• Tidak ada hasil yang ditemukan

Square Test

Dalam dokumen BAB-I PENDAHULUAN. Latar Belakang (Halaman 69-88)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Q- Square Test

2.

Pengukuran yang kedua adalah pengukuran predictive relevance atau biasa disebut

Q-Square Test. Pengukuran ini dimaksudkan agar mendapatkan kesesuaian dengan data yang

dipergunakan. Penilaian ini dihasilkan dari nilai Q2. Nilai Q2 didapatkan dari kalkulasi nilai

R-Square dari variabel endogen yang telah dihitung dan terlihat pada Tabel 4.12. Berikut

perhitungan nilai Q2 :

Nilai Q2 = 1- ((1-0.474) x (1-0.412) x (1-0.744)) Nilai Q2 = 0,9208

Nilai Q2 yang dihasilkan adalah sebesar 0,9208. Hal ini dapat dijabarkan data penelitian yang dihasilkan memiliki keragaman yang besar. Penjabaran lebih dalam data dari penelitian yang dapat dijelaskan dari model struktural adalah sebesar 92,08%, sedangkan sisa nilai sebesar 7,98% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam model ini. Berdasarkan hal tersebut maka model yang dibuat dalam penelitian memiliki tingkat

predictive relevance yang baik.

Pengukuran Goodness of Fit (GoF)

3.

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi nilai goodness of fit (GoF). GoF berfungsi sebagai perhitungan yang menghasilkan angka guna mengetahui kehandalan model yang dipergunakan pada method penelitian. Ukuran GoF dibagi menjadi tiga bagian, adapun model dinyatakan rentan jika kalkulasi nilai GoF menghasilkan nilai 0,1. Model dikatakan sedang apabila nilai GoF bernilai 0,25 dan model dinyatakan handal apabila nilai GoF 0,38 ke atas. Dalam perhitungan GoF dapat dilakukan secara manual. Adapun persamaan GoF adalah sebagai berikut:

GoF = ²………(3.6)

Dimana :

∶ Nilai rata − rata AVE pada konstruk endogen

Berdasarkan persamaan (3.6), maka didapatkan persamaan dapat dijabarkan sebagai berikut :

GoF = 0.768 0.543² GoF = 0.476

Berdasarkan perhitungan manual dihasilkan nilai GoF adalah sebesar 0,476. Hasil ini sesuai dengan standar yang ada, apabila nilai GoF bernilai 0,38 atau diatasnya dinyatakan handal. Hasil menunjukan bentuk model yang dipergunakan dalam penelitian evaluasi profil PRODESKEL dinyatakan handal.

Uji Path Coefficient

4.

Perhitungan inner model yang terakhir adalah path coefficient. Perhitungan ini berfungsi untuk mengukur signifikansi seberapa kuat pengaruh antar variabel eksogen. Perhitungan ini juga dilakukan untuk menguji hipotesis dalam sebuah penelitian. Aplikasi SmartPLS menyediakan kalkulasi untuk melakukan hal ini. Kalkukasi tersebut dinamakan dengan Bootstrapping. Kalkukasi ini akan menguji perkiraan estimasi standart kesalahan /

error terhadap nilai prosedur koefisien non parametik seperti outer weight, outer loadings

dan path coefficient apakah bernilai signifikan atau tidak. Setelah nilai diketahui akan dilakukan perbadingan pengujian nilai koefisien dari parameter pada T-Statistik dengan nilai signifikansi T-Table. Boostrapping dilakukan menggunakan 500 subsample dengan tingkat keyakinan 95%. Uji test Bootstrapping dengan jenis dua arah (two tails). Hal ini dilakukan karena variabel yang ada dalam penelitian adalah saling mempengaruhi. Adapun hasil path

coefficient dari Bootstraping pada SmartPLS dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Berdasarkan hasil analisa pada Tabel 4.13. hubungan antar konstruk dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu hubungan signifikan dan hubungan yang tidak signifikan. Nilai

T-Table dengan tingkat kepercayaan 95% dengan nilai alpha 0,05 adalah sebesar 1,984,

sehingga hubungan antar konstruk yang dinyatakan signifikan apabila nilai T-Statistik lebih besar dari nilai T-Table. Berdasarkan Tabel 4.13, hubungan konstruk yang dinyatakan signifikan adalah sebagai berikut :

1. Konstruk First Order harapan usaha, harapan kinerja, pengaruh rekan dan pengaruh sosial, bernilai signifikan terhadap konstruk second order pengguna. Hal ini membuktikan konstruk pengguna terbentuk dari empat dimensi. Dimensi tersebut

yaitu harapan usaha (HU), harapan kinerja (HK), pengaruh rekan (TS) dan pengaruh sosial (PS).

