• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MANTAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL PADA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I BANDUNG M. VIRSYAH JAYADILAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN MANTAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL PADA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I BANDUNG M. VIRSYAH JAYADILAGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN MANTAN NARAPIDANA

MELALUI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL

PADA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I BANDUNG

M. VIRSYAH JAYADILAGA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

ABSTRACT

M.VIRSYAH JAYADILAGA. The Empowerment of Ex. Inmates Through Social Rehabilitation Program At Bandung Probation Office. Under direction of PUDJI MULJONO, and ADI FAHRUDIN.

Criminality represent one of the main problem faced by Indonesia Government along with its society, this matter caused by globalization and urbanization factor. That factor trigger social difference between coat which tip of criminality action. It Can be told, the problem of politic-economic-social mixed to become one weakening local community to be able to share and stand up parallel with other community.

Various ways to lessen Criminality storey due to social rehabilitation have conducted by Indonesia Government, the program is: ‘Program Bina Karya’ to Ex. Inmates that given by On Duty Social ; ‘Program Bimbingan Sosial dan Latihan Keterampilan’ to Ex. Inmates that given by Correctional Hall ; and ‘Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)’ that given by Educational Department cooperating of Local Government.

From the background, hence, conducted some research about Social guidance and Practice Skill Program to Ex. Inmates that known as Social Rehabilitation Program performed by Correctional Hall. The Program covers up of skills development as continuation skill-work program which have been passed to Inmates when they experience a period of its crime in Correctional Institution. This Program aims to science stock of former Inmates in order to developing their life and effort toward better.

For further action, they also gave some capital in the form of Productive Economics Effort (PEE) according to the skill type which they follow. After following this Social Rehabilitation program, then, will be conducted an evaluation and monitoring of growth of them effort, recognized with furthermore construction. Furthermore construction conducted by two organizer party that is Correctional Hall and Social Office or On Duty Social.

(3)

RINGKASAN

M.VIRSYAH JAYADILAGA. Pemberdayaan Mantan Narapidana melalui Program Rehabilitasi Sosial Pada Balai Pemasyarakatan Klas I Bandung (Studi Kasus di Balai Pemasyarakatan Klas I Kota Bandung Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh PUDJI MULJONO, dan ADI FACHRUDIN.

Kriminalitas merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Pemerintah Indonesia beserta masyarakatnya, hal ini disebabkan faktor globalisasi dan urbanisasi. Faktor-faktor tersebut memicu kesenjangan sosial antar lapisan yang berujung pada tindakan kriminalitas. Dapat dikatakan, persoalan politik-ekonomi-sosial bercampur menjadi satu yang memperlemah komunitas lokal untuk bisa berperan dan berdiri tegak sejajar dengan komunitas lainnya.

Berbagai upaya untuk mengurangi tingkat Kriminalitas melalui rehabilitasi sosial telah banyak dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, program tersebut antara lain : Program Loka Bina Karya (LBK) bagi Eks. Narapidana yang diberikan oleh Dinas Sosial, Program Bimbingan Sosial dan Latihan Keterampilan bagi Purna LAPAS yang diberikan oleh Balai Pemasyarakatan, dan Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang diberikan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Setempat.

Dari latarbelakang tersebut, maka dilakukan suatu penelitian tentang program Bimbingan Sosial dan Latihan Keterampilan bagi Purna LAPAS atau dikenal sebagai program Rehabilitasi Sosial yang diadakan oleh Balai Pemasyarakatan. Program tersebut meliputi pelatihan keterampilan sebagai kelanjutan program keterampilan kerja yang telah diberikan kepada Narapidana ketika mereka menjalani masa pidananya di Lembaga Pemasyarakatan. Program ini bertujuan sebagai bekal ilmu terhadap mantan Narapidana dalam rangka membangun usaha dan kehidupan mereka kearah yang lebih baik.

Program-program pembinaan bagi mantan Narapidana di Balai Pemasyarakatan Klas I Bandung beragam dan bertujuan untuk mempersiapkan Mantan Narapidana agar mandiri dan terampil ketika kembali ke Masyarakat. Di Masyarakat, Mantan Narapidana dianggap sebagai individu yang patut diwaspadai dan dipandang negatif. Sehingga individu tersebut tidak mendapatkan ruang gerak yang cukup luas dalam berbagai bidang dan pelayanan publik, oleh sebab itu Program-program pembinaan bagi Mantan Narapidana di BAPAS dapat diukur efektivitasnya di tengah masyarakat.

Untuk selanjutnya, mereka diberikan pula modal dalam bentuk Usaha Ekonomi Produktif (UEP) sesuai dengan jenis keterampilan yang mereka ikuti. Setelah mereka mengikuti program Rehabilitasi Sosial ini, akan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan usaha mereka, yang dikenal dengan pembinaan lebih lanjut. Pembinaan lebih lanjut ini dilakukan oleh dua pihak penyelenggara yaitu Balai Pemasyarakatan dan Kantor Sosial atau Dinas Sosial.

Beragam definisi pemberdayaan menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu bermasalah dalam hubungan sosial dengan masyarakat dan hukum.

(4)

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu mantan Narapidana yang berdaya, memiliki keterampilan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan ini seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.

Penanganan masalah kriminalitas di Kota Bandung tentunya tidak hanya sebatas pada penyelesaian secara hukum saja, tetapi lebih luas lagi yaitu bagaimana mempersiapkan para mantan Narapidana agar dapat hidup mandiri dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum lagi. Untuk menjawab hal tersebut, tentunya diperlukan adanya kerjasama dari semua pihak dan perhatian yang cukup besar dari Pemerintah Daerah dimana para mantan Narapidana tersebut berada.

