• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH

KOTA PADANG

Suci Rahmadani¹, Ismarianti², Yasrial Chandra²

¹Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

sr.uciey@yahoo.com ABSTRACT

This research is motivated by the existence of parents can not understand the characteristics of early childhood. This study aims to describe the strategy of parents in understanding the character of early childhood seen from (1) Religious and Moral Behavior, (2) Physical and Motor Development (3) Cognitive Development (4) Language Development, (5) Social and Emotional Behavior. This research is a qualitative descriptive research, consisting of key informant three parent and additional informant three person, that is her family consist of three siblings mother of early childhood child. Data were collected through interview guidance with data analysis, ie data reduction, data presentation, and verification. The results of research revealed that: (1) Religion and Moral Behavior such as: inculcate religion, noble character, and moral behavior (2) Physical and Motor Development such as: physical ability of children, teach independent life, train motor skills of an object (3) Cognitive Development such as: the ability of a creative mindset, abilities at home and outside the home (4) Language Development such as: the ability to train stories, teach reading and writing (5) Social and Emotional Behaviors such as: teach environmentally nurturing peace loving, group play. Based on the research results recommended to parents and families more able to understand the characteristics of the child. So here is expected that parents should be able to understand the character of early childhood

Keywords : Parent Strategy in Early Childhood Character Building PENDAHULUAN

Orang tua sangat berperan dalam membentuk karakter anak. Anak merupakan aset yang menentukan kelangsungan hidup, kualitas, dan kejayaan suatu bangsa di masa depan. Oleh karena itu orang tua perlu memfasilitasi untuk mengarahkan anak dengan baik.

Anak merupakan tumpuan masa depan, generasi penerus dan pengelola masa depan bangsa. Mereka perlu dipersiapkan sejak dini melalui pemenuhan hak-haknya yakni hak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan mendapatkan

(2)

2 kesejahteraan serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Nurani 2009:7)

Menurut Wibowo (2012:81) “Bahwa anak adalah sang peniru ulung” maka anak usia dini merupakan tahapan usia yang menentukan bagaimana karakter, kepribadian, dan sikap anak dimasa dewasa. Karena pada masa usia dini seorang anak memasuki masa

“golden age” yaitu masa dimana

perkembangan otak anak bekerja secara optimal dalam menerima segala informasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa kritis dalam pembentukan karakter anak. Pembentukan karakter dibentuk sesuai dengan pengalaman dan perhatian yang diberikan keluarganya. Kegagalan penanaman karakter yang baik di usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Sehingga jika pada usia tersebut anak perlu di didik dengan baik maka akan terbentuk kepribadian yang baik pula. Dalam perspektif pedagogis, anak usia dini

tersebut anak sangat membutuhkan bimbingan karakter baik dari keluarga, sekolah maupun masyarakat. Menurut Ratna Megawangi (2010:12) pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Oleh karena itu sehubungan dengan ini peneliti perlu diadakan peneliti untuk meneliti “Strategi orang tua dalam pembentukan karakter anak usia dini di kampung dalam”

Mewujudkan hal ini, orang tua perlu mengenal dan memahami, dunia anak dengan baik. Sebab dunia mereka berbeda dengan dunia orang dewasa. Anak-anak memiliki pribadi yang unik dan menyenangkan dengan memahami kta dapat mengetahui bagaimana mengarahkannya ke hal-hal yang positif.

Keberhasilan dalam proses pembentukan karakter anak akan mengantarkan anak usia dini mencapai suatu tujuan yang diharapkan, sehingga dalam pembentukan karakter tidak akan terlepas dari strategi yang digunakan. Dalam memilih dan menentukan strategi harus yang sesuai dan cocok

(3)

3 dengan keadaan anak usia dini. Strategi dalam membentuk anak usia dini dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru ataupun orang tua dalam pembentukan anak usia dini untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Mansur,2011:304-305)

Karena itu, anak usia dini bagi seorang anak merupakan masa strategis bagi perkembangan hidup dimasa yang akan datang. Selain itu, menanamkan karakter pada anak usia dini adalah usaha yang strategis. Karakter anak akan terbentuk dengan baik dalam proses tumbuh kembangnya anak

Megawangi (2003:2) ada beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak sehingga berakibat pada pembentukan karakternya, yaitu

1. Kurang menunjukkan ekspresi kasih sayang baik secara verbal maupun fisik.

2. Kurang meluangkan waktu yang cukup untuk anaknya. 3. Bersikap kasar secara verbal,

misalnya: menyindir, berkata

tidak baik, mengucilkan anak, dan berkata-kata kasar.

