• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI KEPALA BADAN PELAKSANA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI KEPALA BADAN PELAKSANA,"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

wyk&Rq~

Nias

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAKSANA

BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA Nomor : I0 IIKEPIBP-BRR. 1NII2007

TENTANG

PEDOMAN KESELAMATAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI

KEPALA BADAN PELAKSANA,

Menimbang : a. bahwa dalatn rangka pelaksanaan keselamatan kerja kegiatan di bidang konstruksi, maka dipandang perlu menerbitkan Pedoman tentang Keselamatan Kerja Bidang Konstruksi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a maka perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pelaksana tentang Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Konstruksi.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 tahun 2005 tentang Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 1 1 1, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4550);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2005 tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja serta hak Keuangan Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara;

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias

JI. Ir. Muhammad Thaher No. 20 Lueng Bata

-

Banda Aceh, 23247 Telp. 0651 - 636666, Fax. 0651 - 637777

(2)

. ? k q , " , q q ~

xfi

Nias

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAKSANA TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI PERTAMA : Memberlakukan Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Konstruksi

sebagaimana terlampir dalam lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud pada DIKTUM PERTAMA merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

KEEMPAT : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan seperlunya.

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada yth.:

1. Ketua Dewan Pengarah Badan Rehabilitasi dan rekosntruksi Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara;

2. Ketua Dewan Pengawas Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara; 3. Wakil Kepala, Sekretaris dan Para Deputi di lingkungan Badan

Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara;

4. Kepala Kantor Penvakilan di lingkungan Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

Ditetapkan di : Banda Aceh Pada tanggal : 7 Juni 2007

A.n. KEPALA BADAN PELAKSANA DAN PELAKSANA

A *

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias

(3)

Lampiran :

Keputusan Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.

Nomor : I OIIKEPIBP-BRR. llV112007.

Hal I dari 19

PEDOMA N

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

p

..-, 1 ?? -7

-:$&&

<,,- -e A > A. KETENTUAN UMUM: tenaga kerjanya.

0

01. Setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap

02. Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan kerja dan ha1 tersebut diberitahukan kepada setiap tenaga kerja, meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatannya.

03. Setiap terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada Pimpinan unit kerja ybs.

04. Setiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan aman.

05. Tempat-tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong dan gang-gang tempat orang yg bekerja atau sering dilalui harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yg berlaku.

06. Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga dapat mengurangi bahaya debu, uap dan bahaya lainnya.

07. Kebersihan dan kerapian ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan- bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.

08. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.

09. Semua peralatan sisi-sisi lanai yang terbuka, lubang-lubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang dianggap berbahayaharus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.

10. Kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan Nilai Ambang Batas yang berlaku.

(4)

KESELAMATAN KERJA

K.3 UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI

11. Orang yang tidak berkepentingan, dilarang memasuki tempat kerja 12. Tindakan harus dilakukan untuk mencegah bahaya terhadap orang yang

disebabkan oleh runtuhnya bagian yang lemah dari bangunan darurat atau bangunan yang tidak stabil.

C. PERANCAH :

01. Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh pekerja yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga.

02. Perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman pekerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan.

03. Lantai perancah harus diberi pagar pengaman, apabila tingginya lebih dari 2 meter.

04. Jalan-jalan sempit dan jalan-jalan landasan harus dari bahan dan konstruksi yang kuat, tidak rusak dan aman untuk tujuan pemakaiannya. 05. Perancah tiang kayu terdiri dari sejumlah tiang kayu dan bagian atasnya dipasang gelagar sebagai tempat untuk meletakkan papan-papan perancah harus diberi palang pada semua sisinya.

06. Untuk perancah tiang kayu harus digunakan kayu lurus yang baik.

07. Perancah gantung harus terdiri dari angker pengaman, kabel-kabel baja penggantung yang kuat dan sangkar gantung dengan lantai papan yang dilengkapi pagar pengaman.

08. Keamanan perancah gantung harus diuji tiap hari sebelum digunakan.

09. Perancah gantung yang digerakkan dengan mesin harus menggunakan kabel baja.

10. Perancah tupang sudut atau perancah tupang siku hanya boleh digunakan oleh tukang kayu, tukang cat, tukang listrik dan tukang- tukang lainnya yang sejenis dan dilarang menggunakan panggung perancah tersebut untuk keperluan menempatkan sejumlah bahan- bahan.

4

(5)

-

11. Tangga yang digunakan sebagai kaki perancah harus dengan konstruksi yang kuat dan dengan letak yang sempurna. Perancah tangga hanya boleh digunakan untuk peklerjaan ringan.

12. Dilarang menggunakan perancah jenis dongkrak tangga untuk pekerjaan pada permukaan yang tinggi.

13 Perancah kuda-kuda hanya boleh digunakan sewaktu bekerja pada permukaan rendah dan jangka waktu pendek.

14 Perancah siku dengan penunjang harus dijangkarkan kedalam dinding dan diperhitungkan untuk dapat menahan muatan maksimum pada sisi luar dari lantai peralatan.

