• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB-I PENDAHULUAN. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB-I PENDAHULUAN. Latar Belakang"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

BAB-I

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1.1

Teknologi Informasi dan Komunikasi berkembang pesat dalam satu dekade terakhir[1], penerapan teknologi informasi dengan strategi bisnis telah berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi yang ada ditingkat koorporasi[2]. Peran perangkat komputer sangat dibutuhkan untuk peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi [3]. Dengan perimbangan perkembangan teknologi yang ada, pemerintah berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai perkembangan jaman sehingga fungsi teknologi informasi dapat menjadi efektif, efisien, transparansi dan akuntabilitas dapat tercapai dengan baik[4].

Salah satu program pemerintah adalah menyediakan layanan informasi untuk masyarakat desa dan kelurahan. Definisi Desa sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015 adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan. Kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia[5]. Kelurahan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2005 adalah Wilayah kerja lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota dalam wilayah kerja Kecamatan [6].

Program Pemerintah yang dimaksud adalah Profil Desa dan Kelurahan yang disingkat dengan nama PRODESKEL. Program ini menyediakan informasi mengenai potensi dan tingkat perkembangan di desa dan kelurahan serta berisikan data dasar keluarga, jumlah penduduk dalam sebuah desa dan kelurahan, sumber daya yang ada, mengidentifikasi potensi dan perkembangan suatu wilayah desa dan kelurahan sampai dengan kendala yang di hadapi desa serta kelurahan dalam pengembangan potensi mereka. Pelayanan PRODESKEL bertujuan sebagai sumber informasi dan data dasar dalam perencanaan pembangunan di desa dan kelurahan[7]. Pada bagian data dasar keluarga berisikan tentang biodata masing-masing penduduk sesuai dengan kartu

(2)

keluarga yang dimiliki. Data pada bagian data dasar keluarga menyerupai dengan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK). Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2015, SIAK merupakan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai satu kesatuan [8]. SIAK berisi data wilayah, data penduduk, biodata penduduk dan pencatatan sipil dari kependudukan itu sendiri. Perbedaan dari SIAK dan PRODESKEL adalah sistem informasi SIAK terfokus pada data kependudukan dan kepengurusan administrasi sipil sedangkan sistem informasi PRODESKEL berisi tentang data kependudukan serta identifikasi potensi dan perkembangan suatu wilayah di desa dan kelurahan.

Pelayanan profil desa dan kelurahan sudah berjalan dari tahun 2007. Sistem berjalan secara offline[9]. Teknik penginputan yaitu file diinput dalam komputer personal , disimpan di hardisk lokal kemudian dikirimkan ke tingkat koordinasi yang lebih tinggi yaitu kecamatan sebagai penampung database se-kecamatan diwilayahnya. Dalam perkembangan waktu pada tahun 2012 sistem informasi diubah menjadi sistem online atau web based [9].

Program profil desa dan kelurahan dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri dan dipergunakan secara nasional. Tujuan adanya sistem informasi tersebut adalah guna mengkategorikan Desa dan Kelurahan menjadi 3 yaitu :

1. Desa atau Kelurahan dengan Kategori Mula yang nantinya desa tersebut membutuhkan prioritas penanganan pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

2. Desa dengan Kategori Madya yaitu Desa atau Kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan pada masalah keamanan dan ketertiban, kesadaran politik dan kebangsaan, peran serta masyarakat dalam pembangunan dan kinerja lembaga kemasyarakatan.

3. Desa atau Kelurahan dengan Kategori Lanjut adalah Desa atau Kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan masalah yang terkait dengan kinerja pemerintahan desa dan kelurahan serta pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan.

(3)

Dari ketiga kategori yang ada maka hasil analisa dari sistem informasi dapat berguna sebagai rujukan awal dalam perencanaan penganggaran pembangunan di Desa dan Kelurahan termasuk desa atau kelurahan diwilayah Kabupaten Semarang [7].

Mendasari amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri pada Bab-VI pasal 48 menyatakan guna pembinaan dan pengawasan sistem informasi PRODESKEL dilakukan oleh pemerintah kabupaten, pemerintah kota dan kecamatan. Pemerintah kabupaten atau kota dan kecamatan wajib membina dan mengawasi teknis pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, analisis, publikasi dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan masing-masing agar program kegiatan penganalisaan data berjalan dengan baik dan berjalan terus menerus[7].

Data profil desa dan kelurahan bermanfaat untuk mengetahui perkembangan desa dan kelurahan termasuk salah satunya adalah di Kabupaten Semarang. Analisa aplikasi profil dapat memberikan informasi penting mengenai potensi dibidang pertanian, perikanan, wirausaha dan wisata alam di suatu desa atau kelurahan. Salah satu contohnya adalah di Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, sesuai dengan analisa sistem informasi profil desa dan kelurahan, desa tersebut merupakan potensi penghasil cengkeh, namun di desa tersebut terdapat banyak lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk pembibitan dan penanaman cengkeh yang lebih besar, apabila hal tersebut dapat diterapkan dengan berdasar pada analisa sistem informasi maka dimungkinkan pada tahun–tahun yang akan datang Desa Polobogo menjadi salah satu sentra penghasil cengkeh terbesar di Kabupaten Semarang. Potensi unggulan selain cengkeh dapat diketahui apabila perangkat desa dan kelurahan selalu memperbaharui data secara berkala terhadap data potensi yang ada dalam sistem informasi tersebut, sehingga data tingkat perkembangan desa dan kelurahan dalam sistem informasi PRODESKEL dapat teranalisis dengan baik.

Hal yang bertolak belakang saat ini adalah data perkembangan desa dan kelurahan tidak seluruhnya menghasilkan analisa sesuai dengan perkembangan yang ada di lapangan. Salah satu contohnya adalah seperti hal nya yang terjadi di Desa Kradenan Kecamatan Kaliwungu. Desa tersebut merupakan penghasil pertanian di bidang tanaman padi, namun kondisi infrastruktur yang buruk yang tidak tertangani dengan baik terlebih saat terjadi hujan turun resiko persawahan yang terendam banjir

(4)

mengakibatkan luas lahan yang berpotensi besar untuk menghasilkan padi terancam gagal panen. Kondisi tersebut terjadi karena data informasi penggunaan sistem informasi PRODESKEL tidak diterapkan dengan baik, sehingga perencanaan pembangunan yang tidak terarah. Dampak dari hal tersebut adalah dana atau anggaran yang direncanakan tidak tepat sasaran dan tepat guna untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat diwilayahnya.

Peran teknologi pada dasarnya adalah guna memudahkan dan percepatan dalam proses kegiatan, namun ketidakberhasilan implementasi teknologi dapat dipengaruhi oleh faktor penerimaan pengguna terhadap sistem. Disisi lain pengguna sistem informasi profil yang dimaksud adalah perangkat di desa dan kelurahan dengan notabene pengalaman dan penyesuaian terhadap sistem informasi yang diberikan sulit untuk dilaksanakan karena faktor penerimaan pengguna. Mendasari permasalahan yang ada tindakan evaluasi merupakan langkah yang positif guna menentukan keberhasilan keberlangsungan sebuah sistem informasi. Melakukan evaluasi akan mendapatkan hasil dan data mengenai keberhasilan pencapaian penerapan sistem informasi dari pusat ke daerah yang menjadi cakupan kinerja. Evaluasi juga dapat memberikan feedback guna peningkatan kualitas layanan pemerintah pada masa yang akan datang.

Beberapa penelitian telah melakukan kajian tentang faktor tingkat penerimaan sistem oleh pengguna[10]. Penerimaan suatu teknologi dalam hal ini sistem informasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor individu, faktor teknologi dan faktor organisasi[11]. Tiga faktor penting untuk masukan guna evaluasi dan mengetahui tingkat kesesuaian penerimaan pengguna terhadap sebuah teknologi.

Penelitian mengenai profil desa dan kelurahan telah dilaksanakan di Denpasar-Bali. Penelitian dilakukan berdasarkan sudut pandang hukum empiris dan dilaksanakan dengan wawancara. Penelitian tidak menghasilkan data yang dapat di analisa karena operator belum memahami bagaimana penggunaan sistem informasi profil desa [12].

Penelitian profil desa dan kelurahan juga dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan data dan akuntabilitas dari penyediaan data profil desa dan kelurahan, menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian menunjukan data telah tersedia namun belum lengkap dan akuntabel sehingga

(5)

belum dapat berfungsi sebagai data informasi dalam perencanaan pembangunan desa [9].

