• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jl. Semarang 5 Malang, HP/Telp ;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jl. Semarang 5 Malang, HP/Telp ;"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Malang, 26 Maret 2016

386

HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA BERBASIS SKOR SELISIH DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) DI KOTA MALANG

The Correlation Between Metacognitive Skills And Critical Thinking Skills Of High School Students In Malang Based On Difference Scores In Biology Learning Using

Problem-Based Learning Strategy

Maria Novita Inya Buku1), Fatchur Rohman2) dan Aloysius Duran Corebima3) 1)

Pendidikan Biologi, 2)Pascasarjana, Universitas Negeri Malang 2)

Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang 5 Malang, HP/Telp. 085333961835; email: mariabuku5712@gmail.com Abstrak

Belum ada penelitian yang mengkaji secara khusus hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran problem based

learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan metakognitif

dengan keterampilan berpikir kritis siswa SMA berbasis skor selisih antara skor pre test dan skor post test dalam pembelajaran biologi pada model pembelajaran problem based

learning di kota Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif-korelasional. Populasi adalah seluruh siswa kelas X dan XI di wilayah kota Malang. Sampel adalah siswa kelas X MIA-2 SMA Negeri 8 Malang yang terdiri dari 28 siswa, siswa kelas XI MIA-1 SMAK Frateran Malang yang terdiri dari 27 siswa dan siswa kelas XI MIA-2 SMAK Frateran Malang yang terdiri dari 28 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X dengan persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y=0,9237X-1,0274 dan memiliki nilai keterandalan sebesar 90,6%, 2) ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X1 dengan persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y=0,9602X+0.7271 dan memiliki nilai keterandalan sebesar 87,9%, 3) ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X dan X1 dengan persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y=0,9909X-1.2466 dan memiliki nilai keterandalan sebesar 90,7%, 4) semua persamaan garis regresi hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis sejajar dan berhimpit satu sama lain.

Kata Kunci: keterampilan metakognitif, berpikir kritis, PBL, skor selisih Abstract

There is no research yet focusing on the correlation between students‘ metacognitive skills and their critical thinking skills in problem-based learning strategy. The goal of this study is to uncover the correlation between metacognitive skills and critical thinking skills of senior high school students in Malang based on the difference scores of the pre-test and post-test in Biology. The research design applied in the study a descriptive-correlational study. The population of the study is all students of the tenth and eleventh grades in Malang. The samples of the study consist of 28 MIA-2 tenth grade students of state senior high school 8 Malang, 27 MIA-1 eleventh grade students of Catholic senior high school Frateran Malang, and 28 MIA-2 eleventh grade students of Catholic senior high school. The research findings show that 1) there is a correlation between metacognitive skills and critical thinking skills of the tenth grade students with linear regression equation is Y=0,9237X-1,0274 having contribution percentage as much as 90,6%, 2) there is a

(2)

Malang, 26 Maret 2016

387

correlation between metacognitive skills and critical thinking skills of the eleventh grade students with linear regression equation is Y=0.9602X+0.7271 having contribution percentage as much as 87,9%, 3) there is a correlation between metacognitive skills and critical thinking skills of the tenth and eleventh grade students with linear regression equation is Y=0.9909X-1.2466 having contribution percentage as much as 90,7%, 4) all the regression lines relates between students‘ metacognitive skills and their critical thinking skills are parallel and coincide to each other.

Key words: metacognitive skills, critical thinking, PBL, difference scores. PENDAHULUAN

Selama ini sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengkaji tentang hubungan atau korelasi antar variabel misalnya penelitian tentang hubungan antara metakognitif dengan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya adalah penelitian Basith (2010) menggunakan model pembelajaran jigsaw, melaporkan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar siswa sebesar 66,6%. Penelitian yang sama dilakukan oleh Zen (2010), pada penerapan model pembelajaran problem based learning, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif memberikan sumbangan terhadap hasil belajar siswa sebesar 43,7%. Peneliti juga mengungkap hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran inkuiri dan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif memberikan sumbangan terhadap hasil belajar siswa sebesar 69%.

Ardila (2013), melakukan penelitian pada pembelajaran Biologi menggunakan model pembelajaran Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP), diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif memberikan sumbangan terhadap hasil belajar siswa sebesar 52,9%. Fauziyah (2013), pada penerapan model pembelajaran TPS, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif memberikan sumbangan terhadap hasil belajar siswa sebesar 32,5%. Begitu pula dengan penelitian Siswati (2014), pada masing-masing model pembelajaran jigsaw, TPS, cooperative script,

reciprocal teaching, PBL, PBMP, dan PBMP di padu TPS menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar siswa.

