• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kepedulian ibu- ibu…/ Novi W./ 462007018 9

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Kepedulian Orang Tua

2.4.1 Pengertian Kepedulian

Pengertian kepedulian mengutip dari beberapa sumber memiliki arti, diantaranya: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepedulian adalah perihal sangat peduli; sikap mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan terhadap suatu masalah atau objek.

Definisi lainnya mengenai Care atau kepedulian, secara umum memiliki arti penyediaan waktu, perhatian, dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, intelektual, dan sosial dari anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan anggota keluarga lainnya dalam rumah tangga dan masyarakat (Sunarti Euis, 2009). Kepedulian atau perhatian juga didefinisikan sebagai reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek (Kartini Kartono, 1996).

Melalui beberapa definisi yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kepedulian ialah kesadaran psikis seseorang yang tampak pada suatu aktivitas tertentu, yang ditujukan kepada suatu obyek sehingga memberikan efek pembatasan (penentuan) terhadap objek tersebut. Namun penelitian ini hanya berfokus pada kepedulian ibu terhadap pertumbuhan balitanya. Untuk itu jika lebih dipersempit lagi definisinya, maka pengertian dari kepedulian orang

(2)

tua terhadap pertumbuhan balitanya adalah kesadaran psikis orang tua terhadap pertumbuhan balitanya (objek) yang diwujudkan dengan suatu aktivitas nyata yang dapat menentukan status pertumbuhan yang baik bagi anaknya.

Secara teori menurut Engle, et al (1997) faktor yang dapat menentukan kepedulian ibu dalam mengasuh balitanya ialah sumberdaya yang dimiliki oleh orang tua, terutama ibu. Berikut bagian dari faktor sumberdaya yang harus dimiliki oleh orang tua:

1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat pengetahuan 3. Ketersediaan waktu

4. Lingkungan (dukungan sosial) 5. Ekonomi

2.4.2 Indikator kepedulian orang tua

Adapun yang menjadi indikator dalam praktik kepedulian ibu terhadap pertumbuhan balitanya, menurut Ruel et al (1998), Ekasari Amalia (2000):

1. Ibu aktif berperan serta dalam membawa anak ke posyandu.

2. Immunisasi dan vitamin A diberikan lengkap sesuai usia yang dianjurkan.

3. Pada kartu menuju sehat (KMS) grafik berat & tinggi badan balita mengalami peningkatan/ berada pada indikator batas normal

4. Mengetahui diagnosa ketika anak sakit dan membawanya kesuatu tempat atau memberi obat agar anak kembali sehat

5. Ibu mengetahui dan mampu menguraikan jawaban dari pertanyaan peneliti yang berkaitan dengan

(3)

asupan gizi balita, baik itu ASI, makanan pendamping ASI, maupun makan yang sehari-hari dikonsumsi.

2.4.3 Pengertian Orang tua

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2000), Orangtua adalah ayah dan/atau ibu dari seorang anak atau lebih. Ayah ibu kandung, atau orang yg dianggap tua (cerdik pandai, ahli), orang-orang yg dihormati (disegani) di kampung; tetua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, orang tua ialah pasangan suami istri yang telah memiliki anak sehingga memiliki tanggung jawab penuh terhadap kehidupan anak tersebut, sehingga membentuk suatu komponen yang disebut keluarga.

2.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua

Dalam tahap pertumbuhan, peran asuh orang tua sangat penting. Ketika berbicara mengenai tumbuh kembang maka erat kaitannya dengan peran orang tua dalam mengasuh dan memperhatikan asupan gizi anak tersebut. Dodik Briawan dan Tin Herawati (2008), menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak diantaranya adalah faktor gizi, kesehatan dan pengasuhan (caring) terkait satu sama lain. Dalam rangka mempersiapkan anak supaya tumbuh dan berkembang baik maka perlu pengasuhan dari orang-orang disekitarnya terutama orang tuanya sendiri. Yaitu, ayah dan ibu.

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan proses tumbuh kembang, mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Sehingga

(4)

diharapkan kelak melalui tugas dan tanggung jawab yang dilakukan orang tua dapat menghantarkan anak untuk menjadi siap dalam menghadapi cita-cita dan kehidupannya dimasyarakat.

