• Tidak ada hasil yang ditemukan

Farmaka Volume 4 Nomor 4 1 Artikel Review AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA BEBERAPA TANAMAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Farmaka Volume 4 Nomor 4 1 Artikel Review AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA BEBERAPA TANAMAN INDONESIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Farmaka

Volume 4 Nomor 4 1

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

Artikel Review

AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA BEBERAPA TANAMAN INDONESIA Himmatul Ulya

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Raya bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor 45363

Telp./Fax. (022) 779 6200 Email : nailil.fadhilah@gmail.com

ABSTRAK

Hiperurisemia merupakan kelainan biokimia klinis yang ditandai dengan kadar serum asam urat yang tinggi pada plasma darah. Saat ini, untuk pengobatan hiperurisemia umunya digunakan obat alopurinol, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping salah satunya hepatitis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan daun kepel (Stelechocarpus burahol Bl.), kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T), rimpang tunjuk langit (Helminthostachys zaylanica Linn Hook) dan akar pakis tangkur (Polypodium feei) memiliki aktivitas antihiperurisemia. Oleh karena itu, pada review ini akan dibahas mengenai aktivitas antihiperurisemia pada kelima tanaman tersebut dan peluangnya sebagai obat hiperurisemia. Metode yang digunakan pada review ini adalah studi pustaka. Pencarian data primer dilakukan dengan instrumen pencari secara online menggunakan NCBI, PubMed, Google, dan Yahoo. Hasil yang didapatkan dari beberapa artikel yaitu pada ekstrak etanol kulit buah manggis didapatkan

nilai IC50 sebesar8,310 μg/mL dan ekstrak etanol buah asam gelugur dengan IC50 15,544

μg/mL. Kemudian persen inhibisi xantin oksidase ekstrak etanol daun kepel 60,86 - 78,33 %, ekstrak etanol rimpang tunjuk langit sebesar 6,67% - 53,72%, dan ekstrak etanol akar pakis tangkur sebesar 48,7% - 49,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima tanaman tersebut telah terbukti memiliki aktivitas antihiperurisemia dan berpotensi dikembangkan sebagai

agent anti hiperurisemia.

Kata Kunci : Antihiperurisemia, Tanaman Indonesia, Asam Urat, Xantin Oksidase.

ABSTRACT

Hyperuricemia is a biochemical disorder characterized clinically by serum levels of uric acid in blood plasma. Currently, for the treatment of hyperuricemia generally used allopurinol which if consumed in excessive amounts can cause side effects like hepatitis. Based on research conducted, leaf kepel (Stelechocarpus burahol Bl.), The skin of the mangosteen fruit (Garcinia mangostana L.), gelugur sour fruit (Garcinia atroviridis Griff. Ex T), rhizome tunjuk langit (Helminthostachys zaylanica Linn Hook) and pakis tangkur roots (Polypodium feei) has antihiperurisemia activity. Therefore, in this review we will discuss about antihiperurisemia activity at the five plants and chances as antihiperurisemia agent. The method used in this review is literatury. The primary data search with search instruments online used NCBI, PubMed, Google, and Yahoo. The results obtained from several articles that the ethanol extract of mangosteen rind obtained IC50 value of 8.310 mg/mL, the ethanol extract of sour fruit gelugur with IC50 15.544 mg/mL. Then the percent inhibition of xanthine oxidase of ethanol extracts of kepel leaves from 60.86 to 78.33%, the ethanol extract of

(2)

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

rhizome tunjuk langit at 6.67% - 53.72%, and the ethanol extract of the pakis tangkur roots at 48.7% - 49.6%. It can be concluded that the five plants were shown to have activity antihiperurisemia and potentially be developed as an agent of antihyperuricemia.

