• Tidak ada hasil yang ditemukan

BROADCAST MESSAGE SEBAGAI MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BROADCAST MESSAGE SEBAGAI MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BROADCAST MESSAGE SEBAGAI MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Peran Broadcast Message Sebagai

Media Internal Humas di PT Pertamina Drilling Service Indonesia)

Ahmad Syarif Hasan Ridho (100904076)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Broadcast Message Sebagai Media Internal Perusahaan (Studi Deskriptif Tentang Peran Broadcast Message Sebagai media internal Humas di PT Pertamina Drilling Service Indonesia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran broadcast message sebagai media komunikasi internal dan eksternal, sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan, sebagai media pelatihan dan pendidikan dalam bidang tulis bagi karyawan, dan sebagai nilai tambah bagi Humas. Lokasi Penelitian ini adalah di kantor PT Pertamina Drilling Service Indonesia di Jalan Matraman Raya nomor 87, Jakarta Timur. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan kantor PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) di Jakarta yang berjumlah 214 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Arikunto 15% dan diperoleh sampel sebanyak 32 responden. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga cara, yakni kuesioner dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, peran broadcast message sebagai media komunikasi internal dan eksternal dianggap berhasil. Selain itu, broadcast message memiliki peran sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan, dan sebagai nilai tambah bagi Humas PT PDSI.

Kata kunci : Media Internal, Broadcast Message, Public Relation Internal, PT PDSI.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi sekarang dan munculnya internet sebagai media baru menyebabkan bentuk-bentuk media internal pun berubah secara kondisional, salah satunya surat manajemen untuk karyawan yang sekarang menggunakan web dan email. Metode ini sudah digunakan salah satunya di PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI).

PT PDSI merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina yang khusus membidangi jasa-jasa pengeboran energi alam, seperti minyak dan gas. PT PDSI didirikan pada tahun 2008 dan sejak itu pula mereka menggunakan email sebagai salah satu media internalnya yang mereka sebut dengan Broadcast message. Pada awalnya kemunculan Broadcast message sebagai media internal di PT PDSI

(2)

2

digagas oleh bagian IT yang kemudian diambil alih oleh bagian Sekretaris perusahaan. Broadcast message dikelola langsung oleh divisi humas yang merupakan bawahan dari sekretaris perusahaan PT PDSI dan ditujukan langsung kepada karyawan-karyawan melalui email masing-masing karyawan. Broadcast message PT PDSI ini bertujuan untuk lebih mempercepat proses penyebaran info penting yang harus segera diketahui yang ada di internal PT PDSI kepada seluruh karyawannya, baik yang di pusat maupun yang di daerah, karena akan membutuhkan waktu lebih lama apabila penyebarannya melalui media cetak yaitu bulletin PT PDSI yang juga merupakan media internal PDSI yang lain selain Broadcast message.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah peran Broadcast message sebagai media internal di PT Pertamina Drilling Service Indonesia Jakarta?”

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message sebagai media komunikasi internal dan eksternal.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message sebagai sarana media untuk “pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis menulis bagi karyawan.

4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message sebagai nilai tambah bagi PR untuk menerbitkan in house journal yang bermutu

URAIAN TEORITIS Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi, definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan” (Mulyana, 2008:46). Public Relations

Public Relations adalah salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen. Public Relations berfungsi menumbuhkan

(3)

3

hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan pertisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan goodwill (kemauan baik) publiknya, serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik) (Soemirat, 2004 : 12).

Istilah Public Relations atau disingkat PR, yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat atau disingkat menjadi Humas, kini tampak semakin berkembang, baik dalam kegiatan operasionalisasinya, di pemerintahan ataupun lembaga-lembaga dan perusahaan swasta. Sangat boleh jadi karena terjemahannya itu dirasa kurang tepat, maka penggunaan istilahnya pun tidak seragam. Ada yang mempertahankan istilah aslinya (Public Relations), ada juga yang menggunakan terjemahannya (Humas) (Suhandang, 2012:15).

Berbicara mengenai pengertian Public Relations, dilihat dari sudut etimologi kata, maka peristilahan Public Relations merupakan gabungan dari dua kata yaitu “public” dan “relations”. Kata “public” yang ada dalam “public” relations merupakan peminjaman istilah dari ilmu sosiologi. Oleh karenanya public adalah sekelompok individu yang terikat oleh suatu masalah, kemudian timbul perbedaan pendapat terhadap masalah tadi dan berusaha untuk menanggulangi persoalan tadi dengan jalan diskusi sebagai jalan keluarnya. Terhadap pemakaian istilah “relations”, pada dasarnya mempunyai arti hubungan atau relasi yang timbal balik antara publik yang berkepentingan. Huruf “s” dibelakang istilah relations, pada hakekatnya berfungsi untuk menunjukkan kepada identitas, ciri-ciri karakteristik dari Public Relations (Djaja, 1985 : 9).

