• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang Oktober 2015 ISBN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang Oktober 2015 ISBN:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKTIVITAS DUA VARIETAS UNGGUL BARU PADI GOGO DENGAN APLIKASI PUPUK ORGANIK DI LAHAN KERING LAMPUNG SELATAN

Soraya1*) dan Junita Barus2

1

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

Jl. ZA. Pagar Alam 1A Bandar Lampung Telp. (0721) 781776.

*)

Corresponding author : yunita_0106@yahoo.co.id

ABSTRACT

Up land in Lampung province is generally dominated by Ultisol type that reacts acid and low content of nutrient availability. For that reason, This study aimed to assess the effect of the application of organic fertilizer to component production and productivity of two VUB upland rice. The research was conducted in the village of Sukajaya, Katibung District of South Lampung in wet season 2014. The conditions of location, low pH (5.19), C-Organic 1.72%, 0.09% total N and P available 56.29 mg / 100 g. The treatments were : A. New varieties (VUB)of upland rice (A1 = Inpago 4, A2 = Inpago 8). B; Manure (B0 = without manure; B1 = application manure 4 tha-1). The treatments was arranged at randomized block design and repeated three times. Parameters measured were plant height, panicle numbers, panicle length, numbers of grains, numbers of unfilled grains,and productivity preddictable of grain weight/ tile 2 x 5 m. The data analyzed of variance (Anova) and if significance continued with DMRT. Results showed that the number of panicles affected by the treatments, in which the highest numbers obtained in organic fertilizer treatment at Inpago 4 (10.49) and Inpago 8 Variety(10.95). Organic fertilizers signinificant effect on numbers of grain / panicle (197.69)in Inpago 4. The percentage of empty grain highest at Inpago 4 non organic. The highest yield obtained at Inpago 4 Variety with organic fertilizer (5.38 t / ha GKP).

Key words: Organic fertilizer, upland rice, productivity ABSTRAK

Lahan kering di propinsi Lampung umumnya didominasi oleh tanah Ultisol yang bereaksi masam dan rendah kandungan haranya. Kondisi tanah seperti ini jika dibiarkan akan berdampak tidak baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh aplikasi pupuk organik terhadap komponen produksi dan produktivitas dua VUB padi gogo. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukajaya, Kecamatan Katibung Lampung Selatan pada MH 2014. Kondisi lahan kering lokasi kegiatan dengan pH 5,19, C-Organik 1,72 %, N-total 0,09 %, dan P tersedia 56,29 mg/100 g. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua perlakuan yaitu A; Varietas unggul baru (VUB) padi gogo (A1= Inpago 4, A2 = Inpago 8). B; Pupuk kandang (B0 = tanpa pupuk kandang, B1 = pupuk kandang 4 t/ha) dan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah malai, panjang malai, jumlah gabah, jumlah gabah hampa dan produksi per hektar yang diprediksi dari berat gabah/ubinan 2 x 5 m. Data dianalisis sidik ragam dan apabila menunjukkan perbedaan dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah malai dipengaruhi oleh perlakuan, dimana jumlah malai terbanyak diperoleh pada perlakuan pupuk organik baik pada Varietas Inpago 4 (10,49) ataupun Inpago 8 (10,95).

(2)

Interaksi perlakuan pupuk organik dan Varietas Inpago 4 nyata lebih tinggi terhadap jumlah gabah/malai (197,69) dibandingkan perlakuan lainnya. Persentase gabah hampa terlihat lebih tinggi pada Inpago 4 dibandingkan Inpago 8. Hasil rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan Inpago 4 dengan pupuk organik (5,38 t/ha GKP).

