• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROYEK MURAL WAYANG BEBER KAMPUNG NATANINGRATAN SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS KAMPUNG WISATA DI KELURAHAN TIMURAN SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROYEK MURAL WAYANG BEBER KAMPUNG NATANINGRATAN SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS KAMPUNG WISATA DI KELURAHAN TIMURAN SURAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK MURAL WAYANG BEBER KAMPUNG NATANINGRATAN

SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS KAMPUNG WISATA DI

KELURAHAN TIMURAN SURAKARTA

Muhammad Hendra Himawan

Jurusan Seni Rupa Murni

Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Surakarta Email: hendra.himawan@isi-ska.ac.id

Abstrak

Penelitian PPM Tematik Individu ini merupakan program pemberdayaan warga kampung di Kampung Nataningratan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mem-branding kampung Nataningratan, sebagai bagian dari Kampung Wisata Kota Surakarta. Dilakukan dengan melalui serangkaian kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kreativitas warga kampung Nataningratan dalam mengelola lingkungan sekitar dan bagaimana kreativitas tersebut dikembangkan demi tercapainya sebuah kampung wisata dan mandiri dalam mengelola lingkungan dengan kreativitas seni. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam upaya branding kampung ini diantaranya adalah Proyek Mural Wayang Beber Kampung Nataningratan Sebagai Penguatan Identitas Kampung Wisata Di Kelurahan Timuran Surakarta. Bentuk penelitian ini adalah Pemberdayaan Pada Masyarakat (PPM) Tematik Individu untuk Masyarakat Kampung Kota. Objek penelitian ini adalah masyarakat di Kawasan kampung tengah kota, Kampung Nataningratan,. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling, dengan menentukan lokasi penelitian di kampung Nataningratan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Kegiatan yang akan dilakukan diantaranya adalah wawancara mendalam, pengamatan terlibat, analisis, focus group discussion, workshop mural bagi warga kampung, membuat rancangan karya, melakukan pendampingan, melakukan ujicoba model pemberdayaan, evaluasi model, dan diseminasi.

Kata kunci: Pemberdayaan warga, kampung, Timuran, Surakarta, Seni Rupa.

Abstract

This Individual Thematic Dedication to Society (PPM/Pengabdian kepada Masyarakat) research is an empowerment program for villagers in Nataningratan, Timuran, Distric of Banjarsari, Surakarta City. The general objective of this research is to branding the village of Nataningratan, as part of the Surakarta City Tourism Village. It was carried out through a series of activities to determine the extent of the creativity of the residents of the Nataningratan village in managing the surrounding environment and how this creativity was developed to achieve a tourism village and independently in managing the environment with artistic creativity. The activities carried out in this village branding effort include the Wayang Beber Mural Project in Nataningratan Village as a strengthening the Identity of a Tourism Village in Timuran, Surakarta. The form of this research is Individual PPM for Urban Village Communities. The object of this research is the people in the downtown area of the city, Nataningratan village. The technique used in sampling was purposive sampling, by determining the research location in Nataningratan Village, Timuran, District of Banjarsari, Surakarta City. Activities that will be carried out include in-depth interviews, involved

(2)

PENDAHULUAN

Analisis Situasi

Timuran (Timuran) merupakan sebuah kelurahan di kecamatan Banjarsari, Surakarta. Di kelurahan ini terletak beberapa hotel besar di Solo, seperti Hotel Novotel, Hotel New Orchid, dan Hotel Ibis. Selain itu, terdapat pula kantor PT Perkebunan IX. Gedung Kepatihan Mangkunegaran juga berada di kelurahan ini. Sebagai sebuah kampung yang mempunyai letak kawasan di tengah pusat kota, kampung Timuran dikenal sebagai sebuah kampung urban dimana komposisi penduduknya kebanyakan adalah kaum pekerja, baik swasta maupun pemerintahan. Karakteristik masyarakat yang plural tidak lepas dari karakter lingkungan yang berdekatan dengan fasilitas-fasilitas publik, instansi pemerintah dan swasta, serta objek wisata utama Kota Surakarta, seperti Pasar Antik Nitihardjo (Triwindu), Pura Mangkunegaran, Masjid Agung Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari.

