• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATIBUOL PROVINSI SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATIBUOL PROVINSI SULAWESI TENGAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATIBUOL '

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Menimbang

Mengingat

PERATURAN BUPATI BUOL NOMOR:.If? TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA TATA RUANG TAMAN KOTA KAWASAN PEKUBURAN RAJA BUOL

BUPATI BUOL,

a. bahwa untuk menciptakan suasana nyaman, indah dan teratur di daerah dan untuk meningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang di Kabupaten Buol khususnya pada Kawasan Perkotaan, diperlukan adanya arahan mengenai pemanfaatan ruang dan ketentuan bangunan secara pasti; b. bahwa cara mengarahkan pemanfaatan ruang dan ketentuan bangunan

dimaksud di atas adalah berupa Rencana Tata Ruang Taman Kota Kawasan Pekuburan Raja Buol; dan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b tersebut di atas dan untuk menjamin pelaksanaan Rencana Tata Ruang Taman Kota Kawasan Pekuburan Raja Buol secara efektif dan pasti, dipandang perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Buol;

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Repuolik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 3419);

3. Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepuiauan (Lembaran Negara Repubiik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179, lamoanan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 3900) sebagaisnana teiah diubah

(2)

dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Repubtik Indonesia Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3966);

4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bongunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang I en mimanan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Repubtik Indonesia Nomor 4437} sebagaimana teiah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemehntahan Daerah (Lembaran Negam Republik indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jaiun t: embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan uembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Ranataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Herlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, =Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

11. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Cagsr Budaya (Lembaran Negara Indonesia Nomor 5168);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tamoahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

(3)

14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 16. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

17. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;

1b. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buol Tahun 2012 - 2032:

19. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 8 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

20. Peraturan Daerah Kabupaieri Buol No ... Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Buol ■ ahun...

21. Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 3 Tahun 20 s 4 entany Bangunan Gedung.

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BUOL TENTANG RENCANA TATA RUANG TAMAN KOTA KAWASAN PEKUBURAN RAJA BUOL.

BABi

KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu

Pengertian Pasai 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan ;

1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia. 2. Daerah adalah Daerah Kabupaten Buol.

3. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat Daerah yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.

4. Kepala Daerah adalah Bupati Buol.

(4)

5. Dewan Penvakilan Rakyat Daerah yang seianjutnya disingkat DPRD adahh Jewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Buoi.

6. Peraturan Bupati adalah peraturan yang ditetapkan Bupati.

7. Ruang adalah wadah meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

8. Tata Ruang adalah wujud struktural ruang dan pola pemanfaatan ruarsg baik direncanakan maupun tidak.

9. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat pemukiman dan system janngun prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masysiakat yang secara hirarki memiliki hubungan fungsional.

10. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;

11. Rencana Tata Ruarg adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang.

12. Struktur Pemanfaatan Ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk lingkungan secara hirarkis dan saling berhubungan satu dengan lainnya.

13. Pola Pemanfaatan Ruang adalah tata guna tanah, air, udara dan sumbor caya alarn lainnya dalam wujud penguasaan, pengguaan dan pemanfataan tanah, air, udara dan number daya alam lainnya.

14. Pemanfaatan Ruang adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan didalam rencana taia ruang.

15. Rencana Tata Ruang Wilayah yang seianjutnya disingkat RTRW adalah t<ei.cana fata Ruang Wilayah Kabupaten Buol.

16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta s-geuap unsur terkait padanya yang batas dan sistimnya ditentukan berdasarkan aspek adminurasi dan atau aspek fungsional.

17. Kawasan adalah satuan ruang wilayah yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu,

18. Jalur Hijau adalah jalur tanah terbuka yang meliputi Tc-man, Lapangan O ^n Rage, Taman Monumen dan Taman Permakaman yang peinbinaan, pengeiolaan can pengenaaliannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan rencana Kota.

19. Taman adalah ruang terbuka dengan segala kelengkapannya yang dipemuitu^an dan dikelola untuk keindahan dan antara lain berfungsi sebagai paru-paru Kota.