Penelitian mengenai faktor moderasi juga telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang menitikberatkan pada faktor moderasi antara lain adalah moderasi age dan gender. Salah satu penelitian ini telah dilakukan oleh Indiani [13]. Metode yang digunakan dalam penelitian dengan moderasi yaitu dengan memodifikasi model UTAUT. Hasil penelitian diketahui faktor yang mempengaruhi penerimaan e-KTP adalah performance, expectancy, facilitating, conditions, dan perceive credibility dengan menghasilkan 15,7% dari varian yang ada. Hasil signifikan diperoleh pada variabel gender, variabel ini mampu mempengaruhi hubungan facilitating conditions terhadap intention to use, sedangkan usia (age) tidak berpengaruh signifikan

Ardianto [14], meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir terhadap penggunaan sistem informasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) di BPK RI, penelitian menggunakan modifikasi dengan menambahkan Second Order Confirmatory Factor Analysis (CFA) terhadap variabel User Satisfaction, dan Ease To Use, namun dalam penelitian belum ditemukan apakah faktor kemudahan dalam penggunaan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap penggunaan sistem informasi.

Lebih dalam lagi, penggunaan model evaluasi terintegrasi telah dilakukan oleh Yuliasari [15]. Penelitian tersebut untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi penggunaan Sistem Informasi Aplikasi Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (SiAP LKPD). Hasil penelitian menunjukan aplikasi SiAP LKPD belum dirasakan manfaatnya oleh pengguna sehingga aplikasi belum berjalan sesuai harapan. Variabel usia (age) tidak menjadi ukuran penilaian dengan hasil kesimpulan perlu dilakukan penelitian baik di obyek yang sama atau obyek yang berbeda guna penguatan model yang lebih baik.

Evaluasi dibidang e-learning diteliti oleh Ramayasa [16]. Penelitian menggunakan model evaluasi terintegrasi antara kesuksesan sistem informasi DeLone and McLean, UTAUT dan HOT-Fit. Hasil penelitian membuktikan faktor manusia, teknologi dan organisasi mempengaruhi tingkat keberhasilan dan penerimaan e-learning

(6)

di sekolah tinggi. Salah satu kelemahan penelitian adalah tidak dimasukan faktor moderasi gender sebagai faktor pendukung penilaian.

Berdasarkan penelitian yang telah ada, penelitian ini akan menggunakan Model Evaluasi Terintegrasi. Model dengan penggabungan teori dibidang sistem informasi, meliputi Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone and McLean, model Unified Theory Acceptance of Usage and Technology (UTAUT) dan model Human Organization Technology-Fit (HOT-Fit)[15], [17], [18]. Model ini dipergunakan agar mendapatkan gambaran jelas mengenai faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya penggunaan sistem informasi Profil Desa dan Kelurahan.

Penelitian dengan menggunakan model yang diusulkan, faktor yang mempengaruhi dapat terbagi menjadi tiga bagian yaitu human, technology dan organization. Evaluasi terhadap pengguna atau human dengan variabel yang termasuk dibutuhkan adalah variabel harapan kinerja (performance expectancy), harapan usaha (efford expectacy), pengaruh sosial (social influence) dan pengaruh rekan sebaya (partner influence) [10], [19], [20]. Variabel-variabel tersebut merupakan faktor penting yang diperlukan karena berhubungan langsung terhadap penggunaan sebuah sistem informasi. Sistem informasi profil desa dan kelurahan dengan pengguna yang memiliki berbagai karakter menjadikan pengaruh besar terhadap penggunaan sistem informasi.

Sistem informasi profil desa dan kelurahan merupakan salah satu sistem berbasis online. Hal ini diterapkan agar pengguna tidak terlalu rumit dalam pengoperasian sistem informasi. Pengguna cukup membuka laman Browser pengguna dapat dengan mudah mengakses sistem informasi ini. Topologi wilayah Kabupaten Semarang yang berbukit, letak desa dan kelurahan tersebar dan 19 kecamatan diperlukan jaringan infrastruktur bidang telekomunikasi yang baik. Kabupaten semarang saat ini telah membangun sistem jaringan komputer dan internet di 19 kecamatan, namun dari 19 kecamatan yang terhubung belum seluruh desa dan kelurahan terhubung ke jaringan internet yang dibangun oleh pemerintah kabupaten semarang. Mendasari keterbatasan jaringan akan mempersulit desa dan kelurahan dalam mengakses sistem informasi PRODESKEL.

Faktor technology yang dalam hal ini adalah kualitas informasi (information quality) [21][22]–[24]dan kualitas layanan (service quality) [25][26]–[28]akan mempengaruhi keinginan penguna dalam implementasi sistem informasi PRODESKEL.

(7)

Mendasari hal tersebut perlu dilakukan evaluasi pada faktor teknologi. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, evaluasi dibagi menjadi tiga faktor. Pembagian faktor akan menjadikan evaluasi dapat dilakukan dengan baik. Dampak dari evaluasi akan diketahui faktor yang berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap rendahnya tingkat keterlibatan perangkat desa dan kelurahan dalam penggunaan sistem informasi secara berkala. Evaluasi PRODESKEL pada faktor teknologi akan mempengaruhi keinginan untuk menggunakan (intention to use) dan menghasilkan manfaat bersih dari sistem informasi (Net Benefit). hasil dari pengaruh tersebut adalah mendapatkan analisa data yang akurat yang dipergunakan untuk informasi data dasar bagi Pemerintah Desa dan Kelurahan pada saat perencanaan pembangunan di desa maupun kelurahan.

Teknologi informasi dapat mengubah layanan, lingkungan dan struktur organisasi yang ada[28]–[30]. Pemerintah Desa dan Kelurahan dengan intensitas manajerial yang berbeda-beda serta tidak memiliki standart baku dibidang sistem informasi memungkinkan dukungan pimpinan dalam pendampingan implementasi sistem informasi profil Desa dan Kelurahan tidak berjalan dengan optimal. Berdasarkan hal tersebut Faktor Organisasi adalah hal ketiga yang perlu dievaluasi.

Perumusan Masalah 1.2

Berdasarkan latar belakang dapat diambil inti masalah yaitu adanya faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya tingkat keterlibatan Pokja dan perangkat di desa serta kelurahan dalam penginputan secara berkala terhadap sistem informasi PRODESKEL mengakibatkan hasil analisis dari sistem informasi tidak akurat dan tidak dapat dijadikan sumber informasi dasar dalam perencanaan pembangunan.

Keaslian Penelitian 1.3

Penelitian terkait mengenai profil desa dan kelurahan bukanlah penelitian yang pertama. penelitian–penelitian telah dilakukan di beberapa obyek, adapaun beberapa penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1.

(8)

Tabel 1 .1 Ringkasan Penelitian yang sudah ada

No Peneliti Metode Hasil

1 1. Gang Liu 2. Shu-Ping Huang 3. Xin-Kai Zhu Penelitian pada pengguna internet banking. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dataset secara ekstensif pada 413 responden. Pendekatan penelitian menggunakan

penggabungan model UTAUT dan kesuksesan SI D&M

Model yang digunakan tepat dalam penelitian dibidang penerimaan fasilitas internet bangking yang tidak menentu dan mengandung resiko. Penelitian menghasilkan penerimaan pengguna terhadap fasilitas internet mobile banking sangat dipengaruhi dari resiko dan ketidakpastian yang dirasakan. Dalam penelitian belum ada moderasi usia dan pengalaman yang memungkinkan menjadikan peneltiian lebih akurat.

2 1. Suha AlAwadhi 2. Anne Morris Menggunakan pendekatan UTAUT dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan E-Government di Kuwait. Penelitian termasuk model kuantitatif dan dilakukan survey pada 800 siswa di Negara Kuwait.

Hasil penelitian menunjukan variabel harapan kinerja, harapan usaha dan pengaruh teman sebaya sangat berpengaruh terhadap niat perilaku siswa. Hasil lainnya adalah niat perilaku siswa menentukan seberapa sering penggunaan sistem layanan e-government yang diberikan. Pada penelitian obyek penelitian sebatas siswa dalam institusi pendidikan, belum mengarah kepada kalangan masyarakat luas pengguna layanan e-government. 3 1.Lily Sui – Lien Chen 2. Chi Jung Kuan Penggunaan model UTAUT dengan penambahan moderasi pengalaman pengguna untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dalam bermain game online melalui mobile phone. Model ini membantu perusahaan dalam memahami keinginan pengguna serta pengalaman bermain game dan mengakses web dengan mobile phone. Penelitian

Hasil penelitian meyimpulkan variabel moderasi pengalaman pengguna dalam bermain game dan browsing melalui mobile phone sangat berpengaruh terhadap perilaku pengguna. Hal ini

dipengaruhi karena merubah suatu hal yang biasa dilakukan melalui layar monitor komputer berpindah menggunakan mobile phone.

Penelitian memasukan variabel usia sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut yang berdasar pada model ini.