Karakter Administratif

Gambar 1. Kantor Kelurahan Timuran Pasca Renovasi Tahun 2014

(Dokumentasi Wikipedia, 2020)

observations, analysis, focus group discussions, mural workshops for village residents, making work designs, providing assistance, conducting empowerment model trials, model evaluation, and dissemination.

Keywords: Citizen empowerment, village, Timuran, Surakarta, Fine Arts.

Gambar 2 Peta Kelurahan Timuran. (Dokumentasi Wikipedia, 2020)

Batas Wilayah Administrasi Kelurahan Timuran adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Timur: Kelurahan Keprabon b. Sebelah Barat: Kelurahan Mangkubumen c. Sebelah Utara : Kelurahan Ketelan dan

Kelurahan Punggawan

d. Sebelah Selatan : Kelurahan Sriwedari dan Kelurahan Kemlayan

Karakteristik Kependudukan di Kelurahan Timuran

a. Penduduk

Kelurahan Timuran memiliki jumlah penduduk 3.059 jiwa terdiri dari laki – laki : 1.439 jiwa

(3)

dan perempuan : 1.620 jiwa serta jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 867 KK

b. Pertumbuhan Ekonomi

Letak wilayah yang sangat strategis berada di perkotaan prasarana jalan yang baik, tersedianya daya listrik dan air bersih yang cukup, telekomunikasi mudah serta fasilitas pelayanan umum, kependudukan dan legalitas, rekomendasi perijinan terpadu ODS ( One Day Service ). Sehingga mendorong berbagai investor masuk menanamkan modalnya di wilayah Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari Pemerintah Kota Surakarta.

1. Sejarah Kampung

Ada umumnya sebuah nama mempunyai arti tersendiri baik itu nama orang, barang, maupun nama tempat yang ada sangkut pautnya dengan peristiwa sejarah pada masing-masing daerah atau wilayah. Ketika itu Kelurahan Timuran termasuk wewengkon Projo Mangkunegaran yang keratonnya terletak di wilayah Kelurahan Keprabon. Sebagai Pengageng Projo Mangkunegaran adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro I (KGPAA Mangkunegoro I), beliau mempunyai adik bernama Pangeran Timur. Kemudian Pangeran Timur diberi tempat dan tanah oleh KGPAA Mangkunegoro I di wilayah Kepanewon / Kecamatan Ko ta Mangkunegaran. Atas pemberian tempat dan tanah tersebut maka Pangeran Timur berdiam dan bertempat tinggal. Pada tahun 1946 Kapanewon / Kecamatan Kota Mangkunegaran dirubah / diganti namanya menjadi Banjarsari, sedangkan Timuran menjadi salah satu wilayah Kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari Kotamadya Daerah TK. II Surakarta (Sekarang Pemerintah Kota Surakarta). Untuk mengetahui Kelurahan Timuran asalnya adalah tempat tinggal Pangeran Timur, seperti halnya nama-nama tempat lainnya yang termasuk dari kerabat Mangkunegaran antara lain :

a. Temenggungan : tempat tinggal Tumenggung b. Gondowijayan : tempat tinggal Pangeran

Gondowijayan

c. Nataningratan : tempat tinggal Pangeran Notoningrat

d. Priyobadan : tempat tinggal Pangeran Priyobodo

Dan sampai saat ini dijadikan nama kampung/wilayah RW. I s/d RW. V Kelurahan Timuran.