Selain itu sudah ada penelitian yang mengkaji tentang hubungan atau korelasi dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Misalnya penelitian tentang hubungan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh Malahayati (2014), menggunakan model pembelajaran problem based

learning diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif memberikan

sumbangan sebesar 28,86% dan berpikir kritis memberikan sumbangan sebesar 46,16% terhadap hasil belajar siswa sehingga total sumbangan efektif sebesar 75,02%. Sementara itu, penelitian Wicaksono (2014) menggunakan model reciprocal teaching, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif memberikan sumbangan sebesar 30,70% dan berpikir kritis memberikan sumbangan sebesar 41,99% terhadap hasil belajar kognitif sehingga total sumbangan sebesar 72,7%. Sumbangan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat membuktikan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa.

(3)

Malang, 26 Maret 2016

388

Berdasarkan kajian penelitian terkait hubungan antar variabel pada beberapa model pembelajaran tersebut, belum ada penelitian yang mengkaji secara khusus hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran problem

based learning. Model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran Biologi

sudah terbukti mampu memberdayakan keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar siswa maupun keterampilan metakognitif dan berpikir kritis (secara bersamaan) terhadap hasil belajar siswa (Zen, 2010; Siswati, 2014; Malahayati, 2014). Dengan demikian, keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran problem

based learning dimungkinkan dapat menunjukkan hubungan dan persamaan regresi yang

tepat, baik pada efektifitas garis regresi maupun keterandalannya.

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa SMA berbasis skor selisih antara skor pre test dan skor

post test dalam pembelajaran biologi pada pembelajaran problem based learning di kota

Malang. Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi siswa, guru dan sekolah, yaitu: 1) sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa, 2) menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja dan peran guru sebagai fasilitator, motivator dan mediator di dalam pembelajaran Biologi untuk memberdayakan keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis, dan 3) salah satu alternatif bagi guru mata pelajaran lain dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis melalui penerapan model pembelajaran

problem based learning.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Malang dan SMAK Frateran Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan seluruh siswa kelas XI diwilayah kota Malang sedangkan sampelnya adalah siswa kelas X MIA-2 SMA Negeri 8 Malang yang terdiri dari 28 siswa, siswa kelas XI MIA-1 SMAK Frateran Malang yang terdiri dari 27 siswa dan siswa kelas XI MIA-2 SMAK Frateran Malang yang terdiri dari 28 siswa. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran, rubrik keterampilan metakognitif dan rumbrik keterampilan berpikir kritis. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan Software

SPSS for Windows dan dilakukan pada taraf signifikan 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji statistik hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa pada setiap kelas dapat dilihat pada Tabel 1. sampai Tabel 9. Hasil perhitungan yang ditunjukkan tabel ringkasan anova, digunakan untuk menentukan besarnya nilai signifikansi. Jika nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05 berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima sebaliknya jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 berarti hipotesis nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Tabel ringkasan regresi, digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan keterampilan

(4)

Malang, 26 Maret 2016

389

metakognitif terhadap keterampilan berpikir kritis dan tabel koefesien regresi, digunakan untuk mengetahui persamaan regresi hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis

Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X

Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X dapat dilihat pada Tabel 1. sampai Tabel 3.

Tabel 1 Ringkasan Anova hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3081.125 1 3081.125 250.551 .000a

Residual 319.732 26 12.297

Total 3400.857 27

Tabel 2. Ringkasan regresi hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .952a .906 .902 3.50676

Tabel 3. Koefesien persamaan regresi hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.027 1.623 -.633 .532 Selisish keterampilan metakognitif .924 .058 .952 15.829 .000

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 – Tabel 3 diatas diketahui bahwa nilai F sebesar 250,551 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0.05). Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Dengan demikian ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X pada pembelajaran problem based learning. Dari hasil uji regresi tersebut juga diperoleh nilai koefesien korelasi (R) sebesar 0,952 dengan nilai keterandalan (R2) sebesar 0,906. Hal ini berarti keterampilan metakognitif memberikan sumbangan terhadap keterampilan berpikir kritis sebesar 90,6%, sedangkan 9,4% merupakan faktor-faktor lain selain keterampilan metakognitif. Persamaan garis berdasarkan analisis data tersebut adalah

(5)

Malang, 26 Maret 2016

390

Y=0,924X-1,027. Grafik hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis melalui model pem belajaran PBL dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X

Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI

Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI dapat dilihat pada Tabel 4. sampai Tabel 6.