20. Ruang Terbuka Hijau yang seianjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuii tsuaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

(5)

21. RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

22. RTH Publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daeran dan Pemerintah Desa yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum

23. P e n g e lo la a n R TH adalah up aya siste m a tis da n te rp a d u yang ciia k u k a n untuk m ele sta rika n fun gsi ruang te rb u ka hijau dan m en ce g a h te rja cin > a p e n cem a ra n d a n/a ta u ke ru sa ka n ruang te rb u ka hijau yang m e lip u ti pe re ncan aa n, pe m a n fa a ta n , peng en da lia n, pem eliharaan, pe ng aw a sa n dan pe ne ga ka n hukum .

24. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah panduan rancang Bangun suatu kawasan/lingkungan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat male.i pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, ,encana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan peaoman pengendalian rent-ana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

25. Program Bangunan dan Lingkungan adalah penjabaran lebih ianjut dari perencanaan dan peruntukan lahan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu yang memuat jenis, jumiah, besaran, dan luasan bangunan gedung serta kebutuhan ruang terbuka hijau, fasiiitas umum, fasilitas sosial, prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan dan sarana pc-nyehatan lingkungan baik berupa penataan prasarana dan sarana yang sudah ada maupun yang fcai u.

26. Rencana Umum dan Panduan Rancangan adalah ketentuan-ketentuan iaia bangunan dan lingkungan pada suatu lingkungan/kawasan yang memuat rencana peruntukan lahan makro dan mikro, rencana perpetakan, rencana tapak, rencana system pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, rencana prasarana dan sarana ligkungan, rencana wujud visual bangunan dan rencana terbuka hijau.

27. Struktur peruntukan lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam alokast penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang tt-ian diteiapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencaru::..a ruang wilayah. 28. Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat aiokasi dan distribusi iu.is =antai maksimum

bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya.

29. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis pada halaman pekarangan bangunan yang ditarik sejajar dari garis as jalan, tepi sungai atau as pagar dan merupaKan batas antara kavling/pekarangan yang boleh dibangun dan yang tidak boleh dibangun.

30. Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan adalah rancangan pergerakan yang a rkait antara jenis- jenis hirarki/kelas jalan yang tersebar pada kawasan perencanaan (jalan iokd/lingKungan) dan

Pa^e 5

(6)

jenis pergerakan yang melalui, baik masuk dan keiuar kawasan, maupun masuk dan keluar kaveling.

31. Daerah Manfaat Jalan (Damaja) merupakan bagian jalan yang meiiputi bauan jalan, saiuran tepi

jalan, dan ambang pengamannya;

32. Daerah Milik Jalan (Damija) merupakan tanah atau lahan untuk suatu jalan ,ang dirrniiki jalan, lebar jalur antara garis pagar kanan kirinya;

33. Badan Jalan adalah lebar badan jalan yang diukur dari kiri kanan batas ius. jalan atau got di

sepanjang jalan tersebut.

34. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah perbunumgan antara luas dasar bangunan dengan luas tanah, yang dinyatakan dengan persentase.

35. Tinggi Bangunan adalah jarak tegak lurus yang diukur dari rata-rata peri.mi.: .an tanah asal di mana bangunan didirikan sampai kepada garis peitemuan antara tembok t :ar aiau sang struktur bangunan dengan atap;

36. Sistem Penataan Ruang Terbuka Hijau adalan komponen rancangan Kav.asan, yang tidak sekedar terbentuk sebagai elemen tambahan ataupun elemen sisa sewls.i proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas.

37. K o efisien D a s a r H ijau ya ng se la n ju tn ya d ise b u t KD H adalah ai.gka prosen ta si p e rb a n d in g a n an tara luas se luruh ruang te rb u ka d ilu a r bangunan yang d ip e ru n tu kk a n bagi pe rta m a n a n /p e n g h ija u a n da n luas tanah i.a i^ e ia k a n /d a e ra h p e re n ca n a a n ya ng d iku a sa i se su ai rencan a ta ta ruang ca n rencan a tata

bangunan dan lingkungan.

38. Tata Kualitas lingkungan adalah rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu kawasan atau sub area dengan sistim lingkungan yang informative, berkarakter khas dan memiliki orientasi tertentu.

39. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan adalah kelengkapan dasar ftsik suau lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan beifungsi sebagai mana mestinya.