2. Potensi dan Peluang Investasi Bidang Pariwisata

a. Perhotelan (Sarana Penginapan); b. Gedung Pertemuan Sriwijaya c. Sanggar Seni dan Budaya d. Penunjang Kepariwisataan,

e. Obyek Wisata terdekat di Kelurahan Timuran (Puro Mangkunegaran dan Mesjid Agung, Pasar Antik NITIHARDJO (Pasar Triwindu), Taman Hiburan Rakyat (THR ) Sriwedari, Museum Radyo Pustoko, Kraton Kasunanan).

Melihat sedemikian banyak potensi wisata yang ada di Kelurahan Timuran, khususnyakampung Natanungratan, menjadikan poosisi kawasanny amenarik dan penting untuk kemudian dikembangkan dengan pendekatan riset arttistik dan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan seni rupa. Sejauh ini belum ada institusi Pendidikan tinggi seni yang melakukan praktik pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk masyarakat di Kawasan urban, atau tengah kota. Padahal jika meloihat pada potensi yang dimiliki, pemberdayaan masyarakat kampung kota mempunyai nilai tawar yang menarik untuk pengembangan keilmuan, mendukung jejaring kemitraan, dan langsung berdaya guna bagi pengembangan potensi kreatif kampung kota. Upaya ini tentu mendukung tercapainya gagasan pemerintah kota terkait pengembangan kampung-kampung dengan potensi wisata yang dimiliki untuk menjadi Kampung Wisata.

Kota Surakarta mempunyai potensi destinasi wisata dan kawasan strategis pariwisata

(4)

yang luar biasa banyak. Hasil pemetaan yang dilakukan Badan Promosi Pariwisata Kota Surakarta ada beberapa destinasi wisata di Kota Surakarta yang mempunyai potensi wisata jika dikombinasikan (bundling) dengan even wisata di Kota Surakarta. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPKA) Kota Surakarta tahun 2016-2026, pembangunan dan pengembangan destinasi pariwisata daerah terdiri 14 (empat belas) destinasi yaitu; 1. Destinasi Pariwisata Keraton Surakarta Hadiningrat dan sekitarnya; 2. Destinasi Pariwisata Pura Mangkunegaran dan sekitarnya; 3. Destinasi Pariwisata Benteng Vastenburg dan sekitarnya; 4. Destinasi Pariwisata Museum Radya Pustaka dan sekitarnya; 5. Destinasi Pariwisata Wayang Orang Sriwedari dan sekitarnya; 6. Destinasi Pariwisata Taman Sriwedari dan sekitarnya; 7. Destinasi Pariwisata Taman Balekambang dan sekitarnya; 8. Destinasi Pariwisata Taman Satwa Taru Jurug dan sekitarnya; 9. Destinasi Pariwisata Pasar Klewer dan sekitarnya; 10. Destinasi Pariwisata Pasar Gede dan sekitarnya; 11. Destinasi Pariwisata Pasar Antik Triwindu dan sekitarnya; 12. Destinasi Pariwisata Kampung Batik Laweyan dan sekitarnya;13. Destinasi Pariwisata Kampung Batik Kauman dan sekitarnya; 14. Destinasi Pariwisata Kampung Situs Budaya Baluwarti dan sekitarnya. Maka, jika melirik pada gagasan dan visi orientasi Pemerintah Kota Surakarta, maka Kawasan Kelurahan Timuran, tepatnya kampung Nataningratan merupakan bagian penting dari pembangunan Kawasan wisata kota.

Surakarta 2016-2026, pembangunan kepariwisataan Kota Surakarta memiliki 4 (empat) tujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata;

2. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Daerah dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab; 3. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu

menggerakkan perekonomian daerah

4. Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisata-an dKepariwisata-an tata kelola pariwisata yKepariwisata-ang mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran dan industri pariwisata secara professional.