4. Bersikap kasar secara fisik, misalnya memukul, mencubit, dan memberikan hukuman badan lainnya.

5. Terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini.

6. Tidak menanamkan “Good

character” kepada anak.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari salah asuh seperti di atas, menurut Megawangi (2003:5) akan menghasilkan anak-anak yang mempunyai kepribadian bermasalah atau mempunyai kecerdasan emosi rendah, salah satunya yaitu:

1. Anak menjadi acuh tak acuh, tidak butuh orang lain, suka minder, dan tidak dapat menerima persahabatan. karena sejak kecil mengalami kemarahan, rasa tidak percaya, dengan gangguan emosi negatif lainnya. ketika dewasa ia akan menjlak dukungan, simpati, cinta dan respons positif lainnya dari orang di sekitarnya. la kelihatan sangat mandiri, tetapi tidak disenangi oleh orang lain.

(4)

4 2. Secara emosional tidak

responsif, dimana anak yang ditolak akan tidak mampu memberikan cinta kepada orang lain.

3. Berperilaku agresif, yaitu selalu ingin menyakiti orang baik secara verbal maupun fisik.

4. Ketidakstabilan emosional, yaitu tidak toleran, stress, mudah tersinggung, mudah marah, dan sifat yang tidak dapat dipreaiksi oleh orang lain.

5. Orang tua yang tidak memberikan rasa aman dan terlalu menekan anak, akan membuat anak merasa tidak dekat, dan tidak menjadikan orang tuannya sebagai “Role

Mode" Anak akan lebih

percaya kepada “peer group” sehingga mudah terpengaruh dengan pergaulan negatif Strategi yang dilakukan oleh orangtua diuraikan di atas, yang menjadikan anak untuk yang diterapkan dalam kegiatan pembiasaan yang dapat dilakukan anak dalam sehari-harinya, yaitu:

1. Mendidik anak dengan sabar, agar anak tidak memiliki emosi yang tinggi dan mendapatkan respons positif dari orang di sekitarnya

2. Mendidik anak dalam cinta dan kasih sayang dan adil dengan anaknya yang lain, agar anak ampu memberikan cinta kepada orang lain dan tidak menyakiti orang baik secara verbal maupun fisik dalam setiap bermain

3. Mendidik anak dalam sikap kemandirian, agar anak yang memiliki karakter mandiri selalu ingin mencoba sendiri dalam melakukan segala sesuatu

4. Mendidik anak tidak tergantung kepada orang lain dan dia tahu kapan waktunya meminta bantuan orang lain. Contohnya seperti pada saat anak akan mengambil mainan yang jauh dari jangkauannya dan sebagainya.

5. Kegiatan pagi anak selalu melakukan pembiasaanya dengan sendiri atau mandiri seperti paginya anak bisa mandi

(5)

5 sendiri, mengambil serapan pagi tanpa disuruh orangtua 6. Mengajarkan anak dalam

berpilaku baik saat bermain, saling berbagi saat teman tidak mempunyai mainan, tidak tersinggung saat teman marah, dan sebagainya

Berbagai macam strategi dalam pembentukan karakter anak usia dini diantaranya pembiasaan, keteladanan, pendisiplinan yang menjadi pemicu awal karakter anak.. Terbentuknya karakter pada anak usia dini ini, memerlukan proses yang relatif lama dan terus menerus. Pembentukan karakter anak tidak cukup hanya diajarkan melalui perhatian orangtua saja, tetapi diluar lingkungan rumah dapat juga menerapkannya dari melalui pembiasaan.

Berdasarkan observasi yang paneliti lakukan pada tanggal 14 April 2017 diperoleh keterangan bahwa, banyaknya orangtua yang kurang mengerti dan memahami arti pentingnya dalam pembentukan karakter anak usia dini, kurangnya fasilitas dalam membangun karakter anak, Latar belakang pendidikan

orang tua yang rendah, keterbasan ekonomi menyebabkan orangtua mengabaikan perkembangan karakter anak. Sehingga kebanyakan orangtua tidak menerapkannya, seperti cendrung membiarkan anak bersosialiasi dengan lingkungan sekitarnya begitu saja tanpa dibimbing dan tidak mengembangkan potensi anak yang terlihat. Oleh karena itu, sangat penting dalam mengembangkan karakter anak diusia dini ini.

