Kementerian Keuangan Republik Indonesia
PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
Biro Sumber Daya Manusia
Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan Tahun 2015
IKU berbasis BSC SKP Penilaian Perilaku Kerja Pegawai
Output
Input
Penilaian Perilaku 360 derajat Sistem Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Sistem PengelolaanKinerja Kemenkeu
Penyelarasan Sistem Pengelolaan Kinerja Kemenkeu
dengan PP 46/2011
PP Nomor 46 Tahun 2011 dan Perka BKN 1/2013
Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS
a. Objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan. Prinsip Unsur Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) (60%) Perilaku Kerja (40%)
Perka BKN 1/2013
mencabut SE
Kepala BKN Nomor
02/SE/1980
tentang ketentuan
pelaksanaan PP
Penilaian Kinerja
PNS
PP 46/2011
mencabut PP
Nomor 10 Tahun
1979 tentang
Penilaian
Pelaksanaan
Pekerjaan PNS
PP 46/2011 dan Perka BKN
1/2013 sebagai dasar dalam
penilaian unsur prestasi
kerja yang terdapat dalam
Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan
(DP-3) PNS berlaku sejak 1
Januari tahun 2014
Komponen Penilaian Kinerja Pegawai
1
• Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
2
• Nilai Perilaku (NP)
3
• Nilai Kinerja Pegawai (NKP)
4
• Nilai Tugas Tambahan
5
• Nilai Kreativitas
6
• Nilai Sasaran Kerja Pegawai (NSKP)
7
• Nilai Prestasi Kerja PNS (NPKP)
1. Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
Periode penilaian CKP adalah tahunan (1 Januari s.d. 31 Desember)
-
CKP diperoleh dari hasil perhitungan atas
capaian IKU yang terdapat dalam 1 (satu) atau
beberapa Kontrak Kinerja.
-
khusus bagi pegawai tugas belajar , CKP
diperoleh dari indeks prestasi akademik
pegawai.
2. Nilai Perilaku
Penilaian Perilaku dilakukan setiap 6 bulan sekali - Periode semester I (1 Januari s.d. 30 Juni) - Periode semester II (1 Juli s.d. 31 Desember)
Nilai perilaku merupakan penilaian pegawai
yang dilakukan dengan memperhatikan
setiap tingkah laku, sikap atau tindakan
yang dilakukan oleh PNS dalam
menunjukan kinerjanya sesuai dengan
peraturan yang berlaku
Metode Pelaksanaan Penilaian Perilaku
Penilaian perilaku kerja
dilakukan oleh atasan
langsung, rekan kerja
dan/atau bawahan
(dengan metode 360°)
Evaluee Atasan langsung Peers Bawahan Peers Penilaian 360Atasan menetapkan minimal 50% dari seluruh usulan evaluator yang
diajukan oleh evaluee.
Mekanisme Penunjukan Evaluator
Evaluee mengusulkan Evaluator Atasan langsung memilih evaluator Atasan langsung menetapkan evaluator
di luar yang diusulkan
Kuesioner penilaian disusun berdasarkan 6 aspek perilaku yang
terdiri dari 13 standar perilaku
Aspek Penilaian (PP
46/2011) Standar Perilaku Kementerian Keuangan
Orientasi Pelayanan Integritas
Stakeholder Orientation Integrity
Komitmen Wawasan Kebangsaan
Disiplin a. Policy, Process and Procedures
b. Quality Improvement
Kerjasama a. Teamwork and Collaboration
b. Relationship Building
Kepemimpinan
a. Leadership
b. Drive for Result c. Visioning
d. Managing Change
e. Problem Solving Analysis f. Empowering Others
No Kondisi
Bobot tiap jenis evaluator Atasan
langsung Peers
Bawahan langsung
A Pejabat/Pegawai yang memiliki atasan langsung, peers dan bawahan
langsung
A.1. Awal (memiliki seluruh jenis evaluator) 60% 15% 25%
A.2. Tidak ada nilai dari atasan - 35% 65%
A.3. Tidak ada nilai dari peers 70% - 30% A.4. Tidak ada nilai dari bawahan 80% 20% -A.5. Tidak ada nilai dari atasan dan peers - - 100% A.6. Tidak ada nilai dari atasan dan bawahan - 100%
-A.7. Tidak ada nilai dari peers dan bawahan 100% -
-B Pejabat/Pegawai yang tidak memiliki bawahan langsung
B1 Awal
(memiliki nilai dari semua evaluator)
60% 40%
B2 Tidak ada nilai dari atasan - 100% B3 Tidak ada nilai dari peers 100%
Pengenaan Penalti atas Penilaian Perilaku
No.