(9)

dilakukan dengan membagikan kuesioner dan dioleh menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Stuctural Equation Model (SEM) guna melihat perilaku pengguna. 4 1. Putu Gede Kharisma Winanda Putra 2. I Gusti Ngurah Parwata metode penelitian yang bersifat Yuridis-Empiris, yang mana merupakan penelitian lapangan atau sering disebut penelitian hukum empiris yang mengkaji pelaksanaan dan implementasi ketentuan perundang-undangan di lapangan

1.Pelaksanaan Program Profil Desa di Desa Dauh Puri Kangin Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar belum berjalan secara efektif, karena belum adanya pelatihan ataupun bimbingan teknis untuk

penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan skala kabupaten/kota

2.Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam Pelaksanaan Program Profil Desa di Desa Dauh Puri Kangin Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar bersumber pada kurang pahamnya perangkat desa yang diberikan tugas tentang tata cara pencatatan data Profil Desa yang disebabkan karena kurangnya penyuluhan atau bimbingan teknis kepada perangkat desa yang diberikan tugas untuk melaksanakan program Profil Desa tersebut oleh instansi terkait yang menyerahkan tugas tersebut 5 1. Sitti Nurmasita Achsin 2. Hafied Cangara 3. Andi Alimuddin Unde

Penelitian ini termasuk jenis penelitian

deskriptif. Data pada penelitian kualitatif berbentuk kata-kata dan dianalisis dalam

terminology respon-respon individual, kesimpulan deskriptif, atau keduanya. Peneliti mengidentifikasikan kategori untuk menyortir

Penelitian ini disimpulkan, ketersediaan data Profil Desa dan Kelurahan di Sulawesi Selatan belum lengkap dan akuntabel menggambarkan pemanfaatan informasi potensi desa dan kelurahan dalam profil tersebut untuk kebutuhan perencanaan pembangunan di berbagai sektor pada setiap tingkatan pemerintahan (desa/kelurahan, kabupaten/kota dan provinsi) belum dapat

(10)

dan mengorganisasikan data (sorting and organizing data)

terlaksana sesuai harapan.

6 M. Indiani Menggunakan Modifikasi model UTAUT

Disimpulkan faktor gender berpengaruh signifikan terhadap penerimaan sebuah aplikasi, namun faktor usia (age) tidak berpengaruh 7 A.Ardianto Memodifikasi taksonomi

model DeLone and McLean

Dalam penelitian tidak disebutkan kemudahan dalam penggunaan dapat mempengaruhi kepuasan terhadap penggunaan aplikasi 8 E.Yuliasari Model Evaluasi

Terintegrasi dengan mengabaikan faktor usia

Dalam penelitian faktor usia belum dijadikan variabel penilaian baik di obyek sama atau obyek yang berbeda sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut 9 I Putu Ramayasa Menggunakan Model penggabungan UTAUT,HOT-Fit dan kesuksesan sistem informasi

Mengesampingkan faktor gender sebagai variabel penilaian sehingga belum diketahui secara pasti

ukuran keberhasilan penerimaan aplikasi e-learning 10 Muhamadali dan Garibaldi Pengusulan Model Evaluasi Terintegrasi

Sebatas pengusulan model belum dilaksanakan pengujian dilapangan

Tujuan Penelitian 1.4

Mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat keterlibatan perangkat desa dan kelurahan dalam penginputan secara berkala sistem informasi profil desa dan kelurahan oleh Perangkat Desa dan Kelurahan.

Melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab rendahnya partisipasi perangkat desa dan kelurahan sehingga peningkatan partisipasi dan keterlibatan perangkat Desa dan Kelurahan dalam menganalisa data secara akurat dari profil desa dan kelurahan dapat terwujud.

Manfaat Penelitian 1.5

Memberikan kontribusi dan rekomendasi, khususnya yang berhubungan dengan kesesuaian, kesuksesan dan penerimaan sistem informasi oleh pengguna dalam implementasi profil desa dan kelurahan

(11)

BAB-II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Tinjauan pustaka dan landasan teori pada penelitian yang akan dilakukan yaitu menjelaskan tentang penelitian–penelitian terdahulu. Pada tahap ini juga akan menjelaskan tentang teori–teori yang berhubungan dengan model dan alat yang dipergunakan guna mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.

Tinjauan Pustaka 2.1

Peringkat penerapan e-government di Indonesia secara internasional jauh dari harapan [31]. Hal ini yang dikarenakan paradigma masyarakat yang belum tepat, namun terdapat penelitian tentang faktor kesuksesan (critical success factors) atau sering disingkat dengan CSF, dalam pengembangannya[4]. Penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2014) menyatakan terdapat 15 variabel yang menjadi faktor penting dalam keberhasilan penerapan e-government di indonesia. Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif deskriptif melalui wawancara dengan 2 orang pakar, yang pertama yaitu pakar akademisi yang menguasai dan berkompeten tentang materi e-government, dan yang kedua adalah pakar praktisi yang keseharian berkecimpung dibidang e-government. Wawancara dilaksanakan dengan terstruktur dengan menggunakan kuesioner untuk melakukan konfirmasi terhadap setiap CSF yang ditemukan dalam literatur review.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Critical Success Factors (CSF). Hal ini dilakukan karena sedikitnya peneliti yang melakukan hal tersebut. Metode ini merupakan isu yang sangat penting dalam keberhasilan penerapan Government. Dalam penelitian dimasukan dimensi penilaian Pemeringkatan e-Government di Indonesia (PeGI) sebab apabila nilai yang dihasilkan dari PeGI adalah baik maka hasil tersebut akan mempresentasikan keberhasilan penerapan e-government. Hasil penelitian akan di olah dan di analisa menggunakan pendekatan Kappa guna hasil yang valid dan realistis hal tersebut dilakukan mengingat penelitian bersifat kualitatif.

(12)

Penelitian lain adalah dilakukan di Denpasar, Bali. Penelitian dilakukan dengan studi lapangan di salah satu Desa di Bali oleh Putu Gede Kharisma Winanda Putra dan Parwata, yaitu Desa Dauh Puri Angin Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar pada tahun 2013[12]. Tujuan dari penelitian tersebut adalah guna mengetahui faktor yang menjadi kendala dalam penggunakan sistem informasi profil desa dan kelurahan.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian di Denpasar menggunakan Yuridis – Empiris, atau pengkajian yang langsung menuju ke sasaran penelitian yang biasa disebut dengan penelitian lapangan. Dari hasil penelitian diketahui pemerintah kota belum sepenuhnya melaksanakan pelatihan, pembinaan dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan impelemtasi profil desa dan kelurahan, hal ini bertentangan dengan undang – undang nomor 12 tahun 2007 tentang pedoman penyusunan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan. Efek dari kurangnya bimbingan dari pemerintah mengakibatkan kurang pahamnya perangkat desa dalam penggunaan sistem informasi profil desa dan kelurahan yang telah diberikan.

Pada tahun 2015 juga telah dilaksanakan penelitian studi evaluasi mengenai profil desa dan kelurahan di provinsi sulawesi selatan oleh Achsin, Cangara, Unde[9], satu orang pertama adalah dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan di Provinsi Sulawesi dan dua orang terakhir adalah mahasiswa di Universitas Hasanudin, tujuan dari studi evaluasi terebut adalah untuk mengetahui ketersediaan, kelengkapan dan akuntabilitas sistem informasi profil desa dan kelurahan, sebagaimana dalam perundangan fungsi dasar dari sistem informasi ini adalah sebagai basis data guna sumber informasi potensi desa dan tingkat perkembangan desa.

Jenis penelitian dengan menggunakan teknik penelitian deskriptif dan data berupa kualitatif dan dianalisis dalam terminologi respon–respon individual. Peneliti mengidentifikasi menggunakan teknik sorting and organizing data dengan penelitian di lakukan di 4 desa, 1 kecamatan dan 4 Kabupaten. Dari hasil analisis dan penelitian ditemukan data yang tersedia belum dapat dinyatakan akuntabel, hal ini dikarenakan partisipasi masyarakat dalam memberikan data yang transparan belum terpenuhi sehingga akumulasi data yang di dapat dinyatakan belum lengkap dan belum dapat dipergunakan sebagai dasar analisis perencanaan pembangunan yang ada di wilayah tersebut.

(13)

Penelitian efek moderasi age dan gender juga telah dilakukan oleh Indiani [13]. Metode yang digunakan yaitu modifikasi model UTAUT, dalam penelitian diketahui faktor yang mempengaruhi penerimaan e-KTP adalah performance, expectancy, facilitating, conditions, dan perceive credibility dengan menghasilkan 15,7% dari varian yang ada, hasil signifikan diperoleh pada variabel gender, variabel ini mampu mempengaruhi hubungan facilitating conditions terhadap intention to use, sedangkan usia (age) tidak berpengaruh signifikan

Ardianto [14], meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir terhadap penggunaan sistem informasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) di BPK RI, penelitian tersebut memodifikasi taksonomi yang terdapat dalam model kesuksesan sistem informasi, selain itu juga menggunakan modifikasi dengan menambahkan Second Order Confirmatory Factor Analisis (CFA) terhadap variabel User Satisfaction, dan Ease To Use, namun dalam penelitian belum ditemukan apakah faktor kemudahan dalam penggunaan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap penggunaan sistem informasi.

