• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN PUPUK ZnSO 4 TERHADAP PRODUKSI HIJAUAN CAPITUHEUR (Mikania micrantha Kunth)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN PUPUK ZnSO 4 TERHADAP PRODUKSI HIJAUAN CAPITUHEUR (Mikania micrantha Kunth)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN PUPUK ZnSO4 TERHADAP PRODUKSI HIJAUAN CAPITUHEUR (Mikania micrantha Kunth)

EFFECT OF ZnSO4 FERTILIZER ON FORAGE PRODUCTION OF CAPITUHEUR (Mikania micrantha Kunth)

Achmad Rega Darmawan*, Iin Susilawati**, Lizah Khairani**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peterrnakan Universitas Padjadjaran

e-mail : ahmadrega66@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian mengenai “Pengaruh Tingkat Pemberian Pupuk ZnSO4 terhadap Produksi

Hijauan Capituheur (Mikania micrantha Kunth)” telah dilaksanakan di lahan penelitian Laboratorium Tanaman Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran pada bulan November-Desember 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk ZnSO4 terhadap produksi hijauan Capituheur. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan

yang diberikan pada M. micrantha berupa pemberian pupuk Zn yang terdiri atas P0 (0 kg ha-1), P1 (15 kg ha-1), P2 (20 kg ha-1), P3 (25 kg ha-1) dan P4 (30 kg ha-1). Peubah yang

diamati yaitu produksi segar dan produksi berat kering hijauan Capituheur (daun, batang, dan akar). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan variasi dari tiap perlakuan, masing-masing perlakuan menghasilkan rataan

produksi berat segar daun sebesar 25,90 g; 40,99 g; 66,09 g; 62,56 g; 66,08 g, batang 39,49 g; 61,81 g; 99,37 g; 82,11 g; 89,86 g, dan akar 9,48 g; 13,18 g; 19,06 g; 14,95 g;

13,41 g. Begitu juga dengan produksi berat kering yang menunjukkan variasi dari tiap perlakuan, rataan berat kering daun sebesar 3,14 g; 4,592 g; 7,507 g; 6,877 g; 6,785 g, batang 3,767 g; 5,535 g; 9,012 g; 7,945 g; 7,86 g, dan akar 1,057 g; 1,425 g; 2,01 g; 1,782 g; 1,872 g. Namun perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi segar dan produksi berat kering tanaman (P>0,05%).

Kata Kunci : Mikania micrantha, Produksi, Hijauan, Zink, Pupuk.

ABSTRACT

Research about the “Effect of ZnSO4 Fertilizer on forage production of Capituheur

(Mikania micrantha Kunth)’’ have been implemented in the research fields of Forage Crops Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Universitas Padjadjaran in November-December 2015. This study sought to determine the effect of ZnSO4 fertilizer on forage production of

Capituheur. This study was experimental method with completely randomized design. The

treatments were addition of Zn fertilizer consists of: P0 (0 kg ha-1), P1 (15 kg ha-1),

P2 (20 kg ha-1), P3 (25 kg ha-1) and P4 (30 kg ha-1). Variables observed that production of

fresh and dry matter production Capituheur (leaves, stem, and roots). Data obtained were analyzed using analysis of variance. The results showed that the average production of fresh weight showed a variation of each treatment. Each treatment resulted in production averaging fresh weight of leaves 25.90 g; 40.99 g; 66.09 g; 62.56 g; 66.08 g, stem 39.49 g; 61.81 g; 99.37 g; 82.11 g; 89.86 g, and roots 9.48 g; 13.18 g; 19.06 g; 14.95 g; 13.41 g. As well with the production of dry matter which show variation of each treatment, the average dry matter

(2)

of leaves 3,14 g; 4.592 g; 7.507 g; 6.877 g; 6.785 g, stem 3.767 g; 5.535 g; 9.012 g; 7.945 g; 7.86 g, and roots 1.057 g; 1,425 g; 2.01 g; 1.782 g; 1,872 g. However, the treatment does not give a significant effect on the production of fresh and dry matter plant production (P>0.05%).

Keyword : Mikania micrantha, Production, Forage, Zinc, Fertilizer.

PENDAHULUAN

Pemberian mineral Zn pada ternak penting karena defisiensi Zn pada ternak dapat mengakibatkan gangguan fungsi tubuh pada ternak. Mineral esensial seperti Zn berperan dalam sistem enzim sebagai metaloenzim. Lebih dari 100 jenis metaloenzim mengikat Zn termasuk enzim nicotinamide adenine dinucleotide dehydrogenase (NADH), RNA dan DNA polymerase, begitu pula enzim alkalin fosfatase, superoksida dismutase, dan karbon anhidrase.