Oleh sebab itu, diharapkan orangtua, guru dan keluarga dapat bekerja sama dalam memberikan bimbingan dan pengatahuan serta pendidikan dalam pengembangan karater pada anak-anak. Maka dengan demikian, anak-anak bangsa akan tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan berkarakter. Dengan melihat banyaknya permasalahan yang terjadi dalam pembentukan karakter pada anak usia dini, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Strategi orang tua dalam pembentukan karakter anak usia dini, (suatu penelitian dikampung dalam kecematan pauh kota padang)”

(6)

6 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dikategorikan dalam jenis penelitian kualitatif. Prinsip dasar pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dimulai dengan persoalan seperti mengapa, bagaimana, apa, dimana, dan bilamana tentang suatu fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang terjadi di lapangan dan peneliti dapat memberi suatu makna kepada suatu peristiwa.

Penelitian kualitatif antara lain bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini penulis berupaya untuk mendeskripsikan, mengungkapkan, dan menafsirkan data yang berhubungan dengan, “Strategi Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang”.

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan langkah-langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperoleh. Paling penting adalah peneliti menentukan

informan untuk mendapatkan informan. Menentukan informan bisa dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami pula anatomi masyarakat di mana penelitian itu dilaksanakan. Pemilihan informan dipilih dengan teknik bola salju (snow ball) dengan cara peneliti mencari relawan dilapangan, yaitu orang-orang yang mampu diajak untuk berbicara dan dari mereka data akan diperoleh. Selanjutnya dari mereka pula akan ada penambahan sampel atau subjek, atas rekomendasinya itu, peneliti segera meneruskan ke subjek yang lain. Jumlah sampel tidak ada batas minimal dan maksimalnya, yang penting telah mencapai data jenuh, yaitu tidak ditemukan informasi baru lagi dari subjek penelitian (Moleong, 2010:206).

Maka dari itu, peneliti telah menentukan dahulu informan kunci dan informan tambahan agar proses penelitian dilapangan nantinya lebih mudah dilaksanakan. Adapun kriteria informan kunci yang dipilih yaitu; 2 orang tua dari anak usia dini, yang antara lain: Ayah dan Ibunya

(7)

7 Sedangkan untuk informan tambahan, peneliti telah memilih beberapa orang informan yang dirasa dapat memberikan informasi berkaitan dengan penelitian, yang antara lain adalah: 1 orang tua dari Ibu anak Usia dini (Neneknya) dan 3 adik dari saudara Ibu anak usia dini ini.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2017. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang, hal tersebut dikarenakan peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitan dikarenakan fenomena awal ditemukan di lokasi ini. Agar untuk mendapatkan hasil dalam penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, temuan data yang peneliti kemukakan adalah data kualitatif yaitu data yang disajikan sesuai dengan apa yang dikemukakan informan dari hasil wawancara dengan orang tua dari anak usia dini tentang Strategi Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di Kampung Dalam Kecamatan Pauh

Kota Padang”. Wawancara dilakukan kedua orang anak usia dini dan juga keluarga dari anak usia dini. Selanjutnya data-data tersebut akan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian yang tergambar dalam pernyataan dan pertanyaan yang akan di wawancara.

a. Perilaku Agama dan Moral pada Anak Usia Dini

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci Ibu (RY) dan Ayah (JD) Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2017. Informasi yang diperoleh yaitu: Ibunya jarang mengajarkan anaknya menanamkan keagamaan dan moral, orang tuanya sering mengajarkan keteladan mana yang baik dan buruk agar dapat menerapkannya keseharian Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan tambahan, pada tanggal 1-3 Agustus 2017 dapat disimpulkan bahwa sering mengajarkan anaknya masukan-masukan tentang ke agamaan. Ibunya sering menegur anaknya seperti tidak boleh mengambil mainan temannya, tidak pernah mengajarkan keponakannya tentang keagamaan, sedangkan

(8)

8 dirinya sendiri tidak pernah sholat dan tidak tau soal dengan keagamaan, dan Ibunya pernah mengajarkan anak nya berpilaku moral. Seperti membertiahukan kepada anaknya mana perbuatan baik dan salah

b. Perkembangan Fisik dan Motorik pada Anak Usia Dini

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci Ibu (RY) dan Ayah (JD) Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2017. Informasi yang diperoleh yaitu mengatakan bahwa perkembangan fisik anak nya begitu cepat pertumbuhannya, anak sudah bisa berlari, bergoyang bahkan anak bisa dilakukan seperti anak sudah besar. Anak tidak memiliki cacat dalam tubuhnya, anak mempunyai kemampuan tanpa diajarkan oleh orang tua sendiri, anaknya sudah bisa hidup mandiri seperti makan dan mandi sendiri. Anak lebih cendrung melakukannya sendiri, malah tidak mau dibantunya. Anak bahkan lebih suka melakukan hal-hal dengan sendiri, karena itulah perkembangan motorik anak nya begitu cepat pertumbuhannya,