Penggunaan model evaluasi terintegrasi juga telah dilakukan oleh Yuliasari [15], di dalam penelitian untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(SiAP LKPD). Hasil penelitian menunjukan aplikasi SiAP LKPD belum dirasakan manfaatnya oleh pengguna sehingga aplikasi belum berjalan sesuai harapan, variabel usia (age) juga belum menjadi ukuran penilaian sehingga perlu dilakukan penelitian baik di obyek yang sama atau obyek yang berbeda guna penguatan model yang lebih baik.

Evaluasi dibidang e-learning diteliti oleh Ramayasa [16], guna mengetahui faaktor yang mempengaruhi keberhasilan dan penerimaan e-learning di sekolah tinggi, menggunakan usulan model evaluasi terintegrasi kesuksesan sistem informasi, UTAUT dan HOT-Fit. Hasil penelitian membuktikan faktor manusia, teknologi dan organisasi mempengaruhi tingkat keberhasilan dan penerimaan e-learning di sekolah tinggi, namun dalam penelitian belum dimasukan faktor moderasi gender sebagai faktor pendukung penilaian.

Penelitian mengenai penerimaan oleh pengguna terhadap sistem informasi juga telah dilaksanakan oleh Mohamadali and Garibaldi [32]. Penelitian yang dilaksanakan

(14)

dibidang kesehatan. Evaluasi dilakukan guna efektifitas sistem informasi kesehatan yang diperlukan serta memastikan sistem berjalan secara memadai dengan memenuhi persyaratan dan kebutuhan pengolahan informasi dari pengguna dan organisasi kesehatan. Penelitian dilakukan dengan mengusulkan sebuah model evaluasi baru untuk mengevaluasi penerimaan pengguna teknologi informasi dalam sektor kesehatan. Dalam penelitian menjelaskan dasar teoritis dari pengembangan model penelitian serta dilengkapi dengan metodologi yang digunakan untuk memvalidasi model, dalam penelitian belum dilakukan pembuktian secara empiris terhadap obyek sehingga diperlukan kajian survei lapangan apakah model tersebut sudah tepat. Model usulan Mohamadali and garibaldi menjadi dasar dilakukan penelitian evaluasi sistem informasi profil desa dan kelurahan di Kabupaten Semarang.

Penelitian ini akan melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat partisipasi perangkat desa dan kelurahan dalam penginputan data dalam sistem informasi profil desa dan kelurahan secara berkala. Model penelitian dilakukan dengan memodifikasi teori evaluasi terintegrasi antara kesuksesan sistem informasi DeLone and McLean, UTAUT dan HOT-Fit. Pendekatan menggunakan tiga model karena evaluasi menyangkut tentang penggguna (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology).

Landasan Teori 2.2

Sistem Informasi Profil Desa dan Kelurahan (PRODESKEL) 2.2.1.

Keaneragaman Desa dan Kelurahan diindonesia sangat kompleks, Pemerintah selama 10 tahun terakhir melakukan pengembangan basis data agar dapat mengidentifikasi keaneragaman yang ada, tingkat pembangunan yang terlaksana sampai dengan permasalahan–permasalahan Desa dan Kelurahan yang ada. Indikator–indikator dibuat untuk menyesuaikan pemetaan pembangunan desa dan kelurahan di masing– masing wilayah diseluruh indonesia.

Sesuai dengan kebutuhan pembangunan Desa dan Kelurahan Pemerintah Pusat melalui kementerian Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Pendayagunaan Data Profil Desa Dan Kelurahan. Tindaklanjut dari Peraturan tersebut Direktorat Jenderal Pemberdayaan

(15)

Masyarakat dan Desa merumuskan keragaman tipologi, derajat pembangunan menurut klasifikasi, dan permasalahan khusus dalam kategori Desa dan Kelurahan.

Tipologi potensi dan perkembangan desa dimasukan dalam indikator yang dituangkan dalam basis data sesuai dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007. Sistem tersebut bernama sistem informasi profil Desa dan Kelurahan atau disingkat dengan PRODESKEL. Sistem informasi Profil Desa dan Kelurahan terdiri atas Data Dasar keluraga, Potensi Desa dan Kelurahan, dan Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan. Data Dasar Keluarga berisikan gambaran menyeluruh tentang potensi dan perkembangan keluarga yang meliputi Potensi Sumber Daya Manusia, Perkembangan Kesehatan,Perkembangan Pendidikan, Penguasaaan Aset Ekonomi dan Sosial keluarga, Partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan Kemasyarakatan, Berbagai permasalahan kesejahteraan Keluargal dan Perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungan.

Potensi Desa dan Kelurahan terdiri Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Kelembagaan dan Prasarana dan Sarana. Adapun data–data pendukung untuk keempat data terebut adalah sebagai berikut :

1. Sumber daya alam, yang meliputi potensi umum, didalamnya terdapat batas dan luas wilayah, iklim, jenis, dan kesuburan tanah, orbitas, bentangan wilayah dan letak, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bahan galian, sumber daya air, kualitas lingkungan, ruang publik dan potensi wisata. Sumber daya manusia, kelembagaan, sarana prasarana;

2. Sumber daya manusia, data yang dibutuhkan dalam indikator ini adalah jumlah, usia, pendidikan, mata pencaharian pokok, agama dan aliran kepercayaan, kewarganegaraan, etnis / suku bangsa, cacat fisik dan mental dan tenaga kerja; 3. Sumber daya kelembagaan, yang terdiri dari lembaga pemerintahan desa dan

kelurahan, lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi, partai politik, lembaga perekonomian, lembaga pendidikan, kembaga adat, lembaga keamanan dan ketertiban;

4. Data prasarana dan sarana terdiri dari transportasi, informasi dan komunikasi, prasarana air bersih dan sanitasi, prasarana dan kondisi irigasi, prasarana dan sarana pemerintahan, prasarana kemenbagaan kemasyarakatan, prasarana

(16)

peribadatan, prasarana olah raga, prasarana dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan, prasarana dan sarana energi dan penerapannya, prasarana dan sarana hiburan dan wisata dan prasarana dan sarana kebersihan.

Sistem informasi Profil Desa dan Kelurahan berjalan dengan berbasis online melalui halaman web, adapun untuk mengakses website sistem informasi di alamat website : www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id, dengan tampilan seperti Gambar 2.1.

Pada halaman utama terdapat tiga bagian yaitu Menu Bar, Menu Rekapitulasi Data Nasional di sebelah kiri halaman, serta Berita Informasi Terbaru yang ada di tengah dan samping kanan halaman website. Halaman utama ini akan memberikan informasi tentang rekapitulasi mulai dari sisi administratif sampai dengan kondisi politik sosial budaya dan pariwisata skala nasional. Pada halaman awal ini juga memberikan informasi mengenai perihal agenda terkini kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri, serta pada tampilan sebelah kanan memberikan informasi forum yang dibuka bagi masyarakat luas guna tanya-jawab perihal sistem informasi PRODESKEL.

Gambar 2. 1 Halaman sistem informasi PRODESKEL dengan menu yang komplek agar memudahkan dalam penggunaan

Kemudahan yang diberikan termasuk dibuatnya forum komunikasi antar pengguna ditingkat desa atau kelurahan dengan pihak pembuat sistem informasi adalah

(17)

untuk menanganan kendala yang dialami oleh user dalam menginputan dan mengoperasikan sistem informasi, namun banyak diketahui dilapangan, pilihan ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh operator ditingkat desa atau kelurahan untuk saling bertukar informasi dan solusi, para pemakai lebih banyak tidak melakukan apa-apa saat mengalami kendala bukan mencari informasi dan solusi agar kendala pengoperasionalan sistem informasi dapat terselesaikan

Pengguna dalam pengaksesan sistem informasi disesuaikan dengan tingkat Pemerintahan yaitu dari tingkat Desa atau Kelurahan sampai dengan tingkat Pusat, Hirarki Pengguna dapat dilihat dalam Tabel 2.1. hirarki tingkat pengguna sistem informasi PORDESKEL, terbagi menjadi 2 yaitu user dan admin sistem. Kategori user yaitu desa dan kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat, sedangkan admin sistem adalah pengelola sistem informasi tingkat pusat yang dalam hal ini adalah Biro Teknologi Informasi Kementerian Dalam Negeri.

Desa dan kelurahan diberikan hak akses untuk menginput, memperbaiki sampai dengan memperbaharui data yang ada, karena penginputan dasar ada di Desa dan Kelurahan. Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Pusat yang dalam hal ini personil lingkungan kementerian Dalam Negeri hanya diberikan hak akses Read Only karena sesuai amanat undang – Undang Nomor 12 Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat diinstruksikan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan agar sistem informasi dapat berjalan secara terus menerus, bukan menginput atau memperbaharui daya yang ada di dalamnya.

