• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang :

bahwa dipandang perlu untuk memberikan petunjuk-petunjuk pengarahan bagi Delegasi Pemerintah Republik Indonesia ke Konperensi Tahun Wanita Internasional di Mexico City, Mexico, pada tanggal 19 Juni hingga 2 Juli 1975. Mengingat :

Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945.

M E N G I N S T R U K S I K A N : Kepada :

Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat/Ketua Delegasi Pemerintah Republik Indonesia.

Untuk :

PERTAMA :

Menggunakan Petunjuk-petunjuk Pengarahan sebagaimana terlampir pada Instruksi Presiden ini sebagai landasan dan pedoman dalam menghadapi masalah-masalah yang dibahas pada Konperensi Tahun Wanita Internasional di Mexico City, Mexico, pada tanggal 19 Juni hingga 2 Juli 1975.

KEDUA :

Memberikan laporan kepada Presiden tentang perkembangan Konperensi selama berlangsungnya Konperensi tersebut.

KETIGA :

Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada presiden. KEEMPAT :

Instruksi Presiden ini berlaku selama Delegasi Pemerintah Republik Indonesia menghadiri Konperensi Tahun Wanita Internasional di Mexico City, Mexico, pada tanggal 19 Juni hingga 2 Juli 1975.

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 17 Juni 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd.

(2)

S O E H A R T O JENDERAL TN I Lampiran Instruksi Presiden RI Nomor 13 Tahun 1975.

PETUNJUK-PETUNJUK PENGARAHAN BAGI DELEGASI REPUBLIK INDONESIA KE KONPERENSI TAHUN WANITA INTERNASIONAL DI MEXICO,

TANGGAL 19 JUNI - 2 JULI 1975. I. LANDASAN :

Keikutsertaan Indonesia dalam Konperensi-konperensi Internasional berlandaskan pada :

1. Dasar-dasar politik luar negeri Republik Indonesia yang bebas dan aktif. 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No. IV/MPR/1973, yang antara lain menetapkan bahwa politik luar negeri Indonesia harus diabdikan pada kepentingan nasional, khususnya untuk menunjang pembangunan ekonomi dan sosial.

3. Usaha-usaha memupuk kerjasama internasional dan regional sejalan dengan nilai-nilai yang tinggi serta tujuan-tujuan yang luhur yang terkandung dalam falsafah negara kita Pancasila.

II. PETUNJUK-PETUNJUK PELAKSANAAN : 1. Umum.

a. Kenyataan menunjukkan bahwa persamaan hak antara wanita dan pria masih belum terwujud sepenuhnya di dunia dewasa ini, dan bahwa sebagai akibatnya potensi wanita di bidang pembangunan dan pemeliharaan perdamaian belum

(3)

dapat sepenuhnya dimanfaatkan.

Kenyataan ini membangkitkan kesadaran pada kita bahwa masalah perbaikan kedudukan wanita dan bersamaan dengan itu, pengikutsertaan kaum wanita dalam usaha pembangunan dan pengakuan akan pentingnya peranan wanita dalam usaha memelihara perdamaian dunia, perlu ditanggulangi bersama oleh seluruh pemerintah dan bangsa-bangsa di dunia.

b. Dalam rangka ini Pemerintah Indonesia berpendapat bahwa Konperensi Tahun Wanita Internasional yang akan diadakan di Mexico dapat memberikan sumbangan ke arah tercapainya kerjasama internasional di bidang usaha-usaha tersebut.

c. Dalam memperjuangkan kepentingan Indonesia dan memberikan sumbangannya dalam Konperensi, Delegasi Republik Indonesia hendaknya memperhatikan prioritas-prioritas dalam pembangunan nasional Indonesia serta hasil-hasil yang telah dicapai di forum internasional lainnya di bidang yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi.

d. Mengenai substansi permasalahan yang dihadapi oleh Konperensi, Delegasi Republik Indonesia berpegang pada pendirian bahwa masalah perbaikan kedudukan wanita seperti juga masalah-masalah kewanitaan lainnya pada hakekatnya tidaklah berdiri sendiri melainkan merupakan kesatuan masalah yang kait mengait dan tidak terlepas dari masalah sosial budaya dan ekonomi pada umumnya. Lain dari itu, masalah-masalah kewanitaan pada umumnya tidak dapat dilihat terpisah dari pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara di dunia secara keseluruhan. Oleh karenanya, Delegasi hendaknya dapat meyakinkan Konperensi bahwa program di bidang kewanitaan harus merupakan bagian integral dari kebijaksanaan dan program pemerintah negara-negara di dunia, terutama dalam program pembangunan ekonomi dan sosial secara keseluruhan.