40. Peran Serta Masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela di dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan keputusan dan/atau kebijakan yang berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat pada setiap tahap kegiatan pembangunan (perencanaan, desain, implementasi dan evaluasi).

(7)

Bagian Kedua Maksud Dan Tujuan

Pasal 2

Maksud dan Tujuan dan Penyusunan Peraturan Bupati ientang rencana tata rui ng laman kola di kawasan pekuburan raja Buol adalah:

1. Mewujudkan ruang kota yang nyaman, berkelanjutan dan selaras dengan visi uan nnisi penataan ruang.

2. Mengendalikan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungari ns ,-iaiui mekanisme perizinan IMB, pergawasan dan penertiban.

3. Penataan Ruang Terbuka Hijau.

4. Pembinaan melalui pengaturan, pengawasam sosialisasi dan peme&; .jyaan penataan

bangunan dan lingkungan bersama-sama pemerintah daerah dan rnasyarakat.

BAB II

Kedudukan, Wilayah Perencanaan Dan Jangka Waktu Rencam,

Pasai 3

Kedudukan Rencana Tata Ruang Taman Kota di Kawasan Pekuburan Raja Bug. * -an ;

1. Merupakan penjabaran dari RUTRK Kota Buoi (2006 - 2025) aan RDTfw : ,oia buoi (2013 - 2033) serta strategi manajemen perkotaan Kota Buoi yang merupakau u-ncana geometric pemanfaatan ruang untuk perwujudan ruang kawasan perencanaan;

2. Merupakan perangkat pengendali pertumbuhan Kota, panduan wujud tau bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan fungsional.

3. Arahan terhadap wujud pemanfaatan lahan serta desain arsitektur Kota hast! rencana teknis/rancang bangun (building design).

4. Merupakan panduan rencana investasi dan arahan pengembangan infras-.rui.ar serta program

pembangunan pada suatu kawasan dalam kont&Ks yang lebih luas.

Wilayah Perencanaan Pasal 4

Wilayah Perencanaan meliputi pekuburan Raja-raja Buoi yang terletak di Kecamaiiui Biau, Kota Buoi dengan luas lahan total berkisar ± 2 ha. Lebih tepat untuk menggambarkan lo u si Perkuburan Raja- raja Buoi adalah sebagai Titik 0 Kota Buoi. Pada sekitar lokasi Perkuburan R. ja-raja Buoi juga terdapat beberapa bangunan yang dapat sebagai penanda seperti bangunan Masjio, dan Pasar.

(8)

Jangka Waktu Rencana Pasai 5

Periode waktu beriakunya Rencana Tata Ruang Taman Kota di kawasan pekuburan raja Buol mengacu pada periode waktu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Rl Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungun, yakni setiap 5 (Lima) tahun berjalan.

BAB lit MATERI POKOK

RENCANA TATA RUANG TAMAN KOTA DI KAWASAN PEKUBURAN RAJA BUOL

Pasai 6

1. Peraturan Bupati tentang Rencana Tata Ruang Taman Kota di Kawasan Pekuburan Raja Buol disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : KONSEP PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA KIJAU (R • H BAB II : KONSEP USULAN KOMPONEN RAN GANG AN

BAB III : PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN BAB IV : TAHAP PENGEMBANGAN DAN DESAIN

2. Lampiran Peraturan Bupati tentang Rencana Tata Ruang Taman Kota di Kawasan Pekuburan Raja Buol merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini y..ng terdiri d a ri: a. Laporan akhir Rencana Tata Ruang Taman Kota di Kawasan Pekuburan R:..a Buol

b. Album Peta Rencana Tata Ruang Taman Kota di Kawasan Pekuburan I 4. Buol

3. Naskah dan Lampiran Peraturan ini merupakan satu kesatuan yang utuh oai. tidak teipisahkan satu sama lain.

BAB IV

KONSEP PENGEMBANGAN RUaNG TERBUKA HJJAU (Rl H)