Tabel 4 Ringkasan Anova hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 10383.842 1 10383.842 384.558 .000a

Residual 1431.108 53 27.002

Total 11814.949 54

Tabel 5. Ringkasan regresi hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .937a .879 .877 5.19635

(6)

Malang, 26 Maret 2016

391

Tabel 6. Koefesien persamaan regresi hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .727 2.059 .353 .725 Selisish keterampilan metakognitif .960 .049 .937 19.61 0 .000

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4 – Tabel 6 diatas diketahui bahwa nilai F sebesar 384,558 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0.05). Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Dengan demikian ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI pada pembelajaran problem based learning. Dari hasil uji regresi tersebut juga diperoleh nilai koefesien korelasi (R) sebesar 0,937 dengan nilai keterandalan (R2) sebesar 0,879. Hal ini berarti keterampilan metakognitif memberikan sumbangan terhadap keterampilan berpikir kritis sebesar 87,9%, sedangkan 12,1% merupakan faktor-faktor lain selain keterampilan metakognitif. Persamaan garis berdasarkan analisis data tersebut adalah Y=0,727X+0,960. Grafik hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis melalui model pembelajaran PBL dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI

Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Gabungan Kelas X dan XI

Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI dapat dilihat pada Tabel 7. sampai Tabel 9.

(7)

Malang, 26 Maret 2016

392

Tabel 7. Ringkasan Anova hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa gabungan kelas X dan XI

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 18255.171 1 18255.171 790.221 .000a

Residual 1871.209 81 23.101

Total 20126.380 82

Tabel 8. Ringkasan regresi hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa gabungan kelas X dan XI

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .952a .907 .906 4.80639

Tabel 9. Koefesien persamaan regresi hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa gabungan kelas X dan XI

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.247 1.334 -.934 .353 Selisih keterampilan metakognitif .991 .035 .952 28.111 .000

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 7 – Tabel 9 diatas diketahui bahwa nilai F sebesar 970,221 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0.05). Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Dengan demikian ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X dan XI pada pembelajaran problem based learning. Dari hasil uji regresi tersebut juga diperoleh nilai koefesien korelasi (R) sebesar 0,952 dengan nilai keterandalan (R2) sebesar 0,907. Hal ini berarti keterampilan metakognitif memberikan sumbangan terhadap keterampilan berpikir kritis sebesar 90,7%, sedangkan 9,3% merupakan faktor-faktor lain selain keterampilan metakognitif. Persamaan garis berdasarkan analisis data tersebut adalah Y=0,991X-1,247. Grafik hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis melalui model pembelajaran PBL dapat dilihat pada Gambar 3.

(8)

Malang, 26 Maret 2016

393

Gambar 3. Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa gabungan kelas X dan XI

Berdasarkan hasil analisis regresi hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X diperoleh persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y= 0,9237X – 1,0274 dengan sumbangan keterampilan metakognitif terhadap keterampilan berpikir kritis sebesar 90,6%. Berdasarkan hasil analisis regresi hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X1 diperoleh persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y= 0.9602X + 0.7271 dengan sumbangan keterampilan metakognitif terhadap keterampilan berpikir kritis sebesar 87,9%. Berdasarkan hasil analisis regresi hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa gabungan kelas X dan X1 diperoleh persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y= 0.9909X – 1.2466 dengan sumbangan keterampilan metakognitif terhadap keterampilan berpikir kritis sebesar 90,7%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis.

Keterampilan metakognitif memiliki hubungan dengan keterampilan berpikir kritis sehingga peningkatkan keterampilan metakognitif akan diikuti dengan peningkatan keterampilan berpikir kritis sebaliknya penururan keterampilan metakognitif akan diikuti dengan penurunan keterampilan berpikir kritis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hapern (1998), yang membuktikan bahwa kemampuan berpikir seseorang untuk mengontrol aktifitas kognitifnya yang disebut dengan metakognitif memiliki kaitan yang sangat erat dengan keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa harus memiliki keterampilan metakognitif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya dengan cara memantau proses berpikirnya, memantau apakah proses yang dijalani sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yakin dalam menentukan waktu penyelesaian dan hasil akhirnya. Hal ini berarti keterampilan berpikir kritis merupakan produk dari keterampilan metakognitif.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hassani & Rahmatkhah (2014), yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa laki-laki program English as a Foreign

(9)

Malang, 26 Maret 2016

394

Language (EFL) di Iran dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,512 dan ada

hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa perempuan program English as a Foreign Language (EFL) di Iran dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,533. Amiri & Ahmadi (2014), melalui hasil penelitiannya melaporkan bahwa terdapat hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa pada program English as a Foreign Language (EFL) di Iran. Demikian pula dengan hasil penelitian Arslan (2015), yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata kuliah Structural Equation Modeling di Universitas Sakarya Turkey. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa keterampilan metakognitif memberikan sumbangan yang besar terhadap keterampilan berpikir kritis sehingga guru dalam proses pembelajaran harus memfasilitasi siswa dengan pembelajaran-pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa. Proses belajar yang demikian akan mengantarkan siswa menjadi orang yang memiliki kemampuan memecahkan masalah, mampu membuat keputusan yang matang dan menjadi pemikir mandiri yang siap menjalani kehidupan nyata.