Melihat visi misi di atas, dan melihat pada praktiknya di lapangan, sejauh ini memang belum ada inisiasi institusi yang melakukan program pemberdayaan masyarakat kampung kota, Khususnya di Kelurahan Timuran sebagai upaya mendukung gagasan pemerintah kota dalam pengembangan potensi kawasan wisata kota. Berpijak pada permaslahan ini, maka penulis bermaksud untuk melakukan sebuah program pemberdayaan masyarakat secara individu, dengan kegiatan workshop mural bersama warga kampung. Tujuannya adalah selain menghias kampung, juga mendukung gagasan pemerintah dalam pengembangan potensi warga dan kawasan kampung kota yang berdekatan dengan destinasi wisata Kota Surakarta. Lebih jauh, melalui program pemberdayaan ini, diharapkan penulis mampu menemukan metode-metode lanjutan dalam pemberdayaan kreativitas masyarakat kampung kota, yang menekankan pada pemberdayaan ekonomi, kesadaran sosial, dan pengembangan potensi kampung sebagai bagian dari pembentukan identitas kawasan.

Melihat gagasan dan tujuan serta manfaat dari program pemberdayaan ini, penulis juga

terdorong pada suatu pemikiran akan pengembangan kreativitas masyarakat Kelurahan Timuran, khususnya Kampung Nataningratan, melalui kegiatan kesenian yang lebih menekankan pada pengembangan ekonomi dan identitas kawasan, yang melirik pada potensi kawasan kampung itu sendiri. Mengingat wilayah seni menyediakan lingkungan dan praktik kepada para pembelajar (masyarakat) untuk terlibat secara aktif dalam pengalaman, proses, dan pengembangan kreatif (Rohidi, 2016: 147).

(5)

Permasalahan Mitra

Berada di kawasan pusat Kota Surakarta, kampung Nataningratan adalah kampung yang dominan dengan pusat industri, bisnis, dan perdagangan serta destinasi wisata.Sebagai Kawasan urban, tentu penduduk kebanyakan adalah pekerja dengan pendapatan yang beragam, banyak warga juga yang berada dalam kondisi taraf tidak mampu, yang hanya mengandal;kan pendapata sebagai buruh, pekerja lepas, tukang parkir dan pedagang. Meski berada di wilayah kawasan kota dan dekat dengan fasilitas umum seperti Jalan Slamet Riyadi, Pura Mangkunegaran dan Pasar Antik Nitihardjo (Pasar Triwindu), Pasar Legi, dan sebagainya, tingkat ekonomi warga kampung Nataningratan boleh dibilang jauh dari layak. Kebanyakan warga berprofesi sebagai buruh pasar, tukang parke]ir, dan karyawan.

Sementara sangat sedikit yang menjadi pegawai negeri. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam pengentasan kemiskinan warga Nataningratan melalui serangkaian program pemberdayaan ekonomi masyarakat kampung Kota melalui pembentukan UMKM, khususnya kampung Nataningratan dibawah adminisitratif Kelurahan Timuran dirasakan belum merata dan optimal. Sementara itu, inisisasi-inisiasi warga dalam peningkatan taraf ekonomi sendirilah yang justru mampu menjadi satu model pemberdayaan ekonomi yang lebih baik dan jauh lebih teruji. Sebagai bagian dari dari kampanye Kampung Wisata, gagasan menjadikan kampung Nataningratan, Timuran sebagai kampung wisata telah lama diinisiasikan oleh warga, namun sejauh ini upaya mereka hanya sebatas kampanye dan

pembentukan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata). Belum ada upaya signifikan yang dilakukan oleh warga untuk branding kampung mereka sebagai kampung wisata dengan mengoptimalkan potensi kawasan yang mereka miliki sendiri.

Maka secara umum, permasalahan yang dihadapi kampung Nataningratan diantaranya sebagai berikut.

1. Perlunya sebuah program pemberdayaan warga kampung yang menitikberatkan pada potensi warga dan lingkungan, bukan semata dengan program kampanye sadar wisata semata. Namun juga kegiatan penciptaan penanda identitas kampung yang khas (mural sign art, merchandise, dan branding potensi kesenian yang dimiliki warga).