15 Perancah persegi harus dibuat secara teliti untuk menjamin kestabilan peranca h tersebut.

16 Perancah tupang jendela hanya boleh digunakan untuk pekerjaan- pekerjaan ringan dengan jangka waktu pendek dan hanya untuk melalui jendela terbuka dimana perancah jenis tersebut ditempatkan.

17 Tindakan pencegahan harus dilakukan agar dapat dihindarkan pembebanan lebih terhadap lantai perancah yang digunakan untuk truck membuang sampah.

18 Perancah pada pipa logam harus terdiri dari kaki, gelagar palang dan pipa penghubung dengan ikatan yang kuat da pemasangan pipa-pipa tersebut harus kuat dan dilindungi terhadap karat dan cacat-cacat lainnya.

19 Perancah beroda yang dapat dipindah-pindahkan harus dibuat sedemikian rupa sehingga perancah tidak memutar waktu dipakai.

20 Perancah kursi gantung dan alat-alat sejenisnya hanya digunakan sebagai perancah dalam ha1 pengecualian yaitu apabila pekerjaan tidak dapat dilakukan secara aman dengan menggunakan alat-alat lainnya. 21 Truck dengan perancah bak harus dibuat dan digunakan sedemikian

rupa sehingga tetap stabil dalam semua kedudukan dan semua gerakan.

D. TANGGA & TANGGA RUMAH :

01. Tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat.

02. Tangga harus dibuat, dipelihara dan digunakan sebaik-baiknya sehingga

dapat menjamin keselamatan pekerja.

4

PEDOMAN

KESELAMA

TAN

KERJA

K.3 UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI

Hal 3 dari 19

- - - -

(6)

KESELAMA TAN KERJA

K.3 UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI

03 Tangga yang dapat dipindah-pindahkan dan tangga kuda-kuda yang dapat dipindah-pindahkan, panjangnya tidak boleh lebih dari 6 meter dan pengembangan antara kaki depan dan kaki belakang harus diperkuat dengan pengaman.

04 Tangga bersambung dan tangga mekanik, panjangnya tidak boleh lebih dari 15 meter.

05 Tangga tetap harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan kondisi lainnya yang panjangnya tidak boleh lebih dari 9 meter.

06. Tangga rumh harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan dengan aman beban yang harus dibawa melalui tangga tersebut dan harus cukup lebar untuk pemakaiannya secara aman.

E. ALAT-ALAT ANGKAT :

01. Alat-alat angkat harus direncanakan dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya. 02. Poros penggerak, mesin-mesin, kabel-kabel baja dan pelataran dari

semua alat-alat angkat harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kecelakaan karena terjepit, muatan lebih, kerusakan mesin atau putusnya kabel baja pengangkat.

03. Setiap kran angkat harus dibuat dan dipelihara sedemikian rupa sehingga setelah diperhitungkan besarnya, pengaruhnya, kondisinya, ragamnya muatan dan kekuatan, perimbangan dari setiap bagian peralatan bantu yang terpasang, maka tegangan maksimum yang terjadi harus lebih kecil dari tegangan maksimum yang diizinkan dan harus ada keseimbangan sehingga dapat berfungsi tanpa melalui batas-batas pemuaian, pelenturan, getaran, puntiran dan tanpa terjadi kerusakan sebelum batas waktunya.

04. Setiap kran angkat yang tidak direncanakan untuk mengangkut muatan kerja maksimum yang diizinkan pada semua posisi yang dapat dicapai, harus mempunyai petunjuk radius muatan dan petunjuk tersebut harus dipelihara agar selalu bekerja dengan baik.

05. Derek harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya waktu bekerja.

A

J

(7)

Hal 5 dari 19

ppppp

-PEDOMAN

KESELA MA TAN KERJA

K.3 UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI

.

f l

y;,.

,.

,,:**

* 7 '

06. Kaki rangka yang berbentuk segitiga harus dari bahan yang memenuhi syarat dan dibangun sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya waktu mengangkatnya beban maksimum.

07. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit.

08 Pesawat -pesawat angkat monoril harus dilengkapi sakelar pembatas untuk menjamin agar perjalanan naik dari peralatan angkat harus berhenti dijarak yang aman pada posisi atas

09. Tiang derek harus dari bahan yg kuat dan harus dijangkarkan dan diperkuat dengan kabel.

10. Semua bagian-bagian dari kerekan harus direncanakan dan dibuat untuk dapat menahan tekanan beban maksimum dengan aman dan tidak merusak kabel atau tambang.

