• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, dan meniru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, dan meniru."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

8

DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoritis

1. Belajar

Menurut Sadirman ( 2009 ) belajar adalah suatu proses yang terjadi pada semua orang untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan. Sedangkan menurut Hamdani ( 2011 ) belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkai kegiatan misalnya membaca , mengamati, mendengar, dan meniru.

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkahlaku didalam dirinya.perubahan tingkahlaku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan ( kognitif ) , keterampilan ( psikomotor ) dan nilai sikap ( afektif ).

Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa. Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori belajar.

Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

(2)

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.Nana(2009) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik

2. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo ( 2010 ) pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki. Pengetahuan biasanya baru didapatkan setelah seseorang mengerti atau pun mengetahui sesuatu hal. Tanpa mengerti, maka tidak ada kata pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, 2007).

Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda - beda. Tingkat pengetahuan dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan,Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain, Analisa adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui dan

(3)

Evaluasiberkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Dari Pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi.

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : a) Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.b) Media masa / sumber informasiSebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.c) Sosial budaya dan ekonomi adalah Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.d) Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. E) Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu dan f ) Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang diharuskan.

(4)

3. Kerajinan tangan teknik pacthwork a. Pengertian Pactwork

Menurut Awit ( 2010 ) kerajinan tangan / karya tangan merupakan hasil karya buah tangan ( hasil keterampilan tangan ) dari pembuatan suatu produk baru dengan menggunakan barang bekas. Banyak kerajinan tangan dari barang bekas yang bias dibuat mulai dari kerajinan tangan dari kertas origami , kerajinan tangan dari kain flanel, kerajinan tangan dari kertas koran, kerajinan tangan dari kain perca , kerajinan tangan dari sedotan, kerajinan tangan dari botol bekas, kerajinan tangan dari kardus, dan kerajinan tangan lainnya. Dari kerajinan tangan ini akan menghasilkan suatu produk baru yang cantik lucu dan unik serta mempunyai nilai harga jual.

Teknik pactwork sebagai salah satu teknik menjahit perca yang didalam pembuatannya dapat menggunakan potongan potongan kain sisa sehingga dapat meminimalkan biaya produksi karena menggunakan bahan yang tidak terpakai lagi. Untuk menghasilkan pactwork yang indah dan menarik diperlukan ketelitian dan ketekunan karena dalam pembuatan pactwork pemilihan dan penempatan motif serta kesesuaian warna, pola, dan bentuk sangat diperhatian agar menghasilkan produk produk yang inovatif , benilai seni dan bernilai jual yang tinggi.

Kain perca adalah kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai itu yang dimanfaatkan untuk dibentuk menjadi benda yang dapat dijual ( arifiin, 2012 ) . Kerajinan kain perca merupakan salah satu kerajinan yang menjadi bagian dari dunia jahit-menjahit ( sutan, 2009 ) . Kerajinan ini dibuat dengan menggunakan

(5)

bahan yang tergolong limbah, yaitu bermacam-macam kain perca. Kain ini digunakan untuk membuat sebuah karya kerajinan yang indah dan bahkan memiliki nilai seni tinggi. Caranya adalah dengan memotong-motong beragam kain sisa menjadi berbagai bentuk, kemudian menggabungkan potongan-potongan tersebut dengan menjahitnya kembali. Tentunya perpaduan warna dan pola kain juga harus diperhatikan agar bisa tercipta sebuah kerajinan perca yang indah.

Kerajinan kain perca saat ini sudah menjadi salah satu kerajinan yang paling dikagumi dan diminati oleh banyak orang Indonesia, bahkan juga di seluruh dunia.

Awalnya kerajinan ini merupakan salah satu kerajinan tradisional. Namun, sekarang kerajinan ini malah menjadi salah satu tren baru di dunia kerajinan. Kerajinan kain ini bisa dibuat dengan dijahit menggunakan mesin jahit ataupun tangan. Perca sepintas kelihatan sebagai barang yang tidak ada harganya, padahal perca dapat dimanfaatkan menjadi karya karya yang indah untuk menghias dan mempercantik setiap sudut rumah. Dengan kesabaran, ketelitian dan kreativitas siswa, perca dapat di buat menjadi bermacam macam produk baru seperti Bed cover, selimut, tirai, tas, boneka, lenan rumah tangga, aksessoris, souvenir cantik dan tempat tisu. Kualitas produk kain perca dapat di lihat dari proses pembuatannya (hand made).