2. Perlunya program pemberdayaan kampung yang mampu mendorong taraf ekonomi warga kampung secara signifikan dengan melihat po tensi UMKM, potensi pemuda dan sebagainya yang dimiliki oleh warga.

3. Perlunya adanya produk-produk kreatif khas warga kampung Nataningratan yang khas, sehingga mampu menjadi penanda identitas kampung, sekaligus sebagai inisiasi dan mendorong elemen menuju kampung wisata sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah Kota Surakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Kerja Penelitian Pengabdian Masyarakat Kampung KotaTimuran

1. Pemahaman dan pengetahuan karakteristik komunitas. Hal ini dilakukan dengan melakukan pemetaan kondisi individu masyarakat kampung Nataningratan, Timuran, mengetahui ragam latar belakang pengetahuan, pekerjaan, tingkat ekonomi dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar kami mudah untuk melakukan pekerjaan.

2. Identifikasi pengetahuan. Hal ini terkait komposisi dari peneliti peserta Penelitian Pengabdian Masyarakat yang mewakili dua Fakultas di ISI Surakarta, dengan beragam kemampuan bidang ilmu. Identifikasi ini kami lakukan agar mendapat informasi tekstual terkait distribusi individu. Selain pemetaan potensi pada sisi pelaksana, kami juga melakukan pemetaan potensi individu yang dimiliki oleh kampung Nataningratan, Timuran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah transfer pengetahuan, distribusi

(6)

pekerjaan, dan pengembanagn SDM ke depannya.

3. Mengidentifikasi potensi kepemimpinan ‘local leader’. Hal ini berkaitan dengan bagaimana membangun komunikasi, membentuk pola pengorganisiran, serta kordinasi dari individu satu dengan individu lainnya.

4. Menumbuhkan kesadaran bahwa kita (tim peneliti dan masyarakat) emmpunyai masalah yang harus dipecahkan secara bersama. Untuk menumbuhkannya maka diperlukan model-model komunikasi yang lebih persuasif, menggali setiap permasalahan yang dimiliki oleh masyarakat dengan turun ke bawah, live in bersama dengan warga.

5. Secara persuasive mengajak warga untuk membangun diskusi secara rutin dalam menggali persoalan dan polemik dan mengurainya bersama-sama, dalam suasana kebersamaan. Dilakukan untuk menentukan skala prioritas dan model program kerja yang krusial untuk dilakukan.

6. Membangun kepercayaan diri warga sekaligus tim Penelitian Pengabdian Masyarakat mahasisa. 7. Menciptakan sistem dan program kerja yang berkesinambungan, namun tidak menciptakan ketergantungan. Hal ini kami jadikan pegangan karena bagaimanapun, prioritas program pemberdayaan terlet ak pada dimensi suistanabilitasnya.

8. Membangun Kemandirian. Kemandirian, selalu menjadi masalah besar yang dihadapi bagi program- program pemberdayaan yang diinisiasikan oleh institusi seperti Penelitian Pengabdian Masyarakat. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan yang pendek, ruang lingkup yang terbatas. Sehingga seringkali tidak ada tindak lanjut yang dilakukan selepas program Penelitian Pengabdian Masyarakat selesai. Untuk itu pemilihan program harus menyasar langsung pada pokok permaslaahan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan program kerja PPM di sesuaikan dengan keadaan baik lingkungan dan

sosial masyarakat. Maka dari itu program kerja PPM mengalami beberapa perubahan yang tentunya di sesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksaan kegiatan ini berisikan realisasi kegiatan dari progtam kerja sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, adapun pelaksanaan program kerja di lapangan adalah sebagai berikut :

Pendokumentasi Kawasan (Lokasi Penelitian)

Pendokumentasian dilakukan dalam rangka untuk menentukan sebagai dasar pembuatan perancangan objek visual yanga akan dibuat untuk disesuaikan tema yang akan diangkat. Mulai dari ukuran dinding, view/sudut pandang dari dinding yang kan menjadi media mural. Dari hasil survey dan kesepakatan dengan beberapa warga maka telah diperoleh beberapa dinding yang akan dijadikan media mural.

