• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMPN 02 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMPN 02 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMPN 02

KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

Oleh

KURNIA RAHAYU ROHMATILLAH NPM : 14114571

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H / 2018 M

(2)

ii

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMPN 02

KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

KURNIA RAHAYU ROHMATILLAH NPM : 14114571

Pembimbing I : Dr. Hi. Zainal Abidin M.Ag Pembimbing II : Muhammad Ali M.Pd.I

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H / 2018 M

(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 02 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

Oleh :

KURNIA RAHAYU ROHMATILLAH

Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Hasil belajar yang didapat oleh siswa berbeda-beda ada yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan ada yang belum memenuhi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah motivasi belajar siswa. Motivasi merupakan faktor internal siswa, dimana siswa yang memiliki motivasi dan yang tidak memiliki motivasi dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri orang yang memiliki motivasi. Dalam penelitian ini membahas hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa yang bertujuan untuk mengetahui “apakah ada hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah?”

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menbuktikan hipotesis bahwa “ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah” diterima (Ha) atau ditolak (Ho) dan untuk mengetahui seberapa erat hubungan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 02 Kotagajah . Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan sifat penelitian ini adalah korelasi. Populasi dalam penelitian berjumlah 307 siswa dan sampel berjumlah 52 siswa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok dan dokumentasi sebagai metode pendukung. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan product moment untuk mengukur seberapat erat hubungan dan tingkat signifikansi antara variabel x dan y yang dikonsultasikan dengan r tabel yaitu dengan menggunakan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data memggunakan rumus product moment, diperoleh hasil hasil r hitung dengan r tabel. Dari perhitungan tersebut diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel. r hitung sebesar 0,71 sedangkan r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,279. Dengan demikian nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5% (0,71 > 0,279). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah yaitu dengan kontribusi sebesar 50, 41%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar sangat erat hubungannya dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa.

(6)
(7)

vii MOTTO

ٌن ِم

ْؤُم َىُهَو َٰىَثهُأ ْوَأ ٍرَكَذ نِّم اًح ِلََٰص َلِمَع ْنَم

ْمُهَّنَيِز ْج

َنَلَو ۖ ًةَبِّيَط ًةَٰىَيَح ۥُهَّنَيِيْحُنَلَف

ََنى

ل َمْعَي

ُ

اىُهاَك ا َم ِن َس ْح

۟

أِب م

َ

ُهَرْجَأ

Barang siapa mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S An-Nahl :97).

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati dan raasa syukur kepada Allah SWT, penulis persembahkan skripsi ini kepada:

1. bapak saya Saefuddin Aminan dan Ibu Nur Sho’udah tercinta yang telah mendidik saya sejak kecil sampai dewasa, menyayangi dan selalu demi keberhasilan studi saya.

2. Adik yang saya sayangi serta saudara-saudara tercinta yang selalu memberikan doa dan semangat demi keberhasilan saya.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah”.

Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program Pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN metro guna memperoleh gelar S1.

Dalam upaya menyelesaikan Skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis terimakasih kepada: Ibu Prof. Dr. Enizar, M.Ag selaku rektor IAIN Metro, Ibu Dr. Hj. Akla, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan, Bapak Dr. Zainal Abidin, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad Ali M.Pd.I selaku pembimbing II serta Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada kedua orangtua, dan rekan-rekan seperjuangan yang senantiasa mendo’akan dan telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penulisan Skripsi ini.

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan Agama Islam.

Metro, 07 Mei 2018

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Abstrak ... v

Halaman Orisinalitas Penelitian ... vi

Halaman Motto ... vii

Halaman Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Batasan Masalah ... 6 D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

F. Penelitian yang Relevan ... 7

(11)

xi

A. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ... 11

1. Pengertian Hasil Belajar ... 11

2. Tujuan Belajar ... 13

3. Prinsip-Prinsip Penilaian Hasil belajar ... 14

4. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 16

B. Motivasi Belajar ... 21

1. Pengertian Motivasi ... 21

2. Fungsi Motivasi ... 22

3. Macam-Macam Motivasi... 23

4. Faktor-Faktor Motivasi Belajar ... 25

C. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar ... 28

D. Kerangka Konseptual Penelitian ... 30

E. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 33

B. Definisi Operasional Variabel ... 33

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum ... 45

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

a. Sejarah SMP NEGERI 02 Kotagajah ... 45

b. Kondisi Kualitatif Sekolah ... 46

c. Kondisi Kuantitatif Sekolah ... 47

d. Visi Misi dan Tujuan Sekolah ... 48

e. Program dan Strategi Sekolah ... 50

(12)

xii

g. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 51

h. Struktur Organisasi SMP Negeri 02 Kotagajah ... 53

i. Denah lokasi SMP negeri 02 Kotagajah ... 54

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 55

a. Pengujian Uji Coba Instrumen ... 55

B. Temuan Khusus ... 60

1. Data tentang Motivasi Belajar ... 60

2. Data tentang Hasil Belajar ... 62

3. Uji Hipotesis ... 64 C. Pembahasan ... 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Populasi Kelas IX SMP N 02 Kotagajah ... 37

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 41

3. Data Siswa ... 51

4. Kualifiksi Pendidik, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah ... 51

5. Jumlah Tenaga Kependidikan ... 52

6. Hasil Uji Coba Angket ... 55

7. Data Perhitungan Hasil Angket Item No.1 ... 55

8. Tabel Interprestasi Validitas Item Soal Angket Menggunakan Rumus Product Moment ... 57

9. Butir Soal Angket Item Ganjil ... 57

10. Butir Soal Angket Item Genap ... 58

11. Tabel Ketuntasan Reliabilitas Angket... 58

12. Skor Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa SMP N 02 Kotagajah ... 60

13. Daftar Hasil Belajar Siswa SMP N 02 Kotagajah ... 62

14. Tabel Kerja untuk Mencari Hubungan... 65

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 31 2. Struktur Organisasi SMP N 02 Kotagajah ... 53 3. Denah Lokasi SMP Negeri 02 Kotagajah... 54