Patchwork merupakan kerajinan tangan berbahan dasar kain perca yang disusun dan ditata secara teratur, serta terkombinasi dengan baik, sehingga menghasilkan karya yang mempunyai cakupan nilai artistik dan seni tersendiri ( Yura, 2011 ).

(6)

Awit ( 2010 ) Mengemukakan bahwa Patchwork adalah suatu pekerjaan menambal atau menggabungkan sisa potongan kain dengan cara menjahit. Sedangkan menurut Yunita ( 2011 ), Patchwork adalah proses menjahit potongan kain menjadi satu kesatuan, atau biasa disebut lapisan atas.

Menurut Lusian ( 2011 ) Patchwork adalah seni menyambung, menjahit dan mengkombinasikan kain perca untuk membuat berbagai macam produk. Patchwork awalnya hanya menggabungkan segi empat satu dengan yang lainnya, kemudian berkembang menjadi penggabungan bentuk segi empat, segitiga, dan lingkaran.

Untuk membuat hiasan pada tempat tisu dengan teknik patchwork perlu diberi tambahan tusuk hias. banyak sekali macam-macam tusuk hias namun dalam pembuatan sarung kotak tisu dengan teknik patchwork, tusuk hias yang digunakan adalah tusuk tikam jejak, ini berfungsi selain untuk menindas tiap sambungan patchwork juga berfungsi untuk memperindah penampilan sarung kota tisu dengan teknik patchwork.

Penggabungan motif dan corak, baik dalah hal bentuk corak atau warna bahan akan menghasilkan produk kreativitas karya baru yang mempunyai bentuk dengan corak yang unik, indah dan bernilai seni tinggi. Desain motif yang dapat digunakan pada teknik patchwork yaitu Squares, merupakan bentuk kotak-kotak yang satu dengan yang lainnya saling menyambung.

(7)

Gambar1 :Desain Tehnik patchwork Squares Sumber :Buku Kerajinan Tangan ( yossi, 2009 )

b. Alat dan bahan membuat patchwork

1. Alat membuat patchwork

Alat adalah salah satu fasilitas yang mendukung keberhasilan suatu produk dalam suatu industri atau penyedia jasa. Alat tersebut banyak macamnya, tiap alat mempunyai ciri berbeda baik dari bentuk, fungsi, maupun cara pengoperasiaanya atau penggunaanya. Alat-alat yang dimaksud adalah alat untuk membuat pola, menjahit, dan alat untuk menyelesaikannya. Alat yang digunakan dalam membuatkerajinantangandenganteknik patchwork adalahsebagaiberikut :

1.) kertas millimeter blok atau kertas bergaris yang berfungsi untuk meningkatkan ketepatan ukuran dalam pembuatan pola,

Gambar2 :kertas millimeter blok

(8)

2) Pensil dan kapur jahit yang berfungsi untuk membuat poladan memberikan tanda pola pada kain atau pola yang akan digunting.

Gambar3 :Pensil dan kapur jahit

Sumber :Buku Kerajinan Tangan ( yossi, 2009 ) 3) Penggarisdan centimeter digunakan sebagai alat ukur.

Gambar 4: Penggaris atau centimeter Sumber :BukuKerajinanTangan ( yossi, 2009 )

4) lem berfungsi untuk menempelkan pola yang sudah di buat di atas kertas ke karton.

Gambar5 :lem

(9)

5) Gunting kain dan gunting kertas digunakan untuk menggunting kain dan kertas

Gambar6 :Gunting kain dan gunting kertas Sumber :Buku KerajinanTangan ( yossi, 2009 )

6) Setrika di gunakan untuk memperhalus permukaan kain dan merapikan jahitan sehingga pekerjaan yang akan dilakukan lebih mudah.

Gambar7 :setrikaan

Sumber :Buku Kerajinan Tangan ( yossi, 2009 ) 2. bahan membuat patchwork

Bahan adalah salah satu fasilitas yang mendukung keberhasilan suatu produk dalam suatu industri atau penyedia jasa. Untuk membuat kerajinan tangan dengan teknik patchwork bahan yang digunakan adalah kain perca yang berbahan katun.

Kain katun adalah salah satu kain yang tersusun dari benang atau serat kapas. Kain katun sering digunakan sebagai bahan praktik di sekolah karena mempunyai corak atau motif dan warna yang beragam, mulai dari motif

(10)

bunga-bunga kecil, garis-garis, kotak-kotak kecil, kombinasi satu atau dua corak, dan katu polos berbagai warna.