11 Penggunaan dongkrak harus pada posisi yang aman sehingga tidak memutar atau pindah tempat.

12 Dongkrak harus dilengkapi dengan peralatan yang efektip untuk mencegah agar tidak melebihi posisi maksimum.

F. KABEL BAJA, TAMBANG, RANTAI DAN PERALATAN BANTU :

01. Semua tambang, rantai dan peralatan bantunya yang digunakan untuk mengangkat, menurunkan atau menggantungkan harus terbuat dari bahan yang baik dan kuat dan harus diperiksa dan diuji secara berkala untuk menjamin bahwa tambang rantai dan peralatan bantu tersebut kuat untuk menahan beban maksimum yang diizinkan dengan faktor keamanan yang mencukupi.

02. Kabel baja harus digunakan dan dirawat sedemikian rupa sehingga tidak cacat karena membelit, berkarat, kawat putus dan cacat lainnya. 03. Bantalan yang sesuai harus digunakan untuk mencegah agar tambang

tidak menyentuh permukaan, pinggir atau sudut yang tajam atau sentuhan lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya tambang tersebut.

04. Rantai-rantai harus dibersihkan dan harus dilakukan pemeriksaan berkala untuk mengetahui adanya cacat, retak, rengat atau cacat lainnya.

(8)

KESELAMATAN

KERJA

K.3 UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI

05. Rantai -rantai yang cacat dilarang untuk dipergunakan.

06. Beban maksimum yang diizinkan harus dikurangi apabila digunakan pada bermacam-macam sudut.

G. MESIN-MESIN :

01. Mesin-mesin yang digunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat pengaman untuk menjamin keselamatan kerja dan harus terpasang sewaktu mesin dijalankan.

02. Mesin harus dihentikan untuk pemeriksaan dan perbaikan pada tenggang waktu yang sesuai dengan petunjuk pabriknya.

03. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan karena mesin bergerak secara tiba-tiba.

04. Operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui Peraturan Keselamatan Kerja untuk mesin tersebut.

H. PERALATAN KONSTRUKSI BANGUNAN :

01. Alat-alat penggalian tanah yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga terjamin keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.

02. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin kestabilan mesin penggali tanah dan harus diusahakan agar orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ketempat kerja yang terdapat bahaya kejatuhan benda.

03. Sebelum meninggalkan buldozer atau scraper, operator harus melakukan tindakan pencegahan yang perlu untuk menjamin agar mesin-mesin tersebut tidak bergerak.

04. Perlengkapan instansi pengolahan aspal harus direncanakan, dibuat dan dilengkapi dengan alat-alat pengaman dan dijalankan serta dipelihara dengan baik untuk menjamin agar tidak ada orang yang mendapat kecelakaan oleh bahan-bahan panas, api terbuka, uap dan debu yang berbahaya.

05. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar kestabilan tanah tidak membahayakan sewaktu mesin penggiling jalan digunakan.

(9)

Hal 7 dari 19

~ - - - ~

Nias

fl

K3uNT"KKoNsTRuK,,B*NGuNAN

PEDOMAN

KESELA MA

TAN KERJA

06. Sebelum meninggalkan mesin penggiling jalan operator harus melakukan segala tindakan untuk menjamin agar mesin penggiling jalan tersebut tidak bergerak atau pindah tempat.

07. Mesin adukan beton (concrete mixer) yang digunakan harus dilengkapi dengan alat-alat pengaman dan dijalankan serta dipelihara untuk menjamin agar tidak ada orang yang mendapat kecelakaan disebabkan bagian-bagian mesin yang berputar atau bergerak atau boleh karena kejatuhan bahan-bahan.

08. Mesin pemuat (loading machines) harus dilengkapi dengan kap (cab) yang kuat dan dilengkapi dengan alat pengaman sehingga tenaga kerja tidak tergencet oleh bagian-bagian mesin yang bergerak.

09. Mesin-mesin pekerjaan kayu yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga terjamin keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.

10. Gergaji bundar harus dilengkapi dengan alat-alat untuk mencegah bahaya singgung dengan mata gergaji dan alat pencegah bahaya tendangan belakang, terkena serpihan yang berterbangan atau mata gergaji yang patah.

11. Tindakan pencegahan harus dilakukan agar daun gergaji bundar tidak terjepit atau mendapatkan tekanan dari samping.

12. Daun gergaji pita harus dengan tegangan, dudukan dan ketajaman yang memenuhi syarat dan harus tetutup kecuali bukan yang perlu untuk menggergaji.

13. Mesin ketam harus dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk mengurangi bidang bukan serut yang membahayakan dan untuk mengurangi bahaya tendangan belakang.

14. Alat-alat kerja tangan harus dari mutu yang cukup baik dan harus dijaga supaya selalu dalam keadaan baik.

15. Penyimpanan dan pengangkutan alat-alat tajam harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan.

16. Perencanaan dan pembuatan alat-alat kerja tangan harus cocok untuk keperluannya dan tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan. 17. Alat-alat kerja tangan boleh digunakan khusus untuk keperluannya

yang telah direncanakan.