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi ... 76

Lampiran 2 : Surat Izin Prasurvey ... 77

Lampiran 3 : Surat Balasan Prasurvey ... 78

Lampiran 4 : Surat Izin Reserch ... 79

Lampiran 5 : Surat Tugas ... 80

Lampiran 6 : Surat Balasan Reserch ... 81

Lampiran 7 : Surat Keterangan Bebas Jurusan ... 82

Lampiran 8 : Surat Keterangan Bebas Pustaka ... 83

Lampiran 9 : outline ... 84

Lampiran 10 : Instrumen Penelitian ... 85

Lampiran 11 : Daftar Nilai-nilai r Product Moment ... 94

Lampiran 12 : Daftar Nilai-nilai t ... 95

Lampiran 13 : Dokumentasi ... 96

Lampiran 14 : Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 98

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses bimbingan yang dilakukan melalui suatu proses yang dinamakan pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didiknya ketingkat kedewasaan agar terbentuk pribadi yang luhur dan dapat menjalankan peranannya sebagai anggota masyarakat dalam berbagai lingkungan hidup.

Pendidikan adalah sarana pewarisan keterampilan hidup sehingga keterampilan yang telah ada pada satu generasi dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi sesudahnya sesuai dengan dinamika tentangan hidup yang dihadapi oleh anak.1

Dalam Undang-Undang Republuk Indonesia No. 20 Tahun 2003 pemerintah merumuskan tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa yang bermartabat, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.

1

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), cet 2, h. 19.

(17)

2

Mengingat pentingnya pendidikan, pada era gobalisasi ini pemerintah memberikan perhatian besar untuk menciptakan pendidikan yang baik sehingga tercipta Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem

pendidikan dengan memperluas pendidikan di daerah terpencil,

meningkatkan kompetensi guru, pengadaan buku serta alat pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana serta meningkatkan kualitas manajemen sekolah.

Dalam hal ini, untuk melihat pendidikan yang berkualitas maka diperlukan adanya indikator yang bisa menggambarkannya, yaitu dengan melihat keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang dinilai dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotor siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar tidaklah sama. Ada sebagian siswa yang mengalami masalah dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai kurang optimal. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu di cari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu cacat tubuh, intelegensi (kecakapan), perhatian, minat, bakat, motif (motivasi), kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal adalah

(18)

3

faktor yang berasal dari luar individu (lingkungan)seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.2

Berdasarkan penjelasan tersebut, motivasi termasuk dalam salah satu faktor internal yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, motivasi sangat berperan penting dan mempunyai dampak atau efek yang besar dalam kehidupannya. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan mempunyai sikap dan kepribadian yang positif untuk mencapai sebuah keberhasilan.

Berbeda dengan siswa yang kurang bahkan tidak mempunyai motivasi di dalam dirinya yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang ia capai. Seperti kurangnya perhatian siswa pada materi belajar yang di sampaikan oleh guru dan berbicara sendiri dengan teman saat pembelajaran berlangsung atau siswa memiliki perhatian lain selain belajar. hal ini menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk mendapat hasil yang tinggi. Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan adanya motivasi maka siswa mempunyai kemauan untuk berusaha dan tekun selama mengikuti proses pembelajaran. Dan dengan adanya motivasi pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan. Sehingga tingginya motivasi belajar berhubungan dengan tingginya hasil belajar yang didapatkan.

Selain itu, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan hasil belajarnya pun akan rendah. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar akan

2

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h. 54-60.

(19)

4

dengan baik melakukan aktivitas belajar dan memiliki hasil belajar yang baik. Hal ini menunjukkan siswa yang cerdas apabila memiliki motivasi belajar yang rendah maka ia tidak akan mencapai hasil belajar yang baik. Dan sebaliknya, siswa yang kurang cerdas apabila memiliki motivasi belajar yang tinggi maka ia akan mencapai hasil belajar yang baik.

Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar akan melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan yang kurang termotivasi dalam belajar. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang diduga memiliki pengaruh besar dalam memperoleh hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar antara lain adalah terbentuknya perubahan belajar ke arah yang lebih positif.

SMP Negeri 02 Kotagajah merupakan sebuah lembaga yang diduga tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan di atas, Berdasarkan atas informasi yang penulis terima di SMP Negeri 02 Kotagajah dengan guru pendidikan Agama Islam maupun dengan siswa dapat diperoleh informasi bahwa guru Pendidikan Agama Islam sudah memberikan pengajaran yang baik kepada siswa-siswinya. Guru Pendidikan Agama Islam berperan penting dalam membentuk pribadi siswa-siswinya dengan memberikan contoh prilaku yang baik sehingga tujuan dari program belajar pendidikan Agama Islam dapat tercapai. Guru Pendidikan Agama Islam juga memberikan hukuman serta sanksi atas prilaku siswa yang menyimpang di sekolah

(20)

5

sehingga menimbulkan efek jera. Dari informasi tersebut diketahui bahwa motivasi eksternal siswa di sekolah sudah cukup baik.