PR menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Dalam kalimat lain, anda tidak bisa memutuskan untuk secara sengaja menghadirkan atau mengusir kehumasan. Dengan demikian, Humas itu senantiasa muncul diluar kendali anda. Sebenarnya apa yang biasa disebut dengan Humas atau PR terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalami Humas.

Media Internal

Media Internal merupakan salah satu sarana komunikasi, yang dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi dari suatu organisasi kepada khalayak. Dalam berhubungan dengan stakeholders, berbagai saluran komunikasi dibutuhkan Humas, termasuk didalamnya adalah penggunaan media internal. Humas, sebagai sebuah fungsi manajemen, senantiasa berupaya menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait, sehingga organisasi itu mendapat dukungan dari publik atau stakeholdersnya sesuai dengan harapan pimpinan atau pengelola suatu organisasi (Ruslan, 1999:155).

Prinsip-prinsip pengelolaan media internal dalam beberapa hal sama dengan media komunikasi pada umumnya. Yang pertama, berkaitan dengan pemilihan isu atau informasi aktual, yang menarik atau „dekat‟ dengan kehidupan

(4)

4

khalayak/pembaca. Disini, prinsip proximity, sebagaimana yang didengungkan dalam perspektif komunikasi, menjadi acuan dalam penyajian informasi untuk pembaca. Tak beda dengan sebuah album, pembaca akan tertarik membuka media itu, manakala potret dirinya atau yang terdekat dengan kepentingan, terekam/terwakili melalui media itu. Kedua, penggunaan pesan atau bahasa untuk media internal pun harus jelas, menarik sehingga mudah dipahami oleh khalayak. Pemakaian ilustrasi seperti gambar, foto dan sebagainya tentu akan mendukung daya tarik pembaca. Begitupun menyangkut design, termasuk layout, jenis dan warna huruf yang digunakan, merupakan hal-hal yang mendukung daya tarik media internal. Ketiga, pengelolaan media internal pun harus mengindahkan atau mematuhi prinsip-prinsip etika jurnalistik, misalnya dalam pemakaian bahasa atau gambar yang sopan, yang tidak menyinggung perasaan atau prinsip kesusilaan. Keempat, yang juga tidak kalah penting adalah konsistensi waktu penerbitan. Tentu, agar semua itu terwujud, sangat diperlukan dukungan tenaga pengelola media internal yang profesional.

New Media

New media (media baru) merupakan perkembangan baru dari media-media yang telah digunakan manusia. Karakternya yang merupakan bentuk digital tentu memudahkan dalam bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainnya. New media merupakan sarana perantara yang baru. Baru dalam arti disini dilihat dari segi waktu,manfaat, produksi, dan distribusinya dan terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khusus. New media merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contohnya: internet, program televisi, film, majalah, buku, dan lain-lain.

Internet sendiri telah membuat revolusi dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.

Kerangka Konsep

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Karakteristik Responden

2. Broadcast message 3. Peran

(5)

5 Operasional Variabel

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Variabel Teoritis Variabel Operasional Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin

b. Usia

c. Lama Bekerja

Broadcast message a. Penggunaan bahasa

b. Isi berita

c. Tampilan/desain d. Frekuensi pengiriman Peran a. Sebagai media komunikasi

internal dan eksternal b. Sebagai ajang komunikasi

khusus antar karyawan c. Sebagai sarana media untuk

pelatihan dan pendidikan dalam bidang tulis menulis bagi karyawan

d. Sebagai nilai tambah Public Relations untuk menerbitkan in house journal yang bermutu

METODOLOGI PENELITIAN Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Kantor Pusat PT Pertamina Drilling Service Indonesia di Jalan Matraman Raya nomor 87, Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif kuantitatif. Dimana peneliti menggambarkan peristiwa dari objek tertentu. Artinya data harus dikumpulkan, diolah dan dianalisis dalam bentuk angka-angka dan lebih mencari kebenaran melalui logika matematika dan statistika. Penelitian kuantitatif ini hanya bertujuan untuk menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner.

(6)

6 Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di Kantor Pusat PT Pertamina Drilling Service Indonesia di Jalan Matraman Raya nomor 87, Jakarta Timur yang berjumlah 214 orang.