(10)

KESELA MA TAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

18. Semua bagian-bagian alat peneumatik termasuk selang-selang dan selang sambungan harus direncanakan untuk dapat menahan dengan aman tekanan kerja maksimum dan harus dilayani dengan hati-hati sehingga tidak merusak atau menimbulkan kecelakaan. 19. Alat penebak paku (pawder actuated tools) harus dilengkapi dengan

alat pengaman untuk melindungi atau menahan pantulan kembali dari paku dan benda-benda yang ditembakkan oleh alat tersebut. Gunakan patrum (cartridge) dan paku tembak (projectile) yang cocok.

20. Operator yang menggunakan alat ini harus berumur paling sedikit 18 tahun dan telatih.

21. Penyimpanan dan pengangkutan alat penembak paku dan patrum harus sedemikian rupa untuk mencegah kecelakaan.

22. Traktor dan truck yang digunakan harus dipelihara sedemikian rupa untuk menjamin agar dapat menahan takanan dan muatan maksimum yang diijinkan dan dapat dikemudikan serta direm dengan aman dalam situasi bagaimanapun juga.Traktor dan truck ini hanya boleh dijalankan oleh pengemudi terlatih.

23. Truck lif (lif truck) yang digunakan harus dijalankan sedemikian rupa untuk menjamin kestabilannya.

I. KONSTRUKSI DIBAWAH TANAH :

01. Setiap tenaga kerja dilarang memasuki kontruksi bangunan dibawah tanah kecuali tempat kerja telah diperiksa dan bebas dari bahaya- bahaya kejatuhan benda, peledakan, uap, debu, gas atau radiasi yang berbahaya.

02. Apabila bekerja dalam terowongan, usaha pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan jatuhnya orang atau bahan atau kecelakaan lainnya.

03. Terowongan harus cukup penerangan dan dilengkapi dengan jalan keluar yang aman direncanakan dan dibangun sedemikian rupa

(11)

Hal 9 dari 19

-

-DQR

PEDOMAN

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

04. sehingga dalam keadaan darurat terowongan harus segera dapat dikosongkan.

05. Apabila terdapat kemungkinan bahaya runtuhnya batu atau tanah dari atas sisi kontruksi bangunan dibawah tanah, maka kontruksi tersebut harus segera diperkuat.

06. Untuk mencegah bahaya kecelakaan, penyakit akibat kerja maupun keadaan yang tidak nyaman, kontruksi dibawah tanah harus dilengkapi ventilasi buatan yang cukup.

07. Pada Kontruksi bangunan dibawah tanah harus disediakan sarana penanggulangan bahaya kebakaran.Untuk keperluan ini, harus disediakan alat pemberantas kebakaran.

08. Ditempat kerja atau ditempat yang selalu harus disediakan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerangan darurat harus disediakan ditempat-tempat dimana tenaga kerja dapat menyelamatkan diri dalam keadaan darurat. 09. Tenaga kerja yang mengebor tanah harus dilindungi dari bahaya

kejatuhan benda-benda, bahaya debu, uap, gas, kebisingan dan getaran.

10. Tenaga kerja dilarang masuk ketempat dimana kadar debunya melebihi ketentuan nilai ambang batas yang berlaku, kecuali apabila mereka memakai respirator.

J. PENGGALIAN :

01. Setiap pekerjaan, harus dilakukan sedimikian rupa sehingga terjamin tidak adanya bahaya terhadap setiap orang yang disebabkan oleh kajatuhan tanah, batu atau bahan-bahan lainnya yang terdapat dipinggir atau didekat pekerjaan galian.

02. Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja didalam lubang atau parit.

03.

Setiap tenaga kerja yang bekerja dalam lubang galian harus dijamin pula keselamatannya dari bahaya lain selain tersebut diatas.

(12)

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

K. PEKERJAAN MEMANCANG :

01. Mesin pancang yang digunakan harus dipasang dan dirawat dengan baik sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.

02. Mesin pancang dan peralatan yang dipakai harus diperiksa dangan taliti secara berkala dan tidak boleh digunakan kecuali sudah terjamin keamanannya.

03. Tenaga kerja yang tidak bertugas menjalankan mesin pancang dilarang berada disekitar mesin pancang yang sedang dijalankan. 04. Mesin pancang jenis terapung (floating pile drivers) yang digunakan

harus dilengkapi pengaman dan dijalankan sedemikian rupa sehingga kestabilannya atau tidak tenggelam.

05. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan agar supaya pelat penahan (sheet piling) tidak berayun atau berputar yang tidak terkendalikan oleh tekanan angin, roboh oleh tekanan air atau tekanan lainnya.

L. PEKERJAAN BETON :

01. Pembangunan kontruksi beton harus direncanakan dan dihitung dengan teliti untuk menjamin agar kontruksi dan penguatnya dapat memikul beban dan tekanan lainnya sewaktu membangun tiap-tiap bagiannya.