Penulis juga mendapatkan informasi bahwa KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 76. Hal ini menjadi tolak ukur dari hasil belajar siswa. Dari 20 siswa kelas IX dapat diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut:

6 siswa mendapatkan nilai 95-100 dikategorikan Baik 5 siswa mendapat nilai 86-95 dikategorikan sedang 5 Siswa mendapat nilai 76-85 dikategorikan cukup 4 siswa mendapat nilai di bawah 76 dikategorikan kurang

Dari hasil belajar tersebut dapat diketahui bahwa 4 siswa dari 20 siswa masih belum dapat mencapai nilai KKM yang menjadi standar nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dimana KKM mencakup penilaian keseluruhan siswa baik kognitif, afektif dan psikomotor. Melihat hasil belajar yang didapatkan oleh siswa SMP Negeri 02 Kotagajah maka seharusnya motivasi belajar siswa sudah baik, namun masih terdapat beberapa pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung maupun di luar waktu pembelajaran sehingga guru Agama di SMP Negeri 02 Kotagajah ikut turun tangan untuk memotivasi siswa dan menangani masalah pelanggaran yang dilakukan siswa di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah yaitu:

(21)

6

1. Masih terdapat hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 02 Kotagajah yang belum mencapai Kriteria ketuntasan Minimal.

2. Kurang disiplinnya siswa pada waktu pembelajaran di kelas. 3. Kurangnya motivasi belajar pada beberapa siswa

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan yang akan dilakukan, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa dan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa

2. Lokasi penelitian di SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah 3. Objek penelitian kelas IX

4. Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019 M.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diajukan pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sisiwa SMP Negeri 02 Kotagajah?”

(22)

7 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 02 Kota Gajah

b. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa setelah mempelajari meteri mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 02 Kota Gajah

c. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa di SMPN 02 Kota Gajah

2. Manfaat penelitian

Manfaat hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Adapun Manfaat penelitian ini adalah:

a. Berguna untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 02 Kota Gajah.

b. Berguna untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa di SMPN 02 Kota Gajah.

(23)

8

c. Dengan adanya penelitian ini diharapakan bertambahnya motivasi siswa untuk meninggkatkan kualitas belajar siswa SMPN 02 Kota Gajah.

d. Agar penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi teman-teman mahasiswa dan masyarakat umum.

F. Penelitian Relevan

Selama penulis melakukan observasi pada literatur skripsi di perpustakaan IAIN Metro, penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. Diantara penelitian relevan tersebut adalah :

1. Skripsi karya Taufiq Ismail tentang Hubungan antara Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Akhlaq Peserta Didik Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.3 Perbedaan dan perbandingan penelitian pertama ini, variabel bebas (x) adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam, sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukakan hasil belajar Pendidikan Agama Islam adalah variabel terikat. Variabel terikat (y) penelitian ini adalah Akhlaq peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan Akhlaq peserta didik. Penelitian ini mengungkapkan bahwa Pendidikan Agama pada peserta didik akan memberi nilai

3

Taufiq Ismail, Hubungan anrata Hasil Belajar Pendidikan agama Islam dengan

Akhlaq peserta didik kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017, (Lampung : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam

(24)

9

positif bagi perkembangan anak terutama akhlaqnya. Akhlaq peserta didik dapat dilihat dari hasil belajar pendidikan Agama Islamnya sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hasil belajar pendidikan dengan akhlaq peserta didik.

2. Skripsi karya Tri Wahyuni tentang Korelasi antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Akidah Akhlaq Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda Tulang Bawang Tahun

Pelajaran 2013/2014.4 Perbedaan dan perbandingan penelitian ini yaitu, variabel bebas (x) adalah kecerdasan emosional sedangkan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, dan variabel terikat (y) adalah sama-sama menggunakan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar akidah akhlaq siswa. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional yang tinggi mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar. Individu yang mempunyai ketrampilan emosional dan berkembang dengan baik kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar akidah akhlaq siswa.

4 Tri Wahyuni, Korelasi antara Kerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Akidah

Akhlaq Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Hud Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2013/2014 , (Lampung : Jurusan Tarbiyah Program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Jurai

(25)

10

3. Skripsi karya Setia Rahayu tentang Pengaruh Motivasi Orangtua Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa SMPN 3 Batanghari Tahun Pelajaran 2016/2017.5 Perbedaan dan perbandingan penelitian ini yaitu, variabel bebas (x) adalah motivasi orang tua sedangkan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, dan variabel terikat (y) adalah sama-sama menggunakan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi orangtua terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pemberian motivasi orang tua merupakan faktor yang sangat menunjang hasil belajar karena orang tua adalah pendidik utama pada anak sehingga penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang positif dari motivasi orangtua terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian yang penulis lakukan saat ini terdapat perbedaan, perbandingan serta kajian yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang telah dipaparkan di atas. Penelitian yang penulis lakukan mengkaji tentang hasil belajar dan motivasi belajar merupakan 2 hal yang berkaitan dalam proses belajar siswa dan mampu meningkatkan prestasi siswa disekolah. Sehingga penelitian yang akan penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui “apakah ada hubungan antara motivasi

5

Setia Rahayu, Pengaruh Motivasi Orangtua Terhadap Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam (PAI) Siswa SMPN 3 Batanghari Tahun Pelajaran 2016/2017, (Lampung : Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Metro, 2017), tidak diterbitkan.

(26)

11

belajar dan hasil belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam siswa di SMP Negeri 02 kotagajah, Lampung Tengah.”

(27)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian hasil belajar

Pengertian hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam prilakunya.6

Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun, penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran praktik lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata pelajaran konsep lebih menekankan pada ranah kognitif.7

Dalam penilaian hasil belajar ketiga ranah tersebut menjadi suatu aspek yang penting dalam proses penilaian, karena ketiga ranah tersebut mampu menggambarkan tentang seberapa jauh siswa mengetahui, memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam proses pembelajaran.