Gambar 3. Lokasi tembok dinding rumah warga Kampung Timuran yang akan digunakan untuk

lokasi pembuatan mural. (Dokumentasi Penulis, 2020)

Perancangan Mural

Proses perancangan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan dengan tujuan agar

(7)

perancangan yang dibuat nantinya akan didiskusikan dengan warga, yang berupa beberapa alternatif desain yang ditawarkan. Untuk proses ini warga dilibatkan secara langsung untuk bisa memberikan kontribusi tentang ide dan tema yang akan diangkat, tentunya ikon-ikon tertentu akan menjadi hal yang penting sebagai penciri kawasan kampung dengan konsep kampun wisata.

Gambar 4. Desain mural yang telah dipilih oleh warga, dibuat oleh penulis dengan beberapa

rancangan alternatif. (Dokumentasi Penulis, 2020)

Proses Pembuatan Mural

Dalam proses pembuatan mural branding kampung Nataningratan warga telah terlibat secara langsung, memang tidak semua warga terlibat secara langsung namun ibu-ibu telah memberikan dukungan penuh dalam bentuk konsumsi, kemudian bagi warga yang tidak terlibat pada pelukisan tembok membantu melakukan bersih-bersih disekitar lokasi pembuatan mural. Hal ini menunjukan bahwa warga memiliki keinginan yang kuat dalam menampilkan kampungnya agar menjadi kampung yang bisa diberdayakan untuk kebermanfaatan masyarakat, khususnya warga kampung Nataningratan. Mengingat banyaknya warga yang telah bekerja pada siang hari untuk proses pengerjaan banyak dilakukan pada malam hari.

Gambar 5. Proses pembuatan mural bersama dengan warga Kelurahan Timuran

(Dokumentasi Penulis, 2020)

Hasil Karya Mural

Selama beberapa minggu telah dilewati akhirnya branding mural di kampung Nataningratan bisa selesai dari waktu yang telah ditentukan. Untuk hasilnya ada tiga titik yang telah berhasil dibuat mural, dan sebenarnya jika waktunya dan anggarannya lebih dari sekarang yang digunakan kegiatan ini akan menghasilkan karya yang lebih berkualitas dan tentunya kuantitas yang dicapai akan lebih banyak lagi. Namun demikian meskipun dengan segala keterbatasan kegiatan ini tealh terlaksana dengan baik dan mendapatkan apresiasi yang cukup bagus dari warga kampung Nataningratan

Gambar 6. Hasil karya workshop mural bertema wayang beber yang dibuat bersama warga

Kelurahan Timuran (Dokumentasi Penulis, 2020)

(8)

Pembuatan Souvenir Dari Hasil Mural

Untuk menunjukkan karakter yang khas dari sebuah kampung kreatif, diperlukan pembuatan so uvenir atau cinderamata yang mampu merepresentasikan identitas kreatif kampung Timuran Identifikasi terkait karakter kampung dilakukan dengan melihat potensi yang dimiliki oleh kampung dan warga masyarakat, berdasarkan pada peninggalan sejarah, cerita sejarah lisan oleh para sesepuh kampung, dan beberapa potensi menarik warga. Terkhusus uuntuk cinderamata kampung Timuran PPM ISI Surakarta kali ini menciptakan sebuah souvenir dengan model karakter lesung yang menjadi identitas kultural masyarakat Timuran. Workshop pembuatan souvenir atau cinderamata yang dibuat dengan menggunakan bahan fiberglass. Pilihan penggunaan material fiberglass ini dikarenakan tehnik cetak ini mampu mereproduksi hasil souvenir dalam jumlah massal.

