• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SKIMMING DI KELAS V SDN BULANGITA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SKIMMING DI KELAS V SDN BULANGITA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SKIMMING DI KELAS V

SDN BULANGITA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO

Avontrisno Junus Engi1 , Dr. Hj Rusmin Husain2 , Dra. Dajani Suleman,M.Hum

ABSTRAK

Pada observasi awal terdapat 3 siswa atau 23,1 % yang dapat memahami isi bacaan, dan sebanyak 10 siswa atau 76,9 % yang belum dapat memahami isi bacaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 8 siswa atau 61,5% dari 13 siswa mampu membaca pemahaman dengan memperoleh nilai 70 ke atas, dan 5 siswa atau 38,5 % dari 13 siswa yang belum mampu membaca pemahaman atau mendapat nilai di bawah 70, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 siswa atau 76,9% dari 13 siswa yang mampu membaca pemahaman dan 3 siswa atau 23,15% dari 13 siswa yang belum mampu atau mendapat nilai kurang dari 70.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa melalui metode

skimming, kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN Bulangita

telah meningkat.

Kata Kunci :Kemampuan, Membaca Pemahaman, Skimming

1 Avontrisno Junus Engi Mahasiswa Program PPKHB Jurusan PGSD Universitas

Negeri Gorontalo, Dr. Hj Rusmin Husain2 , Dra. Dajani Suleman, M.Hum selaku Dosen Jurusan PGSD Universitas Negeri Gorontalo

(3)

Keterampilan membaca amat penting sebagai alat untuk mempelajari buah pikiran seseorang di samping sebagai alat komunikasi antar sesama anggota masyarakat.Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa betapa pentingnya membaca untuk mengetahui sekaligus menilai hasil karya yang diciptakan manusia melalui tulisan.

Untuk memahami suatu bentuk tulisan bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi setiap orang harus memiliki keterampilan yang bersifat pemahaman. Keterampilan yang bersifat pemahaman itu, yakni kemampuan memaknai kata secara leksikal dan gramatikal, kemampuan menilai, dan kecepatanmembaca yang fleksibel. Keterampilan yang bersifat pemahaman ini di sekolah dasar ditekankan pada siswa yang duduk di kelas tinggi, yakni kelasIV, V dan VI. Di kelas tinggi pembelajaran membaca dikenal dengan membaca lanjut atau membaca pemahaman.Membaca dengan penuhpemahaman berarti membaca dengan sengaja mencari gagasan yangdisampaikan penulis dalam bahan yang dibaca pada setiap paragraf. Paragraf adalah satuan pengembangan terkecil dari suatu karangan.

Sebagai satuan yang terkecil, paragraf mengandung suatu pokok pikiran atau gagasan. Pokok pikiran inilah yang dikembangkan, dalam arti dijabarkan oleh kalimat yang membentuk paragraf. Disamping itu, pikiran pokok yang dimaksud juga berhubungan dengan pokok pikiran lainnya dari karangan yang bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa paragraf juga sebagai satuan pengembang.

Namun dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa, sistem penyampaian guru di Sekolah Dasar yang mengajarkan Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan membaca, hasilnya belum menggembirakan. Hasil capaian dalam aspek keterampilan membaca di bawah 50%. Data dari lapangan yang diperoleh peneliti saat siswa mengerjakan LKS, diperoleh hasil capaian bahwa dari 13 orang siswa Kelas V SDN Bulangita terdapat 3 siswa atau 23,1 % yang dapat memahami isi bacaan, dan sebanyak 10 siswa atau 76,9 % yang belum dapat memahami isi bacaan.

Dari sisi ini peneliti melihat sesuatu yang kurang mendapat perhatian di Kelas V SDN Bulangita, yaitu pengajaran membaca lanjut, atau membaca

(4)

pemahaman. Siswa kurang mendapat bimbingan dalam meningkatkan daya bacanya. Berbagai upaya telah dilakukan seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme guru dan sejenisnya. namun menurut pengamatan, kegiatan itu belum banyak memberikan hasil yang maksimal pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti mencoba menerapkan pada kegiatan pembelajaran membaca pemahaman melalui metode

Skimming kerjasama dengan guru kelas.

Menurut Rahim (2008:61) metode skimming ialah membaca cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Metode skimming sangat berguna untuk mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf dan menemukan gagasan umum dengan cepat. Melalui metode

Skimmingini diharapkan dapat membantu siswa Kelas V SDN Bulangita dalam

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman yakni memahami gagasan atau makna yang terkandung dalam suatu bacaan dengan proses yang cepat dan benar.

