• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BILINGUAL BERBASIS BLOG DENGAN MEMANFAATKAN

GOOGLE DOCUMENT PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SEMESTER II Risang Mochamad Pattih1, Widha Sunarno2, Rini Budiharti3

1

Program Studi Sarjana Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126, Indonesia

Risang.mochamad@gmail.com

2Program Studi Sarjana Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sebelas Maret,

Surakarta, 57126, Indonesia

widhasunarno@yahoo.com

3Program Studi Sarjana Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sebelas Maret,

Surakarta, 57126, Indonesia

rini_budiharti@yahoo.com

Risang Mochamad Pattih. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BILLINGUAL BERBASIS BLOG DENGAN MEMANFAATKAN GOOGLE DOCUMENT PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SEMESTER II. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Juli 2015.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berupa blog dengan memanfaatkan Google Document pada materi pembelajaran Fisika pada pokok bahasan cahaya .

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan berdasarkan pada model yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Prosedur penelitian pengembangan ini, hanya sampai pada tahap keenam dari sepuluh tahapan yaitu (1) Penelitian dan pengumpulkan informasi, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan draft produk, (4) Uji coba lapangan awal, (5) Merevisi hasil uji coba lapangan awal, dan (6) Uji coba lapangan utama. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif yang diperoleh melalui angket, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka. Sumber data penelitian antara lain ahli materi (kelayakan isi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafisan), guru fisika SMP sebagai reviewer, mahasiswa yang mendalami pembuatan media pembelajaran sebagai peer reviewer, dan siswa. Banyaknya siswa yaitu 30 siswa dari SMP N 3 Sukoharjo dan SMP N 2 Wonogiri. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Telah dikembangkan media pembelajaran berupa pembelajaran online yang disusun sesuai dengan aturan penulisan blog pada materi Pokok Cahaya Untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester II. dengan prosedur pembuatan menggunakan softwre corelDRAW X4 dalam pembutan desain cover, gambar mindmap. Kemudian menggunakan software Camtasia, dan Macromedia Flash 6 untuk membuat video pembelajaran. Pembuatan soal atau test evaluasi menggunakan Google Docs secara online. Selanjutnya hasil dari corelDRAW X4, Camtasia, Macromedia Flash 6, dan Google Doc disatukan dan diatur di dalam Blogspot. Blog ini terdiri dari 11 menu yang dapat diakses. Diantaranya Home, Peta Konsep, Kompetensi, Motivasi, Cahaya, Benda Optik, Alat Optik, Permainan, Evaluasi, Daftar Pustaka, Download. Media pembelajaran Fisika berupa Blog yang disusun sesuai dengan aturan pembuatan Blog pada materi Cahaya untuk Siswa SMP kelas VIII semester II yang telah dikembangkan, dari keseluruhan aspek memenuhi kriteria sangat baik oleh 27 siswa dari 30 siswa dan baik oleh 3 siswa dari 30 siswa berdasarkan pada angket yang disusun sesuai dengan karakteristik modul berkriteria baik menurut Depdiiknas tahun 2008.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Blog, Google Docs PENDAHULUAN

Dalam kenyataannya masih terdapat pembelajaran fisika yang menggunakan metode teacher center. Kurangnya waktu, media dalam pembelajaran fisika, merupakan hal yang membuat pelajaran fisika di kelas kurang menarik bagi siswa. Selain itu kemampuan dan kreatifitas dari guru dalam mengembangkan media yang lebih inovatif sangatlah terbatas. Sedangkan perkembangan teknologi dan tuntutan jaman berjalan sangat cepat. Buku pelajaran sekarang lebih banyak berupa textbook, meskipun sudah

ada variasi penambahan ilustrasi tetapi belum

memberikan pengaruh yang cukup terhadap peningkatan minat baca siswa. Minat membaca yang rendah menyebabkan keaktifan dan hasil belajar menjadi rendah (Wahyuningsih, 2011: 103)

Dalam rangka kegiatan pendidikan ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai pada yang canggih. Media pengajaran yang memanfaatkan teknologi informasi salah satunya yaitu media komputer yang mencangkup aspek visual, auditif, dan motorik. Hal ini bertujuan agar memudahkan para siswa dalam belajar dan menanamkan konsep. Semakin banyak indra anak yang terlibat dalam proses belajar, maka semakin mudah anak belajar dan semakin bermakna.