2. Konstruk First Order kualitas informasi, kualitas layanan dan kualitas sistem, bernilai signifikan terhadap konstruk second order teknologi. Hal ini membuktikan konstruk teknologi terbentuk dari tiga dimensi. Adapun dimensi tersebut adalah kualitas informasi (KI), kualitas layanan (KL) dan kualitas sistem(KS).

3. Konstruk First Order dukungan organisasi, dukungan pimpinan, kondisi fasilitas dan lingkungan organisasi, bernilai signifikan terhadap konstruk second order organisasi. Hal ini membuktikan konstruk organisasi terbentuk dari empat dimensi. Dimensi yang dimaksud adalah dukungan organisasi (DO), dukungan pimpinan (DP) dan kondisi fasilitas (FP) dan lingkungan organisasi (LO).

4. Konstruk organisasi dan konstruk keinginan menggunakan. 5. Konstruk keinginan menggunakan dan kepuasan pengguna. 6. Konstruk keinginan menggunakan dan manfaat bersih. 7. Konstruk kepuasan pengguna dan manfaat bersih.

Adapun hubungan konstruk pada Tabel 4.13. yang dinyatakan tidak signifikan atau memiliki nilai T-Statistik lebih kecil dari T-Table adalah sebagai berikut :

1. Konstruk pengguna dengan moderasi usia, gender dan experience. 2. Konstruk Teknologi dan keinginan penggunaan.

Pengujian hipotesis 4.1.4.4.

Pengujian hipotesis memiliki langkah yang sama dengan analisis path coefficient. Pada pengujian hipotesis hubungan sebuah konstruk dinyatakan “Diterima” apabila memiliki nilai T-Statistik lebih besar dari 1,984, namun apabila bernilai kurang maka akan dinyatakan “Ditolak”. Nilai 1,984 diketahui berdasarkan pada acuan yang terdapat dalam standart kalkulasi T-Table dengan tingkat kepercayaan 95%, nilai alpha 0,05. Adapun hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Gambar 4.3. Hasil Bootstrapping menggambarkan terdapat hubungan yang signifikan dan tidak signifikan. Adapun penjelasan lebih detail apakah sebuah hubungan antar kontruk dinyatakan “Diterima” atau “Ditolak” akan tersaji pada Tabel 4.14.

Tabel 4.13. Nilai path coefficient hasil analisis Bootstrapping pada model evaluasi profil PRODESKEL 18 Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) T Statistics (|O/STDEV|)

Pengguna -> Harapan Usaha 0.841 0.843 0.026 32.659

Pengguna -> Harapan kinerja 0.743 0.743 0.046 16.104

Pengguna -> Pengaruh Rekan 0.831 0.832 0.025 32.816

Pengguna -> Pengaruh Sosial 0.748 0.745 0.062 12.11

Experince*Pengguna -> Keinginan Menggunakan -0.06 0.018 0.13 0.457 Gender*Pengguna -> Keinginan Menggunakan 0.15 0.056 0.16 0.94 Usia*Pengguna -> Keinginan Menggunakan -0.013 0.021 0.124 0.103

Experience -> Keinginan Menggunakan 0.026 0.029 0.058 0.438 Gender -> Keinginan Menggunakan -0.026 -0.014 0.052 0.504 Usia -> Keinginan Menggunakan -0.078 -0.069 0.056 1.399 Teknologi -> Kualitas Informasi 0.844 0.843 0.029 28.856 Teknologi -> Kualitas Layanan 0.875 0.874 0.025 34.615 Teknologi -> Kualitas Sistem 0.904 0.906 0.013 67.575 Organisasi -> Dukungan Organisasi 0.932 0.932 0.011 85.904 Organisasi -> Dukungan Pimpinan 0.823 0.825 0.029 28.648 Organisasi -> Kondisi Fasilitas 0.848 0.848 0.027 31.618 Organisasi -> Lingkungan Organisasi 0.743 0.742 0.044 16.868 Pengguna -> Keinginan Menggunakan 0.177 0.165 0.11 1.605 Teknologi -> Keinginan Menggunakan -0.012 -0.002 0.141 0.086 Organisasi -> Keinginan Menggunakan 0.522 0.502 0.103 5.079 Keinginan Menggunakan -> Kepuasan