Kondisi
Penalti
1
Evaluee tidak mengajukan usulan
evaluator
5 poin
2
Atasan langsung tidak menetapkan
evaluator bagi bawahan
2 poin per bawahan
3
Evaluator tidak menjalankan
kewajiban penilaian
2 poin per Evaluee
Keterangan:
•
Pengenaan penalti dimaksud di atas bersifat akumulatif
mengurangi NP akhir (sebelum pembobotan) maksimal sebesar 10
poin.
Simulasi Penalti
Seorang pejabat eselon II memiliki nilai perilaku sebesar 89,2*.
Karena batas akumulasi pengenaan penalti adalah 10 poin, maka
nilai perilaku pejabat tersebut menjadi 89,2 – 10 = 79,2
Apabila CKP Pejabat bersangkutan adalah 95, maka:
•
NKP sebelum dikenakan penalti : (95 x 70%) + (89,2 x 30%) =
93,26.
•
NKP setelah dikenakan penalti
: (95 x 70%) + (79,2 x 30%) =
90,26.
No. Kondisi Penalti
1 Pejabat tidak mengajukan usulan evaluator 5 poin
2 Pejabat tidak menetapkan evaluator bagi 4 bawahannya 2 poin x 4 = 8 poin 3 Pejabat tidak menjalankan kewajiban penilaian kepada 4 bawahan dan 3 peers 2 poin x 7 = 14 poin
Formula Nilai Perilaku
Khusus untuk pegawai yang hanya memiliki nilai perilaku satu
semester, maka nilai perilaku semester tersebut dianggap
sebagai nilai perilaku tahunan.
Nilai Perilaku = NP1 atau
Nilai Perilaku = NP2
Nilai Perilaku = NP1 + NP2 2
3. Nilai Kinerja Pegawai (NKP)
NKP diantaranya digunakan untuk: - Pemetaan/ Penataan Pegawai - Bahan Manajemen Talenta
- Pembayaran Tunjangan Kinerja
- Salah satu persyaratan mengikuti beasiswa
NKP merupakan nilai yang diperoleh dari
penjumlahan CKP dan NP setelah
dilakukan pembobotan. NKP dihitung
secara tahunan, bersifat rahasia, dan
digunakan untuk kepentingan internal
Kementerian Keuangan.
4. Nilai Tugas Tambahan (NTT)
Contoh tugas tambahan antara lain:
- PNS yang ditunjuk menjadi pelaksana tugas (Plt) - PNS yang melakukan kegiatan di luar tugas
jabatannya dalam bentuk tim kerja dan tidak terdapat dalam SKP
• Tugas tambahan adalah tugas lain di luar
uraian jabatan dan tidak terdapat dalam
SKP yang telah ditetapkan.