Pasai 7

Konsep Rencana Tata Ruang Taman Kota di Kawasan Pekuburan Raja Buoi me. 11,. ou pada Jndang- undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan tata rua..0 ..la/an kata harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan area! untuk ruang terbuka hijau yang iuas mmimalnya sebesamya 30% dari Iuas wilayah kota, dengan proporsi seluas 20% untuk areal ruang terbuka hijau public dan seluas 10% untuk areal ruang terbuka privat. Adapun fungsi dan mantaat RTH adalah : 1. Menjaga keberlanjutan proses ekosistem

2. Mengendalikan gas berbahaya dari kendaraan bermotor 3. Mempertahankankeberadaanairtanah

(9)

4. Mengendalikan bahaya-bahaya lingkungan, seperti bahaya- kebakaran dan pe, ..ndurigan darurat gempa bumi

Pasal 8

Konsep bentuk perencanaan taman kota di kawasan Pekuburan Raja Buol adalan :

1. Diarahkan memiliki pola dan bentuk tertentu yang dapat memberikan citra yang oaik serta memiliki keunikan dan arsitektural lokal daerah Buol.

2. Bentuk rancangan diarahkan untuk memiliki ianggam/gaya yang khas se:\a menggunakan Langgam Arsitektur tradisional setempat (Khas Buol). Dan dikombinasikan dengan langgam modem untuk kawasan sekitamya.

BAB V

KONSEP USULAN KOMPONEN RANCANGAN Bagian Kesaiu

Tema Pengembangan Lokasi Pasal 9

Rencana Tata Ruang Taman Kota di Kawasan Pekuburan Raja Buol direncanakan menggunakan tema “pusat sejarah dan budaya yang educatif, accessible dan comfortable”

Bagian Kedua

Konsep Penataan Pola Ruang Pasal 10

Konsep penataan pola ruang bertujuan untuk mengelompokkan ruang menjadi beberapa bagian berdasarkan fungsi, aktifitas dan sifat ruang. Kawasan ini dibagi menjadi 2 (dua) zona yakni:

1. Zona Kuburan Raja Buol

2. Zona Ruang Terbuka dan fasilitasnya

Bagian Ketiga

Konsep Aksesibilita* dan Area Parkir

Pasal 11

Kawasan yang dituju harus aksesibel baik oleh kendaraan bermotor maupun p- jalan kaki. Untuk memasuki lingkungan Kompleks Kuburan Raja Buol dapat diakses melalui pimu utama. Akses menuju ruang terbuka dapat melalui beberapa titik pintu masuk yang disediakan.

Sirkulasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sirkulasi kendaraan bermotor dan sirkulasi manusia. Sirkulasi kendaraan bermotor dialokasikan pada badan jalan ui semua jsringan jalan des.ga 2 acih sehingga dapat memperlancar aktivitas pengguna.

m u t e r

(10)

Bagian Keempat Konsep Open Space

Pasa! 12

Area open space terdiri dari 2 jenis, yaitu :

1. Softscape yang berupa lapangan olahraga, taman oermain pada kawasan w; ;am pubiiK, can taman-taman serta pada jaiur-jalur hijau

2. Hardscape yang berupa jaringan jalan, jalur pedestrian ways dan taman parki: yang mengalami perkerasan.

Bagian Keiima Konsep Tei- Hijau

Pasal 13

Konsep tata hijau dengan vegetasi peneduh mengyunakan pola scatter pa. .a area taman. Pola network mengikuti pola jalur pedestrian dengan vegetasi peneduh untuk melinujngi pejaian kaki dari sinar matahari dan meminimalkan polusi udara. Sepanjang tepi jalan di area pamir, dirancang tata hijau dengan pola network, jenis vegetasi peneduh dan boulevardnya berjenis vegeusi perdu.

Bagian K&cnam

Konsep Street Furniture uan Papan Penanda Pasal 14

Untuk memberikan kenyamanan pengguna ruang terbuka maka disediakan street furniture yang dapat digunakan pengunjung seperti bangku taman, lampu jalan sebagai ptnerangan, papan informasi sebagai peta kunjungan dan informasi kawasan serta papan nama taman sebagai penanda kawasan.