6

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar., h. 44 & 38.

7

Elis Ratnawati dan H.A Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Pustaka Setia, 2015), h. 57.

(28)

13

Hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi.8

Hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai suatu puncak proses belajar. hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiringan, kedua dampak tersebut dapat bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar digunakan guru untuk menentukan kriteria atau ukuran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Jadi, hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.

Hasil belajar yang dievaluasi membuat guru mengetahui berhasil atau tidak suatu proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Seperti yang sudah diungkapkan bahwa hasil belajar menjadi tolak ukur dari keberhasilan tercapaianya tujuan belajar. bentuk tercapainya suatu tujuan dalam belajar adalah bertambahnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran yang diiringi dengan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu perubahan atau hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran pada suatu pokok bahasan, hasil belajar tersebut dapat berupa pengetahuan dan keterampilan yang dapat dirasakan oleh panca indra maka penulis mengambil nilai legger guru yang merupakan kumpulan dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

8

(29)

14 2. Tujuan belajar

Menurut suprijono yang dikutip oleh M. Thobroni dan Arif Mustofa “tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan instructional effect, yang biasanya terbentuk pengetahuan dan ketrampilan.”9

Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam pengajaran. Bahkan barangkali dapat dikatakan bahwa tujuan merupakan faktor yang terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar.

Nilai-nilai tujuan dalam pengajaran di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan murid dalam proses pengajaran. Karena adanya tujuan yang jelas maka semua usaha dan pemikiran guru tertuju ke arah pencapaian tujuan itu. Sebaliknya apabila tidak ada tujuan yang jelas maka kegiatan pengajaran tidak mungkin berjalan sebagaimana yang diharapkan dan tidak akan memberikan hasil yang diinginkan. Dengan demikian tidak dapat diketahui dengan pasti, manusia yang bagamana yang diinginkan untuk dididik oleh sekolah.

b. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada guru dan siswa. Tujuan yang baik ialah apabila mendorong kegiatan-kegiatan guru dan siswa. Berkat dorongan itu maka usaha pendidikan dan pengajaran akan berlangsung lebih cepat, lebih efisien, dan lebih memberikan kemungkinan untuk berhasil. Tuuan yang hendak dicapai dalam hal ini, merupakan motivasi positif yang dirangsang dari luar.

c. Tujuan pendidikan memberikan pedoman atau petunjuk kepada guru dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau menyediakan lingkungan belajar bagi siswa. Berdasarkan tujuan yang telah digariskan maka dengan mudah pula dapat ditetapkan metode yang serasi dan degan demikian akan terciptanya kegiatan-kegiatan yang seimbang dan sesuai bagi siswa. Penentuan metode belajar yang tepat, berarti akan menjamin pencapaian hasil belajar yang memadai bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.

9

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (yogyakarta : Ar-Ruzz Media,

(30)

15

d. Tujuan pendidikan penting maknanya dalam rangka memilih dan menentukan alat peraga pendidikan yang akan digunakan. Dalam bab berikut, kita akan mengenal bahwa betapa pentingnya fungsi alat bantu mengajar/belajar (media pendidikan) dalam proses pengajaran. Pengajaran akan berjalan lebih efektif, apabila guru dan siswa mempergunakan alat/media yang memadai. Dalam hubungan inilah maka aspek tujuan akan memainkan perananya yang penting.

e. Tujuan pendidikan penting alam menetukan alat/teknik penilaian guru terhadap hasil belajar siswa. Penilaian senantiasa bertuuan untuk mengtahui sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai, dan dalam hal apa siswa memerlukan perbaikan. Pengajaran efisien, dapat diartikan bahwa adanya atau tersedianya alat penilaian yang tepat. Dalam hal ini, faktor tujuan akan menjadi pedoman yang sangat berharga.10

Dari penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa tujuan belajar merupakan bentuk aplikasi dari tujuan dalam pendidikan. Dengan adanya tujuan maka suatu proses akan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Tujuan belajar ini diperlukan untuk menjadi puncak dari suatu kegiatan pendidikan, tujuan belajar juga dapat menjadi kontrol pendidikan, pengawasan dalam kegiatan pendidikan, dan menentukan kebijakan dalam suatu proses pendidikan. Tanpa tujuan belajar, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

3. Prinsip-Prinsip Penilaian Hasil Belajar

Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian, yaitu seperti berikut :

a. Valid/shahih, yaitu mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standat isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

10

Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), cet 13, h. 80-81.

(31)

16

b. Objektif, yaitu tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.

c. Transparan/terbuka, yaitu prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar anak didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. d. Adil, yaitu tidak menguntungkan atau merugikan anak didik

karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

e. Terpadu, yaitu tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. f. Menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup semua aspek

kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan anak didik.

g. Bermakna, yaitu mudah dipahami, mempunyai arti bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, anak didik.

h. Sistematis, yaitu dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

i. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

j. Beracuan kriteria, yaitu didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan11

prinsip-prinsip di atas merupakan pokok dari dasar penilaian hasil belajar. prinsip tersebut menjadi acuan dalam menilai hasil belajar. hal ini menunjukkan bahwa dalam menilai hasil belajar harus memenuhi kriteria yang di sebutkan dalam prinsip penilian hasil belajar sehingga sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Setelah mengetahui prinsip-prinsip penialain hasil belajar di atas, penulis menemukan beberapa persamaan dengan prinsip-prinsip evaluasi yaitu valid, berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat.12

11

Tatang S, Ilmu Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia,2012), H. 235.

12

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam Analisis Filosofis sistem pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2015), cet 4, h. 457-458.