Pakan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam sektor peternakan. Produksi yang tinggi pada ternak merupakan salah satu manifestasi pemberian pakan yang cukup, baik secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Pakan merupakan makanan yang diberikan kepada ternak tanpa mengganggu kesehatan hewan tersebut. Pada usaha ternak ruminansia, pemberian pakan ternak berkualitas sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan usaha ternak tersebut. Secara alamiah mineral Zn untuk ternak ruminansia didapat dari pakan hijauan dan konsentrat. Mineral Zn dapat juga diberikan dalam bentuk anorganik, namun pemberian Zn anorganik pada ternak bioavailibitasnya lebih rendah dibandingkan Zn organik.

Pakan hijauan adalah pakan yang diperoleh dari tanaman pakan yang bagiannya dapat dikonsumsi oleh ternak baik yang diberikan secara dipanen (cut and carry) maupun yang digembalakan. Pakan hijauan yang sering diberikan pada ternak ruminansia di Indonesia antara lain Rumput Gajah, Rumput Lapangan, Jerami Padi dan Pucuk Tebu. Pakan hijauan tersebut mempunyai kandungan Zn yang rendah berkisar antara 17-26 ppm, sedangkan kebutuhan sapi akan Zn adalah sebesar 30 sampai 40 mg. Pada beberapa hijauan dan limbah pertanian meskipun jumlah mineral cukup, karena ketersediaannya secara biologis kurang maka ternak yang mendapat pakan hijauan tersebut dapat mengalami defisiensi Zn.

Seng (Zn), boron (B), klor (Cl), besi (Fe), mangan (Mn) dan nikel (Ni) merupakan mikromineral pada tanah yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Zn adalah unsur hara mikro yang paling mobile, dan mobilisasinya berkaitan erat dengan penuaan daun serta pembentukan biji. Kandungan Zn dalam tanah akan menurun sejalan dengan meningkatnya

(3)

pH tanah dan interaksi dengan mineral lain yang mengakibatkan adanya kompetisi antar mineral.

Tanaman Mikania micrantha mempunyai sifat hiperakumulator terhadap mineral, sehingga jika ditanam dan diberikan pupuk Zn tingkat penyerapannya akan baik. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi biomassa dari tanaman tersebut karena sifatnya yang dapat menyerap mineral dengan baik (hiperakumulator), sehingga dengan bertambahnya biomassa tanaman diharapkan produksi Zn melalui tanaman tersebut dapat bertambah, dan jika tanaman tersebut diberikan pada ternak akan mencukupi kebutuhan mineral (Zn) pada ternak tersebut.

Pengukuran berat segar hijauan merupakan cara untuk mengukur biomassa tanaman bagian atas (bagian aerial). Biomassa tanaman bertambah kerena tanaman menyerap zat-zat dan mineral dari tanah dan mengubahnya menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis, sedangkan produksi berat kering merupakan produksi hijauan tanpa air.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 20 tanaman Mikania micrantha yang ditanam pada polybag berisi tanah sebanyak 8 kg dengan jarak tanam 0,5 × 0,5 m. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Pupuk ZnSO4 diaplikasikan pada

tanah dengan cara pop up atau ditugal dengan masing-masing pemberian sebanyak 0, 15, 20, 25 dan 30 kg ha-1. Pemberian pupuk ZnSO4 dilakukan satu kali dan dibarengi dengan

pemberian pupuk NPK dengan dosis (25-7-7) yang digunakan sebanyak 25 kg ha-1. Tanaman dipanen pada umur 30 hari dengan memotong bagian hijauan dari batas permukaan tanah. Untuk bagian akar dilakukan dengan cara membongkar polybag, lalu memisahkan bagian akar dari tanah. Bagian hijauan dan akar yang telah dipanen lalu dibersihkan untuk kemudian dilakukan penimbangan berat segar tanaman, setelah dilakukan penimbangan berat segar lalu dilakukan pengeringan tanaman dengan oven hingga beratnya stabil lalu dilakukan penimbangan kembali untuk mengetahui berat kering tanaman. Selanjutnya data yang telah didapat kemudian dianalisis menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap produksi berat segar dan berat kering tanaman Mikania micrantha.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Pupuk ZnSO4 terhadap Berat Segar Daun, Batang dan Akar Tanaman Capituheur (Mikania micrantha Kunth).