Tabel 2.1 Hirarki tingkatan pengguna sistem informasi PRODESKEL No Tingkat

Pengguna

Lingkungan Kerja Nama Pengguna Priviledge Jumlah 1 Desa/ Kelurahan Desa yang bersangkutan Kode desa (10 Digit numerik) Read,write, add, delete,and modify (full acces) 78.609

(18)

2 Kecamatan Kecamatan yang bersangkutan dan desa/ kelurahan yang ada di dalamnya Kode Kecamatan (7 Digit numerik) Read only

3 Kabupaten Kabupaten yang bersangkutan dan kecamatan, desa / kelurahan yang ada di dalamnya Kode Kabupaten (4 Digit Numerik) Read only 521

4 Provinsi Propinsi yang bersangkutan dan kabupaten, kecamatan, desa / kelurahan yang ada di dalamnya

Kode provinsi (2 Digit)

Read Only 33

5 Pusat Seluruh wilayah Pmdjakarta Read Only 1 6 Admin

sistem

Seluruh wilayah Admin Full access 1

Hal pertama untuk masuk ke dalam sistem informasi setelah membuka halaman web adalah dengan login terlebih dahulu seperti yang terlihat pada Gambar 2.2. Halaman login diberikan sebagai fasilitas keamanan dari sisi sistem yang telah disediakan oleh pemerintah pusat kepada pengguna sistem informasi.

Gambar 2 .2. Halaman fasilitas keamanan bagi pengguna pada sistem informasi PRODESKEL

(19)

Halaman Login berguna untuk autentikasi awal dan diinput sesuai dengan hirarki masing – masing pengguna mulai dari Tingkat Desa / Kelurahan, Kabupaten, Propinsi sampai dengan tingkat Pusat. Standart kode Registrasi dan Kata sandi sesuai dengan data telah diberikan dari kementerian Dalam Negeri kepada masing–masing Desa dan Kelurahan.

Halaman login dibuat semudah mungkin untuk di mengerti oleh pengguna ditingkat desa dan kelurahan sehingga pengguna dengan pengetahuan komputerisasi rendah tetap dapat melakukan pengoperasionalan login dalam sistem informasi PRODESKEL. Bila telah melakukan login dengan benar, maka akan masuk ke halaman utama dari sistem informasi profil desa dan kelurahan, dalam halaman ini telah disiapkan halaman khusus dari kode registrasi yang diinputkan saat login, sehingga tidak dapat merubah atau mengganti data milik desa atau kelurahan lain. Tampilan halaman utama akan dapat dilihat seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Tampilan Halaman bagi tiap desa dan kelurahan dalam sistem informasi PRODESKEL

Halaman utama akan muncul setelah proses login berhasil dilakukan oleh User, guna memastikan telah melakukan login dengan benar adalah di tengah halaman utama akan muncul informasi dan nama desa, termasuk informasi tentang luas wilayah dan informasi umum mengenai Desa atau Kelurahan, guna memastikan yang kedua adalah adanya nama desa / Kelurahan pada baris paling kanan Menu Bar.

(20)

Pada menu bar terdiri dari menu Beranda, Utama, DDK, Potensi, Perkembangan Mutasi, Utilitis, tautan, Forum, Pengunjung dan Menu keluar, berbagai menu tersebut dipergunakan untuk input, dan pembaharuan data yang ada di Desa dan kelurahan. Penjelasan masing – masing menu yang ada di sistem informasi PRODESKEL dapat dilihat pada tabel 3 dengan data terlampir.

Menu dalam sistem informasi PRODESKEL dibuat selengkap mungkin guna menginputan data sesuai desa dan kelurahan masing-masing, hal tersebut dikarenakan keaneragaman Desa dan kelurahan di Indonesia. Harapan Pemerintah Pusat dengan disediakan banyak menu adalah agar mendapatkan data selengkap mungkin dari Desa dan kelurahan yang pada akhirnya dapat memantau bagaimana perkembangan terkini dari Desa dan kelurahan serta dapat merencanakan program kegiatan yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan baik di Desa maupun Kelurahan di Seluruh Indonesia.

Model Evaluasi Terintegrasi 2.2.2.

Model evaluasi terintegrasi merupakan model penggabungan antara HOT-Fit, Kesuksesan SI DeLone and McLean dan UTAUT [32]. Variabel dependent digunakan dalam Model UTAUT dan kesuksan SI, yaitu variabel niat untuk menggunakan suatu sistem. UTAUT menggunakan istilah “Behavioral Intention”, dan variabel “intention to use” atau sering disebut “use” digunakan di model kesuksesan SI. Bagaimanapun juga, variabel independent yang berbeda juga dimiliki oleh masing–masing model. Model UTAUT, variabel niat keperilakuan ditentukan oleh harapan kerja dan pengaruh sosial. Model UTAUT hanya meneliti pengaruh konstruk ke niat layanan yang diberikan.

Menurut Muhamadali dan Garibaldi [32], kesuksesan atau kegagalan sistem informasi sangat tergantung antara human-organisasi-teknologi, selain kesesuaian tugas dan teknologi, harus ada juga kesesuaian antar individu dan organisasi, misalnya, jika individu tertentu tidak memiliki ketrampilan untuk mengenal teknologi yang diberikan, maka dibutuhkan peningkatan pengetahuan, yang pada akhirnya mempengaruhi penerimaan teknologi terhadap pengguna. Dengan demikian hal yang sangat penting selain kesesuaian antar individu dan organisasi adalah kesesuaian antara teknologi dan organisasi. Adapun model dapat dilihat pada Gambar 2.4.

(21)

Gambar 2. 4 Model evaluasi terintegrasi [32]

Evaluasi faktor yang mempengaruhi partisipasi perangkat desa dan 2.2.3.

kelurahan dalam pembaharuan data pada sistem informasi profil desa dan kelurahan.

Model penelitian menggunakan penggabungan 3 kerangka yang terintegrasi dengan menggabungkan faktor independent pada UTAUT, Model Kesuksesan SI DeLone and McLean serta Model keseusaian HOT-Fit dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh Mohamadali dan Garibaldi[32], namun dalam model ini akan dilakukan sedikit modifikasi untuk mengevaluasi faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi profil desa dan kelurahan. Adapun modifikasi model seperti dalam Gambar 2.5. Variabel independent yang digunakan dibagi menjadi 3 klasifikasi, faktor manusia, teknologi dan organisasi. adapun penjabaran dari ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Faktor Manusia 2.2.3.1.

Faktor manusia dimaksud adalah penerima manfaat langsung dari sistem informasi komputerisasi. Hubungan antar manusia dan komputer sangat erat. Penggunaan sistem (System Use) dilakukan oleh manusia guna penilaian sistem informasi baik sesuai fungsi yang luas ataupun untuk mengevaluasi sistem informasi. Harapan, sikap penerimaan (acceptance) dan penolakan (resistance) terhadap sebuah

(22)

sistem akan berhubungan dengan penggunaan sistem. Pengguna dimaksud adalah para perangkat Desa dan Kelurahan dalam menjalankan sistem informasi PRODESKEL.

Faktor Manusia (human) berdasarkan model UTAUT [33] mengandung variabel independent guna peningkatan penggunaan sistem informasi PRODESKEL. Adapun variabel tersebut adalah harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial serta ditambahkan pengaruh teman sebaya.

Variabel dalam Faktor Manusia di dasari dari penelitian terdahulu yang membuktikan variabel harapan kinerja dan harapan usaha menjadi variabel prediksi dan penentu yang kuat terhadap minat penggunaan sebuah sistem mandatory yang telah diberikan[34][34][35]. Variabel harapan kinerja dan harapan usaha ditentukan oleh beberapa faktor moderasi. Moderasi tersebut adalah usia dan gender. Venkatesh menggolongkan usia menjadi dua yaitu usia muda dengan usia kurang dari 40 tahun dan usia tua dengan usia lebih dari 40 tahun [36]. Keterkaitan dengan hal tersebut dikemukakan lebih dalam faktor moderasi gender dalam hal ini pria dengan usia kurang dari 40 tahun memiliki harapan kinerja yang lebih tinggi dalam pengaruh terhadap keinginan untuk menggunakan sistem informasi yang telah diberikan.[33].

Variabel Harapan Usaha dalam pembuktian penelitian yang telah ada juga termasuk dalam faktor penentu yang dipengaruhi oleh dua faktor moderasi. Faktor moderasi yang mempengaruhi yaitu moderasi gender dan moderasi pengalaman (experience). Moderasi gender yang dimaksud yaitu wanita yang masuk kriteria usia lebih dari 40 tahun. Jika dilihat dari sudut pandang psikologi dasar, semakin tua usia suatu gender akan mengalami kesulitan dalam penggunaan sistem yang baru berikan.

