• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini membahas tentang “Karakteristik Bahasa Jurnalistik”. Dengan membaca makalah ini, pembaca akan mengetahui sejauh mana pengetahuannya tentang isi makalah ini.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Terima kasih.

(2)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Makalah... 4 BAB II PEMBAHASAN ... 5

2.1 Pengertian Bahasa Jurnalistik... 5

2.2 Karakteristik Bahasa Jurnalistik... 5

2.3 Fungsi Karakteristik Bahasa Jurnalistik... 9

BAB III PENUTUP... 10

3.1 Kesimpulan ... 10

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini berita merupakan konsumsi rutin masyarakat setiap harinya, hampir setiap hari bahkan setiap jam masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi baiki dari media elektronik, cetak maupun media online. Dengan begitu, berita sangatlah menjadi prioritas dalam kehidupan masyarakat.

Berbicara mengenai berita tidak terlepas dari bahasa yang digunakan oleh berita diberbagai jenis media, Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian surat kabar dan majalah. Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping

terdapat juga

ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, dan ragam bahasa literer (sastra) (Sudaryanto, 1995). Dengan demikian bahasa jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain

Dengan fungsi yang demikian

itu bahasa jurnalistik itu harus jelas dan mudah dibaca dengan tingkat ukuran intelektual minimal.

Bahasa yang digunakan dalam memberikan informasi haruslah mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat baik itu di kota maupun di desa, tujuannya agar tidak adanya kecemburuan sosial artinya, didalam bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkat, pangkat dan kasta. Karena itulah bahasa jurnalistik bersifat demokratis, selanjutnya bahasa jurnalistik juga bersifat populis artinya, bahasa jurnalistik menolak semua klaim dan paham yang ingin membedakan si kaya dan si miskin, si tokoh dan si awam, si pejabat dan si jelata, maupun si pintar dan si bodoh. Karena itulah, bahasa jurnalistik bersifat Demokratis dan Populis.

Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang pengertian bahasa jurnalistik, Karakteristik bahasa Jurnalistik dan fungsi bahasa jurnalistik. Agar masyarakat atau orang yang ingin menulis berita mengetahui dan mengerti bahasa yang digunakan dalam penulisan berita.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian Karakteristik Bahasa jurnalistik? 2. Bagaimana karakteristik Bahasa jurnalistik?

3. Bagaimana fungsi dari karakteristik Bahasa jurnalistik?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari karakteristik Bahasa jurnalistik 2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik Bahasa jurnalistik

3. Untuk mengetahui apa fungsi dari karakteristik Bahasa jurnalistik

(5)

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa jurnalistik

Bahasa merupakan salah satu syarat dalam penulisan berita, dengan bahasa yang baik dan benar masyarakat akan mengerti dan paham tujuan yang akan disampaikan. Bahasa yang digunakan dalam berita khususnya, dengan menggunakan bahasa jurnalistik yang baik karena bahasa jurnalistik dipakai dalam bidang jurnalistik baik itu mengedit, menyusun maupun menyiarkan berita. Adapun menurut (Sumandiria:2016:7) bahasa jurnalistik dapat didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur atau pengelola media masa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan dan menanyakang berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar aktual, penting dan atau menarik dengan tujan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya. Sedangkan menurut Rosihan Anwar menyatakan bahawa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh jurnalis dalam menulis karya-karya jurnalistik dimedia masa.

Dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik itu merupakan bahasa yang digunakan penulis berita atau orang yang bekerja dibidang jurnalistik yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat atau pembaca dengan mudah memahami isi berita tersebut di media masa baik media elektronik maupun cetak.

2.2 Karakteristik Bahasa jurnalistik

Secara spesifik, Bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu Bahasa jurnalistik surat kabar, Bahasa jurnalistik tabloid, Bahasa jurnalistik majalah, Bahasa jurnalistik radio siaran, Bahasa jurnalistik televisi, dan Bahasa jrunalistik media on line internet. Dibawah ini akan dijelaskan 17 ciri utama Bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk media berkala tersebut.