Berdasarkan kenyataan dan harapan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Melalui Metode Skimming Di Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato”

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah kemampuan siswa membaca pemahaman di Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dapat ditingkatkan melalui metode Skimming?

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman melalui metode Skimming di Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato.

Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 202) bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan maknadari apa yang tertulid dalam teks. Menurut Muda (2006: 72) Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis.. Sedangkan Rahim (2008: 2) berpendapat bahwa membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psiko linguisutik, dan metakognitif.

(5)

Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbul tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan membaca kreatif.

Menurut Hamid (2012: 164) Membaca merupakan sebuah aktivitas yang bagi sebagian orang menjadi kegemaran dan sebagian yang lain menjadi sebuah kebosanan, apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam arti bahwa orang bersangkutan sudah mulai suka membaca, maka kebiasaan-kebiasaan membaca pun akan berkembang. Tempat yang terbaik untuk menumbuhkan minat dan mengembangkan kebiasaan membaca adalah di rumah, terutama karena kebiasaan kekeluargaan.

Membaca penuh pemahaman berarti membaca dengan sengaja mencari gagasan yang disampaikan penulis dalam bahan yang dibaca. Membaca pemahaman bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dasar memahami berbagai wacana. Penekanan kegiatan pada tahap ini tidak lagi pada huruf atau pengucapan dan pemahaman kalimat, tetapi pada kemampuan menarik kesimpulan tentang isi bacaan. Jadi melalui pengajaran membaca pemahaman di SD, para guru harus mampu membekali siswa dengan dasar kemampuan berpikir kritis, sehingga lulusan SD memiliki dasar yang kuat melanjutkan pendidikan ke sekolah lanjutan.

Ada tiga tujuan utama pembelajaran membaca disekolah, ketiga tujuan uatama tersebut adalah (1) memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca, (2) mampu membaca dalam hati dengan kecapatan baca yang fleksibel, (3) memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan. Sedangkan menurut Formiatno (2010:65) berpendapat bahwa tujuan membaca adalah “Untuk mengetahui segala sesuatu yang belum pernah kita ketahui dan menambah wawasan.

Lebih lanjut Tarigan (2008: 9-11) mengemukakan beberapa tujuan membaca yaitu:

a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokok; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.

(6)

b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topic yang baik dan menari, masalah yang terdapat dalam cerita. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide utama.

c) Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.

d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti apa cara mereka itu, apa yang diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi. e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi.

f) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil. Ini disebut membaca menilai atau mengevaluasi.

Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Menurut Formiatno (2010: 65) bahwa manfaat membaca adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang belum pernah kita ketahui dan menambah wawasan. Kegiatan membaca mempunyai berbagai macam manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang yang akan melakukan kegiatan membaca tentu mempunyai maksud mengapa dia perlu membaca teks tersebut yang selanjutnya dapat mengambil manfaat setelah kegiatan membaca berlangsung.

Menurut Yunus dan Suparno (2007: 1.4) menyatakan manfaat dari kegiatan membaca yaitu:

1. Peningkatan kecerdasan.

2. Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas. 3. Penumbuhan keberanian.

4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Pada dasarnya kegiatan membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses dan produk. Proses membaca mencakup Sembilan aspek untuk menghasilkan produk.

(7)

1. Proses membaca

Menurut Burns dkk (dalam Farida Rahim 2008: 12-14) proses membaca terdiri atas Sembilan aspek yaitu sensori, perceptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan.

2. Produk membaca

Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca.Komunikasi juga bisa terjadi konstruksi pembaca melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan informasi yang disajikan dalam teks.

1. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin.Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.

2. Faktor Intelektual

3. Istilah inteligensi didefinisikan oleh Heinz (dalam Rahim, 2008: 17) sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponsnya secara tepat.

4. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan baca siswa.Faktor lingkungan itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman siswa dirumah, dan (2) sosial ekonomi keluarga siswa.

5. Faktor Psikologis

Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup (1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.

Menurut Rahim (2008: 61) metode skimming ialah membaca dengan untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan.Membaca dengan cepat sering dibutuhkan ketika sedang membaca.Umumnya tidak semua informasi ingin diketahui dan diingat.Kalau kita hanya ingin menemukan sesuatu tentang buku atau artikel.Kita bisa melakukannya dengan membaca layap.