(32)

17

Dari penjelasan tersebut dapat difahami bahwa prinsip-prinsip evaluasi lebih luas cakupannya serta membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar.

4. Pengertian Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Agama Islam

Dalam bahasa Arab digunakan Istilah al-din (baca : addin). Dalam konteks sejarah, al-din dimaknai sebagai pandangan hidup manusia. Orang Arab jahiliah dahulu memandang patung dan sandaran mereka disebut al-din. Sebaliknya Nabi Muhammad Saw. Memandang hanya Allah Ta’ala sebagai sandaran hidup yang disebut juga al-din.13

Dari pengertian di atas dapat di fahami bahwa arti kata “agama” mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan pemikiran orang yang menganut kepercayaan tertentu seperti Islam, Nasrani dan sebagainya.

Sedangkan pengertian Islam menurut Anton M. Moelioni adalah “agama yang diajarakan oleh Nabi Muhammad Saw, berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an, yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.”

Dari beberapa pengertian di atas, dapat difahami bahwa agama Islam merupakan Agama yang disyari’atkan untuk ummat Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi yang menjadi penyempurna dari ajaran-ajaran sebelumnya. Dan mempelajarinya merupakan suatu kewajiban bagi ummat Islam.

b. Pengertian pendidikan Agama Islam

13

Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pengembangan Ilmu dan

(33)

18

Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang berupa pengajaran,

bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai

pendiddikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.14

Dari pengertian di atas, dapat difahami bahwa pendidikan agama Islam dilaksanakan agar generasi muslim dapat mengamalkan ajaran agama Islam dengan baik dan mampu bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S At-Taubah ayat 122.

فَاك ا ْوُسِفْىَيِل َن ْىُىِمْؤُمْلا َنَاك َامَو

ِلُك ْهِم َسَفَو َلا ْىَلَف , ًْ

ْمُهْىِم ٍةَقْسِف

ةَفِئَاط

َنْوُزَر ْحَي ْمُهَلَعَل ْمِهْيَلِا ا ْىُعِجَز اَذِا ْمُهَمْىَق ْوُزِرْىُيِلَو ِهْيِدْلا ًِف ْاىُهَقَفَتَيِل

Artinya:

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (kemedan Perang).mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang Agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadaya, supaya mereka tu dapat menjaga dirinya. (Q.S At-Taubah : 122).15

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT melarang seluruh umat Islam untuk berperang melainkan sebagian umat untuk belajar ilmu pengetahuan. Dalam hal ini dapat difahami bahwa belajar juga merupakan perjuangan umat di jalan Allah SWT. Belajar mempunyai kedudukan yang

14

Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peranan Pendidikan Agma Islam dalam

Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta : Rajawali Pers, 2008), h. 16.

15

(34)

19

sama dengan berperang dimedan pertempuran membela agama Allah SWT.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut baihaqi yang dikutip oleh Aat Syafaat dan Sohari Sahrani “tujuan pendidikan Islam, menurut hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia, tanggal 7-11 mei 1990, di Cipayung Bogor, adalah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk menusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Tujuan tersebut didasarkan kepada proporsi bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.16

Menurut Al-Jammali yang dikutip oleh Hasan Langgulung tujuan-tujuan pendidikan yang diambilnya dari Al-Qur’an sebagai berikut:

1) Memperkenalkan kepada manusia akan tempatnya di antara makhluk-makhluk dan akan tanggungjawab perseorangannya dalam hidup ini.

2) Memperkenalkan kepada manusia akan hubungan –hubungannya sosialnya dengan tanggungjawabnya dalam jangka suatu sistem sosial.

3) Memperkenalkan kepada manusia akan makhluk (alam semesta), dan mengajaknya memahami hikmah penciptaannya dalam menciptakannya, dan memungkinkan manusia untuk menggunakan atau mengambil faedah daripadanya.

4) Memperkenalkan kepada manusia akan pencipta alam mayapada ini.17

Menurut M. Arifin yang dikutip oleh Abuddin Nata, Tujuan Ilmu Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.

2) Memberikan bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan

pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan Ilmu

16

Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peranan Pendidikan Agma Islam dalam

Mencegah Kenakalan Remaja., h. 33.

17

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologis, Filsafat

(35)

20

Pendidikan Islam tersebut. Yakni dengan memberikan bahan masukan yang berharga untuk pengembangan ilmu ini.

3) Menjadi korektor terhadap kekurangan teori-teori yang dipegang oleh Ilmu Pendidikan Islam sehingga kemungkinan pertemuan antara teori dan praktik semakin dekat dan hubungan antara keduanya bersifat interaktif (saling mempengaruhi).18

Dari pendapat para ahli di atas, dapat di ketahui bahwa tujuan pendidikan agama Islam tentu tidak terlepas dari ajaran agama Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Membetuk pribadi muslim yang tagguh, luhur, berbudaya dan mengikiti perkembangan zaman, namun tetap pada garis-garis tertentu yang sudah ditentukan oleh agama Islam. Banyaknya generasi muslim yang haus akan ilmu pengetahuan membutuhkan pendidikan agama yang cukup untuk membekali diri dalam menghadapi tantangan zaman dan dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dan keluarga sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

18

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipiner :

Normatif Perenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebidayaan, Politik, Hukum, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 21-22.

(36)

21

3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dengan ajaran agama Islam.

4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia indonesia seutuhnya.