Sampel

Berhubung peneliti memiliki keterbatasan dalam hal dana, waktu dan tenaga, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 15% dari total populasi, yaitu sebagai berikut :

Jumlah Sampel = 15% x Jumlah populasi = 15% x 214 orang = 32 orang

Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Teknik Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Teknik Pengumpulan Data 1. Metode kuesioner

2. Metode penelitian kepustakaan. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam satu tahap, yaitu Analisis Tabel Tunggal

HASIL DAN PEMBAHASAN Broadcast message

No Intensitas F %

1 1 kali 0 0

2 2 kali 0 0

3 3 kali 0 0

4 Lebih dari 3 kali 32 100

Total 32 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan kantor pusat PT Pertamina Drilling Service Indonesia sering mendapatkan broadcast message. Hal itu dapat dilihat dari data diatas yang menunjukkan sebanyak 32 responden atau seluruhnya yang mendapatkan broadcast message lebih dari 3 kali. Tidak ada responden yang menjawab menerima broadcast message hanya 1 kali, 2 kali, maupun 3 kali. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat penerimaan broadcast message rata-rata minimal seminggu. Broadcast message memiliki posisi penting sebagai media internal di kantor pusat PT Pertamina Drilling Service Indonesia.

(7)

7

Pendapat Tentang Frekuensi Broadcast message

No Komentar F % 1 Tidak Tepat 0 0 2 Cukup Tepat 2 6,2 3 Tepat 19 59,4 4 Sangat Tepat 11 34,4 Total 32 100

Tabel diatas menunjukkan pendapat responden tentang frekuensi broadcast message. sebanyak 19 responden atau 59.4% dari total responden menjawab frekuensi broadcast message sudah tepat dan kemudian ada 34,4% responden menjawab sangat tepat dan tidak ada responden yang menjawab tidak tepat. Peneliti menyimpulkan bahwa frekuensi broadcast message yang termasuk dalam kategori sering, yaitu lebih dari 3 kali dirasakan sudah sesuai oleh seluruh responden. Hal ini juga berarti broadcast message yang frekuensi pengiriman dalam seminggu sekali dirasa sudah sesuai oleh para karyawannya.

Peran

Menyampaikan Pesan Ke Karyawan

No Penilaian F %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Setuju 28 87,5

4 Sangat Setuju 4 12,5

Total 32 100

Sebagai media internal, broadcast message berfungsi sebagai penyampai pesan kepada karyawan internal PT PDSI. Info seperti tips pekerjaan, pemindahan jabatan, pencapaian yang telah diraih PT PDSI, dan event yang diadakan PT PDSI yang penting untuk diketahui oleh seluruh karyawan kantor pusat PT PDSI disebarkan oleh broadcast message sehingga para karyawan tetap update tentang info seputar PT PDSI. Misalnya ketika Karen Agustiawan mengundurkan diri dari Direktur Utama Pertamina beberapa waktu lalu, info tersebut langsung disebarkan kepada seluruh karyawan PT PDSI melalui broadcast message. Tabel 4.17 menampilkan peran dari broadcast message untuk menyampaikan pesan ke karyawan internal PT PDSI. Sebanyak 32 dari total responden atau sebesar 100% menyatakan bahwa setuju dan sangat setuju broadcast message memiliki peran untuk menyampaikan pesan kepada karyawan. Data diatas juga menunjukkan bahwa tidak ada karyawan yang tidak setuju dengan anggapan bahwa broadcast message tidak memiliki peran sama sekali sebagai media untuk penyaluran informasi. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa broadcast message merupakan salah satu media utama sebagai sumber informasi bagi karyawan PT PDSI.

(8)

8 Peran Menyampaikan Pesan Ke Publik Luar

No Penilaian F %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 2 6,3

3 Setuju 25 78,1

4 Sangat Setuju 5 15,6

Total 32 100

Tabel diatas menampilkan pendapat responden mengenai peran broadcast message sebagai media untuk menyampaikan pesan ke publik luar. Sebagai salah satu media internal yang digunakan PT PDSI, penting bagi broadcast message untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada publik luar. Publik luar yang dimaksud adalah orang-orang yang berada di luar ataupun yang tidak bekerja kantor pusat PT PDSI di Jakarta. Sebesar 30 responden atau sebesar 93,7% dari total responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa peran broadcast message adalah untuk menyampaikan pesan kepada publik luar perusahaan. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa broadcast message merupakan sarana yang digunakan untuk dapat berkomunikasi dengan publik diluar perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan, maka dari seluruh hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa kesimpulan antara lain :

1. Peran broadcast sebagai media komunikasi internal dianggap berhasil dijalankan oleh broadcast message.ini dapat dilihat dari reaksi responden yang menjawab setuju bahwa broadcast message PT PDSI merupakan sumber informasi internal bagi karyawan PT PDSI.