(8)

Dalam kurikulum bahasa indonesia tahun 2004 membaca layap ditemukan untuk setiap kelas, kecuali kelas III. Berikut ini akan diberikan contoh membaca layap sesuai dengan tingkat kelas dan teknik membaca layap yang digunakan. 1. Membaca Layap Untuk Mengetahui Sudut Pandang Penulis

Membaca layap untuk mengetahui sudut pandang penulis dapat ditemukan dari kurikulum bahasa Inndonesia untuk kelas IV.Kompetensi dasarnya, membaca sekilas dengan dengan hasil belajar yang diharapkan membaca sekilas informasi dalam kolom khusus majalah anak atau buletin anak. Ssedangkan salah satu indikatornya ialah memberikan tanggapan terhadap pemikiran penulis dalam bentuk pertanyaan atau surat.

Apakah pola susunan paragraf berikut ini.Letakkan tanda cek () di samping jawaban yang paling tepat.

Kematian pengusaha itu cukup mengejutkan teman-temannya karena selain pengusaha yang ramah, dia juga terkenal dermawan.

Urutan (listing) – urutan waktu – sebab/akibat – perbandingan

Berikut ini beberapa contoh pembelajaran membaca layap (cepat) yang terdapat dalam kurikulum bahasa Indonesia 2004 untuk kelas IV. Kompetensi dasarnya ialah membaca sekilas tentang teks agak panjang.Hasil belajar yang diharapkan membaca sekilas teks agak panjang dan menjelaskan garis besar

isinya sedangkan indikatornya ialah membaca beberapa teks dengan informasi yang sesuai dengan isi teks sehingga dapat dipahami orang lain. Menurut Rahim

(2008: 64) untuk latihan membaca layap hendaknya dimulai dengan teks pendek dengan kalimat rumpang seperti contoh berikut.

Bacalah artikel majalah di bawah ini. Sebagian kata telah dihilangkan.Pada paragraf ini hanya beberapa kalimat pada awal dan beberapa kata. Namun, masih bisa didapatkan pemikiran umum artikel dan menjawab pertanyaan.

(9)

Lingkarilah huruf yang jawabannya paling baik. 1. Wabi walabi adalah seekor ...

a. Binatang yang banyak ditemukan di indonesia b. Kanguru papua

c. Sejenis sapi

d. Nama kanguru betina

2. Tinggi tubuh walabi betina biasanya ... a. Sama tinggi dengan galon air mineral b. 20 cm

c. Lebih tinggi 20 cm dari galon air mineral d. Sama tinggi dengan kamu

Dari contoh di atas terlihat bahwa surat kabar bisa digunakan sebagai bahan bacaan yang menarik untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa sekolah dasar. Berbagai teknik membaca bisa digunakan dengan tujuan agar siswa bisa menggunakannya untuk berbagai keperluan.Misalnya siswa memahami bagaimana menggunakan membaca layap untuk mendapatkan gagasan dari teks yang terdapat dalam salah satu majalah.Dengan latihnya mereka menggunakan teknik membaca layap, siswa sekolah dasar sudah mempunyai kemampuan membaca berbagai jenis bahan dalam waktu yang lebih singkat.

Menurut Rahim (2008: 66) kelebihan dan kekurangan metode Skimming dalam membaca pemahaman adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

1) Lebih efektif karena tidak memakan waktu yang begitu lama. Wabi Alabi si Kanguru Indonesia

Namaku.Lengkapnya wabi walabi.Aku ini memang seekor walabi.Aku ini hewan ... aku ... di papua. Jika teman-teman ... bertubuh besar ... aku ini ...yang masih ... aku sebenarnya sudah ... kalau berdiri ... seperti galon air mineral, sedangkan yang jantan lebih ... 20 cm. Jadi ... yang membedakan kanguru biasa adalah ... yang mini.

(10)

2) Proses membaca dilakukan pada bagian-bagian tertentu saja, sehingga lebih cepat memahami isi bacaan.

3) Dengan membaca cepat siswa lebih mudah mengetahui makna dari setiap gagasan dalam suatu bacaan.

2. Kelemahan

1) Siswa kurang memahami bacaan dari awal.

2) Dengan membaca cepat, siswa tidak bisa menemukan makna bacaan secara mendalam karena proses membaca dilakukan dengan sekilas.

Penelitian tentang membaca pemahaman sudah pernah dilakukan salah satunya oleh Rico, Danial. 2012. Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Pembelajaran Koperatif Model STAD di Kelas IVSDN No. 21 Dungingi Kota Gorontalo. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran materi membaca pemahamn menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD di kelas IV SDN No. 21 Dungingi adalahdengan mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok, memberi merekapermasalahan untuk dicari jawabannya bersama teman kelompok, Setelah itumereka diminta untuk mempresentasikan hasil jawaban mereka di depan kelas. Dan pembelajaran dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan keterampilan siswa membaca pemahaman, hal ini ditunjukkandengan ketuntasan yang diperoleh siswa sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD hanya sejumlah 6 orang atau ketuntasan sebesar 23%,pada siklus I meningkat menjadi sejumlah 18 orang atau ketuntasan sebesar 69.23% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 24 orang atau ketuntasan sebesar 92.30%. Dengan adanya peningkatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada keterampilan dan hasil belajar siswa pada materi membaca pemahaman dengan menggunakanpembelajaran kooperatif model STAD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dan siswa terlihat lebih aktif.