2.5 Konsep Pertumbuhan

2.5.1 Pengertian pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan salah satu ciri manusia sebagai makhluk hidup. Pertumbuhan terjadi seiring dengan proses perkembangannya. Istilah pencapaian pertumbuhan anak sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda dan saling berkaitan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Namun dalam penelitian ini peneliti lebih spesifik menguraikan teori mengenai pertumbuhan.

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Septiarini, 2008;12)

Menurut Jelliffe D.B (1989) (dalam Septiarini, 2008;11) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. Kecepatan pertumbuhan berbeda disetiap tahapan kehidupan karena dipengaruhi oleh kompleksitas dan ukuran dari organ serta rasio otot dengan lemak tubuh. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:

(5)

Tabel 2.1: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Faktor Contoh I. Internal a. Genetik b. Obstetrik c. Seks – Individu (keluarga) – Ras/lingkungan intrauterin – BBLR – Lahir kembar

– Tubuh laki-laki lebih panjang dan berat II. Eksternal a. Gizi b. Obat-obatan c. Lingkungan d. Penyakit 1. Endokrin 2. Infeksi 3. Kongenital 4. Penyakit kronis 5. Psikologi

– Fetus (diet maternal: protein, energi, dan iodium)

– Bayi (ASI dan susu botol) – Anak (protein, energi,

iodium, zink, vitamin D, dan asam folat)

– Alkohol, tembakau, atau kecanduan obat lainnya – Iklim

– Daerah kumuh

– Hormon pertumbuhan (hipofisis)

– Bakteri akut & kronis, virus dan cacing

 Anemia sel sabit, kelainan metabolisme sejak lahir

 Kanker, malabsorbsi usus halus, jantung, ginjal, dan hati

(6)

2.5.2 Parameter Pertumbuhan

Indikator status gizi yang menunjang ukuran (parameter) status pertumbuhan dari manusia antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit. ( Supriasa, 2002)

Faktor umur penting dalam penentuan status gizi. Keakuratan pengukuran tinggi dan berat badan tidak berarti jika tidak diimbangi dengan penentuan umur yang tepat. Selain umur, mengukur berat badan merupakan ukuran antopometri yang terpenting dan paling sering digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau berat badan lahir rendah (BBLR). Pada balita, berat badan dapat dipergunakan untuk memantau laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali pada balita dengan kelaianan klinis. Berat badan dapat menggambarkan secara umum jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Untuk itu kartu menuju sehat atau KMS dapat digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kepedulian orang tua terhadap asupan gizi dan kesehatan anak dalam proses pertumbuhan balitanya, karena KMS menggunakan berat badan sebagai dasar monitoringnya.

2.6 Respon

2.3.1 Pengertian Respon

Respon menjadi sesuatu yang perlu dilihat dan diukur guna mengetahui gambaran atau pengamatan seseorang terhadap suatu objek. Pada istilah psikologi, respon adalah memunculkan dan membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan. Kartono (1996:58)

(7)

mengatakan bahwa Respon bisa diidentifikasi sebagai gambaran ingatan dari pengamatan. Respon merupakan suatu reaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan dari obyek (Notoatmodjo, 2008). Sedangkan di dalam jurnal yang ditulis oleh FN Tambunan, respon adalah suatu reaksi baik positif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat (Poewadarminta, 1987: 1012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi respon ibu-ibu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu dipengaruhi oleh: 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat pengetahuan 3. Mata pencaharian 4. Tempat tinggal/jarak 5. Lingkungan 6. Sarana prasarana 7. Ekonomi 2.3.2 Indikator Respon

Menurut Sardiman 2005, respon yang muncul kedalam kesadaran, dapat memperoleh dukungan atau rintangan dari respon lain. Hal ini menjelaskan bahwa, dukungan terhadap respon cenderung disenangi dan respon yang mendapat rintangan cenderung menimbulkan ketidaksenangan dan mengemukakan indikator respon sebagai berikut:

1. Keinginan bertindak/ berpartisipasi aktif 2. Membacakan/ mendengarkan

3. Melihat

4. Menimbulkan/membangkitkan 5. Mengamati

(8)