Penyusunan strategi dan rencana aksi program pengembangan masyarakat dilaksanakan secara partisipatif, dengan menggunakan metode PRA yaitu dengan mengikut sertakan masyarakat secara bersama mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Dengan demikian maka dalam hal ini masyarakat diposisikan sebagai ; pengupaya, penilai dan merasakan hasil program tersebut.

Tahapan-tahapan penyusunan program dengan melakukan Identifikasi partisipan, meliputi : Petugas BAPAS, Pembimbing Kemasyarakatan, para Pimpinan BAPAS sebagai penanggung jawab dan Klien Pemasyarakatan / Mantan Narapidana sebagai warga belajar, Penentuan masalah yang mencakup minat dan motivasi warga belajar, sarana dan prasarana, penyaluran dan mengidentifikasikan kebutuhan. Selain itu penyusunan rencana pemecahan masalah secara partisipatif dengan menyelenggarakan diskusi dengan responden dan informan, Pengembangan program Rehabilitasi Sosial yang diharapkan (Peningkatan layanan pendidikan dan keterampilan yang efektif dan berjalanan optimal, Perluasan jaringan koordinasi dan kerjasama dengan kelembagaan lokal, Peningkatan kualitas pengurus dan pembimbing) dan yang terakhir adalah Monitoring dan Evaluasi yang melibatkan petugas / pengurus, pembimbing dan segenap pimpinan pada Balai Pemasyarakatan untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan Rehabilitasi Sosial serta penilaian terhadap pencapaian tujuan-tujuan yang telah dicapai.

(5)

PEMBERDAYAAN MANTAN NARAPIDANA

MELALUI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL

PADA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I BANDUNG

M. VIRSYAH JAYADILAGA

Tugas Akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Program Studi Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

ALUI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL PADA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I BANDUNG

(6)

Judul Tesis : PEMBERDAYAAN MANTAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL PADA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I BANDUNG Nama : M. VIRSYAH JAYADILAGA

NRP : I354060195

Disetujui, Komisi Pembimbing :

Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi Adi Fahrudin, Ph.D Ketua Anggota

Diketahui :

Tanggal Ujian : 07 April 2008 Tanggal Lulus : Ketua Program Studi

Magister Profesional Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

(7)

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Pemberdayaan Mantan Narapidana melalui Program Rehabilitasi Sosial Pada Balai Pemasyarakatan Klas I Bandung adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, April 2008

M. Virsyah Jayadilaga

(8)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dilipiih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2007 ini adalah tentang Pemberdayaan dengan berbagai tinjauan teoritis yang berhubungan dengan Pemasyarakatan, Kriminologi, Kemiskinan dan Pemberdayaan. Judul yang penulis ambil dari tema tersebut adalah ”Pemberdayaan Mantan Narapidana melalui Program Rehabilitasi Sosial Pada Balai Pemasyarakatan Klas I Bandung (Studi Kasus di Balai Pemasyarakatan Klas I Kota Bandung Provinsi Jawa Barat).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi dan Bapak Adi Fachrudin, Ph.D selaku komisi pembimbing. Disamping hal tersebut, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan arahan dan informasi kepada penulis. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak, Ibu serta saudara-saudari penulis, terimakasih atas doa, dukungan dan kasih sayangnya.

Semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2008

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 29 Agustus 1981 dari ayah Drs. Syaiful Alamsyah Moein, SH dan Ibu Megawati. Penulis merupakan putra terakhir dari empat bersaudara.

Tahun 1994 penulis lulus Sekolah Dasar dari SD Negeri 3 Dangin Puri Denpasar – Bali, dan pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama pada SMP Negeri 26 Bandung. Tahun 1996 penulis lulus tingkat menengah pertama dan melanjutkan ke tingkat menengah atas pada SMA Negeri 4 Makassar sampai tahun 1999.

Pada tahun 2000 penulis lulus seleksi masuk Universitas Padjadjaran. Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Di akhir tahun 2003 penulis mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kantor Wilayah Jawa Barat, dan penulis lulus tes seleksi. Selanjutnya pada bulan April 2004 penulis mulai bekerja pada kantor tersebut sambil menyelesaikan perkuliahan Strata-1.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mendapatkan beasiswa peningkatan prestasi, karena penulis berhasil meningkatkan dan mempertahankan IPK 3,0 selama dua tingkat berturut-turut, sampai akhirnya penulis menyelesaikan studi Strata-1 pada tahun 2005. Selanjutnya, tahun 2006 penulis mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi masuk mahasiswa program Pascasarjana Magister Profesional Pengembangan Masyarakat di IPB.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) telah menetapkan Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 tentangManajemen Penyidikan Tindak Pidana yang mengatur

Masih banyak hambatan-hambatan dalam pengelolaan kegiatan pemberitaan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali seperti antara lain : Belum

Pertanyaan yang ingin dicari jawabannya adalah: Apakah sungai masih mempunyai �ungsi bagi masyarakat di Kuin, meskipun pembangunan jalan darat telah memuncul- kan transportasi

Setelah membandingkan antara pengertian beban menurut standar akuntansi keuangan dengan PT. Petrosida Gresik, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Petrosida Gresik telah

Perancis berarti layar). Selain pengangkatan karya sastra ke dalam bentuk film, ada juga fenomena pengalihan wahana dari film ke dalam bentuk novel yang sering disebut

Pada contoh diatas terdapat gaya bahasa alegori yang melambangkan. dunia dengan tempat yang fana dan akhirat dengan tempat yang kekal,

Untuk itu, penulis menggunakan homepage pariwisata di Pulau Jawa dan Bali dengan menggunakan Frontpage2000 dan Internet Explorer sebagai browse serta koneksi ke internet sebagai

sebagai salah satu pihak dalam perkara yang berkaitan dengan harta pailit. Apabila terdapat pelanggaran, maka akan timbul sengketa atau