Pengguna 0.642 0.64 0.05 12.863

Keinginan Menggunakan -> Manfaat

Bersih 0.308 0.306 0.065 4.721

Tabel 4.14.Hasil Pengujian Hipotesis 19

Hipotesis Jalur / Path Koefisien T-Statistik Keputusan

H1a Usia*Pengguna → Keinginan

Menggunakan -0.013 0.103 Ditolak H1b Gender*Pengguna → Keinginan Menggunakan 0.15 0.94 Ditolak H1c Experince*Pengguna → Keinginan Menggunakan -0.06 0.457 Ditolak H2 Teknologi → Keinginan Menggunakan -0.012 0.086 Ditolak H3 Organisasi → Keinginan Menggunakan 0.522 5.079 Diterima H4 Keinginan Menggunakan →

Kepuasan Pengguna 0.642 12.863 Diterima

H5 Kepuasan Pengguna → Manfaat

Bersih 0.632 12.204 Diterima

H6 Keinginan Menggunakan →

Manfaat Bersih 0.308 4.721 Diterima

Tabel 4.14. menunjukan terdapat delapan hubungan antar variabel atau konstruk yang dipergunakan. Berdasarkan pengujian terdapat hubungan antar variabel yang dinyatakan “Ditolak” dan “Diterima”. Terdapat empat hubungan variabel yang dinyatakan “Ditolak” karena nilai T-Statistik lebih rendah dari T-Table. Pada uji hipotesis ini pula terdapat empat variabel yang dinyatakan “Diterima” karena nilai T-Statistik lebih besar dari 1,984.

Selain delapan hubungan antar variabel yang dilakukan pengujian hipotesis, terdapat tiga variabel yang menyatakan kesesuaian hubungan antar variabel second order yang terbentuk. Adapun variabel tersebut yaitu :

1. Kesesuaian hubungan antara variabel pengguna dan teknologi. 2. Kesesuaian hubungan antara variabel teknologi dan organisasi. 3. Kesesuaian hubungan antara variabel pengguna dan organisasi

Berdasarkan ketiga hubungan antar variabel tersebut hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. menyajikan nilai hubungan antar kesesuaian variabel laten pada evaluasi PRODESKEL20

Hipotesis Jalur / Path Kesesuaian Nilai

Korelasi Keputusan

H7 Pengguna → Teknologi 0.797 Diterima

H8 Teknologi → Organisasi 0.785 Diterima

H9 Pengguna → Organisasi 0.684 Diterima

Nilai korelasi yang terdapat pada kesesuaian hubungan antara variabel laten yang tersaji pada Tabel 4.15. diperoleh dari nilai latent variable correlations pada Tabel 4.10. nilai tersebut “Diterima” sehingga variabel latent yang ada dinyatakan sesuai.

Importance performance analysis (IPA) 4.1.4.5.

Importance performance analysis dimaksudkan untuk melihat faktor yang paling

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi PRODESKEL. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi bagian mana yang paling penting pada implementasi sebuah sistem informasi. Adapun hasil analisis IPA dapat dilihat pada Gambar 4.4. Konstruk yang menjadi target adalah variabel keinginan untuk menggunakan. Hal ini merupakan variabel dependent dari variabel independent yang ada.

Gambar 4.4. Mapping importance performance analysis terhadap keinginan penggunaan pada evaluasi PRODESKEL 10

Gambar 4.4. memperlihatkan tingkat pengaruh variabel laten terhadap variabel keinginan penggunaan sebuah sistem. Pada Gambar 4.4 akan dilihat seberapa tinggi tingkat pengaruh dari sisi pengguna, teknologi dan organiasi. Adapun nilai detail akan tersaji pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Nilai hasil importance performance analysis (IPA) pada Evaluasi PRODESKEL21

No Konstruk Nilai IPA terhadap Keinginan Menggunakan

Organisasi 0.522

Pengguna 0.177

Teknologi -0.012

Tabel 4.16 memperlihatkan tinggi atau rendahnya tingkat pengaruh antara variabel laten dan variabel dependent yang dalam hal ini adalah variabel keinginan menggunakan. Berdasarkan tabel tersebut dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Faktor organisasi yang dalam hal ini terdiri dari variabel dukungan organisasi, dukungan pimpinan, kondisi fasilitas dan lingkungan organisasi memiliki tingkat pengaruh paling tinggi terhadap variabel keinginan menggunakan Sistem informasi PRODESKEL.