Keywords : Antihiperurisemia , Indonesian Plants, Uric Acid , Xanthine Oxidase

PENDAHULUAN

Kelainan biokimia klinis yang ditandai dengan kadar serum asam urat yang melebihi batas normal disebut dengan hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada laki–laki 3,4-7,0 mg/dL dan pada wanita

2,4-6,0 mg/dL13. Hal ini terjadi sebagai

akibat dari kelebihan atau pengurangan eksresi asam urat atau kombinasi keduanya. Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin, yang merupakan salah satu hasil katabolisme dari dinukleotida atau

asam 3,4,5 ribonucleotide 4. Hiperurisemia

tidak hanya faktor risiko yang diketahui untuk gout, tetapi telah sangat terkait dengan penyakit lain seperti hipertensi dan gagal ginjal1.

Saat ini, agent farmakoterapi untuk pengobatan hiperurisemia dan asam urat masih sangat sedikit. Obat sintetik yang umumnya dikonsumsi untuk mengobati kelbihan asam urat darah adalah alopurinol

yang menginhibisi aktivitas xantin oksidase. Xantin oksidase mengkatalisis oksidasi

xantin menjadi asam urat4. Penggunaan

alopurinol yang terlalu sering atau

berlebihan dapat menimbulkan efek

samping, yaitu hepatitis, gangguan

pencernaan, timbulnya ruam di kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih, dan

kerusakan hati6. Oleh sebab itu, diperlukan

obat yang lebih aman dan efektif.

Produk alam yang berasal dari

tumbuhan, telah lama digunakan secara

empirik dalam pengobatan asam urat3.

Beberapa tumbuhan diketahui memiliki aktivitas antihiperurisemia seperti daun kepel (Stelechocarpus burahol Bl.), kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T), rimpang tunjuk langit (Helminthostachys zaylanica Linn Hook) dan akar pakis tangkur (Polypodium

(3)

Farmaka

Volume 4 Nomor 4 3

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kelima tanaman tersebut memiliki

khasiat sebagai antihiperurisemia12,5,7,10.

Review ini akan membahas mengenai aktivitas antihiperurisemia pada kelima tanaman tersebut dan peluangnya sebagai obat antihiperurisemia.

Dalam review ini peneliti menggunakan

sumber data primer yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti. Pencarian data primer dilakukan dengan instrumen pencari secara online menggunakan NCBI, PubMed, Google dan Yahoo. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata - kata kunci “antihiperurisemia”, “antihyperuricemia”, “Gout” dan “Xantin Oksidase”. Pustaka di inklusi dan eksklusi berdasarkan kriteria jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional terakreditasi menurut DIKTI yang mengacu pada Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2011 tentang Terbitan Berkala dan Peraturan

Direktur Jendral Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan Nasional Nomor

9/DIKTI/Kep/2011 tentang pedoman

Akreditasi Terbitan Berkala. Selain itu

pustaka yang diinklusi yaitu pustaka yang melakukan penelitian terhadap aktivitas antihiperurisemia pada tanaman dalam 10 tahun terakhir baik nasional maupun internasional. Pencarian menghasilkan 45 jurnal dan setelah diskrining jumlah jurnal yang digunakan adalah 4 jurnal utama dan 10 jurnal pendukung.

POKOK BAHASAN

Berikut ini merupakan pokok bahasan dari beberapa artikel utama yang digunakan dalam review ini yang berkaitan dengan aktivitas antihiperurisemia pada daun kepel (Stelechocarpus burahol Bl.), kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T), rimpang tunjuk langit (Helminthostachys

zaylanica Linn Hook) dan akar pakis

tangkur (Polypodium feei).

Cara -cara Induksi Asam Urat

Pada parameter pengujian aktivitas antihiperurisemia secara in vitro yang diamati adalah inhibisi enzim xantin oksidase. Xantin oksidase adalah suatu enzim yang berperan penting dalam sintesis

(4)

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

asam urat, yang sangat aktif bekerja di dalam hati, usus halus, dan ginjal15. Enzim ini dapat mengoksidasi hipoxantin menjadi

xantin dan xantin menjadi asam urat8,

sehingga jika enzim ini dihambat tidak akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam tubuh .