1. Sederhana

Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir orang, tabu digunakan

(6)

dalam bahasa jurnalistik. Contohnya: klasifikasi sudah ditentukan, bisa diganti dengan kata “pengelompokkan”

2. Singkat

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. Ruangan atau kapling yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat kabar, tabloid, atau majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Konsekuensinya apapun pesan yang akan disampaikan tidak boleh bertentangan dengan filosofi, fungsi, dan karakteristik pers. Contohnya: Harga bahan sembako mengalami kenaikan, pokok atau inti dari permasalahan tersebut yaitu “kenaikan bahan sembako”.

3. Padat

Menurut Patmono SK, redaktur Sinar Harapan dalam buku Teknik Jurnalistik (1996:45), padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. Ini berarti terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat. Kalimat yang singkat tidak berarti memuat banyak informasi. Tetapi kalimat yang padat, kecuali singkat juga mengandung lebih banyak informasi. Contohnya: antoni siap mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat. Dapat di ubah menjadi kalimat yang padat yaitu “antoni siap menjadi Gubernur”

4. Lugas

Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi. Kata yang lugas selalu menekankan pada satu arti serta menghindari kemungkinan adanya penafsiran lain terhadap arti dan makna kata tersebut. 5. Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Sebagai contoh, hitam adalah warna yang jelas, putih adalah warna yang jelas. Ketika kedua warna itu disandingkan, maka terdapat perbedaan yang tegas mana yang disebut hitam, mana pula yang disebut putih. Pada kedua warna itu sama sekali tidak ditemukan nuansa warna abu-abu. Perbedaan warna hitam dan putih melahirkan kesan kontras. Jelas disini mengansung 3 arti: jelas artinya, jelas

(7)

susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya.

6. Jernih

Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah. Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan kecuali fakta, kebenaran, kepentingan publik.

7. Menarik

Bahasa jurnalistik harMenarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. Bahasa jurnalistik berpijak pada prinsip: menarik, benar, dan baku.

8. Demokratis

Demokrasi berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana sebagaimana dijumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa jurnalistik menekankan aspek fungsional dan komunal, sehingga sama sekali tidak dikenal pendekatan feodal sebagaimana dijumpai pada masyarakat dalam lingkungan priyayi dan keraton.

9. Populis

Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat.

10. Logis

Logis berarti apa pun yang terdapat pada kata, istilah, kalimat, atau paragraph jurnalistik harus dapat diterima tanpa adanya pertentangan dengan akal sehat. Bahasa jurnalistik harus dapat diterima dan sekaligus mencerminkan nalar.contohnya: Tersangkut Korupsi 2 Petinggi Kadin Jatim Ditahan. Jelas disini yang tersangkut korupsi adalah 2 pejabat kadin itu, jadi judul berita tersebut dikatakan logis.

(8)

11. Gramatikal

Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apa pun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahasa baku yatu bahasa resmi yang sesuai dengan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman pembentuk istilah yang menyertainya. Bahasa baku adalah bahasa yang paling besar pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya pada suatu bangsa atau kelompok masyarakat. Contoh bahasa jurnalistik tidak baku : ”Harga BBM Turun Lagi”. kalimat tersebut akan lebih efektif dengan menggunakan bahasa baku:” Harga BBM Menurun Kembali”.

12. Menghindari kata tutur

Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal, yaitu kata yang diucapkan secara bebas sejauh pihak yang diajak bicara bisa memahami dan menagkap maksud atau makna pembicaraan tersebut. Contoh Kata Tutur: kayaknya,sepertinya, barangkali, dikasih tahu dll.

13. Menghindari kata dan istilah asing

Berita ditulis untuk dibaca atau di dengar, pembaca atau pendengar harus tahu arti dari makna setiap kata yang dibaca dan didengar. Dan biasanya berita banyak diselipi kata-kata asing, yaitu biasanya yang memahami makna itu sendiri hanya segelintir orang.

