• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA PASURUAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

SALINAN

PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 09 TAHUN 2006

T E N T A N G

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 7 Tahun 2000 tentang

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipandang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan sekarang ini sehingga perlu

disempurnakan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ( Berita Negara Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 1950 );

2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) seba-gaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048 );

3. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831);

4. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

5. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );

(2)

6. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Ne-gara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493 );

7. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 1982 tentang

Perubahan Batas Wila-yah Kotamadya Daerah Tingkat II Pasuruan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3241);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 );

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Repu-blik Indonesia Nomor 4139 );

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578 );

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609 );

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.04 - PW.03 Tahun 1984 tentang Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah Dalam Penegakan Peraturan Daerah;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; 17. Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 02 Tahun 2002 tentang Pedoman

Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ( Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2002 Nomor 01 Seri C );

18. Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pokok -pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2002 Nomor 11 Seri E );

19. Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 03 Tahun 2005 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan ( Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2005, Nomor 02, Seri E ).

(3)

Dengan Persetujuan Bersama,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PASURUAN Dan

WALIKOTA PASURUAN MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN

KEKAYAAN DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Pasuruan.

2. Pemerintah Kota Pasuruan adalah Walikota beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Walikota adalah Walikota Pasuruan.

4. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Pasuruan. 5. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga adalah Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kota Pasuruan.

6. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan adalah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Pasuruan.

7. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Daerah Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan. 8. Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Pasuruan.

9. Dinas Pengelolaan Pasar adalah Dinas Pengelolaan Pasar Kota Pasuruan. 10. Bagian Umum dan Perlengkapan adalah Bagian Umum dan Perlengkapan

pada Sekretariat Daerah Kota Pasuruan.

11. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pemakaian kekayaan daerah.

12. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Pasuruan.

13. Bangunan adalah bangunan yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Pasuruan. 14. Barang Daerah adalah semua kekayaan Daerah baik yang dimiliki maupun

yang dikuasai yang berwujud, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang meru-pakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat berharga lainnya.

15. Kekayaan Daerah adalah kekayaan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Pasuruan meliputi tanah, bangunan, ruangan, kendaraan dan / atau alat-alat berat milik Daerah.

16. Tanah adalah tanah yang dimiliki maupun yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Pasuruan.

17. Ruangan adalah keseluruhan bangunan yang terdiri dari ruang pertemuan, rumah, rumah toko, toko, kios, warung, los/bedak termasuk halaman dan segala perlengkapan yang disediakan di dalamnya yang dikuasai Pemerintah Kota Pasuruan.

18. Alat berat adalah Mesin Gilas/Walles yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Pasuruan.

19. Jalan adalah jalan yang berada dalam wilayah Kota Pasuruan.

(4)

20. Saluran adalah utilitas instansi pemerintah / swasta yang dipasang sepanjang jalan yang pemeliharaannya menjadi beban Pemerintah Kota Pasuruan.

21. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Kota berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatannya lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

22. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

23. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh Pemerintah Kota Pasuruan untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

24. Retribusi Jasa Usaha adalah Retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dengan menganut prinsip komer-sial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

25. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Kota Pasuruan untuk kepentingan pribadi atau badan terhadap pelayan-an pemakaian kekayaan daerah.

26. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk Badan lainnya.

27. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk mela-kukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu.

28. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Kota Pasuruan.

29. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah. 30. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

KETENTUAN IZIN Pasal 2

(1) Setiap orang atau badan yang memakai/menggunakan kekayaan daerah wajib mengajukan permohonan izin kepada Walikota.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas dasar permohonan secara tertulis dari yang bersangkutan.

(5)

(3) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang- kurangnya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. nama; b. identitas; c. pekerjaan;

d. jenis kekayaan daerah yang digunakan; dan

e. persyaratan dan atau rekomendasi lain yang diperlukan.