Pada pengujian secara in vivo dapat diinduksi dengan memberikan hewan uji bahan peningkat kadar asam urat yaitu jus hati ayam 25mL/kg BB dua kali sehari ditambah melinjo (2g/kg BB perhari) atau zat penginduksi kalium oksonat (300 mg/kg

BB)5. Hati ayam dipilih karena makanan

tersebut merupakan jenis makanan yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah karena mengandung purin (xanthin) dalam kadar relatif tinggi yang dapat memicu terbentuknya asam urat

dengan adanya enzim xanthin oksidase14.

Penginduksi lain yang digunakan adalah kalium oksonat yang merupakan inhibitor

enzim urikase15. Dalam kebanyakan

mamalia terdapat enzim urikase yang berfungsi mengubah asam urat menjadi

alantoin yang lebih mudah larut dalam air11.

Dengan dihambatnya enzim urikase oleh kalium oksonat, asam urat akan tertumpuk dan tidak tereliminasi dalam bentuk urin.

Obat Standar Sebagai Pembanding (Kontrol Positif)

Dalam pengujian suatu aktivitas

antihiperurisemia ekstrak perlu adanya obat pembanding sebagai kontrol positif yang sudah diketahui dapat menurunkan kadar asam urat. Obat yang sering digunakan dalam penelitian antihiperurisemia adalah

alopurinol. Alopurinol sebagai obat

antihiperurisemia standar yang biasa

digunakan secara klinis dapat menurunkan kadar asam urat darah dengan mekanisme menghambat kerja enzim xantin oksidase secara bermakna mulai jam ke-2 hingga jam ke-51.

Presentase Penurunan Kadar Asam Urat

Berikut ini merupakan hasil penurunan kadar asam urat dari beberapa artikel utama yang saya gunakan dalam review ini. Pada pengujian dengan cara in vitro aktivitas antihiperurisemia dilihat dengan aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase oleh suatu

(5)

Farmaka

Volume 4 Nomor 4 5

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

Perhitungan nilai IC50 dapat ditentukan

dengan membuat kurva antara konsentrasi larutan dengan persen inhibisi.

Pada pengujian ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam gelugur konsentrasi yang digunakan adalah 8, 12, 16, 20, 24 dan 28 μg/mL, sedangkan untuk alopurinol 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 μg/mL.

Pengujian dilakukan dengan berbagai

konsentrasi bertujuan untuk melihat

pengaruh penambahan konsentrasi pada peningkatan daya inhibisi. Aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase oleh suatu senyawa

didasarkan pada nilai IC50, senyawa

dikatakan aktif bila memiliki nilai IC50

kurang dari 100 μg/mL5. IC

50 yaitu

Gambar 1. Grafik Persentase Inhibisi Xantin Oksidase Ektrak Etanol Kulit Buah

Manggis dan Buah Asam Gelugur

konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% enzim xantin

oksidase5. Ekstrak etanol kulit buah

manggis dapat menghambat 50% aktivitas

enzim xantin oksidase dengan IC50 8,310

μg/mL, ekstrak etanol buah asam gelugur dapat menghambat 50% aktivitas enzim

xantin oksidase dengan IC50 15,544 μg/mL,

sedangkan allopurinol dapat menghambat 50% aktivitas enzim xantin oksidase dengan

IC50 4,316 μg/mL5. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam gelugur terbukti secara in vitro memiliki aktivitas

antihiperurisemia. Semakin rendah IC50

suatu ekstrak tanaman dalam menghambat 7

(6)

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

enzim xantin oksidase, semakin bagus

karena bisa digunakan sebagai obat

antihiperurisemia.