2. Faktor pengguna yang terdiri dari variabel harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial dan pengaruh rekan memiliki tingkat pengaruh dibawah faktor organisasi. 3. Faktor teknologi yang terdiri dari variabel kualitas informasi, kualitas layanan, dan

kualitas sistem menghasilkan nilai dibawah 0 (nol). Hal ini menjadikan faktor teknologi tidak berpengaruh terhadap keinginan menggunakan Sistem informasi PRODESKEL.

Berdasar penjabaran yang telah disebutkan pada analisis hasil survei, faktor organisasi merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap implementasi PRODESKEL.

Pembahasan 4.2

Pengaruh faktor pengguna yang terdiri dari harapan kinerja, harapan usaha, 4.2.1.

pengaruh sosial dan pengaruh teman sebaya terhadap keinginan menggunakan dengan moderasi usia, gender dan pengalaman/ experience.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang tersaji pada Tabel 4.13 diketahui nilai pada hubungan antara variabel pengguna dengan variabel keinginan menggunakan dengan moderasi umur menghasilkan nilai koefisien – 0,013 dengan nilai T-Statistik 0,103. Hasil ini jauh dibawah nilai T-Table sehingga diputuskan hipotesis H1a dinyatakan “Ditolak”. Berdasarkan hasil survey usia pengguna pada penelitian ini meliputi 21 sd 30 tahun sebesar 2,70%, usia 31 sd 40 tahun 22, 30% dan usia lebih dari 40 tahun sebesar 75%. Temuan dilapangan menyatakan pada penelitian evaluasi PRODESKEL faktor usia tidak mempengaruhi pengguna dalam memunculkan rasa keinginan untuk menggunakan Sistem informasi PRODESKEL. Hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Venkatest et al menyatakan semakin tua usia manusia akan semakin sulit dalam pengalokasian dan penerimaan informasi dalam pekerjaan [36].

Pada penelitian yang dilakukan Venkatesh et al [42] menyebutkan harapan dari pengguna teknologi informasi adalah peningkatan pada sisi kinerja setelah diberikannya sebuah teknologi. Pengguna teknologi sebagian besar adalah berusia muda sebagai harapan guna kelancaran dan keberhasilan penyelesaian tugas, imbas dari hal tersebut adalah harapan sebuah penghargaan atas kinerja yang telah diselesaikan dengan baik. Venkatesh et al [36] pada penelitian selanjutnya juga menyebutkan semakin tua usia pengguna teknologi informasi maka tingkat penyerapan terhadap suatu hal yang baru akan berkurang. Dampak dari hal ini adalah usia tua yang menggunakan sistem informasi dengan tingkat kerumitan yang tinggi akan semakin melemahkan harapan usaha dari penggunaan teknologi yang diberikan. Pengaruh sosial akan sangat mempengaruhi terhadap kinerja mereka mengingat sisi fisik maupun ingatan sudah mulai melemah.

Penelitian mengenai evaluasi PRODESKEL ini menemukan moderasi usia muda ataupun tua tidak memiliki perbedaan dalam menggunakan Sistem informasi PRODESKEL. Harapan usaha, harapan kinerja, pengaruh lingkungan dan pengaruh teman sebaya tidak memberikan dampak yang signifikan guna pengaruh terhadap keinginan penggunaan Sistem informasi PRODESKEL. Hal ini bertolak belakang terhadap teori yang telah dikemukakan oleh Venkatesh et al [36], [42].

Pembahasan selanjutnya adalah menjabarkan hasil pengujian hipotesis H1b, yaitu pengaruh mengguna terhadap keinginan menggunakan dengan moderasi gender. Hasil pengujian hipotesis yang tersaji pada Tabel 4.14 variabel ini menghasilkan koefisien nilai 0,15 dan Statistik 0,94. Hasil ini membuktikan nilai Statistik masih kurang dari nilai

T-Table yaitu sebesar 1,984. Hal ini menyatakan hipotesis ini “Ditolak”, dengan kata lain

pengguna dengan moderasi Gender tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan untuk menggunakan.