Katun dapat menyerap keringat, mudah di jahit dan mudah dalam perawatan. Kain katun sering digunakan dalam kegiatan praktik di sekolah untuk membuat kemeja, blus, dan kerajinan tangan yang memanfaatkan kain katun.

Gambar9 :Kain katun

Sumber :Buku Kreatifitas Kain Perca (Ahmad, 2012 ).

Kain vislin juga diperlukan dalam membuat patchwork . kain vislin berfungsi untuk pelapis kain

Gambar10 :Kain vislin

(11)

Dakron atau busa digunakan sebagai pelapis dalam tehnik patchwork.

Gambar11 :Dakron

Sumber :Buku Kreatifitas Kain Perca (Ahmad, 2012) C. Teori Warna

Ungkapan suasana hati dapat terpancar melalui warna yang sangat mempengaruhi keseluruan penampilan, sehingga pemilihan warna yang serasi, dan sesuai dengan waktu atau kesempatan merupakan hal yang sangat penting.

Menurut Ernawati( 2008 ) Warna merupakan salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari dunia desain grafis. warna memberikan peranan yang sangat penting, karena setiap warna memiliki karakter dan memberi dampak.Demikian juga Adi (2011 ), warna merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu untuk menstimulasi perasaaan, penglihatan dan minat seseorang.

Menurut Rodiaman ( 2010 ), didalam pemilihan warna, skema warna sangatlah penting digunakan agar memperoleh susunan warna yang selaras dan menarik. selain itu sebagai pedoman untuk memudahkan mencari warna kombinasi dengan kesan seperti yang direncanakan.

Menurut Ernawati ( 2008 ), Warna dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1) warna primer yang merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, kuning, dan biru.2 )warna sekunder yaitu warna-warna yang dihasilakan

(12)

karena hasil pencampuran warna primer. sebagai contoh warna “ungu” di dapat dari hasil pencampuran warna „merah dan biru‟.3 ) warna tersiermerupakan warna yang didapat dari pencampuran antara warna primer dan warna sekunder.

Keindahan kerajinan tangan menggunakan teknik patchwork terletak pada warna bahan dasar kain polos yang dikombinasikan dengan warna bahan kain yang bermotif. untuk membuat kerajinan tangan tempat tisu menggunakan teknik patchwork warna yang digunakan adalah kombinasi warna yang kontras yaituwarnakain yang polos dan warna kain yang memiliki corak.

Untuk mendapatkan keserasian dan keselarasan dalam mengkombinasikan warna dapat dilakukan dengan memadukan warna kain polos dan bermotif secara teratur sehinggapaduan warna selaras dan menarik.Warna yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan tempat tisu menggunakan teknik patchwork adalah warna kain perca katun bermotif vintage rose, yang dikombinasikan dengan warna kain perca polos yang bernuansa warna yang senada agar terlihat menarik saat dikombinasikan.

Gambar12 Warna: Kain perca katun bermotif dan kain katun polos Sumber :http://linaawal.blogspot.co.id (Ernawati 2008)

(13)

D. Teknik Dasar Pembuatan kerajinan tangan patchwork.

Teknik dasar pembuatan seni percadenganteknikpatchwork pada dasarnya terdiri dari tiga lapisanyaitusebagaiberikut :

1) Lapisan pertama merupakan hasil penggabungan dari beberapakain kain perca.Penggabungan perca dapat dilakukan untukbentuk segi empat dengan berbagaicokak dan warna yang berbeda-beda hingga menjadi satu kesatuan bentuk yang unik dan indah sesuai dengan model yang di inginkan.

2) Lapisan keduaberupa lembaran bahan sintetik yang seringdisebutdakron yang berukuran sama dengan lapisan pertama dan di gabungkan dalam satu baris

3) Lapisan ketiga adalah lapisan penutup atau lapisan dasar yang berupa kain polos dengan warna dan ukuran yang sesuai dengan warna dominan pada lapisan pertama. Penyelesaiannya dapat di jahit dengan menyatukan lapisan pertama dan kedua.

Gambar13 :Teknik dasar pembuatan patchwork Sumber Jahit.blogspot.com

(14)

E. Langkah Kerja Membuat Kerajinan Tangan Tempat Tisu dengan teknik patchwork

Adapun langkah kerja dalam membuat kerajinan tangan tempat tisu dengan teknik patchwork yaitu sebagai berikut :

1. Langkah persiapan

a. hendaklah terlebih dahulu mempersiapkan desain dan ukuran . ukuran yang digunakan Panjang 21 cm x lebar 7 cm dengan tinggi 5 dengan desain

b. menyiapkanalatdanbahanuntukmembuattempattisudenganteknik

patchworksepertikertasmilimeter , pensil, kapurjahit, centimeter, lem,gunting, seterikaan, bis ban ,kainpercakatun motif vintage rose , kainbermotifpolos , kainvislin, dandakron.