(4) Ketentuan mengenai tata cara, persyaratan serta ketentuan teknis yang berkaitan dengan pemakaian Kekayaan Daerah lebih lanjut ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 3

Permohonan Izin Pemakaian Kekayaan Daerah dapat ditolak apabila :

a. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 dan 3;

b. dapat mengganggu keselamatan, ketentraman, ketertiban dan kepentingan umum;

c. tidak mendapatkan rekomendasi dari instansi lain yang terkait; dan d. bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4

(1) Apabila yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, dapat dikeluarkan izin pemakaian kekayaan daerah.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diberikan atas nama pemohon.

(3) Bentuk, warna dan ukuran surat izin lebih lanjut ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 5

(1) Surat izin pemakaian kekayaan daerah dapat diterima oleh pemohon paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah permohonan diterima secara benar dan lengkap oleh instansi yang bersangkutan.

(2) Walikota dapat membatalkan pemberian izin dan/atau menyatakan tidak berlaku lagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan ketentuan:

a. tidak sesuai dengan pengajuan izin; b. melanggar norma susila dan agama;

c. mengganggu ketentraman, ketertiban dan kepentingan umum; d. atas permintaan pemegang izin;

e. telah habis masa berlakunya izin; dan/atau

f. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pembatalan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) segera diberitahukan

kepada pemegang izin dengan disertai alasan pembatalannya setelah terlebih dahulu diberi peringatan secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterima-nya surat peringatan tersebut.

(4) Apabila telah diberi peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ternyata tidak diindahkan, maka surat izin dicabut.

Pasal 6

(1) Dalam hal pemegang izin meninggal dunia, maka hak pemakaian terhadap bangunan dapat diteruskan kepada ahli warisnya sampai masa berlakunya pemegang izin dimaksud habis.

(6)

(2) Kepada ahli waris yang meneruskan hak penggunaan/pemakaian kekayaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwajibkan melapor kepada Pemerintah Kota Pasuruan.

(3) Setelah masa berlaku izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir, kepada ahli warisnya diwajibkan mengajukan permohonan perubahan data hak pemakaian kekayaan daerah secara tertulis kepada Walikota dan atau pejabat yang ditunjuk atas nama yang bersangkutan.

Pasal 7

(1) Pemegang izin dapat memindahkan hak penggunaan/pemakaian kekayaan daerah kepada pihak lain setelah memperoleh izin tertulis dari Walikota dan atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Kepada pemegang hak yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan biaya administrasi dan bea balik nama;

(3) Besarnya bea balik nama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebesar 50% (lima puluh persen) dari besarnya harga transaksi yang telah dilakukan oleh pemegang izin lama dengan Pemerintah Kota Pasuruan.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN Pasal 8

Hak pemegang izin adalah menempati dan/menggunakan tanah/bangunan/ ruangan, kendaraan dan/atau alat-alat berat milik Pemerintah Kota sesuai dengan persyaratan yang melekat pada ketentuan izin.

Pasal 9

Setiap pemegang Izin pemakaian kekayaan daerah wajib :

a. melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah diizinkan; dan

b. mentaati persyaratan yang melekat pada ketentuan izin. BAB IV

NAMA, SUBYEK DAN OBYEK RETRIBUSI Pasal 10

(1) Setiap penggunaan/pemakaian kekayaan daerah dikenakan retribusi dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

(2) Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin untuk memakai Kekayaan Daerah.

Pasal 11

(1) Obyek Retribusi adalah pemberian izin Pemakaian Kekayaan Daerah. (2) Obyek Retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi :

a. pemakaian tanah daerah;

b. pemakaian ruangan, taman kota, lapangan dan stadion; c. pemakaian tenda;

d. pemakaian kendaraan;

(7)

e. alat-alat berat dan alat-alat pertanian; f. pemakaian jasa laboratorium; dan

g. pemakaian jasa lantai jemur, shite cleaner dan selep. (3) Tidak termasuk obyek retribusi adalah:

a. pemakaian kekayaan daerah untuk kepentingan Pemerintah Kota Pasuruan;

b. jasa yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah; dan

c. pemakaian kekayaan Daerah berupa tanah di daerah irigasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 15 Tahun 2002 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Irigasi.