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat[1].

Media pembelajaran dibutuhkan sebagai sarana

pendukung proses belajar. Media pembelajaran dapat

commit to user

(2)

didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini bertujuan agar materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa secara utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut[2].

Media pembelajaran yang masih menjadi kebutuhan utama siswa adalah buku teks. Buku teks sebagai bahan ajar yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum yang disajikan tulisan dan gambar dua dimensi Prastowo dalam Lestari[3].

Penggunaan media yang lazim sekarang ini adalah buku teks, modul, LKS, dan media-media cetak lain. Modul sebagai bahan ajar yang dimaksudkan agar siswa dapat belajar mandiri pada umumnya dibuat dalam bentuk cetak yang memerlukan ruang untuk dibawa kemana-mana. Dewasa ini mulai dikembangkan pembelajaran berbasis e-learning, E-learning merupakan singkatan dari Electronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. selain itu juga mulai dikenalkan m-learning (mobile learning). M-Learning (mobile learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan device bergerak seperti telepon genggam, PDA, Laptop dan tablet PC, dimana pembelajar dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun mereka berada.

Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, diantaranya adalah: menurut

(Association of Education and Communication

Technology) AECT di Amerika yang diterjemahkan oleh Hujair (2009:3) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi. Menurut Bovee (1997) dalam Hujair (2009:3) Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.

METODE PENELITIAN

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian dan pengembangan (research and

development/R&D). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media evaluasi billingual berbasis online. Menurut Borg dan Gall (1988) dalam Sugiyono[6] menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (research and development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Sehingga model penelitian yang digunakan untuk dasar pengembangan media evaluasi billingual berbasis online dua bahasa ini adalah mengacu pada model yang dikembangkan oleh Borg dan Gall.

Prosedur penelitian yang digunakan yaitu dari Borg & Gall karena tahapan-tahapan yang ada sesuai dengan penelitian yang dikembangkan. Menurut Borg & Gall (1989) mengemukakan bahwa ada sepuluh tahapan dalam pelaksanaan strategi penelitian pengembangan[7], yaitu:

1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei)

untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka,

pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan.

2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran).

3. Mengembangkan jenis atau bentuk produk awal

meliputi: penyiapan materi pembelajaran,

penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal,

dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subyek ahli. Pengumpulan informasi atau data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data.

5. Melakukan revisi terhadap produk utama,

berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal.

6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subyek. Tes atau penilaian tentang prestasi belajar siswa

dilakukan sebelum dan sesudah proses

pembelajaran.

7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama.

8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner.

9. Melakukan revisi terhadap produk akhir,

berdasarkan saran dalam uji coba lapangan.

10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan

produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.

Prosedur penelitian pengembangan dari Borg and Gall yang terdiri dari 10 tahapan tapi dalam penelitian ini hanya diambil sampai tahap ke-6, sehingga tahap terakhir penelitian adalah uji coba lapangan utama yang dilakukan terhadap 2-5 sekolah, dengan 30-80 subyek. Tes atau penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengambil 30 siswa dari 2 SMP (Sekolah Menengah Pertama) dengan perincian masing-masing sekolah 15 siswa.

1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data mengenai kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan draf produk serta pemikiran untuk perancangan selanjutnya.

2. Tahap Perencanaan adalah rancangan pembuatan

produk. Desain pembuatan produk terdapat pada gambar 1

3. Tahap Pengembangan Draf Produk

Draft produk yang sudah jadi kemudian divalidasi kepada 2 dosen ahli, 3 reviewer, dan 3 peer reviewer. Draft produk yang sudah divalidasi kepada dosen ahli, reviewer, dan peer reviewer akan memperoleh penilaian dan masukan untuk dapat dijadikan perbaikan sebelum dilakukan uji coba ke lapangan.