Hasil survei manghasilkan data perangkat yang bertugas menginputkan data di desa dan kelurahan dengan Gender wanita memiliki presentase 36,49% dan pria sebesar 63,51%. Sampel pria lebih banyak dibandingkan dengan wanita. Nilai koefisien yang bernilai positif melambangkan porsi tugas baik pada wanita maupun pria sama-sama yaitu menguatkan hubungan antara pengguna dengan keinginan menggunakan sistem yang telah diberikan. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh AlAwadhi [34] menyatakan moderasi gender tidak berpengaruh terharap sistem yang diberikan. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian diungkap oleh Raharjo [60] yang mengungkapkan moderasi

Gender akan memperlemah hubungan antar pengguna dengan keinginan untuk

menggunakan. Temuan yang dilakukan pada penelitian evaluasi PRODESKEL juga tidak sesuai teori Venkatesh et al [42] yang menyebutkan perbedaan gender terutama kaum pria akan memiliki kecenderungan orientasi pada kerja lebih tinggi dibandingkan dengan kaum wanita. Dampak dari hal ini adalah penyelesaian tugas akan cenderung lebih kuat dilakukan oleh pria dibandingkan dengan wanita.

Variabel moderasi yang diuji selanjutnya yaitu moderasi pengalaman / Experience. Pada pengujian hipotesis yang tersaji pada Tabel 4.14. hubungan antara pengguna dengan keinginan menggunakan sebuah Sistem informasi yang di moderasi oleh pengalaman /

Experince menghasilkan nilai koefisien – 0,06 dan T-Statistik 0,457. Merujuk pada nilai

pengujian T-Table dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikan 0,05, maka nilai tersebut dibawah 1,984, dengan kata lain hipotesis H1c ini juga dinyatakan “Ditolak”. Kesimpulan pada pembahasan hipotesis H1c ini adalah faktor pengguna yang terdiri dari harapan usaha, harapan kinerja, pengaruh lingkungan dan pengaruh teman sebaya dengan moderasi pengalaman / experience tidak berpengaruh terhadap keinginan menggunakan sebuah sistem. Hasil survei menyebutkan pada pengalaman terbagi menjadi empat kategori yaitu

1. Pengalaman menggunakan Sistem informasi PRODESKEL kurang dari 3 kali, dengan presentase sampel 0%.

2. Pengalaman menggunakan Sistem informasi PRODESKEL antara 3 sampai dengan 5 kali, dengan presentase sampel 25,68%.

3. Pengalaman menggunakan Sistem informasi PRODESKEL 6 sampai dengan 10 kali, dengan presentase sampel 20,27%.

4. Pengalaman menggunakan Sistem informasi PRODESKEL lebih dari 10 kali, dengan presentase sampel 54,05%.

Berdasarkan pembagian tersebut menyebutkan sampel yang telah menggunakan sistem informasi PRODESKEL memiliki presentase lebih besar dibanding dengan yang lainya. Secara teori yang dinyatakan oleh Vankatesh et al [36] semakin lama pengalaman seseorang dalam menggunakan sebuah sistem maka harapan menggunakan sebuah sistem akan semakin kuat. Temuan dilapangan menyebutkan hasil ini tidak sesuai atau bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh et al [36].

Hasil uji hipotesis secara keseluruhan pada faktor pengguna terhadap keinginan untuk mengunakan sistem dengan moderasi usia, gender dan pengalaman / experience membuktikan secara umum pengguna tidak memiliki niat untuk menggunakan Sistem informasi yang telah diberikan. Sesuai amanat Peraturan Menteri nomor 12 tahun 2007 pada pasal 24 guna implementasi PRODESKEL secara maksimal harus bentuk kelompok kerja (POKJA) tingkat desa dan kelurahan. Hal ini didasarkan pada kompleksitas isian yang harus diinput dalam Sistem informasi PRODESKEL. Namun sesuai dengan isian kuesioner yang bersifat campuran, banyak perangkat desa yang menyatakan mereka kebanyakan bertugas sendiri tanpa dibantu oleh POKJA. POKJA dapat diartikan sebagai variabel pengaruh lingkungan pada faktor pengguna. Tujuan POKJA adalah memberikan data awal yang berasal dari masyarakat setempat yang dikumpulkan kepada operator ditingkat desa, namun hal ini hampir tidak pernah dilakukan ditingkat desa maupun kelurahan, sehingga semakin mempersulit pengguna Sistem informasi (dalam hal ini operator tingkat desa dan kelurahan) untuk mendapatkan data awal. Hal ini menjadikan kesulitan tersendiri terhadap harapan kinerja serta harapaan usaha dalam penginputan PRODESKEL secara berkala. Dampak akhirnya mempengaruhi rendahnya niat pengguna terhadap keinginan menggunakan Sistem informasi.