Uji Kaji Beda 3 Persamaan Regresi Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X, Kelas XI dan Gabungan Kelas X dan Kelas XI

Perbedaan persamaan regresi keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran problem based learning dapat diketahui melalui uji kaji beda persamaan regresi. Ringkasan uji kaji beda persamaan regresi keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X, kelas XI serta gabungan kelas X dan kelas XI dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Ringkasan uji kaji beda persamaan regresi hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X, kelas XI serta kelas X dan kelas XI

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 36056,74 5 7211,348 316,0046 0,000 b1,b2 10,74847 2 5,374233 0,235501 0,790 b1,b2,b3 85,96436 4 21,49109 0,94175 0,441 Residual 3651,262 160 22,82039 Total 39708 165

Analisis uji kaji beda menujukkan nilai b1,b2 (0,790) > (0,05) dan nilai b1,b2,b3 (0,441) > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi hubungan keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X, kelas XI serta gabungan kelas X dan kelas XI adalah sejajar dan berhimpit. Grafik perbedaan hubungan keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X, kelas XI serta gabungan kelas X dan kelas XI ditunjukkan pada Gambar 4.

(10)

Malang, 26 Maret 2016

395

Gambar 4. Grafik perbedaan hubungan keterampilan metakognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X,

kelas XI serta gabungan kelas X dan kelas XI Keterangan gambar:

Garis Hijau : kelas X

Garis Kuning : kelas XI

Garis Merah : gabungan kelas X dan kelas XI

Pada Gambar 4. terlihat bahwa laju dan besarnya peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dipengaruhi oleh keterampilan metakognitif siswa kelas X, kelas XI serta gabungan kelas X dan kelas XI pada penerapan model pembelajaran problem based

learning adalah sama sekalipun kelas X, kelas XI serta gabungan kelas X dan kelas XI

berbeda tetapi berbagai faktor seperti jumlah siswa (n), perilaku dan kebiasaan guru dalam mengajar, dan perilaku dan kebiasaan siswa dalam belajar tidak berpengaruh sangat ekstrim terhadap slope. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan selama melakukan penelitian di lapangan bahwa siswa dapat melaksanakan tahap-tahap model pembelajaran

problem based learning dengan baik mulai dari tahap orientasi siswa kepada masalah

hingga tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Orientasi masalah yang ditampilkan dalam wacana maupun kegiatan praktikum dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk berpikir dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti buku teks dan internet, ataupun melakukan penyelidikan lebih lanjut. Setelah menemukan sumber untuk menjawab permasalahan tersebut, siswa mengemukakan berbagai argumen sebagai bentuk pengembangan dari hasil pemikiran mereka baik secara mandiri maupun kelompok. Selanjutnya siswa melakukan evaluasi dan refleksi dari jawaban-jawaban yang telah mereka kemukakan selama proses pembelajaran melalui komunikasi dengan siswa lain maupun presentasi kelompok. Pada akhirnya siswa membuat jawaban dan kesimpulan yang paling tepat dari permasalahan-permasalahan yang dimunculkan. Tahapan dan kegiatan model pembelajaran problem based learning tersebut berpotensi untuk meningkatkan keterampilan metakognitif yang selanjutnya akan mempengaruhi keterampilan berpikir kritis siswa. Kemampuan seseorang menggunakan pengetahuannya untuk merencanakan langkah-langkah yang akan digunakan dalam

(11)

Malang, 26 Maret 2016

396

menyelesaikan tugas belajarnya, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahan masalah serta merefleksi dan mengevaluasi hasil belajar merupakan bagian dari keterampilan metakognitif (Livingston, 1997) sedangkan kemampuan memecahkan masalah merupakan bagian dari keterampilan berpikir kritis.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa 1) ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X dengan persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y= 0,9237X – 1,0274 dan memiliki nilai keterandalan sebesar 90,6%, 2) ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X1 dengan persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y= 0.9602X + 0.7271 dan memiliki nilai keterandalan sebesar 87,9%, 3) ada hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa gabungan kelas X dan X1 dengan persamaan regresi hubungan kedua variabel adalah Y= 0.9909X – 1.2466 dan memiliki nilai keterandalan sebesar 90,7%, 4) semua persamaan garis regresi hubungan antara keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis sejajar dan berhimpit satu sama lain; artinya laju dan besarnya peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dipengaruhi oleh keterampilan metakognitif siswa kelas X, kelas XI serta gabungan kelas X dan kelas XI pada penerapan model pembelajaran problem based learning adalah sama.