6. Pengajaran tentang ilmu pegetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.

7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.19

Dari penjelasan di atas, dapat difahami bahwa Pendidikan Agama Islam memiliki beberapa fungsi yang sangat urgen dalam membentuk pribadi muslim yang bertaqwa serta kaffah. Hal ini sesuai dengan hadits Rasul SAW yaitu:

)يزاخبلا ياوز( ِقَلاْخَ ْلاا َحِلاَص َمِّمَتُ ِلا ُتْثِعُب اَمِّوِا

“sesungguhnya aku (Muhammad) diutus kemuka bumi ini hanyalah

untuk menyempurnakan akhlaq (HR. Bukhari)” selain dari akhlaq manusia Pendidikan Agama Islam juga mempunyai fungsi untuk mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan yang sebenarnya semua ilmu pengetahuan itu adalah dari Islam.

19

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Rosdakarya, 2012), h.15-16.

(37)

22 B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Banyak ahli mengemukakan bahwa motivasi merupakan seluruh proses gerakan yang berasal dari motif yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Menurut Sarlito, Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, prilaku yang ditimbukan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada tindakan atau perbuatan.20

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.21

Dalam hal ini, motivasi merupakan serangkaian usaha dari dalam diri seseorang untuk mewujudkan keinginan yang tergerak dalam dirinya. Keberhasilan seseorang tidak akan terjadi jika tidak ada dorongan atau keinginan untuk melakukannya, hal inilah yang dinamakan motivasi.

Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi adalah sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu.yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

20

Sarlito, W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : Rajawali Pers 2016), Cet 7, h. 137.

21

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h. 83.

(38)

23 d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.22

Dari penjelasan tersebut dapat difahami bahwa motivasi tidak akan muncul tanpa adanya suatu keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Keinginan yang kuat untuk dapat menguasai suatu ilmu pengetahuan akan menjadi sebuah dorongan untuk belajar sehingga ia mampu memahami dan menguasainya. Dengan kata lain, adanya motivasi dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

2. Fungsi motivasi

Sebagai dorongan dalan batin seseorang, motivasi mempunyai fungsi menjadi perantara pada organisme atau manusia untuk manusia itu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehubungan dengan hal ini, ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan,

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.23

22

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 83.

23

(39)

24

Menurut Eyseck dan kawan-kawan yang dikutip oleh Djaali menjelaskan bahwa fungsi motivasi antara lain adalah menjelaskan dan mengontrol tingkah laku. Mengontrol tingkah laku maksudnya, dengan mempelajari motivasi dapat diketahui mengapa seseorang menyenangi suatu objek dan kurang menyenangi suatu objek yang lain. Dengan kata lain dapat diketahui mengapa siswa melakukan sesuatu pekerjaan dengan tekun dan rajin, sementara siswa lain acuh terhadap pekerjaan itu.24

selain beberapa fungsi di atas, Motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha seseorang untuk mencapai prestasi. Apabila seseorang mempunyai motivasi yang baik dalam belajar maka hasilnya akan baik jika ia menjalankan dengan hati ikhlas dan tetap berusaha.

3. Macam-macam motivasi

Motivasi mempunyai beberapa macam menurut Biggs dan Tefler yang dikutip oleh Sugihartono et al, dalam hal pembelajaran macam-macam motivasi dalam belajar yaitu:

a. Motivasi Instrumental berarti bahwa siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman

b. Motivasi sosial berarti bahwa siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini, keterlibatan siswa pada tugas menonjol.

c. Motivasi berprestasi berarti bahwa siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.

24

(40)

25

d. Motivasi intrinsik berarti bahwa siswa belajar karena keinginnya sendiri.25

Dari sudut pandang lain, motivasi yang aktif itu sangat bervariasi di antaranya yaitu:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-motif bawaan (sejak lahir)

2) Motif-motif yang dipelajari

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis 1) Kebutuhan organis (makan, minum)

2) Motif-motif darurat (keadaan mendesak) c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

1) Momen timbulnya alasan 2) Momen pilih

3) Momen putusan

4) Momen terbentuknya kemauan d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik26

Dari penjelasan tersebut dapat difahami bahwa terdapat berbagai macam motivasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Motivasi dapat muncul dalam diri seseorang karena mempunyai banyak dorongan sehingga seseoramg akan melakukan sesuatu sesuai dengan motivasi yang dimilikinya. Dalam hal ini bakat, bawaan, kebutuhan serta lingkungan menjadi bentuk tersendiri dalam diri seseorang. Dalam hal ini, motivasi antara manusia

25

Sugihartono et.al, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : UNY PRESS, 2007), h 78.

(41)

26

satu dengan yang lain memiliki perbedaan sesuai dengan apa yang ia butuhkan.

4. Faktor-faktor Motivasi Belajar

Untuk menumbuhkan adanya motivasi dalam suatu proses pembelajaran, terdapat faktor yang mewarnai belajar siswa sehingga mempengaruhi belajar siswa serta dapat menimbulkan motivasi belajar dalam diri siswa. Menurut Soemanto yang dikutip oleh Kompri berikut adalah faktor yang mewarnai belajar yaitu:

a. Faktor stimuli. Faktor stimuli dibagi dalam hal-hal yang berhubungan dengan panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal.

b. Faktor metode belajar dipengaruhi oleh kegiatan berlatih daan praktik, over learning and drill, resistensi selama belajar, pengenalan hasil belajar, belajar dengan bagian-bagian keseluruhan, penggunaan modalitas indra, penggunaan dalam belajar, bimbingan belajar dan kondisi insentif.

c. Faktor-faktor individual dipengaruhi oleh kematangan, usia kronoligis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan motivasi.27

Dari penjelasan di atas, dipat difahami bahwa terdapat tiga faktor yang mewarnai belajar siswa, faktor-faktor tersebut menjelaskan bahwa dalam proses belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal yang bersifat internal maupun eksternal dari diri siswa itu sendiri. Hal-hal tersebut terjadi secara alami dan terbentuk oleh adanya kegiatan belajar. kegiatan yang dilakukan secara terus menerus itu diharapkan dapat membentuk pribadi siswa yang cerdas dan tekun. Faktor tersebut dapat mempengaruhi timbulnya motivasi

27

Kompri, Motivasi Pembelajaran perspektif Guru dan Siswa, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015). h. 226-227.