Gambar 2. Histogram Presentase Penurunan Kadar Asam Urat Ekstrak Etanol Daun

Kepel Pada pengujian ekstrak etanol akar pakis tangkur digunakan dosis 125, 250, dan 500 mg/kg yang telah teruji efektif dapat menurunkan kadar asam urat darah secara bermakna mulai jam ke-2 hingga

jam ke-510. Penurunan sintesis asam urat

dari purin oleh alopurinol sudah diketahui

melalui penghambatan enzim xantin

oksidase, yang mana xantin oksidase dapat

mengoksidasi senyawa alopurinol menjadi aloksantin dan aloksantin secara berturut-turut dapat menghambat pembentukan xantin dari hipoksantin dan pembentukan

asam urat dari xantin2. Penurunan kadar

asam urat tertinggi dicapai oleh ekstrak 500 mg/kg (49,6%) pada jam kedua setelah pemberian sediaan uji, diikuti oleh

(7)

Farmaka

Volume 4 Nomor 4 7

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

Gambar 3. Grafik Presentase Penurunan Kadar Asam Urat Ekstrak Etanol Rimpang

Tunjuk Langit

Kemudian pada pengujian ekstrak etanol rimpang tunjuk langit memberikan efek sebesar 6,67% - 53,72% sedangkan kelompok alopurinol memberikan efek penurunan sebesar 17,32% - 58,54%. Besarnya efek penurunan kadar asam urat yang dihasilkan oleh ekstrak dosis 160 mg/kgBB hampir sama dengan efek yang

dihasilkan oleh alopurinol dosis 40 mg/kg BB atau efek kedua kelompok ini tidak berbeda nyata5.

Selanjutnya pada pengujian ekstrak

etanol daun kepel memberikan efek

penurunan kadar asam urat sebesar 60,86%

hingga 78, 33 % 12. Hasil ini menunjukkan

bahwa ekstrak etanol akar pakis tangkur,

Gambar 4. GrafikKadar Asam Urat Darah Ekstrak Etanol Akar Pakis Tangkur

rimpang tunjuk langit dan daun kepel terbukti secara in vivo efektif dalam

(8)

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

menurunkan kadar asam urat darah sehingga

juga dapat digunakan sebagai agent

antihiperurisemia.

Senyawa Metabolit Sekunder yang Terkandung

Senyawa metabolit aktif yang berperan dalam menurunkan kadar asam urat darah pada kelima tanaman tersebut diduga merupakan senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan dan dapat menekan enzim xantin oksidase sehingga hipoksantiin dan xantin dieksresikan lebih banyak dalam urin dan pembentukan asam urat dapat dihambat sehingga kadarnya dalam darah dan urin

menurun8.

Pada review ini lokasi penelitian beberapa jurnal yang digunakan sebagai sumber utama dilakukan di Indonesia dan tersebar di beberapa kota. Pada penelitian aktivitas antihiperurisemia daun kepel (Stelechocarpus burahol Bl.) dilakukan di Yogyakarta, penelitian kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T) dilakukan di Padang, rimpang tunjuk langit (Helminthostachys zaylanica Linn Hook)

dilakukan di Palembang serta akar pakis tangkur (Polypodium feei) dilakukan di Sumedang. Dari hasil studi diperoleh bahwa kelima tanaman tersebut memiliki aktivitas antihiperurisemia yang ditunjukkan dengan

penghambatan aktivitas enzim xantin

oksidase seperti alopurinol sebagai obat sintesis yang biasanya digunakan untuk menurunkan kadar asam urat. Hal ini dapat menjadi peluang bagi kelima tamanan tersebut untuk dikembangkan menjadi obat hiperurisemia. Produk yang berasal dari bahan alam sangat gencar dilakukan pencariannya sebagai agent terapi karena masyarakat telah menyadari akan khasiat dari tanaman obat yang efek sampingnya rendah terhadap tubuh, sehingga produk kefarmasian mulai bergerak kearah bahan alam.