02. Pencegahan kecelakaan yang dimaksud adalah:

A. Singgungan langsung kulit terhadap semen dan dapur.

B. Kejatuhan benda-benda dan bahan-bahan yang diangkut dengan ember adukan beton (concrete buckets).

C. Sewaktu beton dipompa atau dicor pipa-pipa termasuk penghubung atau sambungan dan penguat harus kuat.

D. Sewaktu pembekuan adukan (setting concrete) harus terhindar dari goncangan dan bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan.

E. Sewaktu lempengan (panel) atau lembaran beton (slab) dipasang kedalam dudukannya harus digerakkan dengan hati-hati.

(13)

PEDOMAN

KESELAMA TAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

F. Terhadap melecutnya ujung besi beton yang mencuat sewaktu ditekan atau diregang dan sewaktu diangkat atau diangkut.

G. Terhadap getaran sewaktu menjalankan alat penggetar (vibrator).

03. Setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus

dilengkungkan atau dilindungi.

04. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton (cocrete bucket towers) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya.

05. Beton harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menjamin agar pemetian beton (bekinsting) dan penguatnya dapat memikul atau menahan seluruh beban sampai menjadi beku.

M. PEKERJAAN LAINNYA :

01. Bagian-bagian yang siap dipasang (prefabricated parts) harus direncanakan dan dibuat dengan baik sehingga dapat diangkut dan dipasang dengan aman.

02. Bagian-bagian kontruksi baja sedapat mungkin harus dirakit sebelum dipasang

03. Selama pekerjaan pembangunan kontruksi baja, harus dilakukan tindakan pencegahan bahaya jatuh atau kejatuhan benda terhadap tenaga kerja.

04. Bagian atas dari lantai sumuran harus ditutup papan atau harus dilengkapi dengan peralatan lain untuk melindungi tenaga kerja terhadap kejatuhan benda.

05. Pemasangan rangka atap harus dilakukan dari peralatan perancah atau tenaga kerja harus dilengkapi dengan peralatan pengaman lainnya.

06. Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan kontruksi, harus dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat.

07. Alat pemanas yang digunakan untuk memanaskan aspal harus direncanakan, dibuat dan digunakan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kebakaran dan tenaga kerja tidak tersiram bahan

panas.

4

(14)

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

08. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap bahaya singgungan langsung kulit dan bahaya-bahaya singgung lainnya terhadap bahan pengawet kayu.

09. Kayu yang telah diawetkan dilarang dibakar ditempat kerja.

10. Apabila bahan-bahan yang mudah terbakar digunakan untuk keperluan lantai permukaan dinding dan pekerjaan-pekerjaan lainnya, harus dilakukan tindakan pencegahan untuk menghindarkan adanya api terbuka, bunga api dan sumber-sumber api lainnya yang dapat menyulut uap yang mudah terbakar yang timbul ditempat kerja atau daerah sekitarnya.

11. Asbes boleh digunakan apabila bahan lainnya yang kurang berbahaya tidak tersedia.

12. Apabila asbes digunakan, maka tindakan pencegahan harus dilakukan agar tenaga kerja tidak menghirup serat asbes.

13. Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatas harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau dari bagian-bagian atap yang rapuh.

14. Dalam pekerjaan mengecat dilarang menggunakan bahan cat, permis dan zat warna yang berbahaya, atau pelarut yang berbahaya. 15. Tindakan pencegahan harus dilakukan agar tukang cat tidak

menghirup uap, gas, asap dan debu yang berbahaya.

16. Apabila digunakan bahan cat yang mengandung zat yang dapat meresap kedalam kulit, tukang cat harus menggunakan alat pelindung diri.

17. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan timbulnya kebakaran sewaktu mengelas dan memotong dengan las busur.

18. Juru las dan tenaga kerja yang berada disekitarnya harus dilindungi terhadap serpihan bunga api, uap radiasi dan sinar bebahaya lainnya.

19. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan las harus dilakukan dengan baik untuk menjamin keselamatan dan kesehatan juru las dan tenaga kerja yang berada disekitarnya.

20. Untuk menjamin keselamatan dalam pekerjaan peledakan (blasting) harus dilakukan tindakan pencegahan kecelakaan. Tindakan pencegahan ini adalah:

(15)

PEDOMAN

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

A. Sewaktu peledakan dilakukan sedapat mungkin jumah orang yang berada disekitarnya hanya sedikit dan cuaca serta kondisi lainnya tidak berbahaya.

B. Lubang peledakan harus dibor dan diisi bahan peledak dengan hati-hati untuk menghindarkan salah peledakan atau peledakan secara tiba-tiba waktu pengisian.

C. Peledakan harus dilakukan dengan segera setelah pengisian dan peledakan tersebut harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah salah satu peledakan atau terjadinya peledakan- peleda kan sebagian.