Kata Kunci: Pupuk organik,VUB padi gogo, produktivitas PENDAHULUAN

Lahan kering merupakan alternatif yang potensial dalam penyediaan padi khususnya di Provinsi Lampung. Luas tanam padi gogo pada tahun 2013 adalah 53.611 ha dengan produksi sekitar 164 584 ton atau menyumbang sekitar 8 % dari total produksi padi di Lampung (BPS, 2014). Kendala yang dihadapi pada budidaya padi gogo secara intensif adalah ketidakstabilan hasil dan menurunnya produktivitas seiring dengan menurunnya produktivitas lahan, terutama pada wilayah lahan kering beriklim basah karena turunnya kandungan bahan organik tanah dan pencucian berbagai unsur hara. Upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan kering, menurut Nursyamsi (2004) adalah dengan mempertimbangkan kendala fisik biotik tanah, antara lain dapat dilakukan melalui: (1) pengendalian erosi, (2) perbaikan sifat fisik tanah, (3) perbaikan sifat kimia tanah, dan (4) perbaikan sifat biologi tanah.

Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah dilakukan diantaranya dengan penambahan bahan organik, yang memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Bahan organik tanah yang diaplikasikan berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun biologi tanah, karena selain dapat berfungsi sebagai sumber hara, fungsinya sebagai pembenah tanah juga telah banyak dibuktikan (Dariah et. al., 2010).

Sumber pupuk organik yang paling banyak digunakan petani adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi. Provinsi Lampung dikenal sebagai ‘lumbung sapi’ sehingga sangat potensial dalam pengadaan pupuk kandang, hal ini terlihat dari jumlah ternak sapi dengan jumlah cukup besar yaitu 463.032 ekor (BPS, 2010)

Pengaruh pupuk kandang dan kompos terhadap perbaikan kesuburan tanah dan peningkatan hasil tanaman telah lama diketahui. Peranan pupuk kandang dalam perbaikan sifat-sifat tanah antara lain karena pupuk kandang mengandung kadar C-organik, N, P, K, dan mempunyai nilai kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi. Pengaruh bahan organik pada tanaman juga telah banyak dibuktikan meningkatkan hasil tanaman. Pemberian pupuk kandang ayam 20 t/ha yang dikombinasikan dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm menghasilkan tongkol jagung layak jual tertinggi yaitu 11,576 t/ha, atau meningkat sebesar 47,03 % bila dibandingkan dengan perlakukan tanpa pupuk kandang (Mayadewi, 2007). Selain itu, kesadaran masyarakat akan konsumsi pangan yang sehat mendorong untuk memproduksi pangan yang aman dikonsumsi (Food Safety), memiliki kandungan nutrisi tinggi (Nutritional Attributes), dan ramah lingkungan (Eco-Labelling Attributes), konsep tersebut dikenal dengan sistim pertanian organik (Sulaeman, 2008).

(3)

Penelitian ini dilaksanakan pada lahan kering di Desa Sukajaya, Kecamatan Katibung Lampung Selatan pada MH 2014. Perlakuan yang di uji yaitu A; Varietas unggul baru (VUB) padi gogo (A1= Inpago 4, A2 = Inpago 8). B; Pupuk kandang (B0 = tanpa pupuk kandang, B1 = pupuk kandang 4 t/ha). Penyusunan perlakuan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan tiap unit perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Luas tiap petak perlakuan sekitar 200 m2. Pupuk kandang diaplikasikan setelah pengolahan tanah yang terakhir. Pupuk anorganik yang diberikan adalah 200 kg urea dan 200 kg NPK Ponska. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai, panjang malai, jumlah gabah, jumlah gabah hampa dan produksi per hektar yang diprediksi dari berat gabah/ubinan 2 x 5 m. Data dianalisis sidik ragam dan apabila menunjukkan perbedaan dilanjutkan dengan uji DMRT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemasaman tanah pada awal kegiatan termasuk rendah dengan pH 5.19, demikian juga kadar bahan organik tanah yang ditunjukkan dengan kadar C-Organik tanah < 2 % (Tabel 1). Tabel 1. Hasil analisis tanah pada awal kegiatan di Desa Sukajaya, Kecamatan Katibung

No Jenis Analisis Hasil Analisis

1 pH H2O 5,19 KCl 4.36 2 % C-Organik 1.72 3 % Nitrogen 0.09 4 P - Tersedia Bray 1 (mg/100 g) 56,29 5 P Potensial (mg P2O5/100gr) 34.50 6 K Potensial (mg K2O/100gr) 26.75 7 KTK (cmol/Kg) 12.80