BAB V

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 12

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah termasuk golongan Retribusi Jasa Usaha.

BAB VI

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 13

Tingkat penggunaan jasa terhadap Kekayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 adalah:

a. pemakaian tanah diukur berdasarkan luas, peruntukannya dan kelas jalan serta waktu pemakaian;

b. pemakaian ruangan, taman kota, lapangan dan stadion diukur berdasarkan lokasi, luas ruangan, fasilitas, dan waktu pemakaian;

c. pemakaian kendaraan diukur berdasarkan waktu pemakaian dan atau jarak yang ditempuh;

d. pemakaian alat-alat berat dan alat-alat pertanian diukur berdasarkan Tonase dan lamanya pemakaian;

e. pemakaian tenda diukur berdasarkan waktu pemakaian dan ukuran;

f. pemakaian jasa laboratorium diukur berdasarkan jumlah barang yang diuji; dan

g. pemakaian jasa lantai jemur, shite cleaner dan selep diukur berdasarkan volume gabah kering.

BAB VII

PRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Prinsip dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis, serta beroperasi secara efisien dengan orientasi pada harga pasar.

(2) Komponen Retribusi meliputi : a. biaya investasi;

b. biaya perawatan/pemeliharaan; c. biaya penyusutan;

d. biaya asuransi;

(8)

e. biaya rutin/periodik yang berkaitan langsung dengan penyedia-an jasa; f. biaya administrasi umum yang mendukung penyediaan jasa; dan g. bunga pinjaman.

Pasal 15

Struktur besarnya tarif Retribusi ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 16

Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Kota Pasuruan.

BAB IX

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 17

(1) Masa Retibusi adalah jangka waktu tertentu yang lamanya ditetapkan oleh Walikota sebagai dasar untuk menghitung besarnya Retribusi terutang. (2) Retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya Surat Ketetapan Retribusi

Daerah (SKRD).

BAB X

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENDATAAN Pasal 18

Untuk mendapatkan data Obyek Retribusi dan Wajib Retribusi, dilaksanakan pendaftaran dan pendataan terhadap Wajib Retribusi baik yang berdomisili di dalam maupun di luar wilayah Daerah tetapi memiliki Obyek Retribusi di wilayah Daerah.

Pasal 19

(1) Berdasarkan data yang diperoleh Pejabat, memeriksa, meneliti, memberi Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah ( NPWRD ), mencatat dalam Daftar Induk Wajib Retribusi, dan Kartu Data Wajib Retribusi.

(2) Petugas Retribusi memberikan Kartu Nomor Pokok Wajib Retribusi kepada Wajib Retribusi yang bersifat langganan.

(3) Kartu Data Wajib Retribusi setelah diisi, diserahkan kepada Petugas Penetapan Retribusi.

(4) Bentuk/format, isi, warna dan ukuran Buku Induk Wajib Retribusi, Kartu NPWRD dan Kartu Data Wajib Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

(9)

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 20

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD).

BAB XII

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 21

(1) Pembayaran Retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Walikota sesuai waktu yang ditentukan dalam SKRD, SKRD Jabatan, dan SKRD Tambahan.

(2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk oleh Walikota, hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Walikota.

(3) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan SSRD.

(4) Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dengan menerbitkan STRD.

Pasal 22

(1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas.

(2) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin kepada Wajib Retribusi untuk menunda pembayaran Retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertang-gungjawabkan.

Pasal 23

(1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 diberikan tanda bukti pembayaran.

(2) Setiap pembayaran dicatat dalam Buku Penerimaan.

(3) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku, dan tanda bukti pembayaran Retribusi lebih lanjut ditetapkan oleh Walikota.