D. Sumbu-sumbu dari mutu yang baik dan dipergunakan sedemikian rupa untuk menjamin peledakan dengan aman.

E. Menghindarkan peledakan mendadak jika peledakan dilakukan dengan tenaga listrik.

F. Tenaga kerja dilarang memasuki daerah peledakan sesudah terjadinya peledakan kecuali apabila telah diperiksa dan dinyatakan aman.

21. Untuk menjamin kesehatan tenaga kerja yang mengolah batu agar tidak menghisap debu silikat, harus dilakukan tindakan pencegahan.

N. PEMBONGKARAN :

01. Rencana pekerjaan pengangkutan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum pekerjaan penmbongkaran dimulai.

02. Semua instalasi, listrik, gas, air dan uap harus dimatikan, kecuali apabila diperlukan sepanjang tidak membahayakan.

03. Semua bagian-bagian kaca,bagian-bagian yang lepas, bagian- bagian yang mencuat harus disingkirkan sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai.

04. Pekerjaan pembongkaran harus dilakukan tingkat demi tingkat dimulai dari atap dan seterusnya kebawah.

05. Tindakan-tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menhindarkan bahaya rubuhnyabangunan.

(16)

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

06. Alat mekanik untuk pembongkaran harus direncanakan, dibuat dan digunakan sedemikian rupa sehingga terjamin keselamatan operatornya.

07. Sewaktu alat mekanik untuk pembongkaran digunakan, terlebihi dahulu harus ditetapkan daerah barbahaya dimana tenaga kerja dilarang berada.

08. Dalam ha1 tenaga kerja atau orang lain mungkin tertimpa bahaya yang disebabkan oleh kejatuhan bahan atau benda dari tempat kerja yang lebih tinggi harus, harus dilengkapi dengan penadah yang kuat atau daerah berbahaya tersebut harus dipagar.

09. Dinding-dinding tidak boleh dirubuhkan kecuali lantai dapat menahan tekanan yang diakibatkan oleh runtuhnya dinding tersebut.

10. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap debu dan pecahan-pecahan yang berhamburan.

11. Apabila tenaga kerja sedang membongkar lantai harus tersedia papan yang kuat yang ditumpu tersendiri bebas dari lantai yang sedang dibongkar.

12. Tenaga kerja dilarang melakukan pekerjaan didaerah bawah lantai yang sedang dibongkar dan daerah tersebut harus dipagar.

13. Konstruksi baja harus dibongkar bagian demi bagian sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilan konstruksi tersebut agar tidak membahayakan sewaktu dilepas.

14. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar tenaga kerja dan orang-orang lain tidak kejatuhan bahan-bahan atau benda- benda dari atas sewaktu cerobong-cerobong yang tinggi dirubuhkan.

0. PEKERJAAN LlSTRlK :

01. Menjalankan, memelihara dan memperbaiki instalasi listrik hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang mengerti masalah listrik dan bahayanya.

02. Masuk kedalam bangunan-bangunan listrik dan pekerjaan didalam bangunan yang demikian hanya boleh dilaksanakan dibawah pengawasan dari ahli listrik

03. Dilarang bekerja pada instalasi listrik tanpa pengawas dari ahli

(17)

PEDOMAN

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

keselamatan telah dilaksanakan, perlengkapan, pakaian pelindung dan alat-alat khusus telah dipakai.

04. Dilarang keras bekerja pada alat-alat yang bertegangan listrik : a. Didalam kamar dimana ada bahaya kebakaran 1 peledakan.

b. Didalam ruangan udara yang basah atau sangat lembab. 05. Disarankan agar melaksanakan pekerjaan listrik hanya siang hari. 06. Pekerjaan2 pada instalasi listrik yg bertegangan baru boleh

dilakukan jika bahaya-bahaya yg tertentu telah diisolasi.

07. Jangan memasang instalasi listrik yg bertegangan yang telah selesai dikerjakan sebelum seluruhnya diperiksa dengan teliti oleh orang yang ditugaskan. Dia harus memberitahukan sendiri kepada pekerja lain bahwa instalasi itu akan dijalankan lagi dan dia harus memeriksa apakah semua pekerja telah menjauhi tempat itu.

08. Semua pekerja yang melakukan pekerjaan pada instalasi listrik harus taat kepada instruksi-instruksi pengawas.

09. Tidak dibenarkan menutup setiap penutup arus ( circuit breaker ),

pengubah arus (isolator) pada setiap instalasi listrik tanpa pengetahuan cukup yang telah diperoleh mengenai arus dan dengan alasan apa pengubah arus ditutup.

10. Dilarang merobah sekering dari type cartridge dengan jalan menghubungkan sekering itu dengan kawat.

11. Setiap alat-alat listrik yang keamanannya diragukan, harus dilaporkan dengan segera kepada ahli listrik.

12. Apabila ada pekerja yang terkena aliran listrik dan tidak bisa melepaskan diri, pertolongan hanya boleh diberikan setelah mematikan aliran listrik atau badan si penolong telah betul2 diisolasi dari si korban dengan memakai sarung tangan karet atau tongkat kain kering yang dilipat-lipat sehingga tebal

P. ALAT-ALAT PERLINDUNGAN DlRl :

01. Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup.