1. Pengaruh perlakuan pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman

Pada tabel 2. dapat dilihat bahwa tinggi tanaman tertinggi antar perlakuan dicapai varietas Inpago 4 dengan pupuk organik (A1B1) yaitu 162,80 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Jumlah malai tertinggi dicapai oleh varietas Inpago 8 (A2B1) 10,95 cm dengan pupuk organik, disusul varietas Inpago 4 (A1B1) 10,49 dengan pupuk organik dan berbeda nyata dengan varietas Inpago 4 dan Inpago 8 yang tidak diberi pupuk organik, sedangkan untuk panjang malai antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Tinggi tanaman dan jumlah malai lebih tinggi dan berbeda nyata pada perlakuan yang diberi pupuk kandang, hal ini diduga ketersediaan hara bagi tanaman dipengaruhi oleh pemberian pupuk organik sebagai pembenah tanah, sehingga dapat meningkatkan kemampuan tanah menyediakan hara yang bisa diserap oleh tanaman, karena Ketersediaan hara bagi tanaman dipengaruhi oleh kemampuan tanah menyediakan hara dan kemampuan tanaman untuk menyerap hara yang ditentukan oleh sifat dan keadaan tanah seperti : konsentrasi O2 dalam tanah, suhu tanah, ketersediaan air dan kandungan bahan organik tanah (Distan, 2011).

Tabel 2. Pengaruh Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Gogo

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Malai Panjang Malai (cm)

(4)

A1B1 A2B0 A2B1 162,80 c 139,73 a 145,25 ab 10,49 ab 8,66 a 10,95 b 25,34 a 25,83 a 25,43 a KK 2,82 9,32 5,15

Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DMRT.

A1B0 = Varietas Inpago 4 tanpa pupuk organik A1B1 = Varietas Inpago 4 dengan pupuk organik A2B0 = Varietas Inpago 8 tanpa pupuk organik A2B1 = Varietas Inpago 8 dengan pupuk organik KK = Koeffisien Keragaman

2. Pengaruh Perlakuan Pupuk Organik terhadap Komponen Hasil tanaman

Pengaruh pupuk organik terhadap jumlah gabah pada A1B1 memberikan hasil tertinggi (197,69), disusul berturut-turut oleh A2B1 (178,99), A2B0 (167,96) dan A1B0 (150,74), antar perlakuan tidak berbeda nyata (Tabel.2). Jumlah gabah hampa tertinggi pada A1B0 (32,50) lalu A1B1 (30,37) dan berbeda nyata dengan A2B0 (15,06) dan A2B1 (11,63). Produksi gabah tertinggi diperoleh A1B1 (5,38 t/ha) berbeda nyata dengan A1B0 (4,23t/ha) dan tidak berbeda nyata dengan A2B1 (4,93 t/ha) dan A2B0 (4,88 t/ha).

Peningkatan jumlah gabah berisi serta penurunan gabah hampa berpengaruh terhadap meningkatnya produksi. Hal ini diduga disebabkan adanya penambahan bahan organik yang menyebabkan lingkungan tumbuhan yang ideal bagi perkembangan tanaman padi, sehingga proses-proses fisiologi dapat berlangsung. Ketersediaaan hara di media perakaran yang selanjutnya diangkut kedalam tubuh tanaman akan tetap menjamin berlangsungnya proses fotosintesis untuk membentuk asimilat yang ditranslokasikan ke bagian biji semakin meningkatkan hasil gabah kering (Nadira et.al., 2012).

Peranan bahan organik seperti pupuk kandang selain memperbaiki kondisi pertumbuhan tanaman, juga merupakan sumber hara bagi tanaman. Hal ini disebabkan pupuk kandang sapi mengandung hara C, N-total, P2O5 dan K2O masing-masing adalah 22, 1.7, 0.9 dan 0.3 %, serta aplikasi sebanyak 5 ton/ha nyata meningkatkan jumlah gabah dan jumlah gabah bernas padi dibandingkan kontrol (Iqbal 2008). Hasil penelitian Barus (2012), pemberian pupuk kandang sebanyak 4 t/ha mampu meningkatkan jumlah anakan, komponen produksi (jumlah malai/rumpun, dan jumlah gabah/malai), dan produksi padi gogo.