Saran

Keterampilan metakognitif telah terbukti dapat memberdayakan berpikir kritis siswa pada pembelajaran problem based learning oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait hubungan antar keterampilan metakognitif dengan berpikir kritis dan beberapa variabel berbeda pada pembelajaran problem based learning.

DAFTAR RUJUKAN

Amiri, B. M. & Ahmadi, Z. 2014. The Relationship Between EFL Learners‘ Critical Thinking, And Metacognitive Strategies. International Journal of Language

Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW). 5(1): 488-505.

Ardila, C. 2013. Hubungan keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar biologi dan

retensi siswa kelas X dengan penerapan strategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) di SMAN 9. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi

Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

Arslan, S. 2015. Investigating Predictive role of Critical Thinking on Metacognition with Structural Equation Modeling. The Malaysian Online Journal of Educational

Science. 3 (2): 1-10.

Basith, A. 2011. Hubungan keterampilan metakognitif dan hasil belajar matapelajaran

IPA siswa kelas IV SD dengan strategi pembelajaran Jigsaw dan Think Pair Share (TPS). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Biologi

FMIPA Universitas Negeri Malang.

Fauziyah, D. R. 2013. Hubungan keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar biologi

(12)

Malang, 26 Maret 2016

397

Share di SMA Negeri 6 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi

Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

Halpern, D. F. 1998. Teaching critical thinking across domains: dispositions, skills,

structure training, and metacognitive monitoring. American Psychologist, 53 (4),

449 – 455.

Hassani, M. T., & Rahmatkhah, M. 2014. The Relationship between EFL Learners‟ Metacognitive Strategies, and Their Critical Thinking. Journal of Language

Teaching and Research. 5 (5): 1167-1175.

Livingston, J. A. 1997. Metacognition: An Overview. (Online). (gse http://www.gse. buffalo.edu/fas/shuell/cep564/Metacog.htm, diakses tanggal 1 Maret 2016)

Malahayati, E. N. 2014. Hubungan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir

kritis dengan hasil belajar biologi siswa yang menjalani pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas XI SMA di Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan.

Malang: PPs UM.

Siswati, B. H. 2014. Hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar

siswa berkemampuan akademik berbeda pada pembelajaran biologi yang menerapkan beberapa model pembelajaran. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs

Universitas Negeri Malang.

Wicaksono, A. G. C. 2014. Hubungan keterampilan metakognitif dan berpikir kritis

terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA pada pembelajaran biologi dengan strategi reciprocal teaching di Kabupaten Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang:

Gambar

Gambar 1. Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa  kelas X
Tabel  6.  Koefesien  persamaan  regresi  hubungan  keterampilan  metakognitif  dengan  keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI
Gambar 3. Hubungan keterampilan metakognitif dengan keterampilan berpikir kritis siswa  gabungan kelas X dan XI
Gambar 4. Grafik perbedaan hubungan keterampilan  metakognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X,

Referensi

Dokumen terkait

obeservasi yang dilakukan adalah; 1) pertama mengidentifikasi nyeri dengan cara pandang. 2) Melakukan observasi dengan perabaan pada bagian punggung.. atas maupun

Perawat harus lebih menikmati dunia kerja dan berusaha menciptakan lingkungan kerja kondusif dengan menganggap bahwa profesi perawat bukan hanya labelisasi duniawi

Perbedaan persepsi belajar biologi siswa SMP Negeri 2 Kabupaten Aceh Tamiang pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang dibelajarkan dengan

Staf

Cakra Guna Cipta Malang cukup mampu memenuhi keinginan pelanggan dengan beberapa strategi berdasarkan visi misi yang dibuat, sehingga produk masih bisa bertahan di

Naskah lontarak sebagai dokumen tentang peristiwa yang berkaitan dengan orang Bugis pada masa lalu sehingga dapat dipandang sebagai sumber informasi mengenai sejarah,

puzzle huruf hijaiyah , dapat dilihat dari pengolahan data kuesioner yang telah disebar diperoleh tingkat persetujuan terhadap 15 pernyataan yang diberikan berada di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi proses keputisan pembelian yang terdiri dari Gaya Hidup, Kualitas Produk, dan Potongan