(3)

gambar 1. Diagram Alur Pembuatan Media

4. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal dilakukan kepada 6 siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wonogiri.

5. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal

Revisi ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari respon siswa terhadap media evaluasi billingual berbasis online dua bahasa dari aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafisan

6. Uji Lapangan Utama

kepada 30 siswa dari SMP Negeri 3 Sukoharjo dan SMP Negeri 2 Wonogiri. Selain itu produk juga dinilai oleh 3 peer reviewer, dan 3 reviewer. Teknik Analisis Data dilakukan dengan menjumlah skor setiap aspek dan keseluruhan yang akan diuraikan dalam analisis kualitatif. Skor tersebut dikategorikan ke dalam lima kriteria, dengan rumusan seperti yang digunakan oleh Azwar[8].

Tabel 1 Kriteria Penilaian

Interval Nilai Kriteria

Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik

Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Baik

Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Cukup

Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi Kurang

X Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang

Keterangan: X= Skor responden Mi= Mean ideal

Sbi= Simpangan baku ideal

Mi= ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal) HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian produk ini dibantu oleh dua ahli yaitu Dewanto H, M.Sc sebagai ahli materi dan Daru W, S.Si, M.Pd sebagai ahli media, tiga guru sebagai reviewer

Membaca Literatur tetang materi Fisika Cahaya dan Alat Optik,

literatur Camtasia, literatur Corel Draw, literatur Google Docs,

literatur Macromedia Flash, literatur Blog

Modul pembuatan media Petunjuk penggunaan media Untuk Membuat gambar dengan menggunakan Corel Draw Membuat Video dengan Camtasia Pembuatan evaluasi dengan Google Docs Membuat soal dengan Macromedia Flash

SK,KD,Indikator Gambar Video Evaluasi permainan

BLOG

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ONLINE

Dimasukkan

Hasil Akhir

Memilih dan menentukan materi dan soal – soal

yang sesuai dengan SK, KD dan indikator

(4)

yaitu Sugiyanto, S.Pd, Pitoyo, S.Pd, Wardaya S.Pd serta tiga peer reviewer yaitu Fengky Adie P, Dewanto Kamas Utomo, Goldha Swara K. Uji coba lapangan awal ini dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2013 kepada siswa SMP Negeri 2 Wonogiri dengan 6 orang siswa dari kelas IX. Uji lapangan utama dilakukan pada 15 siswa sebagai responden pada tanggal 31 Agustus 2013 di SMP Negeri 2 Wonogiri, 15 siswa sebagai responden pada 7 September 2013 di SMP Negeri 3 Sukoharjo.

Berdasarkan angket dari validator (reviewer dan peer reviewer) menunjukkan bahwa Media Pembelajaran

Online yang dikembangkan dikategorikan baik.

Sebanyak 83% validator (Reviewer I Reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II, dan peer reviewer III) menilai sangat baik, sedangkan 17% validator lainnya (reviewer II) menilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% validator menyetujui bahwa Media Evaluasi. Histogran data hasil validasi dari reviewer dan peer reviewer disajikan dalam Gambar 2

Gambar 2. Histogram Data Rincian Hasil Validasi oleh Reviewer I, Reviewer II, Reviewer III, Peer Reviewer I, Peer Reviewer II dan Peer Reviewer III

Hasil penilaian Media Pembelajaran Online oleh

validator didukung oleh data yang diperoleh dari masing-masing aspek yang diuraikan sebagai berikut:

1. Kelayakan Isi

Hasil evaluasi Media Pembelajaran Online dalam aspek kelayakan isi termasuk dalam kriteria beraneka ragam untuk setiap validator. Reviewer I member nilai 28, reviewer II memberi nilai 31 dan reviewer III memberi nilai 23. Sedangkan Peer reviewer I memberikan nilai 27, peer reviewer II member nilai 27, dan peer reviewer III memberi nilai 28 .