Tabel 3. Pengaruh Pupuk Organik terhadap Hasil Tanaman Padi Gogo

Perlakuan Jumlah Gabah Jumlah Gabah Hampa Produksi (t/ha)

(5)

A1B1 A2B0 A2B1 197,69 a 167,96 a 178,99 a 30,37 b 15,06 a 11,63 a 5,38 b 4,88 ab 4,93 ab KK 18,37 21,40 6,69 Keterangan :

Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DMRT.

KESIMPULAN

Pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi varietas Inpago 4 dan Inpago 8 secara umum memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari tinggi tanaman tertinggi yang dicapai oleh varietas Inpago 4 dengan pupuk organik (A1B1) yaitu 162,80 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Jumlah malai tertinggi dicapai oleh varietas Inpago 8 (A2B1) dengan pupuk organik, sedangkan untuk panjang malai antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Jumlah gabah pada Inpago 4 (A1B1) memberikan hasil tertinggi (197,69) dan jumlah gabah hampa tertinggi pada varietas Inpago 4 yang tidak diberi organik (A1B0) 32,50. Produksi gabah tertinggi diperoleh A1B1 (5,38 t/ha).

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2014. Lampung Dalam Angka. Kerjasama antara Badan Pusat Statistik dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Prov. Lampung. Halaman 187

Barus, J. 2012. Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang dan Sistim Tanam Terhadap Hasil Varietas Unggul Padi Gogo Pada Lahan Kering Masam di Lampung. Jurnal Lahan Suboptimal 1(1) : 102 – 106, April 2012

Dariah, A., Sutono, dan N.L. Nurida. 2010. Penggunaan pembenah tanah organik dan mineral untuk perbaikan kualitas tanah Typic Kanhapludults, Taman Bogo, Lampung. Jurnal Tanah dan Iklim (31) : 1 – 10

Distan. 2011. Pemupukan Berimbang Padi Sawah Spesifik Lokasi . Denpasar : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali.

Iqbal A. 2008. Potensi kompos dan pupuk kandang untuk produksi padi organik di tanah inceptisol. Jurnal Akta Agrosia 1:13-18

Sulaeman, D. 2008. Mengenal Sistim Pangan Organik Indonesia. Subdit Pengelolaan Lingkungan. Dit. Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP, Deptan.

Maya Dewi, N. N. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Jagung. Jurnal Agritrop, 26 (4) : 153 – 159

(6)

Nadira R. Sennang, Elkawakib Syam’un dan Amirullah Dachlan. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Padi yang diaplikasi Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jurnal Agrivigor II (2) : 161-170

Nursyamsi, D. 2004. Beberapa Upaya untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Kering. Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702). Sekolah Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor

Gambar

Tabel 1. Hasil analisis tanah pada awal kegiatan di Desa Sukajaya, Kecamatan Katibung
Tabel 3. Pengaruh Pupuk Organik terhadap Hasil Tanaman Padi Gogo

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini akan meneliti kualitas fisik briket campuran serbuk gergajian kayu Kalimantan dan jerami padi dan kinetika reaksi dengan variasi

Modifikasi sensor kecepatan angin beda suhu bertujuan untuk memperbaiki kinerja sensor dengan menstabilkan proses penginderaan kecepatan angin dan transmisi data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian masyarakat tentang tingkat pelayanan dan mengetahui atribut pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan pada Bus AKDP

Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan: 1) analisis kadar proksimat, TVB (Total Volatil

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung memiliki peran penting dalam proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Tanaman kedelai biasanya ditanam setelah panen padi yakni pada bulan April sampai dengan Juli.Varietas yang ditanam umumnya willis yang kadangkala ditanam secara

Sistem kendali juga memerlukan sistem monitoring dengan akurasi yang tinggi guna memberikan masukan nilai yang akurat sehingga sistem kendali mampu bekerja dengan

Sistem yang akan dibangun adalah sistem pemesanan dan pembayaran tiket yang dapat diakses dari perangkat Android calon pelanggan, serta sistem check in penumpang yang