02. Alat-alat ini harus selalu memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditentukan.

A

(18)

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

03. Alat-alat perlengkapan, penyelamatan dan perlindungan diri ini, harus digunakan sesuai dengan kegunaannya oleh setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.

04. Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan menggunakan alat-alat perlengkapan, penyelamatan dan perlindungan diri dari kecelakaan kerja.

05. Alat-alat perlindungan diri diatur sebagai berikut :

NO

1

2 3

4

Q. RAMBU-RAMBU, SINYAL, BARIKADE :

01. Rambu- rambu " Lokasi Konstruksi Bahaya " ditempatkan pada titik akses kelokasi konstruksi

.

02. Rambu-rambu tentang pemakaian helm pengaman dan kacamata keselamatan yang dibutuhkan sebaiknya dipublikasi ketempat- tempat yang bisa diakses kelokasi proyek

03. Seluruh pekerja harus diintruksikan bahwa rambu hati-hati mengindikasikan sebuah kemungkinan bahaya yang perlu mendapat tindakan pencegahan dengan baik.

04. Rambu-rambu K3 harus digunakan dalam memberikan instruksi umum dan anjuran yang berhubungan peralatan standar k3.

R. ANJURAN UMUM K3 :

01. Dilapangan tidak dibenarkan pekerja berada dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang.

.

JENlS PERALATAN

Pelindung Mata I Kaca Mata Pelindung

Pelindung Kepalal Helm ( Bagi pekerja dan tamu ) Pelindung Telinga

Pelindung Kaki 1 Sepatu boot

JENlS PEKERJAAN

Pengelasan, Pembakaran, Pemotongan dgn obor, Menggunakan abrasi wheel, Mesin Grinder, Pemotong batulmetal dll.

Konstruksi umum

.

Pabrik ,

Maintenance dl1

Bekerja I berada ditempat yang bising diatas 85db atau sulit dalam melakukan percakapan normal.

Konstruksi, Pengecoran, Teknik Sipil, Maintenance

KEGUNAAN

Melindungi mata dari debu, serpihan2 atau kotoranlpuing lainnya yg beterbangan di udara Melindungi kepala dari kejatuhan benda

Melindungi pecah gendang telinga, pekak, dll

(19)

Hal 17 dari 19

PEDOMAN

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

02. Tidak melakukan tindakan apapun diluar ketentuanlaturan, apalagi jika ha1 tsb bisa mengundang kecelakaan kerja

03. Tidak menggunakan pakaian yang robek, cacat, terpotong atau pendek.

04. Tidak dibenarkan memakai sandal, sepatu karet, sepatu sport atau alas kaki yang lembut atau kondisi alas kaki tsb buruk.

05. Harus menggunakan topi pelindung dan pakaian yang berlengan setiap saat.

06. Perlu melindungi wajah dengan masker, penutup wajah, kaca mata debu, perlengkapan dan penutup telinga sebagaimana yang diperlukan.

07. Kaca mata pelindung yang sudah diakui harus dipakai ketika diperlukan. Pengelas harus memakai topeng pelindung selama melakukan pengelasan.

08. Pelindung pendengaran harus dipakai bilamana diperlukan.

09. Pengawas I Mandor perlu melakukan pengawasan dijalankannya keselamatan kerja setiap saat oleh pekerja dilapangan.

10. Sebelum memulai pekerjaan proyek, pengawas harus menjelaskan kliniklrumah sakit yang terdekat dengan lokasi proyek. Nomor telepon emergensi seperti Pemadam Kebakaran, Polisi dan Rumah Sakit dan lain-lain yang perlu, harus ditempel dilokasi kerja. Kotak P3K harus tersedia pada setiap lokasi pekerjaan

.

11, Seorang pekerja yang memerlukan perhatian medis harus segera diantar ke klinik atau rumah sakit. Luka-luka serius atau yang mengancam nyawa sebaiknya dibawa dengan ambulans

12. Selama pelaksanaan konstruksi, perbaikan, pembongkaran gedung dll, kebersihan secara umum harus selalu dipelihara setiap kali selesai bekerja.

13. Semua lantai dan jalan harus dipelihara kondisinya. Pastikan seluruh lantai dan jalan serta tangga dalam keadaan aman dan tidak licin.

14. Pipa slang karet dan pipa aliran listrik atau lintasan arus listrik harus ditutup atau digantung diatas sehingga tidak berisiko.