(11)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bulangita Kabupaten Pohuwato. Alasan pemilihan SDN Bulangita Kabupaten Pohuwatosebagai tempat penelitian ini karena lokasi ini dapat dijangkau oleh peneliti baik dalam hal waktu, dan biaya serta mudah memperoleh izin.Selain itu penetapan lokasi tersebut adalah karena adanya permasalahan dalam membaca pemahaman.

Karakteristik subyek penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah siswa Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato berjumlah 13 orang terdiri dari 11 laki-laki dan 2 perempuan. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik dan latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

Variabel input yaitu menyangkut perlakuan awal yang diberikan kepada siswa Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwatoterkait dengan peningkatan kemampuan siswa membaca pemahaman melalui metode

Skimming, sumber belajar yang dipergunakan, prosedur evaluasi dan alat-alat

pendukung yang akan diuraikan sebagi berikut:

1. Siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Bulangita Kabupaten Pohuwato

2. Guru yang bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti sendiri. 3. Materi yang digunakan adalah membaca pemahaman kelas V.

4. Prosedur evaluasi yang dilakukan adalah tes lisan dan tertulis.

Variabel Proses Yaitu menyangkut proses pelaksanaan pembelajaran seperti keterampilan bertanya guru, gaya bertanya guru, cara bertanya siswa, implementasi metode Skimming.

1. Keterampilan bertanya guru 2. Gaya bertanya guru

3. Cara bertanya siswa

4. Implementasi metode pembelajaran

Variabel Output Yaitu meningkatnya kemampuan siswa membaca pemahaman melalui metode Skimming di Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato.

(12)

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi, dan tahap analisis dan refleksi.

Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 mei tahun 2014. Pada pelaksanaannya tindakan siklus I, seluruh siswa diwajibkan hadir seluruhnya yaitu berjumlah 13 siswa kelas V yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Berdasarkan pada hasil observasi awal, kemudian dilakukan penelitian tindakan kelas siklus I pada materi membaca pemahaman melalui metode skimming.

Berdasarkan hasil pengamatan guru pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan setelah diadakan evaluasi pembelajaran maka kemampuan membaca pemahaman melalui metode skimming dapat digambarkan pada tabel berikut.

Tabel 1. Evaluasi kemampuan memabaca pemahaman siklus I No. Aspek yang dinilai Kriteria Jumlah

Siswa Persentase 1 Kemampuan menjawab pertanyaan bacaan M 8 61,5 % KM 3 23,1 % TM 2 15,4%

2 Kemampuan menyimpulkan isi bacaan

M 8 61,5 %

KM 3 23,1 %

TM 2 15,4 %

Sebagai mana telah dijelaskan peneliti pada bab sebelumnya pada metode penelitian, bahwa siswa dapat dikatakan mempunyai kemampuan membaca pemahaman melalui metode skimming jika memenuhi dua aspek yakni dan

(13)

kemampuan menjawab pertanyaan bacaan dan kemampuan menyimpulkan isi bacaan.

Berdasarkan gambar tabel di atas, pada pembelajaran siklus I, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

a) Terdapat 8 siswa atau 61,5 % yang mampu membaca pemahaman melalui metode skimming

b) Terdapat 3 siswa atau 23,1% yang kurang mampu, dan c) Terdapat 2 siswa atau 15,4% yang tidak mampu.

Hasil ini menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai target mengingat bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini adalah 75% maka perlu dilakukan pembelajaran pada siklus berikut.

Sesuai dengan hasil refleksi, maka peneliti dan guru menetapkan beberapa kelemahan pada Kegiatan guru dalam pembelajaran bahasa Indoensia aspek membaca melalui melalui Metode Skimming pada siklus ini:

1) Cara guru guru menyampaikan materi pembelajaran yang terlalu cepat. 2) Langkah-langkah proses pembelajaran belum efektif dan efisien. 3) Beberapa siswa masih salah dalam membaca dan memahami bacaan

4) Beberapa siswa juga masih menggunakan intonasi bacaan yang belum tepat. Berdasarkan hasil refleksi bersama bahwa untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan pada siklus I serta mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan maka peneliti dan guru mata mitra menetapkan bahwa pelaksanaan tindakan lanjutan pada siklus berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan siklus II.