kendala yang dihadapi yaitu sering memukul temannya, adiknya atau orang dekatnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan tambahan, pada tanggal 1-3 Agustus 2017 dapat disimpulkan bahwa dia melihat kemampuan fisik anak nya tumbuh dengan cepat. Bahkan anak tidak pernah takut dalam mengembangkan kemampuan fisik dan motorik anaknya, tanpa pengawasan orang tua si anak, orang tua nya jarang memantau perkembangan anaknya, maka anak bisa hidup mandiri sendirinya, dan bahkan anak sudah mampu dan mengerti apa yang dilakukannya dalam motorik anak

c. Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci Ibu (RY) dan Ayah (JD) Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2017. Informasi yang diperoleh yaitu anak sudah membentuk pola pikir yang baik, dengan kemandirian anak tersebut. Sehingga anak mampu berfikir sendirinya. Anak terkadang suka melihat-melihat kakaknya atau

(9)

9 orang sekitarnya, maka anak ingin cendrung untuk menirunya, karena itulah anak sudah bisa berfikir kreatif melalui dari rasa keinginan tahuan tersebut, Ibu dan Ayah nya tidak takut akan kemampuan anak diluar rumah, sperti membiarkan anaknya bermain tanpa pengawasan orang tua. Anak sudah mampu bermain sendiri, bahkan orang tuanya tidak melarang anak bermain diluar rumah. Asalkan anak tidak melakukan merusak dirinya atau pun orang lain

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan tambahan, pada tanggal 1-3 Agustus 2017 dapat disimpulkan bahwa anak sudah mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya. Terkadang keluarganya merasa hehran dengan perkembangan imajinasinya, padahal mereka tidak pernah mengajarkannya. Seperti anak bisa membuat kerajinan dari kertas bekas, dan anak sudah mampu menghasilkan hal-hal yang baru dengan cara orang tua membiarkan begitu saja setiap anaknya bermain diluar rumah. Karena itulah orang

tuanya tidak meragukan perkembangan anak diluar rumah

d. Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci Ibu (RY) dan Ayah (JD) Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2017. Informasi yang diperoleh yaitu: anak nya belum bisa bicara dengan jelas, dan juga belum mengerti dengan membaca tatapi anak sudah mampu memahami dengan bercerita. Anak hanya bisa banyak bertanya, dan suka berbiacara walapun berbicaranya kurang jelas dan tidak dimengerti oleh orang sekitarnya. Orang tua nya sangat sulit mengajarkan anak untuk dapat berbicara jelas dengan cepat. Selain dari anak belum bisa berbicara jelas, anak juga belum mampu melatih menulis, hanya saja anak senang mendengar bercerita. Anak asalkan melihat pena, pensil, atau pun sebuah benda yang bisa dicoret. Maka anak paling suka mencoret-coret apa yang dia lihat, bahkan penuh semua dinding yang anak melukisnya. Ketika anak dilarang, anak malah marah dan tidak mau mendengarkannya.

(10)

10 Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan tambahan, pada tanggal 1-3 Agustus 2017 dapat disimpulkan bahwa: Anak belum bisa berbicara, masih dalam kategori lambat berbicara. Dan Ibunya jarang mengajarkan anak untuk mampu berbicara cepat. Orang tua sering mengajarkan anak untuk bercerita, tetapi anak belum juga bisa berbicara dengan jelas. Anak baru bisa berbicara dengan mudahhh, seperti ingin bertanya kepada orang sekitarnya, seperti : apakah itu ? apa ini ? buat apakah ? Ibunya tidak pernah mengajarkan anak untuk membaca, tetapi Ibunya sering melarang anak suka mencoret-coret dinding.

e. Prilaku Sosial dan Emosional pada Anak Usia Dini

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci Ibu (RY) dan Ayah (JD) Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2017. Informasi yang diperoleh yaitu Ibu dari anak usia dini ini, sering mengingatkan anaknya setelah membeli makanan, buang sampah diluar rumah, jangan ada

berserakan saat makan. Bahkan anak mengerti apa yang dilarang oleh ibunya, tetapi sesudah itu anak suka diberantakan lagi, Ibunya selalu mengingatkan kepada anaknya, ketika ada pertengkaran lebih baik untuk mengalah. Bahkan jika anak yang salah selalu ditakuti-takuti agar anak tidak berani melakukan kesalahan, Ibunya membiarkan anaknya untuk bemain dengan temannya, walaupun bermain kotor