(42)

27

dalam diri siswa. Faktor tersebut juga bisa menjadi jembatan bagi guru maupun siswa untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun cara untuk menumbuhkan motivasi belajar yaitu:

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

b. Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi , tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar. d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

(43)

28 e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

baik. h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. hal ini akan lebih baik. Bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.

j. Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai minat.

(44)

29 k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.28

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat banyak cara dalam menumbuhkan motivasi siswa. Hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor belajar yang ada baik internal maupun eksternal siswa. Dengan mengetahui faktor-faktor yang ada maka guru atau murid dengan mudah mampu memotivasi atau termativasi dengan keadaan yang terjadi.

C. Hubungan motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah motivasi belajar dan hasil belajar yang sama-sama menjadi pendorong siswa untuk belajar lebih giat.

Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.29

Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa sehingga siswa sukses dalam belajar. Motivasi sangat berperan dalam kegiatan belajar, dengan adanya motivasi maka siswa mempunyai kemauan

28

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar., h. 92-95.

(45)

30

untuk berusaha dan tekun selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya motivasi kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan. Sehingga tingginya motivasi belajar berhubungan dengan tingginya hasil belajar yang didapatkan. Begitu pula sebaliknya rendahnya motivasi belajar berhubungan dengan rendahnya hasil belajar yang didapatkan. Untuk mencapai kesuksesan dalam belajar diperlukan usaha serta tekat yang kuat meskipun terdapat banyak rintangan. Berbagai usaha dilakukan untuk mewujudkan keinginan yang dicapai dalam proses pembelajaran.

Motivasi yang tinggi dapat ditemukan dalam sifat prilaku siswa antara lain :

1. Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.

2. Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.

3. Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi.30

Dengan melihat sikap prilaku tersebut pada siswa maka akan terlihat gambaran mengenai hasil yang akan didapatkan pada akhir proses pembelajaran. Sehingga akan diketahui bentuk dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu hasil yang baik dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini, kedua variabel menjadi penjelas sejauh mana hubungan antara keduanya dalam menghasilkan penilaian pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yang memiliki motivasi belajar untuk mendapat hasil belajar yang baik.

D. Kerangka Konseptual Penelitian

30

(46)

31

Kerangka pemikiran atau kerangka konsep merupakan “ penjelasan sementara terhadap gejala menjadi objek permasalahan dalam penelitian”.31

Berdasarkan pendapat tersebut dapat difahami bahwa kerangka pikir merupakan suatu konsep yang memberikan hubungan yang bersifat timbal balik hipotesis antara variabel bebas (motivasi belajar) dengan variabel terikat (hasil belajar) dalam memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.

Motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan untuk melakukan sesuatu dan memperoleh hasil yang maksimal atas usaha yang dilakukannya. Motivasi belajar merupakan penggerak dalam diri siswa untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal, sehingga tujuan yang dikehendaki dalam proses belajar itu dapat tercapai. Motivasi dapat berasal dari diri pribadi siswa (internal) dan dari luar pribadi siswa (eksternal). Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi (kuat) akan melaksanakan kegiatan belajar dengan penuh keyakinan dan tanggung jawab bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi yang rendah (kurang). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah

Dalam hal ini, penulis merumuskan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah apabila siswa mempunyai ciri-ciri orang yang memiliki motivasi maka hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

31

Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta dan Metro: Ramayana Pers dan STAIN Metro, 2008), h. 57.

(47)

32

akan baik, namun apabila siswa tersebut mempunyai motivasi yang rendah maka hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam rendah (kurang).

Adapun kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 1

Kerangka Konsep Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar

Dari kerangka konseptual tersebut akan terlihat hasil dari hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menunjukkan bahwa pada motivasi belajar terdapat klasifikasi yang menunjukkan motivasi pada diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Agama Islam Siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan kata thesis artinya pernyataan atau teori . kerana hipotesisi adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.32

32

Yuyun Yunarti, Pengantar Statistika, (Lampung : STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, 2015), h. 51.

Motivasi belajar

Hasil belajar PAI Tinggi Rendah Sedang H ipote si s Tinggi Sedang Rendah

(48)

33

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.33

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari masalah yang ada dalam penelitian dimana peneliti harus membuktikan kebenaranya dari dugaan tersebut kedalam penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam hal ini dirumuskan hipotesis peneliti adalah “ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa di SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019.”

33

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta : 2010), cet 10, h. 96.

(49)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dimana peneliti berangkat dari teori yang sudah dibangung pada landasan teori sehingga diuji dengan menggunakan teknik penelitian korelasi yang mana “Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau variabel lain. Hubungan variabel-variabel itu terjadi pada satu kelompok.”34 Setelah teori diuji, maka peneliti akan menemukan jawaban berupa penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian yang akan peneliti laksanankan di SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah maka peneliti akan meneliti ke lapangan menyebarkan angket dan mendokumentasikan proses penelitian yang dilakukan.

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional aadalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan (Variabel) yang dapat diamati (diobservasi).35 Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana caranya mengukur suatu variabel oleh karena itu merumuskan definisi operasional pada suatu variabel

34

Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), cet 4, h. 177.

35

(50)

35

dipandang sangat penting, sebab definisi operasional variabel akan menunjukan alat pengumpulan data yang cocok untuk digunakan.