Penelitian siklus II yang dilaksakan pada hari kamis 8 mei 2014. Adapun hasil pembelajaran siklus II peneliti dapat menggambarkan kemampuan membaca pemahaman melalui metode skimming Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato, sebagai berikut:

(14)

Tabel 2. Evaluasi Kemampuan memabaca pemahaman siklus II

No. Aspek yang dinilai Kriteria Jumlah

Siswa Persentase 1 Kemampuan menjawab pertanyaan bacaan M 10 76,9 % KM 2 15,4 % TM 1 7,7 %

2 Kemampuan menyimpulkan isi bacaan

M 10 76,9 %

KM 2 15,4 %

TM 1 7,7 %

Berdasarkan gambaran tabel di atas, pada pembelajaran siklus II ini maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

a) Terdapat 10 siswa atau 76,9 % yang mampu,

b) Terdapat 2 siswa atau 15,4 % yang kurang mampu, dan c) Terdapat 1 siswa atau 7,7% yang tidak mampu.

Persentase peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato, dapat digambarkan pada grafik berikut.

(15)

Grafik di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Observasi awal: terdapat 23,1% atau 3 siswa yang mampu dan 76,9 % atau 10 siswa belum mampu atau belum mencapai KKM

2) Pembelajaran siklus I, terdapat 61,5 % atau 8 siswa yang mampu dan 38,5 % atau 5 siswa yang belum mampu, dan

3) Pembelajaran siklus II, terdapat 76,9 % atau 10 siswa yang mampu memahami isi bacaan melalui metode skimming dan siswanya 23,15 yang belum mampu memahami isi bacaan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui metode skimming kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SDN Bulangita Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato meningkat.

SARAN

1. Bagi Siswa

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya lebih baik metode skimming dengan begitu siswa dapat dengan cepat memahami bacaan.

2. Bagi Guru 3 8 10 10 5 3

Observasi Awal Siklus I Siklus II

Grafik 1. Kemampuan membaca pemahaman

pada siswa kelas V SDN Bulangita

(16)

Metode skimming adalah salah satu metode pembelajaran bahasa yang cocok digunakan dalam aspek membaca khususnya membaca pemahaman.

3. Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah, pemilihan metode yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga mempengaruhi kualitas lulusan.

4. Bagi Peneliti

Sangat penting bagi peneliti sebagai seorang guru untuk mengembangkan kemampuan mencoba berbagai macam metode baru dalam pembelajaran sehingga dengan mudah dapat menentukan metode yang cocok sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Djamarah Bahri Zain dan Zain Aswan.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid, Moh. Saleh. 2012. Metode Edutaiment. Yogjakarta: DIVA Press

Hardini Isriani dan Puspitasari Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yokjakarta: Familia.

Muda, A.K. Ahmad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Jakarta: Reality Publisheer

Mulyati, Yati. 2007. Keterampilan Berbahasa Indoensia di SD.Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta: Bumi Aksara.

Santosa, Puji, 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan Guntur Henry. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Yunus Mohamad dan Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 1. Evaluasi kemampuan memabaca pemahaman siklus I  No.  Aspek yang dinilai  Kriteria  Jumlah
Tabel 2. Evaluasi Kemampuan memabaca pemahaman siklus II
Grafik di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Lighting models, also known as Bidirectional Reflectance Distribution Functions (BRDF), model how the light bounces on surfaces and are used to compute the color of each point in

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan HDL (high density lipoprotein atau kolestrol baik) dan menurunkan lemak

Namun pada putusan bawaslu terhadap sengketa verifikasi Partai Bulan Bintang merupakan sengketa verifikasi partai politik peserta pemilu yang dilihat dari segi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEHADIRAN IBU BAYI DAN BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN JAGALAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO KECAMATAN

Detailed metadata and quantitative thresholds used for each indicator are available online at www.sdgindex.org.. Data refer to the most recent year available during the

Hasil analisis menunjukan hubungan yang signifikan positif.Artinya semakin besar kebutuhan informasi maka semakin besar pula perilaku pencarian informasi Penyediaan

Oleh sebab itu, pada keadaan dimana terdapat kombinasi AMI dan kerusakan otot rangka ( rhabdomyolysis, exercise yang berat, polymyositis ), sensitifitas akan

Siswa melihat video pembelajaran tentang organ peredaran darah melalui link yang sudah dibagikan oleh guru.!. Siswa membaca teks mengenai alat peredaran darah yang ada