14. Pilih kata (diksi) yang tepat

Pilih kata (diksi) yang tepat yaitu kalimat yang disusun tidak hanya produktif tetapi juga tidak keluar dari asas efektivtas, yaitu setiap kata yang dipilih, harus tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada kahalayak. Pilihan kata atau diksi, dalam bahasa jurnalistik, tidak sekedar hadir sebagai varian dalam gaya, tetapi juga sebagai suatu keputusan yang didasarkan kepada pertimbangan matang untuk mencapai efek optimal terhadap khalayak.

15. Menguatkan kalimat aktif

Kalimat aktif yang sifatnya mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca dari pada kalimat yang pasif. Kalimat aktif juga mempermudah dan memperjelas pemahaman sehingga tidak menyesatkan dan mengaburkan pemahaman.

(9)

16. Menghindari kata atau istilah tekhnis

Karena ditujukan untuk semua lapisan masyarakat, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala bedenyut.

17. Tunduk pada kaidah etika

Tunduk pada kaidah etika adalah salah satu fungsi utama pers yaitu, edukasi, mendidik, fungsi ini bukan saja harus tercermin pada materi atau isi berita, laporan gambar, dan artikel-artikelnya, melainkan harus tampak pada bahasanya. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran seseorang tetapi sekaligus juga menunjukan etika orang itu.

2.3 Fungsi Karakteristik Bahasa jurnalistik

Fungsi dari Karakteristik Bahasa jurnalistik, yaitu:

1. Agar mudah dipahami dan dimengerti oleh semua lapisan masyarakat dikota maupun didesa.

2. Untuk mempermudah membacanya agar tidak membuat kening berkerut.

3. Untuk menghemat tempat atau kolom pada media cetak atau online, karena dengan Bahasa yang rumit atau terlalu panjang akan menghabiskan biaya dan juga tempat.

(10)

PENUTUP 3.1 Simpulan

Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan penulis berita atau orang yang bekerja dibidang jurnalistik, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat atau pembaca dengan mudah memahami isi berita tersebut di media masa baik media elektronik maupun cetak. Dalam Sumadiria (2005:14-20) terdapat 17 ciri utama yang menjadi karakteristik Bahasa jurnalistik yaitu (1) sederhana, (2) singkat, (3) padat, (4) lugas, (5) jelas, (6) jernih, (7) menarik, (8) demokratis, (9) populis, (10) logis, (11) gramatikal, (12) menghindari kata tutur, (13) menghindari kata dan istilah asing, (14) pilihan kata (diksi) yang tepat, (15) mengutamakan kalimat aktif, (16) menghindari kata dan istilah teknis, (17) tunduk kepada kaidah etika. Dalam karakteristik Bahasa jurnalistik 17 ciri utama tersebut haruslah diperhatikan, agar Bahasa yang digunakan bisa lebih dimengeri oleh khalayak umum.

Adapun fungsi dari Bahasa jurnalistik tersebut yaitu (1) Agar mudah dipahami dan dimengerti oleh semua lapisan masyarakat dikota maupun didesa. Karena Bahasa yang terlalu rumit akan sulit dipahami. (2) Untuk mempermudah membacanya agar tidak membuat kening berkerut. Biasanya Bahasa yang teralalu intelektual dalam media cetak membuat pembaca susah menafsirkan maksud dari berita yang dibacanya sehingga pembaca tidak mengerti inti dari berita tersebut. (3) Untuk menghemat tempat atau kolom pada media cetak atau online, karena dengan Bahasa yang rumit atau terlalu panjang akan menghabiskan biaya dan juga tempat.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

SF, Andy. 2012. Karakteristik Bahasa Jurnalistik. [Online]. Tersedia:

http://ndiibaca.blogspot.co.id/2012/08/karakteristik-bahasa-jurnalistik.html?m=1 [2016, September 01]

Sudaryanto. 1995. Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Semarang: Citra Alamamater

Sumadiria, AS Haris. 2005. Bahasa Jurnalistik: panduan praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Referensi

Dokumen terkait