2. Petunjuk mengenai beberapa masalah politik/yang bersifat politik.

a. Kebijaksanaan Delegasi Republik Indonesia berlandaskan pada kebijaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia, yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk meningkatkan stabilitas politik dan ekonomi bagi kepentingan pembangunan nasional dalam rangka tahap-tahap Rencana Pembangunan Lima Tahun Republik Indonesia yang telah digariskan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.

b. Delegasi Republik Indonesia sedapat-dapatnya menghindarkan diri dari masalah-masalah yang kontroversiil yang tidak langsung menyangkut kepentingan Republik Indonesia yang dapat mengganggu kelancaran jalannya sidang.

c. Delegasi Republik Indonesia hendaknya mengusahakan kerjasama dan saling pengertian yang sebaik mungkin dengan Delegasi-delegasi dari negara-negara

(4)

sesama anggota ASEAN.

d. Mengenai hubungan dengan delegasi RRC dalam rangka Konperensi, Delegasi Republik Indonesia supaya berpegang pada "Pedoman Mengenai Sikap Republik Indonesia terhadap RRC dalam Konperensi Internasional" yang digariskan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tertanggal 18 April 1972.

e. Jika timbul masalah yang berhubungan dengan sengketa Arab-Israel, Delegasi Republik Indonesia sejauh mungkin membantu pihak negara-negara Arab.

f. Jika timbul masalah mengundang wakil-wakil dari gerakan-gerakan pembebasan yang diakui oleh Organisasi Persatuan Afrika atau oleh Liga Arab, Delegasi Republik Indonesia memberikan suara setuju.

3. Petunjuk mengenai beberapa "items" dalam "provisional agenda" (dokumen E/CONF. 66/1).

"Item"1"Opening of the Conference and election of the President".

a. Semua anggota Delegasi Republik Indonesia supaya menghadiri dan mengikuti upacara pembukaan Konperensi.

b. Sesuai kebiasaan Konperensi-konperensi Internasional, maka calon Presiden/Ketua Sidang biasanya dari "host country”.

Delegasi Republik Indonesia memberikan suaranya kepada calon Mexico sebagai Ketua/Presiden.

"Item"2"Adoption of the rules of procedure".

a. Delegasi Republik Indonesia dapat menyetujui "Rules of Procedure" yang biasa dipakai dalam Konperensi-konperensi Internasional.

b. Delegasi Republik Indonesia dapat menerima "Provisional Rules of Procedure" tercantum dalam dokumen E/CONF. 66/2.

"Item" 3: "Adoption of the Agenda".

a. Delegasi Republik Indonesia pada prinsipnya dapat menyetujui "draft" agenda tercantum dalam dokumen E/ CONF. 66/1.

b. Sekiranya timbul persoalan penambahan mata acara, maka prinsip yang dianut oleh Delegasi Republik Indonesia ialah bahwa pada dasarnya tidak menolak suatu mata acara jika negara yang bersangkutan menganggap perlu. c. Delegasi Republik Indonesia supaya mengikuti perkembangan "Adoption of the Agenda" ini dalam "General Committee", serta melaporkan ke Pusat sekiranya ada perubahan-perubahan yang bersifat prinsipiil.

(5)

"Item"4"Establishment of Committees and organization of work".

Delegasi Republik Indonesia pada dasarnya dapat menyetujui pembentukan Komite-komite seperti tercantum dalam "Provisional Rules of Procedure of the Conference" (dokumen E/CONF. 66,/2) . Dalam hal lain, maka Delegasi Republik Indonesia diberi wewenang untuk menentukan sikap sendiri dengan memperhatikan kepentingan Indonesia.

"Item"5"Election of officers other than the President".

a. Delegasi Republik Indonesia memberikan suaranya kepada calon-calon yang didukung oleh kelompok-kelompok regional masing-masing.