Gambar 7. Souvenir mural (yang diusulkan oleh warga) dan dikerjakan bersama dengan warga

Kelurahan Timuran (Dokumentasi Penulis, 2020)

Ketika memilih kampung kota sebagai wilayah gerak Penelitian Pengabdian Masyarakat, kami merumuskan beragam aspek penting yang musti kita pegang sebelum terjun ke masyarakat. Beberapa asek penting yang yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan Proyek Seni Mural Kampung Kreatif ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Program-program Penelitian Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh disusun bersama-sama dengan masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan publik.

2. Segenap program dan proyek seni yang akan dilakukan dalam Penelitian Pengabdian Masyarakat harus mampu menjawab kebutuhan dan dasar masyarakat kampung secara khusus, dan masyarakat secara umum, tak lupa, kebutuhan institusi kampus.

3. Program yang disusun harus mampu mendukung segenap keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat penerima manfaat, atau dengan kata lain, ada keberpihakan kepada amsyarakat yang lemah.

4. Program- program yang disusun harus sepenuhnya memanfaatkan potensi- potensi sumberdaya lokal yang dimiliki.

5. Setiap dari peneliti yang terlibat, mesti menekankan sensitifitas pada kultur dan nilai-nilai lokal yang ada dan bertumbuh di masyarakat.

6. Setiap program yang disusun, mesti memperhatikan dampak lingkungan sekitar. 7. Tetap menjaga independensi dan menumbuhkan

kemandirian, dan tidak menciptakan ketergantungan masyarakat akan Program PPM. 8. Membuka jejaring dan pelibatan komunitas/ organisasi lain dalam pelaksanaaan kegiatan Penelitian Pengabdian Masyarakat

9. Suistanabilitas akan semangat dan visi komunitas masyarakat akan kampung sebagai ruang hidup yang mereka tinggal dan hidupi .

(9)

Selaras dengan visi dan misi pemberdayaan komunitas yang telah dipilih maka Praktik Penelitian Pengabdian Masyarakat yang dilakukan ini memilih jalan ‘bottom up intervention’, dimana fokusnya adalah pengembangan potensi individu bawah, dan mampu melahirkan ide-ide dan usaha yang produktif berbasis pada kreativitas. Tujuannya tentu kesadaran publik dan pembangunan demokrasi yang berkelanjutan pada tingkat bawah. Permasalahan yang pertama dihadapi tentu diantaranya adalah –

pola pikir lokalitas yang statis, tradisional, susah untuk berkembang,lamban dalam inovasi dan menciptakan ketergantungan, baik secara sadar maupun tidak. Pertanyaan besar yang

kemudian kami ajukansebagai catatan reflektif adalah : apakah semuanya siap untuk berubah? Maka pada titik ini, Penelitian Pengabdian Masyarakat kami maknai sebagai ladang aktualisasi pendidikan, dimana peneliti belajar melalui proses lansung, dengan terus menerus membangun keterbukaan pola pikir sedia melakukan oto-kritik dan evaluasi. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa demokrasi bagaimanapun lahir untuk mmembangun kesadraab akan potensi, hak, dan kewajiban serta tanggung jawab dari siapapun yang menginginkannya.

KESIMPULAN

Workshop yang dilakukan melalui PKM Individu ini menjadi media bagi warga untuk menghias kampungnya. Menjadikan kampung Natanigratan mempunyai ciri khas tersendiri, membuat mural yang diinisiasikan oleh warga, sekaligus dikerjakan oleh warga sendiri. Maka secara umum, manfaat program ini bagi kampung diantaranya adalah sebagai berikut ;

1. Program pemberdayaan warga kampung ini berhasil mengangkat potensi warga dan lingkungan, bukan semata dengan program kampanye sadar wisata semata. Program mural ini akan diinisiasikan oleh warga secara berkelanjutan sebagai penanda identitas

kampung yang khas (mural sign art, merchandise, dan branding potensi kesenian yang dimiliki warga)

2. Menjadi program pemberdayaan kampung yang mampu mendorong potensi pemuda dan warga yang dimiliki oleh warga.

3. Diharapkan lahir produk-produk kreatif khas warga kampung Nataningratan yang khas, sehingga mampu menjadi penanda identitas kampung, sekaligus sebagai inisiasi dan mendorong elemen menuju kampung wisata sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Ari Deni. 2016. Prospek Kampung Seni Nitiprayan Menjadi Kampung Kreatif. Skripsi S1. Yo gyakart a: Universitas Gadjah Mada.