Bagian Ketujuh Komponen Perencanaan

Pasai 15

Komponen pembentuk kawasan ini adalah: 1. Pedestrian way (jalan untuk pejaian kaki) 2. Pohon/Vegetasi dengan fungsi sebagai: a. Tanaman Pelindung yang terdiri d a ri: b. Tanaman pengarah yang terdiri: c. Tanaman hias

3. Jaringan Internet

4. UtiJitas (sarana penunjang) a. Toilet

(11)

b. Jaringan Air Bersih c. Jaringan Air Kotor

BAB V

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN Pasat 16

1. Proses Penanaman

Pemupukan dasar dan penyiapan tanah urug merupakan proses penyiapen :okasi tanam agar dapat melindungi proses adaptasi tanaman lerutama pada pengakaranriy.: sehingga dapat membuat pertumbuhan maksimat.

Selanjutnya proses penanaman dilakukan untuk semua jenis tanaman ba.K uiam an pengarah, tanaman pelindung maupun tanaman hias.

2. Pemeliharaan

Proses pemupukan lanjut dan perawatan tanaman adalah kebutuhan lanjutan bagi mendukung proses pertumbuhan tanaman, diperhitungkan jangka waktu pemupukan .an.ut dan perawatan selama 18 bulan setelah waktu tanam.

BAB Vi

TAHAP PENGEMBANGAN DAN DESAIN Pasal 17

1. Perencanaan

Tahapan perencanaan pengembangan kawasan Perkuburan Raja-raja Bug dimulai dan:

a. Survey dan Pengukuran

Pemerintah Kota Buoi sebagai inisiator aan rencana pengembangan < ini, dapat menugaskan kepada Dinas Penataan Ruang dan Perumahan untuk mei..*uKa;t survey dan pengukuran lokasi.

b. Penyusunan konsep pengembangan

Dalam penyusunan konsep pengembangan pertu dibentuk tim yang teikaa. c. GambardanDesain.

Gambar dan desain pengembangan RTH Buol diupayakan untuk merer.iut tenaga ahli di bidang lansekap agar desain yang ditampilkan tayak untuk dibangun.

2. Pembangunan

Tahap pembangunan merupakan tanggung jawab pelaksana dalam hat in. puusahaan swasta. Sebagai pemilik dana/anggaran, Perusahaan swasta tersebut merekrut kontraktor pelaksana pembangunan. Namun diharapkan bahwa kontraktor yang ditunjuk harus memiliki kemampuan

(12)

dan pengaiaman dalam pembangunan RTH, dikaienakan adanya unsur v .-gcu-si {ianaman dan pepohonan) yang periu periakuan khusus,

Adapun tahapan-tahapan pada proses pembangunan adalah :

a. Persiapan

b. Pelaksanaan pembangunan c. Pengawasan

d. Pembersihan material 3. Pengelolaan

Pengelolaan RTH Perkuburan Raja-raja Buol sangatlah penting karena RTH yang terbangun membutuhkan adanya upaya pemeliharaan, dan disiniiah tujuan ak.nr dari aktivitas pembangunan adalah bagaimana memanfaatkannya. Dengan berbagai fasilitas yang ada, maka periu pengelolaan yang baik demi keberlanjutan keberadaan RTH sebagai areal publik yang dapat dimanfaatkan warga kota.

SAB x

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Keputusan ini mulai beriaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di B u o l

PaaaTanggal ... 2Gi^

(13)

ft

'

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk trichokompos jerami padi dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung terutama

Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa setoran pokok dalam koperasi merupakan harta kekayaan badan hukum koperasi yang terpisah dari kekayaan anggota, yang digunakan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. ABDURRAHMAN

In our model, the positive relationship between debt financing and investment in intangibles like R&amp;D results from the manager’s increased effort in an attempt to avoid

Dapat menyelesaikan suatu permasalah secara terstuktur dan sistematis.. Buku tentang Algoritma

This paper studied the effects of monetary and fiscal unification in the European Union in the context of a highly-stylized model on the interaction of monetary and fiscal

Because of the larger impact of the moral hazard problem on the expected payoff to the intermediate and poor quality receivables, sellers must offer recourse in order to sell them..

Dalam volumetrik, penentuan zat dilakukan dengan cara titrasi yaitu suatu proses dimana larutan baku atau titran (dalam bentuk larutan yang diketahui konsentrasinya)