BAB XIII

INSTANSI PEMUNGUT DAN INSTANSI PEMROSES Pasal 24

Instansi pemungut dan pemroses Izin Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(10)

Pasal 25

(1) Walikota menetapkan biaya operasional dalam penyelenggaraan pemakaian kekayaan daerah.

(2) Penetapan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB XIV

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 26

(1) Walikota atau pejabat yang ditunjuk berwenang memerintahkan untuk menghentikan penyelenggaraan pemakaian kekayaan daerah yang dilakukan tanpa izin, sedangkan penyelenggaraan tersebut diperlukan izin. (2) Walikota atau pejabat yang ditunjuk berwenang mencabut izin yang telah

diberikan apabila:

a. dalam pengajuan permohonan izin pemakaian kekayaan daerah ternyata diajukan dengan cara yang bersangkutan melakukan penipuan, pemaksaan dan atau memalsukan data; dan/atau

b. pemegang izin tidak memenuhi kewajiban dan persyaratan izin yang terlampir pada surat izin pemakaian kekayaan daerah.

(3) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didahului dengan peringatan secara tertulis.

BAB XV PENYIDIKAN

Pasal 27

(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah;

b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di tempat kejadian;

c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

d. melakukan penyitaan benda atau surat-surat; e. mengambil sidik jari dan memotret tersangka;

f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

h. mengadakan penghentian penyidikan setelah berkoordinasi dengan penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selan-jutnya melalui penyidik POLRI memberitahukan hal dimaksud kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; dan

i. melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk kelancaran penyidikan menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan;

(11)

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia dalam wilayah hukum yang sama.

BAB XVI SANKSI PIDANA

Pasal 28

(1) Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 9 dan Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(2) Wajib Retribusi yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 7 ayat (1), Pasal 9, Pasal 22 ayat (1) dan Pasal 26 ayat (2) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang.

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah pelanggaran.

BAB XVII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29

(1) Apabila barang-barang milik Pemerintah Kota Pasuruan dinyatakan dihapus maka bagi dinas/instansi pengelola wajib melaksanakan ketentuan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan tentang pedoman pengelolaan barang daerah yang berlaku.

(2) Dalam rangka penghapusan kekayaan daerah, Walikota dapat membentuk tim koordinasi antar instansi terkait yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

Pasal 30

Pelaksanaan penyerahan pemanfaatan pemakaian kekayaan daerah berupa tanah dan atau bangunan kepada pihak ketiga dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 31

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 7 Tahun 2000 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah Kota Pasuruan Tahun 2000, Tanggal 29 Pebruari, Nomor 7), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(12)

Pasal 32

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 33

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pasuruan.

Ditetapkan di Pasuruan pada tanggal 27 Oktober 2006 WALIKOTA PASURUAN,

Ttd,

AMINUROKHMAN

(13)

Diundangkan di Pasuruan pada tanggal 2 Januari 2007

SEKRETARIS DAERAH KOTA PASURUAN

Ttd,

Drs. H. SETIYONO, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 510062686

LEMBARAN DAERAH KOTA PASURUAN TAHUN 2007 TANGGAL 2 JANUARI NOMOR 01, SERI C

Disalin

Sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum

Ttd,

SUDIONO, SH.MHum. Pembina Tingkat I

(14)

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR : 09 TAHUN 2006

TANGGAL : 27 OKTOBER 2006

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

A. PEMAKAIAN TANAH DAERAH

NO. JENIS PEMAKAIAN TARIP

INSTANSI PEMROSES DAN

PEMUNGUT

1 2 3 4

I. Pemakaian tanah untuk : Bagian Umum dan

Perlengkapan pada Sekretariat Daerah

1. pendirian warung, depot dan usaha lain yang sejenis : Kelas I Kelas II Kelas III Rp 3.000,-/m²/bulan Rp 2.000,-/m²/bulan Rp 1.000,-/m²/bulan 2. pendirian mini market, super market, toko

swalayan, dan rumah toko serta kegiatan lain yang sejenis:

Kelas I Kelas II Kelas III Rp 3.000,-/m²/bulan Rp 2.000,-/m²/bulan Rp 1.000,-/m²/bulan 3. pendirian hotel, plaza dan sejenisnya:

Kelas I Kelas II

Rp 7.500,-/m²/bulan Rp 5.000,-/m²/bulan II. Pemakaian tanah untuk tem-pat tinggal beserta

halaman Kelas I Kelas II Kelas III Rp 1.500,-/m²/bulan Rp 1.000,-/m²/bulan Rp 500,-/m²/bulan III. Pemakaian tanah untuk kantor, perusahaan

atau industri beserta halaman

Rp 5.000,-/m²/tahun

(15)

B. PEMAKAIAN RUANGAN, BANGUNAN, TAMANKOTA, LAPANGAN & STADION

NO. JENIS PEMAKAIAN TARIP INSTANSI

PEMROSES

1 2 3 4

I. A. Ruangan Gradika

B. Rumah dan perlengkapan C. Bangunan Rumah toko (ruko) D. Bangunan toko

E. Bangunan kios/bedak/ warung kelas I : kelas II : kelas III : F. Bangunan Los kelas I : kelas II : kelas III : Rp 500.000,-/hari Rp 10.000,-/m²/tahun Rp 75.000,-/m²/tahun Rp 100.000,-/m²/tahun Rp 100.000,-/m²/tahun Rp 75.000,-/m²/tahun Rp 50.000,-/m²/tahun Rp 70.000,-/m²/tahun Rp 60.000,-/m²/tahun Rp 50.000,-/m²/tahun

Bagian Umum dan Perlengkapan pada Sekretariat Daerah

II. Bangunan di dalam pasar:

Dinas Pengelolaan Pasar

A. Pasar kelas I : 1. rumah toko (ruko) 2. toko 3. kios/bedak/warung 4. los Rp 54.000,-/m²/tahun Rp 72.000,-/m²/tahun Rp 72.000,-/m²/tahun Rp 72.000,-/m²/tahun B. Pasar kelas II :

1. rumah toko (ruko) 2. toko 3. kios/bedak/warung 4. los Rp 54.000,-/m²/tahun Rp 54.000,-/m²/tahun Rp 54.000,-/m²/tahun Rp 54.000,-/m²/tahun

III. Pemakaian TamanKota: Dinas Kebersihan dan Pertamanan A. untuk kegiatan hiburan:

1. permainan anak-anak Rp 10.000,-/1 jenis permainan/hari

2. pasar malam Rp 200.000,-/hari 3. pertunjukan musik Rp 350.000,-/hari B. untuk kegiatan pameran, promosi dagang /

produk

Rp 250.000,-/hari C. pemakaian toko Rp 175.000,-/m²/tahun

IV. Pemakaian lapangan: Bagian Umum dan

Perlengkapan pada Sekretariat Daerah A. Untuk latihan Olah Raga:

1. per hari Rp 5.000,- 2. per minggu Rp 20.000,- 3. per bulan Rp 50.000,-

(16)

1 2 3 4

B. Untuk pertandingan / perlombaan / kegiatan lain dengan tidak dipungut biaya masuk:

Bagian Umum dan Perlengkapan pada Sekretariat Daerah 1. per hari Rp 10.000,-

2. per minggu Rp 50.000,- 3. per bulan Rp 150.000,- C. untuk pertandingan/perlom-baan dengan

dipungut biaya masuk:

1. per hari Rp 50.000,- 2. per minggu Rp 150.000,- 3. per bulan Rp 300.000,- D. untuk kegiatan hiburan:

1. pasar malam/pameran Rp 250.000,-/hari 2. pertunjukan musik Rp 750.000,-/hari E. untuk kegiatan promosi dagang/produk Rp 300.000,-/hari

V. Pemakaian stadion:

A. untuk latihan Olah Raga:

1. per hari Rp 10.000,- 2. per minggu Rp 50.000,- 3. per bulan Rp 150.000,- B. untuk pertandingan/perlom-baan/kegiatan

lain dengan tidak dipungut biaya masuk:

1. per hari Rp 20.000,- 2. per minggu Rp 100.000,- 3. per bulan Rp 300.000,-

C. untuk pertandingan/perlom-baan dengan memungut biaya masuk:

1. per hari Rp 200.000,-

2. per minggu Rp 600.000,-

3. per bulan Rp 1.500.000,-

C. PEMAKAIAN TENDA

NO. JUMLAH SATUAN TARIP INSTANSI

PEMROSES

1 (SATU) UNIT (6x6 m²) Rp 35.000,-/hari

( tidak termasuk biaya transport dan bongkar pasang )

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

(17)

D. PEMAKAIAN KENDARAAN

NO. NAMA/JENIS PERALATAN TARIP INSTANSI

PEMROSES

I. Mobil ambulance Rp 20.000,-

( ditambah Rp 2.000 / km, tidak termasuk BBM, perawat dan jasa sopir )

Rumah Sakit Daerah

II. Mobil jenazah Rp 20.000,-

( ditambah Rp 2.000 / km, tidak termasuk BBM, tenaga pendam-ping dan jasa sopir)

Rumah Sakit Daerah

III. Mini Bus Rp 400.000,-/hari

(tidak termasuk BBM dan jasa sopir)

Bagian Umum dan Perlengkapan pada Sekretariat Daerah

E. PEMAKAIAN ALAT-ALAT BERAT DAN ALAT PERTANIAN

NO NAMA/JENIS PERALATAN TARIP INSTANSI

PEMROSES 1 2 3 4 I. Mesin gilas/wales 8 ton (tahun 1993) Rp 55.000,-/8 jam (tidak termasuk BBM dan jasa sopir)

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

II. Mesin gilas/wales 6 ton (tahun 2001)

Rp 110.000,-/8 jam (tidak termasuk BBM dan jasa sopir)

III. Mesin gilas 6 ton (tahun 1983) Rp 40.000,-/8 jam (tidak termasuk BBM dan jasa sopir)

IV. Mesin Gilas Tandem 2,5 ton (tahun1980) Rp 35.000,-/8 jam (tidak termasuk BBM dan jasa sopir)

V. Mesin Gilas Tandem 6 ton (tahun 2001) Rp 110.000,-/8 jam (tidak termasuk BBM dan jasa sopir)

VI. Mesin Gilas 1 ton (tahun 2001) Rp 60.000,-/8 jam (tidak termasuk BBM dan jasa sopir)

VII. Mesin GilasBergetar 7 ton (tahun 2001) Rp 420.000,-/8 jam (tidak termasuk BBM

(18)

VIII Mesin Pemadat 110 V (tahun 2001) Rp 35.000,-/8 jam

IX. Cord drill Rp 30.000,-/8 jam

X. Hand Tractor Rp 2.000.000,-/tahun Dinas Pertanian,

Perkebunan dan Kehutanan

F. PEMAKAIAN JASA LABORATORIUM

NO. NAMA/JENIS PERALATAN TAHUN TARIP INSTANSI

PEMROSES I. Pengujian tes benda uji beton:

a. kuat tekan kubus b. kuat tekan silinder

c. kuat tekan dengan hammer tes d. slump test 2003 2003 2002 2002 Rp 10.000,-/buah Rp 10.000,-/buah Rp 10.000,-/titik Rp 25.000,-/unit Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

II. Untuk pekerjaan:

a. dynamic cone penetrometer

b. kepadatan lapangan (sand cone) 2002 Rp 10.000,-/titik Rp 10.000,-/titik III. Untuk pengujian tanah bahan

jalan:

a. kadar air (speedy moisture) b. CBR standart c. CBR modified 2006 2002 2002 Rp 10.000,-/unit Rp 10.000,-/unit Rp 10.000,-/unit IV. Untuk pengujian agregat:

a. berat jenis dan penyerapan agregat kasar

b. berat jenis dan penyerapan agregat kasar 2002 2002 Rp 10.000,-/unit Rp 10.000,-/unit G. PEMAKAIAN …