Gender wanita dengan usia tua juga lebih bertahan dengan sistem lama yang telah diketahui lebih dahulu [17]. Melihat dari sudut pandang hal tersebut moderasi gender perlu dimasukan dalam model evaluasi terintegrasi guna evaluasi sistem informasi PRODESKEL. Hal ini dilakukan mengingat pengguna sistem informasi PRODESKEL di kabupaten Semarang terdiri dari pria dan wanita dengan berbagai usia. Faktor Manusia (human) juga memasukan variabel Pengaruh Sosial. Penelitian Yuliasari [15] membuktikan pengaruh sosial menjadi dimensi yang berpengaruh terhadap penggunaan sebuah sistem. Sesuai dengan Buku Panduan Profil Desa dan Kelurahan dalam proses penginputan data dilakukan secara berjenjang dengan dibentuk

(23)

sebuah kelompok kerja, adapun kelompok kerja terdiri dari personil ditingkat RT dan RW. Kelompok kerja bertugas sebagai pemberi data awal kepada petugas penginput data dalam sistem informasi profil desa dan kelurahan[37]. Variabel pengaruh sosial dimaksud adalah peran anggota kelompok masyarakat yang berperan dalam memberikan sumber data yang akurat yang ada diwilayahnya. PRODESKEL dapat diinput dengan baik dan akurat apabila kelompok kerja (POKJA) ditingkat RT dan RW juga memberikan kontribusi yang maksimal.

Variabel pengaruh teman sebaya juga merupakan variabel penting yang dimasukan ke dalam faktor manusia (Human). Penelitian terdahulu menyebutkan variabel pengaruh teman sebaya dapat menentukan perubahan perilaku seseorang dalam menggunakan sebuah sistem yang diberikan[33][34][38][39].

Faktor Teknologi 2.2.3.2.

Teknologi adalah sarana yang dipergunakan untuk memudahkan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Sesuai Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik Nomor 11 tahun 2008 disebutkan teknologi informasi adalah suatu teknik, untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisa, dan atau menyebarkan informasi. Teknologi informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Sistem informasi Profil desa dan Kelurahan (PRODESKEL) berbasis web yang dapat diakses mulai dari Pemerintah Desa atau Kelurahan, Kecamatan, Pemerintah Kabupaten di seluruh Indonesia. Pada penelitian yang sudah ada menyebutkan faktor teknologi juga terbukti dapat berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sebuah sistem informasi[23][38]. Variabel yang terdapat dapat konstruk teknologi di dasari dari teori kesuksesan SI DeLone and McLean, HOT-Fit dan penelitian-penelitian yang telah ada yaitu:

- Variabel kualitas informasi, variabel ini menghasilkan akurasi informasi, mudah dipahami, konsisten, ketepatan waktu dan data yang lengkap[40]. Hal ini sesuai dengan tujuan sistem informasi PRODESKEL yaitu memberikan data yang lengkap dan dapat menjadi sumber informasi perencanaan pembangunan di desa dan kelurahan.

- Variabel kualitas layanan, variabel ini berhubungan dengan sejauh mana respon terhadap kendala-kendala yang dihadapi oleh pengguna sistem informasi

(24)

[18][26][2]. Ideal berjalannya sebuah sistem yang bersifat mandatory adalah adanya kolaborasi antar pemberi sistem dengan pengguna sistem. Variabel ini akan mengukur sejauh mana kualitas layanan diberikan kepada pengguna serta memberikan respon terhadap kendala yang dialami oleh perangkat desa dan kelurahan. Hasil pengukuran diharapkan menjadikan penginputan data dalam sistem PRODESKEL secara berkala akan menghasilkan sumber data yang akurat.

- Variabel kualitas sistem. Sistem yang baik adalah mudah dimengerti dan dioperasikan oleh pengguna [40][41]. PRODESKEL adalah sistem informasi mandatory yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah di bawahnya. Form yang sediakan guna penginputan secara berkala dibuat sedetail dan selengkap mungkin. Kenyataan dilapangan adalah penginputan data tetap saja tidak dapat berjalan dengan terus menerus. Mendasari kendala yang ada dilapangan, variabel kualitas sistem perlu diukur untuk dievaluasi sejauh mana kemudahan sistem dan antar muka dapat diterima, dipelajari, dipahami dan dioperasikan dengan mudah oleh perangkat desa dan kelurahan sebagai pengguna utama PRODESKEL.

Harapan dari pengukuran variabel yang terdapat dalam faktor teknologi adalah dapat berpengaruh positif terhadap niat / keinginan pengguna dalam pengoperasian sistem informasi yang telah diberikan. Mengingat sistem informasi ini akan bersifat mandatory sehingga teknologi penting untuk dievaluasi.

(25)

Gambar 2. 5 Model Evaluasi Terintegrasi yang dimodifikasi [14][16][22][41]

Variabel Moderasi

Gender Pengalaman Umur

H-9

Faktor Pengguna (Human Factor)

Harapan Kinerja (Performance Expectancy)

Harapan Usaha (Effort Expectancy) Pengaruh Sosial (Social Influence) Pengaruh Rekan (Partners Influence) Faktor Teknologi (Technology Factor) Kualitas Informasi (Information Quality) Kualitas Layanan (Service

Quality) Kualitas Sistem (System

Quality) Keinginan menggunakan / Intention To Use/ Behavior intention/ Use Behavior Kepuasan Pengguna / User Satisfaction Manfaat Bersih/ Net Benefit H-1.a H-1.b H-2 H-3 H-5 H-4 H-6 H-7 H-8 H-1.c Faktor Organisasi (Organization Factor) Kondisi Fasilitas (Facilitating Condition) Dukungan Organisasi (Organization Support) Dukungan Pimpinan (Top Management Support)

Lingkungan Organisasi (Organization Environment)

(26)

Faktor Organisasi 2.2.3.3.

Mohamadali dan Garibaldi [32] menyebutkan organiasi adalah sekumpulan orang secara formal beserta sumber-sumber yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tujuan manajemen dan perlu memperhatikan kebijakan. Variabel yang dimasukan dalam faktor organisasi diambil dari model UTAUT, dan literature review dari penelitian terdahulu.

Sistem atau teknologi dengan sifat mandatory akan berjalan dengan baik apabila hirarki organisasi internal suatu instansi memberikan dukungan yang baik. Hirarki internal yang dalam hal ini faktor organisasi sesuai dengan penelitian yang ada menyatakan variabel dukungan manajemen internal sangat berpengaruh penting terhadap keberhasilan dari teknologi yang diberikan. Variabel yang terkandung dalam faktor organisasi yaitu :

- Variabel kondisi fasilitas pendukung. Penelitian terdahulu membuktikan variabel kondisi fasilitas akan berpengaruh positif terhadap keyakinan oleh pengguna terhadap infrastruktur sarana prasarana yang diberikan. Variabel ini juga akan mempengaruhi niat penggunaan dan pengoperasian terhadap sebuah teknologi ataupun sistem yang telah diberikan[33], [43].

- Variabel dukungan organisasi. Penelitian yang telah ada membuktikan variabel dukungan organisasi berpengaruh positif terhadap keinginan menggunakan sebuah sistem [13], [18], [44]. Bagian dukungan organisasi adalah perhatian strategi yang dihasilkan dari manajemen di atasnya. Variabel ini akan memberikan motivasi terhadap pengguna sistem informasi.

- Variabel dukungan pimpinan. Variabel ini terbukti berpengaruh positif terhadap penggunaan sebuah sistem yang diberikan [45], [46]. Dasar pegawai atau pengguna teknologi atau sistem informasi dalam sebuah instansi agar tidak lepas dari koridor yang telah ada adalah dengan pedoman atau regulasi. Salah satu peran pimpinan adalah menyediakan pedoman dan regulasi termasuk mengenai sistem informasi. Komitmen pimpinan akan dukungan kesuksesan SI dengan membuat pedoman dan regulasi menjadikan keberhasilan sistem yang diberikan akan dapat tercapai[45]–[47]. Sistem PRODESKEL adalah sistem berbasis mandatory dengan pengguna dibawah kendali pimpinan, oleh karena itu variabel

(27)

dukungan pimpinan diperlukan dalam evaluasi guna mengukur sejauh mana peran serta pimpinan dalam implementasi sistem ini.

- Variabel lingkungan organisasi. Variabel ini diperlukan dengan maksud niat atau keinginan operator dalam penggunaan sistem yang diberikan dipengaruhi oleh lingkungan organisasi, apabila lingkungan organisasi tidak mendukung maka keinginan atau niat untuk menggunakan sistem informasi menjadi rendah, hasil akhirnya menjadikan manfaat sistem informasi PRODESKEL tidak sesuai harapan. Mendasari hal tersebut, variabel lingkungan organisasi perlu dilakukan evaluasi guna mengukur pengaruh terhadap penggunaan sebuah sistem yang telah diberikan.