Berdasarkan Lampiran tersebut, ada 83% validator yang menilai sangat baik tentang kelayakan isi Media Pembelajaran Online yang dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu Reviewer I Reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II, dan peer reviewer III. Sedangkan untuk validator yang menilai baik sebanyak 17% yaitu reviewer III.

2. Bahasa dan Multimedia

Hasil evaluasi Media Pembelajaran Online dalam aspek bahasa dan Multimedia termasuk dalam kriteria yang berbeda-beda untuk setiap validator. Reviewer I member nilai 30, reviewer II memberi nilai 30 dan reviewer III

memberi nilai 22. Sedangkan Peer reviewer I

memberikan nilai 26, peer reviewer II member nilai 29, dan peer reviewer III member nilai 28.

Berdasarkan rangkuman tersebut, ternyata distribusi nilai yang didapat berada pada kategori sangat baik, dan baik. Sebanyak 83% validator menilai sangat baik tentang bahasa dan multimedia pada Media Pembelajaran Online yang telah dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu Reviewer I Reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II, dan peer reviewer III. Sedangkan untuk validator yang menilai baik sebanyak 17% yaitu Reviewer III.

3. Penyajian

Hasil evaluasi Media Pembelajaran Online dalam aspek penyajian termasuk dalam kriteria bermacam-macam untuk setiap validator. Sebanyak 83% validator menilai sangat baik. Dan sebanyak 17% validator menilai baik. Reviewer I member nilai 60, reviewer II memberi nilai 71 dan reviewer III memberi nilai 51. Sedangkan Peer reviewer I memberikan nilai 67, peer reviewer II member nilai 63, dan peer reviewer III member nilai 63.

4. Kegrafisan

Hasil evaluasi Media Pembelajaran Online dalam aspek kegrafisan termasuk dalam kriteria beraneka ragam. Reviewer I member nilai 30, reviewer II memberi nilai 30 dan reviewer III memberi nilai 22. Sedangkan Peer reviewer I memberikan nilai 26, peer reviewer II member nilai 29, dan peer reviewer III member nilai 28. Distribusi frekuensi kriteria untuk aspek kegrafisan ini dapat dilihat dalam Lampiran 23d.

Berdasarkan data tersebut, ternyata distribusi nilai yang didapat berada pada kategori sangat baik dan baik. Sebanyak 70% validator menilai sangat baik tentang kegrafisan pada Media Pembelajaran Online yang telah dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik ini berasal dari reviewer I, reviewer II, dan peer reviewer I. Akan tetapi, masih ada validator yang menilai baik. Validator yang menilai baik yaitu peer reviewer II. Jadi ada 25% validator yang menilai baik tentang kegrafisan Media Pembelajaran Online yang telah dikembangkan. Uji coba lapangan awal dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2013 kepada siswa SMP Negeri 2 Wonogiri kelas IX B dan IX C semester 1 dengan jumlah siswa 6

anak. Hasil uji coba pada siswa berupa skor

dikonversikan menjadi skor 1 untuk jawaban “Ya” dan

nilai 0 untuk jawaban “Tidak”. Hasil skor ini kemudian

ditotal untuk setiap siswa dan dikategorikan dengan kriteria.

Hasil uji coba lapangan awal dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada 6 siswa SMP Negeri 2 Wonogiri. Hasil analisis uji coba I menunjukkan bahwa jumlah skor maksimal adalah 16 (siswa ke-5 dan siswa ke-3) dan minimal memberi skor 14 (siswa ke-1 dan siswa ke-2). Penilaian lain dari siswa ke-4 dan siswa ke-6 sama yaitu mendapat skor 15.. Histogram data hasil uji coba awal di SMP Negeri 2 Wonogiri pada Gambar 3.