A. Langkah Pelaksanaan

1. Membuat dan Menggunting pola

Membuat pola sesuai dengan desain dengan ukuran yang tepat kemudian pola digunting

Gambar14 :Pola Patchwork

(15)

2. Menggunting kain dan Meletakkan pola di atas bahan

Guntinglah kain bermotif dengan bentuk segi empat sesuai warna dan pola yang sudah dibuat ,dengan ukuran 5 cm dan kain polos dengan ukuran 15 cm sebanyak yang diinginkan kemudian Pola yang sudah digunting diletakkan di atas bahan sesuai desain untuk warna dan motifnya kemudian semat dengan jarum penthul dan ditambah kelebihan jahitan 1 cm.

Gambar 15: Gunting Kain

Sumber : Buku 101 Perca ( Edhini , 2015 )

Gambar 16 : Guntingan kain ditambah kelebihan jahitan 1 cm Sumber : Buku 101 Perca ( Edhini , 2015 )

(16)

3. Menggabungkan bahan

Bahan kain perca yang sudah digunting kemudian disusun memanjang terlebih dahulu sebelum dijahit dengan komposisi kain perca bunga di tengah antar kain perca yang polos

Gambar17 :susunan kain

Sumber : Buku 101 perca ( Edhini , 2015 )

4. Satukan satu persatu kain perca motif bunga dan kain perca motif polos . jahit salah satu sisinya dengan posisi tebalik ( kain yang bagian baik berhadapan ) dan Jahit 1 cm dari tepi kain.buka lipatan lalu jahit kembali untuk sisi satunya hingga terbentuk lembaran kain

Gambar 18: Menjahit kain perbaris Sumber : Buku 101 perca ( Edhini , 2015 )

(17)

5. Setrika bagian belakang / kain bagian buruk. dan lakukan menyetrika setiap baris ke arah kiri dan baris berikutnya ke kanan. lakukan ke semua baris

Gambar 19: Setrikaan bagian belakang dan hasil setelah di setrika Sumber : Buku 101 perca ( Edhini , 2015 )

6. Melapisi dengan dakron pelapis

potong dakron tipis sesuai dengan ukuran sambungan kain . lalu di jelujur ke kain agar terlihat lebih rapi .kemudian jahit tindas 1 cm kembali perca dengan dakron pada setiap sambungan

Gambar 20: Melapisi dengan dakron pelapis Sumber : Buku 101 perca ( Edhini , 2015 )

(18)

7. Melapisi dengan vuring

Setelah dilapisi dakron pelapis selanjutnya dilapisi dengan vuring agar dakron pelapis tidak terlihat dan rapi

B. Langkah penyelesaian 1. Merompok tepi kain

Tutup semua sisi sambungan dengan kain perca yang memanjang ( horizontal ) dengan bisban satin warna dengan ukuran 1 cm . Lakukan hal sama

untuk salah satu sisi samping kain. Lipat menjadi dua bagian memanjang masing masing sisinya . satukan salah satu sisi samping kain yang belum diberi bisban lalu rapikan.

2. Menindas potongan patchwork dengan tusuk tikam jejak dengan ukuran 1 cm 3. Hasi akhir kerajinan tangan tempat tisu dengan teknik patchwork

kerajinan tangan tempat tisu dengan teknik patchwork dapat diberi hiasan misalnya kancing bungkus yang dijahit pada bagian atasnya dengan jarak 14 cm agar terlihat menarik dan rapi

(19)

Gambar 21: Hasil akhir

Sumber :Buku 101 perca ( Edhini , 2015 ) F. produk hasil karya kerajinan tangan dengan teknik patchwork

Gambar 22: Hasil karya produk patchwork Sumber :Teknik kain perca ( sabilah, 2011 ) B. Penelitian Yang Relevan

Berikut beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan Analisis Kesulitan Dan Hasil Dengan Teknik Patchwork yaitu 1) Dunarti( 2010 ), dalam penelitian “Analisis Tingkat Pengetahuan Dengan Teknik PatchworkMenggunakan Media Jobsheet Di SMK Negeri1 Denpasar “. Hasil penelitian tersebut 93,7 % dalam bentuk persentase. berdasarkan penelitian tersebut, Analisis Tingkat Pengetahuan Dengan Teknik Patchwork

(20)

Menggunakan Media Jobsheet digunakan sebagai metode pembelajaran untuk membangkitkan motivasi, kemandirian , prestasi peserta didik. 2) Ranju ( 2009 ), dalam penelitian “Analisis Tingkat Pengetahuan Dengan Teknik Patchwork pada tas kain perca “. Hasil penelitian tersebut 95 % dinyatakan menghasilkan skor penilaian ideal sehingga layak digunakan .