Berarti yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah kriteria atau ciri-ciri dari sebuah variabel berupa indikator-indikator yang dapat diukur. Berdasasarkan uraian tersebut, maka definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar (Variabel bebas)

Motivasi belajar yaitu dorongan atau motif siswa untuk belajar memahami, menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Seperti yang sudah dipaparkan dalam landasan teori di atas, motivasi belajar mempunyai banyak macam dan faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini penulis menarik benang merah dalam penjelasan tersebut sehingga ditemukan indikator-indikator dapat mewakili secara keseluruhan mengenai motivasi belajar. Dalam hal ini indikator-indikatornya adalah: Siswa tekun menghadapi tugas dan dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai. Siswa ulet menghadapi kesulitan tidak mudah putus asa dalam menghadapi soal atau palajaran yang sulit dan berusaha untuk mampu memecahkan dan menguasainya. Siswa menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah dan ikut berpartisipasi dalam memecahkan berbagai persoalan yang muncul dalam belajar dan mengerjakan soal. Siswa lebih senang bekerja mandiri, lebih senang bekerja sendiri merasa mampu untuk mengerjakan tugas yang diberikan tanpa bantuan atau kerjasama dengan teman. Siswa cepat bosan

(51)

36

dengan tugas-tugas yang rutin yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga siswa kurang kreatif. Siswa dapat mempertahankan pendapatnya menunjukkan bahwa siswa yang sudah yakin dengan sesuatu maka akan mempertahankan pendapatnya. Siswa tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. Siswa senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, menghadapi tugas berusaha mencari pada berbagai referensi yang ada untuk memecahkan masalah soal-soal yang diberikan oleh guru.

2. Hasil belajar (variabel terikat)

Hasil belajar yaitu suatu perolehan yang didapat oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan merupakan puncak atau tujuan dari adanya proses belajar. hasil belajar merupakan hasil perubahan dari suatu interaksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan. Hasil belajar didapatkan setelah dilakukan kegiatan secara kontinu dan sistematis dalam bentuk jadwal pembelajaran dan materi pembelajaran. Kegiatan belajar dilakukan supaya terdapat kemajuan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Untuk melihat kemajuan siswa dalam 3 aspek tersebut maka dilakukan penilaian sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa yang sudah dilakukan selama proses pembelajaran.

Dalam hal ini indikator-indikatornya meliputi: Valid/shahih, yaitu mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standat isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan

(52)

37

menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Objektif, yaitu tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional. Transparan/terbuka, yaitu prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar anak didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. Adil, yaitu tidak menguntungkan atau merugikan anak didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Terpadu, yaitu tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan anak didik. Bermakna, yaitu mudah dipahami, mempunyai arti bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, anak didik. Sistematis, yaitu dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

Beracuan kriteria, yaitu didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Indikator-indokator tersebut diperoleh dalam bentuk angka yang merupakan penilaian guru yang terdapat dalam legger penilaian guru yang berlandaskan prinsip-prinsip dalam penilaian hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

(53)

38

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.36

Sedangkan menurut Riduwan, ”populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.37

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa popilasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah anak kelas IX SMPN 02 Kotagajah yang berjumlah 307 siswa yang terbagi menjadi 10 kelas.

Tabel 1. Jumlah Populasi

Kelas IX SMP Negeri 02 Kotagajah Lampung Tengah

No. Kelas Muslim Non Muslim Jumlah

1. A 26 6 32 2. B 27 5 32 3. C 29 3 32 4. D 26 6 32 5. E 30 2 32 6. F 30 2 32 7. G 25 7 32 36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 173.

37

Riduwan, Belajar Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung : Alfabeta, 2012), cet 8, h. 54.

Gambar

Tabel interprestasi validitas item soal angket menggunakan rumus product  moment
Tabel Ketuntasan Reliabilitas Angket  No  Responden  x  y  xy  1  22  21  484  441  462  2  25  22  625  484  550  3  26  19  676  361  496  4  25  20  625  400  500  5  29  24  841  576  696  6  25  24  625  576  600  7  24  24  576  576  576  8  30  26
Tabel kerja untuk mencari hubungan

Referensi

Dokumen terkait

Institusi penulis diketik dengan 10 point, italic, centered diketik terpisah dalam baris yang terpisah antara institusi yang berbeda dan diikuti dengan satu baris

Bagi pendidik: Dalam pelaksanaan ujian praktikum dengan metode OSCA yang dilaksanakan pada mahasiswa semester I dan semester III di DIII kebidanan stikes ‘Aisyiyah yang

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkategorikan kemampuan pemecahan masalah siswa ke dalam level tertentu berdasarkan level taksonomi SOLO.. Taksonomi Solo mengelompokkan level

Demikianlah Berita Acara Pembukaan (download) file II penawaran pekerjaan Pembuatan Geo Data Base Infrastruktur Perkotaan dan Perdesaan Bidang Keciptakaryaan ini

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pola asuh permisif orang tua terhadap kenakalan remaja di Balai Pemasyarakatan kelas 1 semarang menunjukkan bahwa

Tidak semua orang memiliki bakat menulis. Kegemaran menulis yang dimiliki oleh anak bungsu dari pasangan Pak Tohari dan Ibu Kanthi ini sudah muncul sejak berusia

Manfaat secara umum dari penelitian ini adalah dapat mengetahui Faktor determinan (usia, jenis kelamin, lemak, natrium, kalium, kebiasaan merokok, stress, IMT)

Persiapan data mencakup semua kegiatan untuk membangun set data akademik mahasiswa yang akan diterapkan ke dalam sistem, dari data mentah awal berupa set data