• Tugas tambahan diberikan oleh atasan
langsungnya dan dibuktikan dengan surat
keterangan yang ditetapkan oleh minimal
pejabat Eselon II
Nilai Tugas Tambahan (NTT) - 2
•
Penilaian tugas tambahan dilakukan pada akhir
tahun , dengan nilai paling rendah 1 dan paling
tinggi 3 dengan pedoman sebagai berikut:
Tugas tambahan Nilai absolut (bukan rentang skala)
Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 tahun sebanyak 1 s.d. 3 kegiatan
1
Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 tahun sebanyak 4 s.d. 6 kegiatan
2
Tugas tambahan yang dilakukan dalam 1 tahun sebanyak 7 kegiatan atau lebih
5. Nilai Kreativitas (NK)
NK diberikan apabila seorang PNS menemukan sesuatu yang baru dan berkaitan dengan tugas pokoknya dalam bentuk menciptakan suatu gagasan/ode pekerjaan yang bermanfaan bagi
organisasi serta dibuktikan dengan surat keterangan: 1. unit kerja eselon II
2. Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) (Menteri) 3. Presiden
Pedoman pemberian nilai kreativitas sbb:
Kreativitas Nilai absolut
hal yg ditemukan bermanfaat bagi unit kerjanya, dibuktikan surat keterangan ditandatangani
kepala unit eselon II
3
hal yg ditemukan bermanfaat bagi unit organisasinya, dibuktikan surat keterangan ditandatangani kepala unit eselon II
6
hal yg ditemukan bermanfaat bagi negara, dibuktikan surat keterangan ditandatangani
6. Nilai Sasaran Keraja Pegawai (NSKP)
NSKP adalah nilai yang diperoleh dari penggabungan nilai capaian kinerja dengan NTT dan/ atau NK. NSKP merupakan input untuk menghitung nilai prestasi kerja PNS yang dihitung secara tahunan. Pegawai yang wajib dihitung SKP-nya adalah pegawai yang memiliki kontrak klinerja.
Untuk penghitungan NSKP pada tahun 2014 dibantu
dengan aplikasi SIMPEL untuk memudahkan
penghitungan NSKP agar sesuai dengan ketentuan dalam Perka BKN No.1 Tahun 2013.
Mulai tahun 2015 dan seterusnya cara penghitungan SKP ditargetkan dapat menggunakan e-performance versi II yang sekarang tengah dibangun Biro SDM bersama Pusintek.
PP Nomor 46 Tahun 2011 dan Perka BKN 1/2013
Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS
Memuat tugas jabatan dan target dalam kurun waktu penilaian dan harus disetujui serta ditetapkan oleh
pejabat penilai
Ditetapkan paling lambat 31 Januari. Untuk pegawai mutasi/promosi
setelah bulan Januari, SKP ditetapkan pada awal bulan berikutnya setelah
tanggal SPMT atau surat perintah menduduki jabatan
Konsekuensi bagi PNS yang
tidak menyusun SKP adalah: 1. Nilai prestasi kerja tidak
dapat);
2. Dijatuhi hukuman disiplin.
SKP
Penilaian SKP paling sedikit meliputi aspek kuantitas,
kualitas, dan waktu. Dapat
ditambahkan dengan aspek
7. Nilai Prestasi Kerja PNS (NPKP)
NPKP adalah nilai yang diperoleh dari
penggabungan nilai sasaran kerja pegawai
dengan nilai perilaku yang dihitung secara
tahunan.
Kategori NPKP sebagai berikut:
NILAI NPKP
SEBUTAN
91 keatas
Sangat baik
76 – 90
Baik
61 – 75
Cukup
51 – 60
Kurang
Pembobotan SKP dan NP
•
Bobot CKP dan NP untuk menghitung Nilai
Kinerja Pegawai (NKP) adalah :
•
Bobot NSKP dan NP untuk menghitung Nilai
Prestasi Kerja Pegawai (NPKP) adalah :
CKP
NP
70
30
NSKP
NP
Mekanisme Pengajuan Keberatan atas NPKP
Mekanisme pengajuan keberatan atas NPKP didasarkan pada ketentuan dalam Pasal 25 PP Nomor 46 Tahun 2011, yaitu:
1. seorang PNS dapat mengajukan keberatan atas Nilai Prestasi Kerja kepada atasan pejabat penilai secara hirarki paling lama 14 hari kerja sejak menerima hasil penilaian dengan disertai alasan-alasan;
2. terhadap keberatan tersebut, atasan pejabat penilai wajib melakukan:
• pemeriksaan dengan seksama hasil penilaian prestasi kerja yang disampaikan kepadanya;
• meminta penjelasan atau keterangan kepada pejabat penilai dan PNS yang dinilai.
3. setelah mendapat keterangan yang cukup, Atasan Pejabat Penilai menetapkan hasil prestasi kerja PNS dan bersifat final.