Dari teori mengenai indikator diatas peneliti mencoba untuk menyimpulkan indikator ini dengan bahasa yang berbeda, yang sesuai dengan makna dari tujuan penelitian:

1. Keinginan bertindak/ berpartisipasi aktif dalam memeriksakan tumbuh kembang balita

2. Tampak membaca/ mendengarkan penyuluhan dari petugas kesehatan

3. Timbul perasaan ingin tahu mengenai pertumbuhan balitanya melalui pertanyaan yang dilontarkan, atau ibu mau menceritakan proses pertumbuhan balitanya secara lengkap

4. Mengamati fasilitas kesehatan disekitarnya, sehingga dapat menguraikan pendapat dan masukan bagi fasilitas kesehatan tersebut

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa yang mempengaruhi respon seseorang ialah: “Senang atau positif dan tidak senang atau negatif”.

Rasa tidak senang ini tentunya memunculkan respon yang berbeda-beda pada setiap orangnya. Kecenderungan untuk mempertahankan rasa tidak senang atau menghilangkan rasa tidak senang, akan memancing bekerjanya kekuatan kehendak dan kemauan. Kehendak dan kemauan ini merupakan penggerak tingkah laku manusia.

(9)

2.7 Kebudayaan

2.7.1 Pengertian Kebudayaan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2000) secara umum kebudayaan memiliki pengertian: Karya yang diciptakan manusia melalui suatu aktivitas tertentu maupun dengan akal budi manusia sehingga menghasilkan suatu kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Jika lebih dipersempit, kebudayaan juga dapat dikategorikan menjadi beberapa makna yaitu: Kebudayaan daerah, kebudayaan agraris, asing, barat daerah, rakyat, timur. Kebudayaan daerah adalah Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya yang menjadi pedoman tingkah laku manusia dalam kesehariannya. Kebudayaan agraris adalah kebudayaan yang dianut masyarakat yang menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian pokok. Kebudayaan asing merupakan kebudayaan yang berkembang disuatu wilayah atau negara tertentu, dan berasal dari luar wilayah atau negara tersebut. Kebudayaan barat adala seluruh cara hidup, cara berpikir, dan pandangan hidup bangsa-bangsa di belahan bumi bagian barat (Eropa dan Amerika).

Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang anut masyarakat suatu daerah dan suku bangsa tertentu didalam suatu negara. Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang telah disepakati untuk dianut oleh semua warga negara. Kebudayaan rakyat merupakan unsur kebudayaan tradisional yang hidup digolongan orang biasa dan yang dibedakan dari unsur kebudayaan yang timbul lebih kemudian dan yg dianggap lebih maju.

(10)

Kebudayaan timur keseluruhan cara hidup, cara berpikir, dan pandangan hidup bangsa-bangsa di belahan bumi bagian timur (Asia).

2.7.2 Budaya Suku Dayak

Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga setelah Greenland dan pulau Irian. Luas seluruh kalimantan adalah kira-kira 746.540 km2. Dari luas itu

539.460 km2 adalah republik Indonesia karena beberapa

bagian pada pulau Kalimantan berbagi dengan dua negara lainnya, yaitu Malaysia dan Brunei Darusalam.

Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok yang tinggal di pedalaman, di gunung, dan sebagainya. Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang asli. Namun setelah orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka datang, mereka makin lama makin mundur ke dalam.

Dunia supranatural bagi suku Dayak memang sudah sejak jaman dulu merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Karena supranatural ini pula orang luar negeri menyebut Dayak sebagai pemakan manusia (kanibal). Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat cinta damai, asal mereka tidak diganggu dan ditindas semena-mena.

Tanaman padi menjadi salah satu faktor esensial pada suku Dayak dalam mewujudkan kebudayaan dan lingkungan hidupnya. Tanaman padi adalah inti dari budaya dan pola pikiran mereka karena keseluruhan hidup berkaitan dengan siklus padi.