Rataan berat segar tanaman capituheur hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Berat Segar Daun, Batang dan Akar Tanaman Capituheur (M. micrantha Kunth)

Parameter

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

---g/pot--- Berat segar daun 25,9 40,99 66,09 62,56 66,08 Berat segar batang 39,49 61,81 99,37 82,11 89,86 Berat segar akar 8,97 8,47 34,94 16,14 7,97 Keterangan: P0 = Zn 0 kg ha-1 P1 = Zn 15 kg ha-1 P2 = Zn 20 kg ha-1 P3 = Zn 25 kg ha-1 P4 = Zn 30 kg ha-1

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa rataan produksi berat segar M.micrantha menunjukkan variasi dari tiap perlakuan. Masing-masing perlakuan menghasilkan rataan produksi berat segar dari 25,90 sampai 66,08 g (Daun), 39,49 sampai 89,86 g (Batang) dan 9,48 sampai 13,41 g (Akar).

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan berat segar tanaman M.micrantha yang diberi perlakuan dibandingkan dengan tanpa perlakuan (P0), hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh perlakuan terhadap berat segar tanaman M.micrantha. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk ZnSO4 pada tanaman M.micrantha tidak memberikan

pengaruh yang nyata (P>0,05%). Hal ini diduga disebabkan oleh adanya interaksidengan hara

lain, waktu pemupukan yang terlalu pendek dan kondisi iklim dengan curah hujan tinggi yang membuat tanah menjadi tergenang diduga menjadi penyebab tidak berpengaruhnya pemberian perlakuan terhadap produksi berat segar tanaman M.micrantha.

(5)

Ilustrasi 1. Grafik Rataan Curah Hujan Tahun 2015

Sumber: Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang, Tahun 2016.

Dari data curah hujan sepanjang tahun 2015 dapat dilihat bahwa curah hujan pada bulan November sampai Desember sangat tinggi bahkan dapat dibilang paling tinggi setelah Februari dan Maret sehingga menyebabkan tanah menjadi tergenang dan diduga perlakuan pemberian Zn menjadi tidak efektif karena terlarut terbawa air, hal tersebut sesuai dengan pendapat Havlin dkk (2005) serta Doberman dan Fairhurst (2000) yang menyatakan bahwa pada tanah-tanah tergenang, konsentrasi beberapa hara meningkat, tetapi Zn tidak. Mineral Zn mempunyai sifat mudah larut dalam air sehingga dalam keadaan tergenang kandungan Zn dalam tanah akan larut terbawa aliran air.

Penyerapan dan akumulasi suatu zat pada tanaman membutuhkan waktu yang cukup lama berkaitan dengan proses fisiologisnya. Sementara pemberian perlakuan pupuk Zn pada M.micrantha terhitung singkat yaitu satu bulan. Fauzia (2009) melakukan penelitian pada tanaman M.chordata yang diberi perlakuan CN dalam bentuk NaCN, lamanya penelitian selama dua bulan menghasilkan biomasa tanaman yang cukup tinggi dibandingkan kontrol (tanpa CN). 0 2 4 6 8 10 12 14 16

(6)

Pengaruh Pemberian Pupuk ZnSO4 Terhadap Berat Kering Daun, Batang dan Akar Tanaman Capituheur (Mikania micrantha Kunth).

Berat kering tanaman adalah produksi tanaman tanpa air setelah melalui proses pengeringan baik secara alami maupun buatan. Dari hasil penelitian didapatkan rataan berat kering tanaman M.micrantha yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Berat Kering Daun, Batang, dan Akar Tanaman Capituheur (M. Micrantha Kunth)

Parameter

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

---g/pot--- Berat kering daun 3,15 4,59 7,50 6,87 6,78 Berat kering batang 3,76 5,53 9,01 7,94 7,86 Berat kering akar 1,05 1,42 2,01 1,78 1,87 Keterangan: P0 = Zn 0 kg ha-1 P1 = Zn 15 kg ha-1 P2 = Zn 20 kg ha-1 P3 = Zn 25 kg ha-1 P4 = Zn 30 kg ha-1

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk ZnSO4 menghasilkan rataan berat

kering tanaman yang bervariasi dari setiap perlakuannya. Masing-masing perlakuan menghasilkan rataan berat kering tanaman sebesar 3,14 sampai 7,507 g (Daun), 3,76 sampai 9,01 g (Batang) dan 1,057 g sampai 2,01 g (Akar).

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan berat kering tanaman dibandingkan tanpa perlakuan. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh perlakuan terhadap berat kering tanaman dilakuan analisis ragam. Analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZnSO4 terhadap tanaman M.micrantha tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05%)

terhadap berat kering tanaman. Faktor yang diduga menjadi penyebab perlakuan tidak berpengaruh nyata adalah selektivitas terhadap unsur logam tertentu, jangka waktu pemupukan yang terlalu pendek dan kondisi iklim dengan curah hujan tinggi yang menyebabkan sebagian pupuk Zn terlarut dalam air hujan.

Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZnSO4 tidak memberikan pengaruh

(7)

peningkatan berat kering tanaman seiring dengan adanya peningkatan pemberian Zn. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan serapan Zn dari pupuk, sehingga mendukung peningkatan bobot kering tanaman. Swietlik (1996) mengemukakan bahwa aplikasi Zn sebesar 30 g/tanaman pada tanaman jeruk dewasa, tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil bila kandungan Zn daun tidak di bawah 20% dari nilai kritikal. Hasil senada juga diperoleh pada penelitian Singh et al. (1986), Neilsen et al. (1987), dan Liang et al. (1992), di mana penambahan pupuk Zn pada tanaman kacang hijau dan tanaman alfalfa tidak menimbulkan respons yang nyata, namun terdapat peningkatan bobot kering tanaman dibanding dengan perlakuan tanpa Zn. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan pemberian Zn akan meningkatkan serapan Zn tanaman yang secara tidak langsung mengakibatkan peningkatan bobot kering total tanaman.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pemberian pupuk ZnSO4 tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar dan berat

kering tanaman Capituheur (Mikania micrantha Kunth), namun demikian terdapat kecenderungan peningkatan berat segar dan berat kering tanaman seiring dengan meningkatnya taraf pemberian pupuk Zn.

Saran

Guna mendapatkan hasil yang maksimal disarankan untuk dilakukan penanaman didalam rumah kaca agar iklim dan cuaca dapat dikontrol, sehingga hasil penelitian didapat secara maksimal.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pembimbing utama, Dr. Iin Susilawati, S.Pt., MP., dan pembimbing anggota, Lizah Khairani, S.Pt., MT., M.Agr., yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membimbing. Terimakasih pula penulis sampaikan kepada Hibah Penelitian Swadana Fapet 2015 yang telah memberikan kontribusinya untuk keberlangsungan penelitian ini.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000. Rice Nutrient Disorders & Nutrient Management. Potash & Phosphate institute (PPI), Potash & Phosphate Institute of Canada (PPIC) and International Rice Research Institute (IRRI). 192.

Fauzia, S. 2009. Serapan Sianida (CN) pada Mikania cordata (Burm.F) B.L. Robinson, Centrosema pubescens Bth dan Leersia hexandra Wartz yang Ditanam Pada Media Limbah Tailing Terkontaminasi CN. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Vol.10(1):69-76.

Havlin, L.J., S.L. Tisdale, J.G. Beaton, W.L. Nelson. 2005. Soil Fertility and Fertilizer. An Intriduction to Nutrient Management, seventh edt. Pearson Prentice Hall. New Jersey. Liang, J., R.E. Karamanos and J.W.B. Stewart. 1992. Plant Availability of Zn Fractions in

Saskatchewan Soils. Canadian. J. Soil. Sci. 72:507-517.

Neilsen, D., P.B. Hoyt, and A.F. Mckenzie. 1987. Measurement of Plant Available Zinc in British Columbia Orchad Soils. Commun. Soil. Sci. Plant Anal.18:161-186.

Singh, J.P., R.E. Karamanos, and J.W.B. Stewart. 1986. Phosphorus-Induce Zinc Deficiency in Wheat on Residual Phosphorus Plots. Agron. J. 68:668-675.

Swietlik, D. 1996. Responses of Citrus Trees in Texas to Foliar and Soil Zn Applications. Editor Proc. Int. Soc. Citriculture. p. 772-776.

Gambar

Ilustrasi 1. Grafik Rataan Curah Hujan Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tidak berpengaruhnya Net Profit Margin terhadap manajemen laba dikarenakan nilai laba bersih perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja yang baik, sehingga para

Berdasarkan tabel di atas jawaban responden berada direntang skala 168 sampai 205 maka kepuasan pemustaka terhadap Petugas perpustakaan dapat memberikan keterangan yang akurat

Berdasarkan pemaparan diatas, dari dua siklus kegiatan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dalam

1) Asuhan keperawatan adalah tindakan keperawatan dimulai dari anamnesa awal atau pengkajian, perencaan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan.. diagnosa keperawatan,

(1) Sesuai dengan hasil penelitian, bahwa video pembelajaran kebugaran jasmani berlandaskan tri kaya parisudha adalah berdasarkan validitas hasil dari ahli olahraga

Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala desa membuktikan bahwa di desa Cilandak terdapat Tim pengembang kebijakan pengelolaan desa berbasis kearifan lokal. Bukti

Perekayasaan mixer settler atau tangki pengaduk pengenap salah satunya adalah tangki berpengaduk (mixer tank), digunakan untuk proses ekstraksi uranium dari larutan asam fosfat

Menurut Khan (2005) dalam Adri (2008), e- learning dapat dilihat sebagai sebuah pendekatan inovatif untuk memberikan welldesign, berpusat pada peserta didik, interaktif,