Sebuah sistem mandatory apabila tidak ada peran serta dari pucuk pimpinan sampai dengan lingkungan organisasi didalamnya, maka sistem tidak dapat dirasakan manfaatnya. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini perlu dilakukan evaluasi menyeluruh termasuk evaluasi pada faktor organisasi.

Variabel Dependent 2.2.3.4.

Penelitian yang akan dilakukan juga memasukan variabel dependent. Variabel dependent diambil dari teori dan penelitian terdahulu, adapun variabel dependent dijabarkan sebagai berikut :

- Variabel dependent yang pertama yaitu variabel keinginan atau niat untuk menggunakan. Teori kesuksesan SI DeLone and McLean menyebut hal ini sebagai intention to use atau use[25][31]. Teori UTAUT menyebut dengan behavioural intention[31], [32]. Penelitian yang telah ada membuktikan variabel intention to use / behavioural intention akan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna dalam implementasi sistem yang diberikan[21]. Perlunya memasukan variabel pengaruh intention to use terhadap kepuasan pengguna mengingat sistem informasi PRODESKEL adalah sistem informasi yang harus dijalankan secara berkala sehingga pengukuran menyangkut niat pengguna dalam penggunaan sistem informasi penting untuk dilakukan.

- Variabel dependent yang kedua yaitu kepuasan pengguna atau user satisfaction. Dasar kepuasan penggunaan atau user satisfaction sebuah teknologi adalah penilaian terhadap pengalaman dari keseluruhan teknologi yang diberikan serta

(28)

dampak potensi yang dihasilkan[19], [25], [47]. Kepuasan dapat berupa fleksibilitas dan upaya untuk menggunakan teknologi juga tidak sulit. Penelitian terdahulu membuktikan variabel niat untuk menggunakan sebuah teknologi serta variabel kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat bersih dari sebuah sistem informasi atau teknologi yang diberikan [15], [17], [32]. PRODESKEL dengan kelengkapan form dan menu yang disediakan diperlukan pengukuran terhadap niat menggunakan sistem yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, oleh karena itu faktor dependent perlu dimasukan dalam model penelitian ini.

- Variabel dependent yang terakhir yaitu manfaat bersih (net benefit). Variabel ini akan memberikan gambaran mengenai manfaat yang dihasilkan oleh implementasi dari teknologi yang diberikan.

Kesesuaian (Fit) 2.2.3.5.

Berhasil atau gagalnya sebuah teknologi atau sistem informasi yang diberikan bergantung pada kesesuaian antara pengguna,teknologi dan organisasi [15], [17], [32]. Ketiga faktor yang disebutkan harus saling mendukung guna keberlanjutan implementasi sebuah sistem informasi. Bentuk kesesuaian antar tiga faktor tersebut adalah apabila pengguna dengan kemampuan dibawah rata-rata dalam implementasi sebuah sistem informasi maka organisasi harus memfasilitasi agar peningkatan sumber daya dapat tercapai. Dampak langkah tersebut adalah pengaruh penerimaan teknologi baru oleh pengguna dapat meningkat. Hal lain dari kesesuaian tiga faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sistem informasi yang diberikan adalah bilamana penerapan teknologi belum diimplementasikan secara tepat guna maka organisasi harus mendorong sumber daya manusia yang dimiliki agar teknologi dapat dimanfaatkan secara tepat guna. Evaluasi PRODESKEL perlu dilakukan kesesuaian antar variabel.

Hipotesis 2.3

Berdasarkan model yang diusulkan pada Gambar 2.5, penelitian akan menguji 9 hipotesis. Berdasarkan literature review, variabel independent pada faktor manusia terdiri dari variabel harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial dan pengaruh teman sebaya.

(29)

Variabel tersebut dimoderasi oleh variabel gender, usia dan pengalaman. Berdasarkan penjelasan maka hipotesis dapat diuraikan sebagai berikut:

H1a : Faktor pengguna yang terdiri dari Harapan Kinerja, Harapan Usaha, Pengaruh Sosial, Pengaruh Rekan Sebaya dengan moderasi umur berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan sistem informasi PRODESKEL.

H1b : Faktor pengguna yang terdiri dari Harapan Kinerja, Harapan Usaha, Pengaruh Sosial, Pengaruh Rekan Sebaya dengan moderasi Gender berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan sistem informasi PRODESKEL.

H1c : Faktor pengguna yang terdiri dari Harapan Kinerja, Harapan Usaha, Pengaruh Sosial, Pengaruh Rekan Sebaya dengan moderasi Pengalaman berpengaruh terhadap sistem informasi PRODESKEL.

Teknologi tidak akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan apabila tidak ada kesesuaian diantara faktor yang ada. Berdasarkan teori HOT-Fit, dan kesuksesan SI Delone and McLean komponen teknologi terdiri dari variabel kualitas informasi, kualitas layanan dan kualitas sistem[48].

Komponen variabel pada penjelasan sebelumnya juga menyebutkan variabel kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan berpengaruh terhadap keinginan atau niat penggunaan terhadap sistem yang diberikan[23]. Sistem dengan antar muka yang mudah dipahami dan dipelajari akan meningkatkan motivasi pengguna untuk terus menggunakan sistem informasi yang diberikan. Penjelasan tersebut menghasilkan hipotesis dibawah ini :

H2 : Faktor teknologi yang terdiri dari variabel kualitas informasi, kualias layanan dan kualitas sistem berpengaruh terhadap keinginan atau niat penggunaan sebuah sistem

Komponen variabel yang telah dijelaskan pada subbab 2.2.3.3 didasari dari faktor dalam model UTAUT[33]. Teori ini memberikan pengukuran organisasi yang baik dan telah dibuktikan oleh banyak peneliti. penjelasan tersebut juga dimasukan dalam model penelitian yang akan dilakukan serta dapat menjadi hipotesis H3 :

H3 : Faktor organisasi yang terdiri dari variabel fasilitas pendukung, variabel dukungan organisasi, variabel dukungan pimpinan dan variabel lingkungan organisasi berpengaruh terhadap niat dalam penggunaan sistem PRODESKEL.

(30)

Faktor dependent seperti dijabarkan pada subbab 2.2.3.4. dapat menjadi hipotesis sebagai berikut:

H4 : Niat pengguna sistem akan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi PRODESKEL.

H5 : Kepuasan pengguna terhadap sistem informasi PRODESKEL akan berpengaruh terhadap Manfaat bersih.

H6 : Niat menggunakan sistem informasi yang diberikan akan berpengaruh terhadap manfaat bersih

Kesesuaian antar faktor pengguna, teknologi dan organisasi pada Gambar 2.5 didasari dari model teori HOT-Fit. Berdasarkan penjabaran tersebut pada subbab 2.2.3.5. didapat hipotesis sebagai berikut :

H7 : Adanya kesesuaian hubungan antara faktor pengguna dengan faktor teknologi H8 : Adanya kesesuaian antara faktor teknologi dan faktor organisasi.

(31)

BAB-III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan untuk mencapai sebuah manfaat atau tujuan sesuai yang diharapkan. Demi pencapaian penelitian membutuhkan sebuah cara atau metode untuk melakukannya [49]. Hal ini dilakukan karena dengan metode ilmiah akan menghasilkan data dengan manfaat dan fungsi tertentu serta dapat dipertanggungjawabkan .

Bahan dan Alat 3.1

Penelitian dilaksanakan dengan survei yaitu memberikan kuesioner kepada objek yang dipilih secara purposive random sampling. Topik utama dalam penelitian dititikberatkan faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi perangkat desa dan kelurahan dalam penginputan data secara berkala serta diperlukan konfirmasi atau menanyakan hubungan antar variabel. Penelitian ini bersifat sebab akibat karena didalamnya akan terdapat veriabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi) maka hal tersebut dapat dinamakan penelitian dengan metode asosiatif kausal [50]. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data guna memperoleh hasil yang akurat, deskriptif serta sistematik, dari data yang nantinya diperoleh akan dianalisa, diolah secara kuantitatif.

Bahan 3.1.1.

Dalam penelitian sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang berasal dari survei langsung dan di dapatkan dari jawaban atas sampel yang dipilih. Data sekunder adalah data yang berasal dari kajian pustaka berupa informasi media elektronik dan media massa, hasil penelitian relevan yang telah ada, dan litelatur lainya.

Alat 3.1.2.

Guna mendukung kelancaran penelitian, maka diperlukan perangkat komputer, kuesioner, alat pengolah data survei. Pada penelitian ini responden di ambil dari jumlah acak yang telah ditentukan.