Seorang informan dalam hasil makalah studi lapangan John Witre (2009), menyatakan bahwa kalau butiran padi tidak ditanam lagi maka tradisi Dayak bisa

(11)

terancam punah. Petani ladang gunung atau petani sawah sebenarnya sangat cakap dalam menanam dan memilih bibit padi yang cocok dengan lokasinya. Semua desa memiliki puluhan jenis bibit padi, yaitu beras biasa dan beras ketan, yang ditanam di sawah atau di ladang. Tiap jenis padi mempunyai sifat yang unik, antara lain, tahan hama atau resistensi terhadap serangga, tahan kekeringan, menyesuaikan dengan kondisi kesuburan dan konsistensi tipe tanah. Sifat nasi juga berbeda, ada yang keras ada yang lembut, ada yang aroma wangi dan tidak beraroma.

(12)

Bagan 1 Kerangka Berpikir Teoritis

Sumber: Engle, et al (1997), Ruel et al (1998), Ekasari Amalia (2000), Sardiman (2005) Ibu-ibu

yang memiliki

balita Respon :

1. Keinginan bertindak/ berpartisipasi aktif dalam memeriksaan tumbuh kembang balita

2. Membaca/ mendengarkan penyuluhan dari petugas kesehatan 3. Fokus melihat/ menyimak orang yang mewawancara atau penyuluh 4. Timbul perasaan ingin tahu mengenai pertumbuhan balitanya melalui

pertanyaan yang dilontarkan, atau mau bercerita tentang pertumbuhan balitanya secara lengkap

5. Mengamati fasilitas kesehatan disekitarnya, sehingga dapat menguraikan pendapat dan masukan bagi fasilitas kesehatan tersebut

Kepedulian:

1. Ibu aktif berperan serta dalam membawa anak ke posyandu

2. Immunisasi dan vitamin A diberikan lengkap sesuai usia yang dianjurkan

3. Pada kartu menuju sehat (KMS) grafik berat badan, balita mengalami peningkatan/ berada pada indikator batas normal

4. Ibu mengetahui diagnosa ketika anak sakit dan membawanya kesuatu layanan kesehatan atau memberi obat agar anak kembali sehat 5. Ibu mengetahui dan mampu menguraikan jawaban dari pertanyaan

peneliti yang berkaitan dengan asupan gizi balita, baik itu ASI, makanan pendamping ASI, maupun makanan yang sehari-hari dikonsumsi

Faktor- faktor yang

mempengaruhi kepedulian: 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat pengetahuan 3. Ketersediaan waktu 4. Lingkungan 5. Ekonomi Faktor-faktor yang mempengaruhi respon: 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat pengetahuan 3. Mata pencaharian 4. Tempat tinggal/jarak 5. Lingkungan 6. Sarana prasarana 7. Ekonomi

Gambar

Tabel 2.1: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan  Faktor  Contoh  I.  Internal  a

Referensi

Dokumen terkait

Setelah peristiwa tahkim kelompok Ali terpecah menjadi dua bahagian yakni syi’ah pendukung setia Ali serta khawarij yang membangkang Ali karena menerima

Tabel 4.8 Tabel Pengujian Kedua Tampilan Slideshow 4 Gambar Melalui Jaringan Internet Melsa Pada Komputer Client Dan Telkomsel 3G Pada Raspberry Pi ... 65 Tabel 4.9

S druge strane, uobi č ajena je i praksa da se lekovi koji imaju odre đ ene indikacije u dermatologiji, namenjeni kako za lokalnu, tako i za sistemsku primenu, koriste i kod

Oleh sebab itu, setiap perkara yang dilihat semasa menjalani kehidupan seharian dikaitkan dengan telur pada hari ini adalah lebih baik daripada anak ayam besok

kepada pasien, lembar 2 diserahkan kepada petugas bangsal sebagai tanda bahwa pasien telah membayar, lembar 3 diarsip. Setelah membuat rincian biaya rawat

Berbeda dengan Hamka, Quraish Shihab menyebutkan secara eksplisit dalam tafsirnya bahwa menurut Al-Qasimi, Buddha adalah seorang Nabi meskipun tidak termasuk

Menurut mereka peran media massa dalam membentuk gaya dalam hal berpakaian sangat berperan, karena saat mereka menyaksikan sebutnya saja Film, sinetron, atau

Semua utusan tersbut dikirm untuk melakukan diplomasi perdagangan dengan Makassar dan membicarakan mengenai monopoli rempah-rempah di Maluku, namun semua hal