Hal yang tidak kalah penting yang menjadikan faktor pengguna tidak berpengaruh terhadap keinginan menggunakan adalah, walaupun orang penting atau atasan menganjurkan penggunaan Sistem informasi secara berkala namun dari sisi instruksi tidak jelas siapa yang ditunjuk, bahkan dalam beberapa pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah diatasnya personil yang ditunjuk baik di desa ataupun dikelurahan merupakan personil yang berbeda dari satu pelatihan ke pelatihan selanjutnya. Variabel lingkungan organsisai seperti inilah yang menjadikan salah satu faktor pengguna tidak berpengaruh terhadap keinginan menggunakan sistem PRODESKEL.

Pengaruh faktor teknologi terhadap keinginan untuk menggunakan dalam 4.2.2.

evaluasi PRODESKEL.

Berdasarkan uji hipotesis pengaruh faktor teknologi terhadap keinginan menggunakan (H2) menghasilkan nilai koefisien -0.012 dan T-Statistik 0.086, hal ini jika dibandingkan dengan nilai T-Table dengan tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0,05 dengan nilai 1,984, maka nilai T-Statistik jauh dibawah nilai T-Table. Dampak dari hal ini yaitu hipotesis H2 dinyatakan “Ditolak”. Hal ini dapat dikatakan faktor teknologi dengan variabel pendukung berupa berkualitas informasi, kualitas layanan dan kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan sebuah sistem yang diberikan. Bila dijabarkan lebih dalam nilai koefisien hasil uji bootstrapping menghasilkan nilai -0,012, hal ini menggambarkan adanya korelasi negatif antara faktor teknologi dengan variabel dependent niat untuk menggunakan. Temuan ini tidak sesuai dengan penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya [13], [15], [60].

Delone and McLean [23]mengemukakan kualitas informasi tergantung dari akurasi,

tepat waktu dan relevan. Penelitian tersebut dilengkapi dengan penelitian oleh Yusof et al [20] yang menyatakan kualitas informasi juga dipengaruhi oleh kelengkapan, ketersediaan, konsistensi dan input data yang ada. Hasil survei menunjukan responden dalam menilai kualitas sistem sebanyak 56% menjawab setuju sehingga hal ini memberikan gambaran syarat kualitas informasi telah terpenuhi.

Kualitas layanan pada Sistem informasi PRODESKEL berdasarkan hasil survei, dari 148 responden sebanyak 43% menyatakan setuju dan 23% menyatakan kurang setuju. Hal ini memberikan gambaran layanan yang diberikan guna mendukung implementasi PRODESKEL telah sesuai dengan harapan pengguna.

Pada sudut pandang kualitas sistem responden menjawab setuju sebanyak 46% dan menjawab kurang setuju 26%. Hal ini menunjukan sebagian besar responden mudah untuk mengerti dan mengoperasikan sistem yang telah diberikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusof et al [48] yang menyebutkan kualitas sistem dapat dinilai dari kemudahan menggunaan, kemudahan untuk dipelajari termasuk performa dari sebuah sistem dan antar muka Sistem informasi yang diberikan.

