarakat guna mendekati kinerja POLRI sedikit demi sedikit dan menghilangkan image buruk POLRI di benak masyarakat melalui tindakan berinteraksi yang dijalankan tugasnya oleh divisi humas Mabes POLRI. Keterbukaan dan ketransparan informasi dapat merubah suatu persepsi kepada masyarakat agar dapat mencapai fungsi dan tugas polisi secara profesional sesuai dengan harapan masyarakat sebagai mana mestinya.

Di dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat yang sudah mengenal peran media di kehidupan sehari-hari sebagai pemberi informasi baik dalam media apapun yang dapat menjangkau masyarakat kota maupun masyarakat yang berada dipedesaan sehingga mengerti dan mengetahui apa saja yang telah terjadi dilingkungan sekitarnya.

Peranan media ini sudah menjadi salah satu cara Institusi polisi dalam membangun interaksi antara Polisi dengan masyarakat luas melalui program Hallo polisi yang ditayangkan di stasiun TV Indosiar. Dalam program Hallo polisi tersebut Institusi POLRI dapat memberitahukan tentang progres yang telah dicapai maupun progres yang akan dicapai oleh polisi, agar masyarakat dapat mengetahui kinerja polisi yang telah dicapai dan polri memiliki harapan untuk dapat menghilangkan image buruk yang di lakukan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggungnjawab tersebut.

(8)

Dalam program Hallo polisi tersebut dalam mejalankan interaksi komunikasi antara polisi dengan masyarakat, program Hallo polisi juga memiliki narasumber yang langsung dari masyarakat luas dan narasumber lain, sehingga POLRI mengetahui dimana letak kekurangan nya agar dapat memperbaiki dan menuju profesional polisi dalam menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia

Didalam keterbukaan antara polisi dengan masyarakat melalui interaksi polisi dengan masyarakat didalam program halo polisi juga dapat mensosialisasikan kinerja polisi dalam keterbukaan informasi dalam kegiatan berinteraksi di dalam program Halo polisi.

Demi meningkatkan kinerja polisi dalam melayani masyarakat dalam berinteraksi dengan narasumber yang memiliki informasi yang akurat kini polisi juga mempunyai persiapan dengan mensosialisasikan kinerja polisi dalam berinteraksi dengan masyarakat melalui program hallo polisi yang telah ada.

Penelitian ini selama periode Mei – Juli 2014 dilatarbelakangi oleh bertepatan dengan pengamanan Pilpres 2014, oleh sebab itu kinerja kepolisian perlu dikomunikasikan kepada masyarakat agar terciptanya rasa aman dan nyaman di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul “Strategi Divisi Humas Mabes POLRI Dalam Mensosialisasikan

(9)

1.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada : 1. Mengidentifikasi Masalah (Fact Finding)

Langkah Pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. 2. Perencanaan dan Pemprograman (Planning)

Setelah masalah didefinisikan melalui riset dan analisis, praktisi harus menyusun sebuah strategi untuk mengataasi problem. ini adalah perencanaan – pemprograman membuat keputusan strategi mendasar tentang apa yang akan dilakukan, dan dengan langkah apa, dalam rangka mengantisipasi problem.

3. Mengambil tindakan dan berkomunikasi (Taking action and

communication)

Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta dan data tadi, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan operasional.

4. Evaluasi Program (Evaluation)

Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara kontinyu.

(10)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti adalah : Bagaimana Strategi Divisi Humas

Mabes POLRI dalam Mensosialisasikan Kinerja Polisi ? 1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Strategi

Divisi Humas Mabes POLRI dalam Mensosialisasikan Kinerja Polisi”.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan ilmu komunikasi khususnya tentang ilmu kehumasan.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Divisi Humas Mabes POLRI dalam menyampaikan dan memberikan informasi mengenai kepolisian melalui program hallo polisi sebagai Sarana Informasi Publik di untuk semua masyarakat Republik Indonesia.

(11)

1.5.3 Manfaat Sosial

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan untuk memberikan efek sosial seperti menjalin hubungan baik dengan publik dan media dalam penyampaian segala informasi atau kinerja yang dilakukan oleh POLRI dalam rangka mengimplementasikan keterbukaan informasi publik demi terciptanya trust positif dari masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Koperasi Keluarga Sejahtera SMPN 2 Rambah merupakan koperasi kredit atau simpan pinjam, dimana koperasi ini bekerja hanya pada satu lapangan usaha saja yaitu

adalah model yang menggambarkan kebutuhan layanan website pemerintah daerah sehingga dapat ditentukan fitur atau informasi yang harus ada, one diemnsional dan atraktif.

Berdasar tabel 2 Distribusi frekuensi intensi melaksanakan Self Study (Seven Jump : Step 6) dalam Small Group Discussion (SGD) pada Mahasiswa Angkatan 2011

Hasil penelitian tentang keefektifan metode bermain peran (Role Playing) terhadap pembelajaran berpidato pada siswa kelas VI SD Negeri Ciampel kecamatan Padalarang tahun

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Timur Periode 2012 – 2017 memuat visi dan misi yang dijabarkan ke dalam Rencana Kerja yang menjadi

Penelitian yang akan dilakukan yaitu rancang bangun sistem kendali kecepatan motor DC dengan menggunakan metode fuzzy LabVIEW memiliki tahapan penelitian sebagai

Perlindungan hukum terhadap Whistleblower maupun Justice Collaborator seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Saksi dan Korban, yaitu berupa :