2. Peran sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan. Beberapa jenis informasi yang berhubungan dengan kepentingan karyawan selalu disebarkan melalui broadcast message. Contohnya adalah ucapan selamat ulang tahun, informasi mengenai adanya pegawai baru, informasi mengenai kegiatan olahraga yang dilaksanakan PT PDSI, dan menyampaikan ucapan duka cita antar karyawan. Broadcast message dalam peran sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan sangat diapresiasi oleh karyawan PT PDSI.

3. Peran broadcast message sebagai sarana untuk “ pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis bagi karyawan PT PDSI dinilai kurang tepat. Karyawan PT PDSI menganggap bahwa broadcast message tidak cocok digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis para karyawan. Hal ini disebabkan karena broadcast message disusun langsung oleh satu divisi yaitu divisi humas tanpa mengikutsertakan karyawan di divisi lain dalam pembuatannya.

4. Peran broadcast message sebagai nilai tambah bagi Public Relations sudah terpenuhi. Ini terlihat dari responden yang secara umum

(9)

9

berpendapat bahwa broadcast message sudah dijalankan dengan baik oleh Humas PT PDSI, sehingga hal tersebut menjadi nilai tambah bagi Humas PT PDSI dalam menerbitkan in house journal yang bermutu.

Saran

1. Broadcast message sebagai media internal perusahaan agar lebih memperbanyak jenis informasi yang disampaikan. Jenis-jenis informasi lain yang dapat dimuat di broadcast message adalah informasi mengenai perkembangan anak perusahaan PT Pertamina yang lain, artikel-artikel yang berisi motivasi dalam bekerja, dan lain sebagainya.

2. Broadcast message sebagai salah satu media internal dari beberapa media internal yang ada di PT PDSI jangan sampai tertutupi oleh media internal yang lain seperti bulletin PDSI yang juga merupakan sumber informasi bagi karyawan PT PDSI. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi baru untuk terus mengembangkan broadcast message agar terus diminati oleh karyawan-karyawan di perusahaan tersebut.

DAFTAR REFERENSI

Anggoro, M. Linggar. 2000. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Ardianto, Elvinaro dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvinaro dkk. 2010. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Baym, N.K. 2002. The Handbook of New Media. London : Sage

Bungin, Burhan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Danaher, P.J, Wilson, I and Davis, R. 2003. A Comparison of Online and Offline Consumer Brand Loyalty, Marketing Science.

Djaja, Danan. 1985. Peranan Humas dalam Perusahaan. Alumni. Bandung. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung:

Mandar Maju

Giddens, A. 1991. Modernity and Self-Identity. Oxford : Polity Press Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Jakarta : Erlangga

Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing. Jakarta : Prenada Media Group

_________________. 2006. Teknik Praktik Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana.

Kusumastuti, Frida. 2004. Dasar-Dasar Humas. Bogor : Ghalia Indonesia Lubis, Suwardi. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Medan : USU Press.

(10)

10

McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta : Salemba Humanika

Moore, Frazier. 2004. Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Morissan, M.A. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

__________________. 2008. Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas Professional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

______________. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.

Rasmussen, T. 2000. Social Theory and Communication Technology. Aldershot: Ashgate

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada.

_____________. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama. Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.

Soemirat, Soleh. 2004. Dasar – Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suhandang, Kustadi. 2012. Studi dan Penerapan Public Relations. Bandung: Nuansa Cendekia.

Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Sumber lain :

https://www.academia.edu/9381936/Media_Internal. Diakses tanggal 11 Desember 2014, pukul 14.30 WIB

Gambar

Tabel 2.1  Variabel Penelitian
Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  karyawan  kantor  pusat  PT  Pertamina  Drilling Service Indonesia sering mendapatkan  broadcast message
Tabel  diatas  menunjukkan  pendapat  responden  tentang  frekuensi  broadcast  message
Tabel diatas menampilkan pendapat responden mengenai peran broadcast  message sebagai media untuk menyampaikan pesan ke publik luar

Referensi

Dokumen terkait

yakni (Distance rele ) Back Up Protection ( OCR dan GFR) dari Persentase yang dihasilkan, yang terjadi di Gardu Induk Koto Panjang, Gardu Induk Bangkinang, Gardu

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan penanganan sampah medis masih perlu perbaikan dibeberapa bagian terutama pada proses pewadahan yang harus diperbaiki

Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Emosional Pada Anak.. Remaja Di Desa Penaruban Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Psikologis , Remaja adalah suatu masa ketika individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari. kanak-kanak menjadi

1) Hindari daerah longsoran, dimana longsor susulan dapat terjadi. 2) Periksa korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki daerah longsoran. 3) Bantu

Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan Spiritual dengan kecemasan menjelang usia lanjut pada masyarakat desa Pengalusan,

Disini dialog harus menyertakan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk megekplorasi perasaan mereka mengenai konflik dan pandangan mereka terhadap pihak yang