C. Kerangka Berpikir

Hasil adalah perolehan, pendapatan, atausesuatu yang dihasilkan dari bakat atau usaha seseorang. Kerajinan tangan adalah mata pelajaran yang diajarkan pada jurusan kriya tekstil di SMK Negeri 1 Berastagi. materi yang di pelajari didalam mata pelajaran kerajinan tangan berupa teori dan praktik yang mengolah berisikan materi pengelolahan dan pemanfaatan kain perca menjadi sebuah benda jadi yang layak dijual dan memiliki nilai yang lebih yaitu Patchwork.

Patchwork merupakan kerajinan tangan berbahan dasar kain perca yang disusun dan ditata secara teratur, serta terkombinasi dengan baik, sehingga menghasilkan karya yang mempunyai cakupan nilai artistik dan seni tersendiri. Pada pembuatan Patchwork, memiliki langkah kerja yang berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga proses pembuatannya memerlukan ketelitian, dan kesabaran.

Jika dalam pembuatan Patchwork tidak memperhatikan langkah kerja dan teknik pembuatan yang tepat dan hasil Patchwork pun tidak memiliki nilai seni yang bagus. Pemilihan motif, warna dan bahan pun harus diperhatikan agar tidak mengurangi nilai keindahan produk dengan kata lain siswa harus

(21)

dapat menguasai langkah kerja dan teknik membuat Patchwork dengan benar dan tepat.

Pengetahuan siswa kelas XI kriyatekstil SMK Negeri 1 Berastagi dalam membuat Patchwork dari kain perca belum optimal, sehingga perlu diadakan langkah kerja yang baik dan benar. dengan adanya pengetahuan langkah kerja yang baik dan benar diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan, bakat, sikap, dan ketrampilan dalam mengolah dan membuat Patchwork dari kain perca.oleh karena itu maka perlu diketahui sejauh mana pengetahuan dalam pembuatan sarung kotak tisu dengan teknik pactwork siswa kelas XI SMK Negeri 1 Berastagi.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat pengetahuan siswa dalam membuat tempat tisu dengan teknik pactwork ?

Gambar

Gambar 4: Penggaris atau centimeter   Sumber :BukuKerajinanTangan ( yossi, 2009 )
Gambar 15: Gunting Kain
Gambar 18:  Menjahit kain perbaris  Sumber : Buku 101 perca ( Edhini , 2015 )
Gambar 19: Setrikaan bagian belakang dan hasil setelah di setrika  Sumber : Buku 101 perca ( Edhini , 2015 )
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghadapi persaingan dengan jejaring sosial, layanan VoIP, serta layanan video call, penulis berpendapat akan jauh lebih efektif jika operator Seluler menyediakan layanan

Variabel dependen dari penelitian ini yaitu distorsi citra tubuh pada siswi SMA sementara terdapat beberapa variabel independen yaitu pengaruh kritik orang tua dan teman sebaya

summarize, and analyze studies on the construction of the Reality of Women in Mass Media and Social Media from various existing theories in the Mass

Sistem Informasi Promosi dan Reservasi Berbasis Sms Gateway membahas tentang sistem pemasaran menu serta diskon pada menu-menu terkait dan reservasi atau

efektivitas dan efisiensi kinerja transportasi tandan buatr segar kelapa sawit sehingg; organisasi pengangkutan berjalan dengan baik dan dapat menimalisir buah

Kata program berasal dari bahasa Inggris, programme atau program yang artinya rencana atau acara. Setiap harinya, televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya

Di wilayah Langkat Hulu yang terdiri dari 8 kecamatan yaitu : Bahorok, Salapian, Kuta Mbaru, Serapit, Kuala, Sei Bingei, Selesai dan Kecamatan Binjai ; Ngogesa Sitepu

Gambar 4.3 Deagregasi hazard gempa dengan periode ulang 10% 500 tahun All Source 45 Gambar 4.4 Deagregasi hazard gempa dengan periode ulang 2% 2500 tahun All Source 45 Gambar