(19)

G. PEMAKAIAN JASA LANTAI JEMUR, SEED CLEANER, SELEP DAN HAND TRACTOR PADA KEBUN BENIH

NO. NAMA/JENIS PERALATAN TARIP INSTANSI

PEMROSES I. Lantai jemur pada Kebun Benih Sekar

Gadung:

a. biaya jemur gabah untuk gabah konsumsi

b. biaya jemur gabah untuk gabah calon benih

Rp 50,-/Kg

gabah kering panen Rp 60,-/Kg

gabah kering panen

Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan

II. Seed Cleaner Rp 90,-/Kg gabah kering giling

calon panen

III. Pemakaian selep (RMU) Rp 110,-/Kg

gabah kering giling

WALIKOTA PASURUAN, Ttd,

AMINUROKHMAN

(20)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 09 TAHUN 2006

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

I. UMUM

Bahwa sesuai dengan semangat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, anggaran pendapatan dan belanja daerah bersumber dari pendapatan asli daerah dan penerimaan berupa dana perimbangan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara.

Pendapatan asli daerah antara lain retribusi, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan peme-rintahan dan pembangunan di Kota Pasuruan, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat, dengan demikian daerah mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Bahwa berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah juncto Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, maka diharapkan daerah dapat menggali potensi sumber-sumber keuangan dalam rangka pening-katan pendapatan asli daerah. Dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat, diperlukan peningkatan kinerja pemungutannya serta penyederhanaan, penyempurnaan dan penambahan jenis retribusi.

Bahwa sejalan dengan hal tersebut di atas, maka Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagai salah satu sumber Pendapat-an Asli Daerah pengaturannya perlu ditingkatkan lagi, karena peningkatan pendapatan asli daerah yang semakin baik, maka upaya pembangunan daerah juga akan semakin meningkat ter-masuk kesejahteraan rakyat di Kota Pasuruan, disamping itu Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2000 sudah berjalan 5 tahun sehingga perlu adanya evaluasi dan penyesuaian tarif, yang akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemungutan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah serta meningkatkan mutu dan jenis pelayanan kepada masyarakat.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Cukup jelas.

Pasal 2 : Cukup jelas.

Pasal 3 : Cukup jelas.

Pasal 4 : Cukup jelas.

Pasal 5 : Cukup jelas.

Pasal 6 : Cukup jelas.

Pasal 7 : Cukup jelas.

Pasal 8 : Cukup jelas.

Pasal 9 : Cukup jelas.

Pasal 10 : Cukup jelas.

(21)

Pasal 11

Ayat (1) dan Ayat (2) : Cukup jelas. Ayat (3) huruf a : Cukup jelas.

huruf b : Pengertiannya adalah jasa tersebut sebagai penerimaan Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan per-aturan perundang-undangan yang berlaku.

Apabila Badan Usaha Milik Daerah memanfaatkan jasa atau perizinan tertentu yang diberikan oleh Peme-rintah kota Pasuruan, maka Badan Usaha Milik Daerah wajib membayar retribusi.

huruf c : Cukup jelas.

Pasal 12 : Cukup jelas.

Pasal 13 : Cukup jelas.

Pasal 14 : Cukup jelas.

Pasal 15 : Cukup jelas.

Pasal 16 : Cukup jelas.

Pasal 17 : Cukup jelas.

Pasal 18 : Cukup jelas.

Pasal 19 : Cukup jelas.

Pasal 20 : Cukup jelas.

Pasal 21 : Cukup jelas.

Pasal 22 : Cukup jelas.

Pasal 23 : Cukup jelas.

Pasal 24 : Cukup jelas.

Pasal 25 : Cukup jelas.

Pasal 26 : Cukup jelas.

Pasal 27 : Cukup jelas.

Pasal 28 : Cukup jelas.

Pasal 29 : Cukup jelas.