Bila ternyata tidak ada persetujuan di dalam masing-masing kelompok regional tersebut, Delegasi Republik Indonesia diberi keleluasaan untuk memutuskan sendiri, dengan pegangan memilih calon dari delegasi yang sejalan pandangan politiknya dengan Pemerintah Republik Indonesia dan atas asas timbal balik bagi pencalonan Republik Indonesia pegangan selanjutnya adalah :

(1) Mendahulukan dukungan terhadap negara-negara yang mempunyai hubungan baik dan yang minta sokongan Republik Indonesia.

(2) Menyokong calon-calon yang didukung oleh sebagian besar negara kelompok wilayahnya.

(3) Memperhatikan rekomendasi "General Committee" nanti.

(4) Peranan negara/calon bersangkutan dalam kegiatan Konperensi Tahun Wanita Internasional, terutama dilihat dari segi kepentingan negara-negara berkembang.

b. Atas dasar kerjasama ASEAN, Delegasi Republik Indonesia mengutamakan mendukung calon-calon dari negaranegara sesama anggota ASEAN.

"Item"6"Credentials of Representatives to the Conference". a."Appointment of the Credentials Committee".

b. "Report of the Credentials Committee".

(1) Pada dasarnya Delegasi Republik Indonesia menyetujui susunan "Credentials Committee" yang sama dengan susunan "Credentials Committee" dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-29 seperti tersebut dalam "Provisional Rules of Procedure ot the Conference", dokumen E/CONF, 66/2.

(2) Delegasi Republik Indonesia menyetujui hadirnya Pemerintah Kerajaan Persatuan Nasional Kemboja dan Pemerintah Revolusioner Sementara Vietnam Selatan sesuai keputusan sidang ke-58 "Economic and Social Council" di New York, bulan April 1975.

(6)

prinsipnya Delegasi Republik Indonesia mengakui syah semua wakil-wakil dari Pemerintah-pemerintah yang telah diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan berusaha agar Delegasi dari negara-negara ASEAN lainnya bersikap sama.

(4) Delegasi Republik Indonesia dapat mendukung sikap negara-negara Afrika yang menolak "credentials" wakil-wakil Republik Afrika Selatan, jika berdasar-kan alasan-alasan politik diskriminasi rasial.

(5) Jika masalah "credentials" wakil-wakil Korea Selatan dipersoalkan, Delegasi Republik Indonesia memberikan pengakuan syah, tanpa ikut serta dalam perde-batan yang mungkin timbul.

(6) Jika masalah "credentials" wakil-wakil Chile dipersoalkan, Delegasi Republik Indonesia memberikan pengakuan syah, tanpa ikut serta dalam perdebatan yang mungkin timbul.

"Item"7"The objective and goals of International Women`s Year present policies and programmes".

a. Masalah perbaikan kedudukan wanita kait mengait dan tidak dapat dilepaskan dari masalah pembangunan secara keseluruhan.

b. Hendaknya Delegasi Indonesia menyokong segala usaha kearah tercapainya perbaikan kedudukan wanita khususnya dibidang pendidikan dan latihan, tingkat penghidupan termasuk peningkatan produksi pangan dan gizi, kesempatan bekerja, kesehatan ibu dan anak/keluarga berencana.

c. Hendaknya Delegasi Indonesia tetap memberikan dukungannya terhadap program-program PBB dan Badan-badan bawahannya yang bersangkutan, atas program-program yang bermanfaat bagi perbaikan kedudukan wanita, dengan menyadari sepenuhnya bahwa kebijaksanaan ini hanya akan berhasil jika program ini merupakan bagian integral dari kebijaksanaan pembangunan ekonomi, sosial dan kultural secara keseluruhan.

"Item"8" The involvement of women in strengthening international peace and eliminating racism and racial discriminationt”.

a. Indonesia sebagai negara yang berasaskan Pancasila, menganut prinsip cinta damai dan kemerdekaan setiap bangsa di dunia, tanpa perbedaan ras, agama, maupun suku bangsa.

b. Delegasi Republik Indonesia diberi kebebasan menyatakan pendapatnya atas dasar pandangan Pemerintah Indonesia yang telah dikenal mengenai "peaceful settlement of dispute, sovereign equality of States" dan peranan-peranan PBB.