Berdasarkan sudut pandang variabel yang ada pada faktor teknologi yang telah dijelaskan sebelumnya walaupun banyak dari responden menjawab setuju terhadap indikator pertanyaan pada variabel yang ada, namun hasil pengujian hipotesis dengan data hasil survei mengungkapkan faktor teknologi tidak berpengaruh terhadap keinginan untuk menggunakan. Terdapat beberapa hal yang menjadi masalah pada faktor teknologi yang menjadikan yang tidak berpengaruh terhadap keinginan menggunakan yaitu :

1. Walaupun sistem mudah untuk dilakukan penginputan namun terdapat isian-isian detail yang harusnya dapat di ambil dari database Sistem informasi sejenis yang dikeluarkan kementerian yang sama, namun pada kasus ini harus diisi ulang. Salah satu hal yang dapat dicontohkan adalah guna identifikasi potensi diambilkan dari tingkat penghasilan per kepala keluarga (KK). Data kepala keluarga (KK) pada Sistem informasi ini juga harus diinput ulang. Hal ini yang menyebabkan niat menggunakan Sistem informasi menjadi rendah. Salah satu solusi adalah dilakukan pertukaran data penduduk yang telah ada dan dapat dimasukan ke dalam Sistem informasi PRODESKEL. Hal ini akan memudahkan pengguna sistem dalam menambahkan hasil mata pencaharian sampai dengan hasil bumi yang dihasilkan per-KK.

2. Sistem informasi berbasis internet cukup memudahkan operator atau pengguna dengan jaringan infrastruktur atau koneksi internet yang baik. Sebagian responden menjawab pada kuesioner infrastruktur dan akses sistem informasi masih sulit. Hal ini terjadi karena jaringan internet yang kurang baik di beberapa desa dan kelurahan. Harapan pengguna adalah sistem PRODESKEL mengadopsi sistem offline dan online. Hal ini dimaksudkan agar pengguna tidak serta merta selalu terkoneksi dengan jaringan internet saat melakukan penginputan data.

Pengaruh Faktor Organisasi terhadap keinginan menggunakan sistem informasi 4.2.3.

PRODESKEL

Hasil uji hipotesis terhadap faktor organisasi terhadap keinginan menggunakan sistem informasi PRODESKEL dengan tingkat kepercayaan 95% dengan alpha 0,05 mendapatkan nilai koefisien sebesar 0,522 dan nilai T-Statistik sebesar 5,299. Nilai tersebut lebih tinggi dari nilai T-Table sebesar 1,984. Hasil tersebut menjadikan hipotesis H3 dinyatakan “Diterima”. Faktor organisasi yang terdiri dari variabel kondisi fasilitas pendukung, dukungan organisasi, dukungan pimpinan dan lingkungan organisasi berpengaruh terhadap keinginan untuk menggunakan sistem informasi PRODESKEL. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah ada mengenai fasilitas pendukung yang digunakan [13], [35] [61] . Temuan dilapangan ini tidak sesuai dengan penelitian Venkatesh et al [42] yang menyebutkan fasilitas pendukung tidak berpengaruh terhadap keinginan menggunakan pada sistem yang telah diberikan. Hasil survei menyebutkan pada faktor organisasi dengan variabel fasilitas pendukung sebanyak 47% responden menjawab setuju dan 24% menjawab sangat setuju. Jawaban responden atas variabel dukungan organsiasi pada faktor organisasi sebanyak 49% menyatakan setuju dan 23% menyatakan cukup setuju. Temuan ini membuktikan responden telah setuju dengan perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah yang ada diatasnya. Pada variabel dukungan pimpinan dari 148 responden, sebanyak 55% menjawab setuju dan 21% menjawab cukup setuju dan untuk variabel lingkungan organisasi sebanyak 53% responden menjawab setuju dan 21% menjawab cukup setuju.

Berdasarkan hasil uji hipotesis faktor organisasi dinyatakan diterima namun masih menyisakan kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki. Adapun kelemahan menurut responden adalah pembinaan dan evaluasi dari pemerintah diatas kepada pengguna perlu dilakukan secara berkala. Hal ini guna mengetahui perubahan, perkembangan atau bahkan kendala yang terjadi pada sistem yang kadangkala sering terjadi.

Pengaruh keinginan menggunakan sistem informasi PRODESKEL terhadap 4.2.4.

kepuasan pengguna PRODESKEL

Sesuai uji hipotesis pada Tabel 4.14, nilai koefisien terhadap hipotesis H4 adalah bernilai 0.642, adapun hasil nilai T-Tabel yaitu sebesar 12.863. Hasil ini lebih tinggi dari

Dalam dokumen BAB-I PENDAHULUAN. Latar Belakang (Halaman 69-88)

Dokumen terkait