(32)

a). Perangkat Komputer

Perangkat yang digunakan untuk pemprosesan dan perhitungan analisa hasil penelitian yang bersumber dari kuesioner. Fasilitas ini memudahkan pengolahan dalam penelitian serta pengkalkulasian perhitungan angka pada kuesioner yang ada.

b). Kuesioner

Kuesioner akan dibuat berdasarkan dimensi faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat partisipasi perangkat desa dan kelurahan dalam penginputan data dalam sistem informasi profil desa dan kelurahan. Model kuesioner ada tiga yaitu :

Kuesioner terbuka (open quesioner) yang berarti jenis kuesioner ini memberikan pertanyaan yang nantinya responden dapat menjawab dengan bebas baik dengan opini maupun narasi, dan bentuk penelitian biasanya belum jelas arah permasalahan yang dihadapi.

Kuesioner tertutup (close quesioner) yang berarti jenis kuesioner ini memberikan pertanyaan yang nantinya responden hanya memilih dua jawaban yang telah disediakan, dengan kata lain jawaban telah tergabung sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban yang mungkin di kehendaki oleh responden.

Yang terakhir adalah Jenis kuesioner campuran atau terbuka dan tertutup, yang didalamnya berisi kombinasi antara jawaban yang telah disiapkan untuk dipilih dan jawaban yang bersifat naratif atau dapat memberikan jawaban lebih luas,namun apabila pertanyaan telah sesuai dengan pilihan responden tidak perlu memberikan opini lebih lanjut.

Dilihat dari sisi latar belakang permasalahan telah jelas maka dalam penelitian ini dipilih menggunakan jenis kuesioner campuran, dengan responden mengisi jawaban yang telah disiapkan sesuai dengan karakteristik responden[51]. Instrument dalam mendukung kuesioner ini menggunakan skala likert. Hal ini dilakukan karena skala tersebut berguna untuk pengukuran sikap, pendapat dan presepsi seseorang tentang fenomenal sosial.

(33)

Terdapat 6 tingkatan dalam pengukuran yang akan dipakai pada penelitian ini yaitu:

1. Sangat setuju, dengan skor bernilai 6. Nilai ini akan mempresentasikan pernyataan yang terdapat dalam kuesioner sangat sesuai dengan keadaan yang dialami dan dirasakan oleh responden.

2. Setuju, dengan skor bernilai 5. Nilai ini akan menggambarkan kesesuaian yang ada dalam pernyataan kuesioner dengan kondisi responden.

3. Cukup setuju, dengan skor bernilai 4. Nilai ini akan memberikan kondisi dimana pernyataan yang ada dalam kuesioner cukup sesuai dengan keadaan responden. 4. Kurang setuju, dengan skor bernilai 3. Nilai ini mempresentasikan kurang

sesuainya antara pernyataan yang terdapat dalam kuesioner dengan kondisi yang dirasakan oleh responden.

5. Tidak setuju, dengan skor bernilai 2. Nilai ini sebagai gambaran tidak setujunya responden terhadap pernyataan yang ada dalam kuesioner.

6. Sangat tidak setuju, dengan skor bernilai 1. Nilai ini akan mempresentasikan pernyataan yang terdapat dapat kuesioner sangat tidak sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden, dalam hal ini pengguna sistem informasi PRODESKEL.

Skala likert dengan 6 akan memiliki tingkat kehandalan yang tinggi, meminimalisir penyimpangan keputusan yang bersifat pribadi. Skala likert 6 apabila dilihat dari sisi peneliti, akan memudahkan dalam menganalisa terhadap pola jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pernyataan yang ada dalam kuesioner. Skala likert 6 tepat dipergunakan dalam penelitian dengan banyak variabel karena akan mendapatkan nilai reliabilitas yang tinggi dibandingkan dengan skala likert 5[17], [52]. Skor jawaban yang di dapat dari responden akan diukur berdasarkan variabel–variabel yang ada dalam model penelitian.

c). Alat PengolahSurvei.

Alat untuk pengukuran, menguji hasil survei dengan teknik statistik salah satunya dalah Structural Equation Model (SEM). Model SEM terdiri dari 2 yaitu basis variance dan kovarian. Dalam penelitian dapat disebut basis variance karena parameter yang diestimasi dalam satu variabel laten tanpa mengkorelasikan dengan indikator yang

(34)

ada dalam sebuah model penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan SEM berasis variance sehingga dapat dianalisis menggunakan Partial Least Square (PLS). Proses perhitungan dengan PLS melalui dua tahapan yaitu validasi dari pengukuran dan dilanjutkan dengan pengujian model yang ada. PLS mengutamakan konfirmasi bukan pendalaman sehingga tepat apabila dipergunakan untuk penelitian berbasis kuantitatif[53].

PLS dapat mengukur variabel laten dengan parameter – parameter yang ada atau estimasi sebuah indikator. Hal tersebut dapat dilakukan pengujian secara eksplisit tingkat konsistensi alat ukur dan realibilitas suatu model yang bila ditarik secara teoritis hubungan antar variabel laten memiliki estimasi yang akurat.

PLS adalah analisis (SEM) yang berbasis variance, secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sementara model struktural digunakan uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi)[53]. PLS merupakan salah satu metode statistik berbasis varian yang dirancang untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang (missing values) dan multikolinearitas[54]. Penelitian akan menggunakan metode Partial Least Square (PLS) mengingat kompleksitas variabel yang ada dalam penelitian.

Pelaksanaan penelitian baiknya memberikan pemahaman awal mengenai variabel yang akan dipergunakan. Adapun pemahaman mengenai variabel dapat ditentukan dengan definisi operasional yang terlihat pada Tabel 3.1.

d). Responden

Pada sebuah penelitian karena tujuan akhir adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat partisipasi perangkat desa dan kelurahan dalam penginputan data dalam sistem informasi profil. Berdasar model purposive random sampling yang telah dirumuskan, diketahui jumlah responden sebanyak 148 perangkat desa dan kelurahan yang tersebar 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang.

(35)

Tabel 3.1 Definisi operasional evaluasi profil PRODESKEL dan perkembangan desa serta kelurahan di Kabupaten Semarang

Variabel Penelitian Uraian referensi

Faktor manusia, terdiri dari variabel :

Harapan kinerja (HK) Seberapa tinggi kepercayaan pengguna dalam menggunakan sebuah sistem akan berdampak positif terhadap pekerjaan yang dilakukannya

[11], [17], [33]

Harapan usaha (HU) Tingkatan usaha oleh pengguna dalam penggunaan sistem serta kemudahan yang diperoleh

[11], [17], [33]

Pengaruh sosial (PS) Seberapa kuat dorongan dari lingkungan sekitar dalam meningkatkan motivasi dalam

penggunaan sebuah sistem

[14], [15], [55]

Pengaruh teman Sebaya (TS)

Presepsi pengguna PRODESKEL yang seusia, dalam mempengaruhi dan mendorong

penggunaan terhadap sistem yang diberikan

[11], [34]

Faktor teknologi, terdiri dari variabel : Kualitas informasi

(KI)

Mengukur kualitas hasil dari PRODESKEL, meliputi akurasi, manfaat dan ketepatan waktu

[17], [23], [32] Kualitas layanan (KL) Mengukur dukungan dari pemerintah di atas nya

mengenai kendala yang terjadi dalam

penggunaan sistem informasi PRODESKEL

[23], [32]

Kualitas sistem (KS) Mengukur kualitas antar muka, kehandalan dan keamanan sistem informasi PRODESKEL

[23], [32]

Faktor organisasi, terdiri dari variabel : Kondisi fasilitas

pendukung (FP)

Mengukur tingkat kepercayaan pengguna terhadap infrastruktur pendukung sistem informasi PRODESKEL

[32], [33][15]

Dukungan organisasi (DO)

Mengukur dukungan yang diberikan oleh organisasi, seperti mengenai berjalannya sebuah sistem, strategi terhadap implementasi sistem informasi PRODESKEL

Gambar

Tabel 1 .1 Ringkasan Penelitian yang sudah ada
Gambar 2. 1 Halaman sistem informasi PRODESKEL dengan menu yang komplek agar  memudahkan dalam penggunaan
Tabel 2.1  Hirarki tingkatan pengguna sistem informasi PRODESKEL  No  Tingkat
Gambar 2 .2. Halaman fasilitas keamanan bagi pengguna pada sistem informasi  PRODESKEL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan minat dan hasil belajar matematika dengan model

Syahbandar juga bertugas menaksir barang dagangan yang dibawak menarik pajak, serta menentukan bentuk dan jumlah persembahan yang harus diserahkan kepada pejabat kerajaan dengan

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Berdasarkan hasil seleksi Panitia Rekrutmen Tenaga Pendamping LKK Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Madiun Tahun

Hasil uji kecocokan yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan, harga, faktor emosional, lokasi mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada kepuasan konsumen

Hasil skoring yang diperoleh perusahaan 578,5 hal ini menunjukkan bahwa organisasi sudah menunjukkan approach yang sistematis, efektif serta telah di deployment

Setelah itu teller akan memanggil dan nasabah akan memberikan sejumlah uang dan buku tabungan untuk meminta pencetakan transaksi setor tunai ke bank..