Gall, Meredith D., Joy P., Borg, Walter R. 2003. Educational Research: An Introduction (7th Edition). Boston: Pearson Education.

Priyatmono, Alpha Fabela. 2013. Dari Wisata Kreatif Menuju Solo Kota Kreatif. Sinektika Vol.13 No.2, hlm. 69. Rizqino,

Quintanova. 2015. Estetika Tata Susun Kostum Solo Batik Carnival (Studi Kasus:

Sbc Ke-5 Tahun 2012 Tema Metamorfosis). Tesis S2.

Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2016. Pendidikan Seni: Isu dan Paradigma. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Sugiharto, Bambang. 2013. Untuk Apa Seni?. Bandung. Pustaka Matahari

Wahida, Adam (2010). Bertolak dari Tradisi Menuju Eksistensi. Artikel dalam Pro siding Seminar Nasio nal Art Educare#2 PSR FKIP UNS

(10)

Wicandra, Obed Bima. 2015. “Berkomunikasi Secara Visual Melalui Mural di Jogjakarta” dalam Jurnal Nirmana Vol.7 No.2. Juli 2015. ISSN 0215- 0905. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Sumber Online:

http://indoprogress.com/2016/02/dorongan-ke-arah-estetika-partisipatoris/

(Diakses 7 Februari 2018) https://joglosemar.co/

2016/08/rumah-baca-sangkrah-rbs-berdayakan-masyarakat- kenakalan-remaja-turun.html (Diakses 7 Februari 2017)

Gambar

Gambar 1. Kantor Kelurahan Timuran Pasca Renovasi Tahun 2014
Gambar 3. Lokasi tembok  dinding rumah warga Kampung Timuran  yang akan digunakan untuk
Gambar 4. Desain mural yang telah dipilih oleh warga, dibuat oleh penulis dengan beberapa
Gambar 7. Souvenir mural (yang diusulkan oleh warga) dan dikerjakan bersama dengan warga

Referensi

Dokumen terkait

Kini, melalui pengadaan sumur dalam yang dibangun masyarakat melalui Program Pamsimas, masyarakat sudah bisa mendapatkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari yang layak dan aman

Jika sinyal yang diterima membentuk kombinasi yang sudah ditentukan maka NodeMCU akan mengirim hasil ke IFTTT untuk memberi notifikasi ke pengguna lewat

Datang / Pergi Tempat Parkir Publik Outdoor Membantu Pengawasan kinerja SMK Pertanian Kantor Wakil Kepala Sekolah Privat Indoor Membantu mengontrol kegiatan di SMK

Keputusan terpenting bagi Indonesia, yang terkait MoI terutama mengenai kejelasan pendanaan, adalah dalam hal mobilisasinya untuk mendukung negara berkembang dan pada saat

Namun sebagai golongan A3 terdapat beberapa bagian yang belum ideal yaitu tidak adanya perlindungan kontak tangan pekerja dengan bahan pangan, penanganan bahan pangan masih

Kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru melalui pembahasan masalah tadi dikenal VHEDJDL 3UREOHP ILUVW OHDUQLQJ· 6287+(51 ,OOLQRLV 8QLYHUVLW\ School of

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Hukum utama dan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, struktur antrian yang diterapkan pada pelayanan pembelian tiket di Bioskop 21 Mall Panakkukkang adalah Singel Channel Single