(5)

Gambar 3. Histogram Data Hasil Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan utama dilaksanakan kepada 30 siswa dari 3 sekolah dengan perincian 15 siswa pada tiap sekolah. Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 2 Wonogiri dan SMP Negeri 3 Sukoharjo. Uji lapangan utama ini dilaksanakan pada 15 siswa sebagai responden pada tanggal 31 Agustus 2013 di SMP Negeri 2 Wonogiri , 15 siswa sebagai responden pada 7 September 2013 di SMP Negeri 3 Sukoharjo.

Hasil uji coba lapangan utama dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada 30 siswa dari 2 sekolah dengan perincian 15 siswa pada tiap sekolah. Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 2 Wonogiri, dan SMP Negeri 3 Sukoharjo. Lima belas siswa dari SMP Negeri 2 Wonogiri, sebagai siswa ke-1 sampai siswa ke-15, dan lima belas siswa dari SMP Negeri 3 Sukoharjo sebagai siswa ke-15 sampai siswa ke-30. Histogram data hasil uji coba lapangan utama ada pada Gambar 4.

Gambar 4. Histogram Data Hasil Uji Coba Lapangan Utama

Berdasarkan hasil analisis kualitatif dari validator maupun siswa ternyata ada beberapa saran dan penadapat yang bisa menjadi referensi revisi dan ada pula yang tidak. Meskipun secara keseluruhan dari sisi kuantitatif dan kualitatif menunjukkan penilaian yang sangat baik tentang Media Pembelajaran Online yang telah dibuat, tetapi revisi tentang saran dan komentar yang diperhatikan tetap dilakukan oleh peneliti. Saran dan pendapat yang diperhatikan penulis untuk melakukan revisi ini akan menambah kualitas Media Pembelajaran

Online yang dibuat sehingga produk hasil akhir bisa memenuhi kriteria lebih baik.

Penilaian mengalami peningkatan dari setiap tahap uji coba. Perbandingan hasil uji coba lapangan awal dengan hasil uji coba utama dapat dilihat pada Gambar 5

Gambar 5. Histogram Data Perbandingan Uji Coba Awal dan Uji coba Utama

Hasil akhir produk penelitian ini adalah Media Pembelajaran Online mapel Fisika untuk SMP kelas VIII. Hasil akhir produk tersebut telah mengalami penilaian secara kuantitatif dan kualitatif yang kemudian direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para validator dan siswa. Hasil kuantitatif menujukkan bahwa peer reviewer I, peer reviewer II, dan peer reviewer III masing-masing memberi skor 143, 140 dan 140 (termasuk kategori sangat baik), skor tertinggi diperoleh dari reviewer II memberi skor 156 (termasuk kategori sangat baik) sedangkan dari reviewer I memperoleh skor 140 (sangat baik) dan reviewer III diperoleh skor sebesar 114 (termasuk kategori baik). Jadi dari keenam validator menilai baik Media Pembelajaran Online tersebut. Penilaian uji coba dari siswa pun hampir sama. Hasil uji coba awal mayoritas siswa menilai baik yaitu 100%. Hasil uji coba utama sebanyak 100% siswa menilai baik untuk Media Pembelajaran Online ini.

Hasil penilaian kualitatif yang berupa saran dan komentar telah dianalisis sebagai referensi revisi sehingga menghasilkan produk akhir. Secara garis besar validator dan siswa memberi komentar bahwa Media Pembelajaran Online yang dikembangkan sudah baik. Jadi, setelah dilaksanakan revisi maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa Media Pembelajaran Online untuk SMP kelas VIII. Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini secara umum berhasil.

KESIMPULAN

Telah dikembangkan media pembelajaran berupa Media Pembelajaran Online yang disusun sesuai dengan aturan pembuatan Media Pembelajaran Online pada materi

Cahaya untuk SMP kelas VIII dengan prosedur

pembuatan menggunakan beberapa aplikasi penunjang, antara lain Macromedia Flash 6, Camtasia, Corel Draw

X4. Selain apliaksi penunjang, pembuat juga

menggunakan fasilitas dari internet yaitu Blogger dan Google Docs. Selain itu bahasa yang digunakan baik dalam peta konsep, kompetensi, motivasi, materi, dan soal menggunakan dua bahasa (bilingual) yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

(6)

Adapun produk akhir dalam penelitian pengembangan berupa Media Pembelajaran Online tersebut terdiri dari 11 menu yang dapat diakses oleh siapa saja. Ke sebelas menu tersebut antara lain home, peta konsep, kompetensi, motivasi,cahaya, benda optic, alat optic, permainan, evaluasi, daftar pustaka dan download. Agar blog lebih menyenangkan dan tidak membosankan,

diberikan beberapa tambahan gadget, video

pembelajaran, permainan interaktif dan evaluasi berbasis online.