Oleh karena itu, penulis telah mereview beberapa tanaman yang telah teruji memiliki aktivitas antihiperuresia yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tanaman - tanaman di Indonesia yang perpotensi menjadi obat hiperurisemia.

(9)

Farmaka

Volume 4 Nomor 4 9

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

Pada review ini hanya membahas mengenai aktivitas antihiperurisemia serta peluangnya sebagai agent antihiperurisemia,

namun belum membahas mengenai

identifikasi senyawa spesifik aktif dalam kelima tanaman tersebut yang dapat berkhasiat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Penelitian selanjutnya diharap dapat mengarah pada identifikasi pencarian senyawa aktif dan identifikasi toksisitas kelima tanaman tersebut serta juga pengembangan obat kearah herbal terstandar hingga fitofarmaka.

SIMPULAN

Berdasarkan beberapa artikel dari jurnal yang digunakan sebagai sumber dalam

review ini dapat disimpulkan bahwa daun

kepel (Stelechocarpus burahol Bl.), kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.),

buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T), rimpang tunjuk langit (Helminthostachys zaylanica Linn Hook) dan akar pakis tangkur (Polypodium feei) memiliki aktivitas antihiperurisemia seperti obat sintesis yaitu alopurinol sebagai kontrol positif, sehingga kelima tanaman tersebut berpotensi dikembangkan sebagai

agent antihiperurisemia.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan

kepada Fakultas Farmasi Universitas

Padjadjaran yang telah memfasilitasi dalam pembuatan review ini. Kemudian kepada Dr. Sri Adi Sumiwi, MS., Apt. dan rekan-rekan

yang telah membantu dalam proses

pembuatan review ini sehingga review ini

dapat selesai tepat pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azmi, S. M. N., Jamal, P. and Amid, A. Xanthine oxidase inhibitory activity from potential Malaysian medicinal plant as remedies for gout. International Food

Research Journal. 2012; 19(1): 159-165.

2. Bustanji, Y., Hudaid ,M., Tawaha , K.,

Mohammad , M.K, Almasri ,I., Hamad, S., et al. In vitro xanthine oxidase inhibition by selected Jordanian medicinal

plants .jord. j. pharm. sci. 2011; vol (4) ,

No.1

3. Chen, Y. C., Chi, C. H., Keng, C. T., Wei, J.H., Wen, C.H., Yu, C.H, et al. Evaluation of the Antihyperuricemic

(10)

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

Activity of Phytochemicals from Davallia

formosana by Enzyme Assay and

Hyperuricemic Mice Model. Hindawi

Publishing Corporation. 2014; Volume

14, Article ID 873607, 8 pages.

4. Dipiro, J., Talbert, R., Yee, G., Matzke,

G., Wells, B., and Posey, L.

Pharmacotherapy: a pathophysiologic approach Edisi ke-7. New York: The Mc

Graw-Hill Companies Inc; 2008.

5. Dira, E. F. dan Novita S. Uji Aktivitas Antihiperusisemia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Buah Asam Gelugur (Garcinia

atroviridis Griff. ex. T. Anders.) Secara In Vitro. Scientia. 2014; Vol. 4 No. 2.

6. Doha A. M., and Sahar Y. A. Evaluation of anti-gout activity of some plant food extracts. Pol. J. Food Nutr. Sci. 2008; Vol. 58, No. 3, pp. 389-395.

7. Fitrya dan Muharni. Efek Hipourisemia Ekstrak Etanol Akar Tumbuhan Tunjuk Langit (Helminthostachys zaylanica Linn Hook) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss. Trad. Med. J. 2014 ; Vol. 19(1), pp. 14-18 ISSN : 1410-5918.

8. Fitrya, Lenny A, Muharni dan

Eliza.Ugonin J Flavonoid from Tunjuk Langit (Helmynthostchys zeylanica) Root Extract. Indo. J. Chemistry. 2010; 10: 226-231.