(7)

"Item"9"Current trends and changes in the status and roles of women and men, and major obstacles to be overcome in the achievement of equal rights, opportunities and responsibilities ",

a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia secara tegas mengakui persamaan hak dan kedudukan pria dan wanita.

b. Dalam hubungan ini hendaknya Delegasi Indonesia menyokong usaha-usaha perbaikan kedudukan wanita melalui kesempatan pendidikan, kesempatan kerja dan kesempatan untuk menggunakan hak sipil dan politik baik wanita di kota-kota maupun di desa, wanita petani, pekerja wanita di daerah industri, khususnya usaha/program demi tercapainya pendidikan yang merata dikalangan masyarakat wanita di daerah-daerah yang terpencil sekalipun,

"Item"10"The integration of women in the development process as equal partners with men".

a. Pemerintah Republik Indonesia dalam kebijaksanaan pembangunan pada prinsipnya mengikut sertakan potensi tenaga wanita serta poteinsi lainnya dalam masyarakat. Pembangunan ekonomi, sosial, kebudayaan terutama dalam bidang pendidikan, program keluarga berencana, transmigrasi, peningkatan gizi dan kesehatan diharapkan berhasil untuk perbaikan tingkat hidup masyarakat pada umumnya dan perbaikan kehidupan wanita pada khususnya.

b. Hendaknya Delegasi Republik Indonesia mengamankan program-program PBB maupun program-program internasional lainnya yang bermanfaat bagi peningkatan program/usaha dalam bidang-bidang tersebut di atas.

"Item"11"The World Plan of Action ".

a. Delegasi Indonesia menyetujui program-program yang bermanfaat bagi perbaikan kedudukan wanita, khususnya program-program yang bermanfaat bagi perbaikan kedudukan wanita di Indonesia.

b. Delegasi Indonesia hendaknya berusaha untuk mendapatkan manfaat sepenuhnya dalam pembicaraan mengenai masalah ini, demi kepentingan perbaikan kedudukan wanita di lndonesia, sejalan dengan rencana-rencana yang telah dibuat oleh ESCAP (Ekonomic and Social Commission for Asia and the Pacific) tercantum dalam dokumen E.CONF. 66/BP/72.

"Regional Consultation for Asia and The Far East on Integration of Women in Development with Special Reference to Population Sector".

c. Dalam masalah ini Delegasi Indonesia hendaknya selalu mengadakan kontak dengan Delegasi dari negara anggota ASEAN.

(8)

a. Delegasi Republik Indonesia hendaknya ikut serta secara aktif dalam setiap Komite dan "working group" yang dibentuk selama Konperensi.

b. Mengenai soal-soal politik yang tidak bersifat prinsipiil yang tidak tercakup dalam Petunjuk ini, Delegasi Republik Indonesia diberi wewenang menentukan sikap sendiri dengan berkonsultasi erat dengan Saudara Duta Besar Republik Indonesia di Mexico.

c. Mengenai hal-hal yang bersifat prinsipiil yang tidak tercakup dalam petunjuk ini, Delegasi Republik Indonesia dimana perlu dapat minta petunjuk tambahan dari Jakarta.

III. KHUSUS

Dalam menghadapi beberapa masalah khusus yang akan dibicarakan dan yang mungkin akan timbul dalam Konperensi, Delegasi Republik Indonesia hendaknya berpedoman pada petunjuk-petunjuk seperti termuat dalam lampiran pada Petunjuk-petunjuk Pengarahan ini.

Referensi

Dokumen terkait

Surat Keputusan MENINVES/ Ketua BKPM (Badan Kordinasi Penanaman Modal) Nomor 15/SK/1993 tentang Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman

Dengan telah selesainya Pokja Konstruksi mengadakan evaluasi terhadap dokumen penawaran yang masuk yaitu evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a diatas, perlu ditetapkan pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten Belu Nomor 14 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Masuk

Palmer (1976) says that semantics is the study of meaning in language. Therefore if someone wants to discuss the figurative expression, it means that.. she or he can not be escaped

d. Menguasai dan memahami Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan produk hukum lainnya serta daerah binaan yang dijadikan sasaran sebelum dilakukan pembinaan...

TERLIHAT TIDAK MEMILIKI USAHA CUKUP UNTUK MEMPELAJARI TOPIK YANG DIPRESENTASIKAN..

Berikut kegiatan manusia yang dapat mengubah lingkungan alam adalah kecuali … a.. tanah menjadi tidak gembur

(1) Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, segala kegiatan penanggulangan kemiskinan yang menjadi tugas Komite Penanggulangan Kemiskinan yang