Media pembelajaran Fisika berupa Media Pembelajaran

Online yang disusun sesuai dengan sistematika

pembautan Media Pembelajarn Online pada materi Cahaya untuk SMP kelas VIII yang telah dikembangkan, dari keseluruhan aspek mendapatlan penilaian sangat baik oleh 30 siswa dari 30 siswa.

SARAN PENGEMBANGAN PRODUK LEBIH

LANJUT

Penggunaan blogger sebagai wadah dari media

pembelajaran yang dibuat. Akan lebih menarik lagi jika bisa digabungkan dengan penyedia layanan blog yang lain yang lebih baik. Hal ini tidak bisa dilakukan kareka keterbatasan pembuat.

Pembuatan evaluasi online menggunakan Google Docsi, tidak dapat ditambahkan timer yang terlihat oleh pengakses untuk memberikan waktu dalam pengerjaan evaluasi. Pembuat hanya mampu memberikan timer sederhana yang disedikan oleh blog tersebut.

Video yang masih sederhana menggunakan Camtasia. Dan animasi yang masih sederhana. Dan tulisan yang masih sederhana untuk ditampilkan. Hal ini tidak dirubah karena keterbatasan pembuat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anitah, Sri. (2009). Media Pembelajaran.

Surakarta : UNS Press

2. Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan

Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

3. Lestari, I. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Permata

4. Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

5. Suheri, Agus. (2006). Animasi Multimedia

Pembelajaran, Jurnal Media Teknologi, Vol. 2, No 1. Cianjur: Universitas Surya Kencana

6. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

7. Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian

Pengembangan. Jakarta: Depdiknas

8. Azwar, Saifudin M.A. 2007. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Gambar

gambar 1. Diagram Alur Pembuatan Media
Gambar 2. Histogram Data Rincian Hasil Validasi oleh Reviewer I, Reviewer II, Reviewer III, Peer Reviewer I, Peer  Reviewer II  dan Peer Reviewer III
Gambar 3. Histogram Data Hasil Uji Coba Lapangan Awal

Referensi

Dokumen terkait

Pengalaman berolah seni dalam sub bidang kajian seni apapun, yang melibatkan proses komunikasi dengan lingkungannya yang dibantu dengan panca inderanya, sangat membantu

keterangan terdakwa yang dibuktikan dalam persidangan sehingga berdasarkan bukti tersebut hakim menyatakan terdakwa Abdul Rahman Bin Ali telah terbukti secara sah dan

Pada amplifikasi gen H5 (545 bp) dengan metode OneStep Simplex RT- PCR menunjukkan hasil yang sama seperti pada uji HI sehingga dapat diketahui bahwa isolat 1503/VII/08 dan

Bahkan pelaku usaha mebel terkemuka di Singapura Jerry Tan mengatakan “Indoor furniture from Jepara, it’s good than the other,” disela-sela road show dan presentasi

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS),

diterapkan dalam pemanfaatan sampah anorganik (3R): 1) Reduce atau mengurangi yaitu metode untuk mereduksi produksi sampah dengan mengurangi pemakaian bahan atau barang

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Agus Tri Nugroho selaku Kepala Cabag BMT leksono, tahapan pengajuan pembiayaan Mudharabah di BMT Marhamah Kantor Cabang

Dari sisi penyaluran kredit oleh bank umum di Jawa Barat untuk sektor listrik, gas, air bersih secara umum masih mengalami kontraksi, walaupun pada triwulan IV- 2010