Pasal 30 : Cukup jelas.

Pasal 31 : Cukup jelas.

Pasal 32 : Cukup jelas.

Pasal 32 : Cukup jelas.

Lampiran huruf B

angka room I huruf A : Yang dimaksud ruang Gradika adalah Gedung Gradika Bhakti Praja, jalan Panglima Sudirman Pasuruan.

Lampiran huruf B

angka room III : Pemakaian Taman Kota, sebagai berikut:

- Dalam rangka pemberian izin ber-kaitan dengan kegiatan hiburan, pameran, promosi dagang/produk dan pemakaian toko yang di-lakukan oleh perseorangan atau badan, Pemerintah kota Pasuruan harus sangat selektif

dan kegiatan tersebut tidak

merusaklingkungan;

(22)

- Untuk kegiatan pameran dan pasar malam, diarahkan kepada kegiatan yang bersifat menjual produk-produk unggulan yang telah dibuat dan/atau yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Pasuruan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan memberikan kebanggaan se-kaligus membuka peluang usaha yang berbasis kerakyatan; - Untuk kegiatan pertunjukan musik diarahkan

kepada kegiatan yang bersifat regional dan meningkat-kan kreatifitas di bidang kesenian; - Penetapan tarip bagi perseorangan atau badan

atas pemakaian Taman Kota adalah untuk menda-patkan keuntungan yang layak yang dapat dianggap memadai apabila jasa yang bersangkutan dilakukan oleh swasta.

- Apabila yang bersangkutan meng-ajukan keberatan maka dapat mengajukan keringanan sebagai-mana diatur di dalam Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 02 tahun 2002 tentang Pedoman Tata cara Pemungutan RetribusiDaerah.

angka room IV D dan E : Pemakaian lapangan untuk kegiatan hiburan dan promosi dagang/produk sebagai berikut:

Penetapan tarip bagi perseorangan atau badan atas pemakaian lapangan terhadap kegiatan hiburan dan promosi dagang / produk adalah penjelasannya sama dengan pemakaian Taman kota.

angka room V : Pemakaian stadion:

Yang dimaksud stadion adalah Stadion Untung Suropati di Jalan Pahlawan Pasuruan.

Kegiatan di dalam Stadion tersebut tidak digunakan untuk kegiatan yang bersifat hiburan ataupun promosi dagang/produk.

Apabila ada kegiatan-kegiatan promosi dagang / produk yang bersifat nasional yang dilaksanakan oleh Pe-merintah maupun antar Pemerintah Daerah lainnya, maka dapat diguna-kan oleh Pemerintah Kota Pasuruan tanpa dipungut retribusi, contoh: Pameran produk-produk unggulan pertanian dan atau jenis kegiatan usaha lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

1) Escapism (Pelarian diri dari masalah). Usaha yang dilakukan individu untuk menghindari masalah dengan cara berkhayal atau membayangkan hasil yang akan terjadi atau

Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menarik simpulan bahwa bagan alir (flowchart) adalah suatu gambaran umum tentang sistem yang berjalan dan berfungsi sebagai

ENSO menyebabkan variasi iklim tahunan. Ketika tahun ENSO, sirkulasi zonal di atas Indonesia divergen, sehingga terjadi subsidensi udara atas. Divergensi massa udara

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Intan Permata Sari, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH SURPLUS ARUS KAS BEBAS, AUDIT EKSTERNAL DAN KOMITE

Apakah terdapat pengaruh investment opportunity set, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur sektor makanan dan

Arsitektur three-tier dengan teknologi COM+ dipilih dalam penelitian ini karena memiliki banyak keuntungan seperti memusatkan logika aplikasi pada middle-tier , dapat

Dari rumusan pengertian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada kondisi belajar yang lebih

Pembuatan Aplikasi Pengenalan Budaya Sumatera untuk Anak-anak menggunakan Adobe Flash CS4, diharapkan mampu membuat proses belajar kebudayaan menjadi cukup menyenangkan untuk