9. Intisar, R.A., Mufeed, J.E., and Maha, F.M. Novel Natural Anti Gout Medication Extract from Momdica charantia. Journal

of Natural Sciences Research. 2014;

Vol.4, No.17. ISSN 2224-3186.

10. Kristiani, R.D., Rahayu, D. dan

Subarnas, A. Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Akar Pakis Tangkur (Polypodium feei) pada Mencit Jantan.

Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. 2013; Vol. 15, No. 3, pp: 156 - 159

ISSN 1411 - 0903.

11. Naseem, S. A., Muhammad, F.,

Muzammil, H. N., Kouser, B. M. and Aurangzeb, H. Activity of polyphenolic plant extracts as scavengers of free radicals and inhibitors of xanthine oxidase. The Journal of Basic and

Applied Sciences. 2006; 2 (1).

12. Purwatiningsih., Hakim, A. R., dan Purwantini, I. Antihyperuricemic Activity Of The Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook. F.& Th.) Leaves Extract and Xanthine Oxidase Inhibitory Study.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 2010; Vol 2,

Issue 2.

13. Riches, P. L., Wright, A. F., and Ralston, S. H. Recent insights into the pathogenesis of hyperuricaemia and gout.

(11)

Farmaka

Volume 4 Nomor 4 11

Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157

14. Yumita, A., Suganda, A.G., and Sukandar, E.Y. Xanthine Oxidase Inhibitory Activity Of Some Indonesian Medical Plants and Active Fraction of Selected Plants. International Journal

of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 2013; Vol 5, Suppl 2, ISSN-

0975-1491.

15. Wang, S.Y., Yang, C.W., Liao, J.W., Zhen, W.W,. Chu, F.H. and Chang, S.T.

Essential oil from leaves of

Cinnamomum osmophloeum acts as a xanthine oxidase inhibitor and reduces the serum uric acid levels in oxonate - induced mice. Phytomedicine. 2008; 15 : 940–945.

Gambar

Gambar 1. Grafik Persentase Inhibisi Xantin Oksidase Ektrak Etanol Kulit Buah  Manggis dan Buah Asam Gelugur
Gambar 2. Histogram Presentase Penurunan Kadar Asam Urat Ekstrak Etanol Daun  Kepel
Gambar 3. Grafik Presentase Penurunan Kadar Asam Urat Ekstrak Etanol Rimpang  Tunjuk Langit

Referensi

Dokumen terkait

komunitas global dalam bidang ilmu pengetahuan, (4) peningkatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, dan (5) pelaksanaan dukungan manajemen. 2) Indikator jumlah industri

Nilai suhu yang diperoleh selama penelitian masih tergolong baik untuk glass eel yang beruaya di muara Sungai Palu, hal ini selaras dengan pendapat Afrianto dan Liviawaty

ketergantungan (adiktif) terhadap narkoba, diharapkan ada rasa takut dalam diri pengguna untuk melanjutkan kebiasaan mereka; b) kembali pada ajaran agama. Bila pengguna

nominasi provinsi sebagaimana dimaksud pada huruf a merupakan pemilihan calon PKHI yang dilaksanakan oleh tim rekrutmen tenaga kesehatan haji provinsi yang

mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian untuk dapat mandiri dan peka terhadap pengembangan teknologi khususnya bidang industri pertanian/perkebunan.

Tafsir al-Jabiri didasarkan pada sumber konteks situasi dan budaya saat mana suatu ayat diturunkan. Hal itu didasarkan pada prinsip bahwa pemaknaan ayat-ayat al-Qur`an harus

(www.alc.co.jp) Keishikimeishi koto pada kalimat tersebut menempel pada verba kau untuk menjelaskan perihal membeli. Keishikimeishi koto menempati fungsi predikat. Makna

Antagonis reseptor muskarinik menyekat efek asetilkolin dengan memblok ikatan ACh dan reseptor kolinergik muskarinik pada neuroefektor yang terdapat pada otot