(20)

KESELAMA TAN KERJA

K 3

UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

S. BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA :

4

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9

JENlS KECELAKAAN KERJA

Jatuh ditempat datar yang sama

JATUH DARl KETlNGGlAN

KEJATUHAN BENDA-BENDA

TERKENA PERCIKAN BENDA- BENDA KECILIBAHAN-BAHAN KlMlA

TERTUSUK BENDA TAJAM

TERJEPIT BENDA I ALAT-ALAT

TERSENGAT ALIRAN LlSTRlK

TERTABRAK ATAU MENABRAK BENDA-BENDAJKENDERAAN

TENGGELAM

PENYEBAB

-

Permukaan lantai licin & tidak rata

- Peralatan & perlengkapan kerja berserakan diatas lantai kerja.

-

Cahaya ditempat kerja kurang

- Pengaturan tata letak kurang baik

-

Terdapat lobang dilantai

-

Tidak ada pagar pengaman

-

Ketika bekerja ditempat yg tinggi, tidak memakai ikat pinggang pengaman

-

Berada dibawah benda yg mudah jatuh atau lepas dari kedudukannya.

-

Tidak waspada terhadap keadaan diatas kepala

-

Tidak memakai pelindung mukalmata ketika mengasah benda keras atau bekerja dengan bahan-bahan kimia

-

Peralatan kerja tidak diberi perlindungan yang cukup

-

Tidak memakai alat-alat pelindung yang cukup ( sepatu, sarung tangan, baju yg layak) ketika bekerja dgn benda2 yg tajam

-

Jari tangan dalam kedudukan yg berba haya

- Alat-alat yg bergeraklberputar tanpa perlindungan

-

Pelanggaran atas prosedur kerja standar

-

Bekerja ditempat basah

-

Tidak memakai sepatu boat karet

- lsolasi listrik tidak baik

-

Tahu mengerti tentang listrik

-

Pandangan kedepan terganggu

-

Tidak ada perhatian kesekitar area

- Sedang sakit

-

Alat pengendali 1 rem tidak baik

-

Sedang sakit l Stress

(21)

PEDOMAN

KESELAMATAN KERJA

K3 UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

Hal 19 dari 19

10

T. JAMSOSTEK :

01. Semua kontraktor I pelaksana proyek konstruksi BRR NAD-Nias, yang mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 ( sepuluh ) orang atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000,- ( Satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam Program Jamsostek sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 1992, yonto Peraturan Pemerintah nomor : 14 1 Tahun 1993..

02. Besarnya premi dan ruang lingkup paket program Jamsostek yang wajib didaftarkan oleh kontraktror I pelaksana proyek konstruksi, disesuaikan dengan Peraturan dan ketentuan yang berlaku.

U. SANKSI

-

SANKSI :

01. Semua pimpinan unit kerja harus mampu memastikan terwujudnya ketentuan ini pada semua proyek -proyek konstruksi yang ditangani oleh Bapel BRR NAD-Nias.

02. Pelanggaran atas tidak dilaksanakannya Pedoman Keselamatan Kerja bidang Konstruksi ini, akan dikenakan sanksi sbb :

a. Bagi Pimpinan Proyek I Kasatker BRR NAD-Nias akan

dikenakan sanksi administratif, teguran tertulis sampai dengan pemutusan hubungan kerja.

b. Bagi kontraktor pelaksana proyek BRR NAD-Nias akan dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-undang Ketenaga- kerjaan, denda sampai dengan Pemutusan Kontrak Kerja.

W. PENUTUP :

Hal-ha1 lain yang belum ditentukan dalam Pedoman Keselamatan ini akan ditentukan kemudian dilapangan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Kepada penanggung jawab proyek I Kepala Satkerl PPK, diminta agar pedoman ini perlu

dituangkan dalam kontrak kerja guna memastikan pelaksanaan dilapangan.

A

AKIBAT KELELAHAN

-

Mengangkat barang diluar kemampuan

-

Kegagalan menahan atau menunjang beban

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pengakuan kembali terhadap sistem pengawasan keamanan PSAT, perjanjian ekivalensi, atau pengawasan keamanan PSAT di tempat produksi yang dibekukan

Daerah Aliran Sungai (menurut Undang-undang NO. 7 Tahun 2004 tentang SDA DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak

Pengetahuan Pekerja dan Peraturan Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap Unsafe Action pada Pekerjaan Konstruksi.. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Aman Karyawan

Hasil perhitungan algoritma Bellman-Ford untuk menentukan rute pada objek wisata di Kabupaten Rembang secara matematis dan aplikasi pada sample graf dari node 6

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab

(1) Untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota MWA yang mewakili setiap unsur sebagaimana diatur dalam Pasal 10, kecuali Menteri atau yang mewakilinya, Sri Sultan

Kadar karbon terikat yang dihasilkan pada penelitian cangkang kelapa sawit berkisar antara 58,35-59,75% dan tandan kosong kelapa sawit berkisar antara 36,17-37,71%, penelitian

FKTP / PUSKESMAS KATOI T PUSKESMAS KATOI TAHUN ANGGARAN 2014 AHUN ANGGARAN