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan tambahan, pada tanggal 1-3 Agustus 2017 dapat disimpulkan bahwa: ketika anaknya sedang bermain dengan berantakan, anak mampu menyimpan kembali lagi mainannya ketempatnya. Bahkan anak ketika makan berantakan ibunya selalu menyuruh anaknya untuk membersihkannya, saat bermain selalu memarahi anaknya jangan jail kepada teman yang lain seprti merampas makanan temannya. Anak sering nangis, tidak mau mengalah dan meminta maaf duluan ketika ada pertengkaran, dan Ibunya tidak suka anaknya ketika sedang asyik bermain, apalagi membuat anaknya menangis

(11)

11 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Strategi orang tua dalam pembentukan karakter anak usia dini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi melatih perkembangan agama dan moral anak.

Agar orang tua mampu melatih anak dalam menanamkan keagamaan, menanamkan akhlak mulia, menanamkan prilaku moral, dari anak semenjak usia dini. Agar orang tua mampu mengajarkan anak tentang keagaman dan moral yang baik dalam kesehariannya, dimulai dari anak beranjak usia dini. Agar anak tumbuh berkerakter yang baik sampai dewasa.

2. Strategi melatih perkembangan fisik dan motorik anak

Agar anak mampu dalam mengembangkan kemampuan fisik anak, mengajarkan hidup mandiri, melatih kemampuan motorik dalam suatu benda, terhadap anak usia dini. Supaya anak bisa perkembangan fisik dan motoriknya sangat cepat. Agar anak dewasa tumbuh baik.

3. Strategi melatih perkembangan kognitif anak

Agar anak mampu, dalam kemampuan pola pikir yang kreatif, kemampuan di rumah maupun di luar rumah, terhadap anak usia dini. Dimana anak mampu mengembangkan kognitif anak dengan cara orang tua mampu memperhatikan tumbuh perkembangan anak. Agar orang tua dapat memperhatikan dalam dalam setiap pertumbuhan anaknya 4. Strategi melatih perkembangan

bahasa anak

Agar orang tua mampu melatih kemampuan bercerita,mengajarkan membaca dan menulis, terhadap anak usia dini. Agar orang tua lebih memperhatikan terhadap perkembangan bahasa anak supaya anak bisa berbicara jelas dan baik 5. Strategi melatih perkembangan

sosial dan emosional anak.

Agar orang tua mampu untuk mengajarkan anak peduli lingkungan, menanamkan cinta damai dan seling memaafkan, bermain kelompok. Supaya anak bisa melatih emosional anak dalam perkembangan sosial.

(12)

12 DAFTAR KEPUSTAKAAN

Masnur Muslich, 2011. Pendidikan

Karakter. Jakarta: Bumi

Aksara.

Moleong, Lexy J. (2010).

Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurani Yuliani, Sujiono, 2009,

Konsep Dasar Pendidikan

Anak Usia Dini, Jakarta: PT

Indeks.

Ratna Megawangi, 2010,

Pengembangan Program

Pendidikan Karakter di

Sekolah: Pengalaman Sekolah Karakter, Bogor: Kementerian

Pendidikan Nasional

Wibowo Agus, 2012, Pendidikan

Karakter Usia Dini (Metode Membangun Karakter di Usia

emas), Yogyakarta: Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut (Sagala, 2010:12) ranah afektif adalah kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari

Subjek penelitian adalah pasien perempuan sehat yang menderita AV pada berbagai derajat keparahan yang berusia antara 13-30 tahun, dan bersedia menjadi subjek penelitian

Hal ini sesuai dengan pendapat Taib (1988) yang mengatakan bahwa semakin lamanya waktu pengeringan akan menyebabkan penurunan kadar air karena energi panas yang diberikan

Pengujian (Testing) Setelah proses diatas telah dilalui maka langkah selanjutnya adalah diuji Coba, Pengujian ini dilakukan setelah menyelesaikan semua tahapan pembuatan dengan

Oleh karena itu penelitian yang dilakukan ini mengamati produktivitas daun dan rhizoma semua jenis lamun yang ditemukan dengan melihat kontribusi masing- masing

3) Konsep secara umum yang akan digunakan pada desain interior Restoran Bebek Sinjay Madura adalah mencoba menghadirkan budaya daerah setempat yaitu budaya Madura

Pusat kota yang dulunya identik dengan daerah kawasan kegiatan usaha, industri, kantor pemerintahan, pelayanan, dan gudang, saat ini sudah mengalami pergeseran. Kemampuan pusat

Pembayaran rumah oleh pembeli dapat dilakukan secara tunai dan cicilan.Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan dari indikator nilai saat ini, internal