• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (PPA) GEDUNG BIOSKOP DI SOLO BARU Penekanan Pada Kontekstual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (PPA) GEDUNG BIOSKOP DI SOLO BARU Penekanan Pada Kontekstual"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

(PPA)

GEDUNG BIOSKOP DI SOLO BARU

Penekanan Pada Kontekstual

Diajukan sebagai Pelengakap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

M. Taufik Arifin D300 040 004

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

(2)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Judul

Judul : Gedung Bioskop di Solo Baru ( Penekanan Pada Kontekstual)

I.2 Pengertian Judul

Gedung : Jenis bangunan (KBBI, PT Balai Pustaka : Jakarta, 1998)

Bioskop : Suatu tempat hiburan yang di dalamnya digunakan untuk memutar film-film

Di : Kata perangkai yang menyatakan tempat

Solo Baru : Kota satelit antara kota Surakarta dan kabupaten Sukoharjo dengan lokasi yang strategis untuk pengembangan disektor perekonomian (sumber: RTRW Sukoharjo)

Penekanan : Suatu bentuk pengkhususan

Pada : Kata perangkai yang menyatakan keterangan alat Kontekstual : Keterkaitan/ kesamaan/ ketertautan dengan

sekitarnya

Gedung Bioskop di Solo Baru adalah suatu bangunan yang di gunakan sebagai tempat memutar film-film dan dilengkapi fasilitas-fasilitas pendukung lainnya sebagai sarana pendukung dari bioskop tersebut dengan mengutamakan bentuk tampilan bangunan yang memiliki keterkaitan/ kesamaan/ ketertautan filosofi bentuk dengan bentuk-bentuk bangunan yang ada disekitarnya di Kawasan Solo Baru.

(3)

I.3 Latar belakang

I.3.1 Alasan Pengambilan Judul

Pada saat ini jumlah fasilitas hiburan yang terdapat di kawasan Solo Baru dapat dikatakan cukup. Akan tetapi dari fasilitas hiburan yang berupa gedung bioskop di Solo Baru belum ada. Fasilitas hiburan gedung bioskop yang dilengkap dengan fasilitas penunjang lainnya belum ada di Solo Baru, kemudian digagaslah sebuah pusat hiburan gedung bioskop yang memiliki fasilitas yang lengkap.

Spesifikasi konsumen yang dibidik adalah masyarakat Surakarta dan sekitarnya, khususnya masyarakat Solo Baru, dengan usia antara 13-35 tahun, dimana pada usia tersebut rata-rata mempunyai produktifitas yang tinggi dengan kemampuan sosialisasi yang tinggi. Konsumen ini adalah user yang paling potensial karena mendominasi banyaknya penduduk di Solo Baru dan sekitarnya.

Penciptaan tempat hiburan ini diharapkan sejalan dengan Master Plan Solo Baru 2000 yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik bagi Solo Baru. Persaingan bisnis yang sangat kompetitif terutama di Solo Baru membutuhkan strategi pemasaran dan sarana promosi yang dapat menunjang eksistensi bisnis itu sendiri. Kemudian disinilah Arsitektur tidak hanya berperan sebagai wadah, tetapi juga sebagai alat promosi, sehingga dirancanglah sebuah desain bangunan yang mampu bersaing.

I.3.1.1 Potensi yang Ada

Dahulu di Solo Baru mempunyai sebuah gedung Bioskop Atrium akan tetapi sejak terjadinya kerusuhan yang berakibat gedung tersebut rusak karena di bakar pada tahun 1998, sekarang lokasi bekas gedung bioskop tersebut terbengkalai. Dengan demikian maka muncul ide untuk mengembangkan lokasi bekas gedung Bioskop Atrium tersebut menjadi sebuah gedung bioskop lagi akan tetapi dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang lebih lengkap.

Minimnya tempat hiburan gedung bioskop di Surakarta dan di Sukoharjo menjadikan bioskop di Solo Baru sebagai potensi daya tarik bagi masyarakat Solo dan sekitarnya yang ditunjang dengan letak Solo Baru yang strategis diantara Surakarta dan Sukoharjo.

(4)

Pada saat ini dunia perfilman Indonesia berkembang semakin pesat, maka untuk mendukung perkembangan tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai contohnya gedung bioskop. Gedung bioskop merupakan salah satu tempat untuk menonton film. Jadi setidaknya setiap kota terdapat gedung bioskop sebagai fasilitas untuk menonton film. Untuk itu dengan adanya kembali gedung bioskop di Solo Baru maka masyarakat Solo Baru pada khususnya dan masyarakat Kota Surakarta pada umumnya dapat menonton film di gedung bioskop ini.

I.3.2 Data Fisik dan Non Fisik I.3.2.1 Data Fisik

Di Kota Surakarta terdapat beberapa gedung bioskop dengan klasifikasi antara lain sebagai berikut:

a) Grand 21 di Solo Grand Mall

- Terdapat 4 ruang bioskop/ teater - Termasuk dalam kelas Eksekutif b) Studio di Matahari Singosaren Plaza

- Terdapat 3 ruang bioskop/ teater - Termasuk dalam kelas Bisnis

(5)

ALFA MATAHARI SINGOSAREN SGM

RENCANA

CCSB

Gambar 1

Peta Sebaran gedung bioskop di Surakarta dan Sukoharjo Sumber : sukoharjo_prasarana.gif

Solo Baru merupakan kota satelit antara Surakarta dan Sukoharjo dengan lokasi strategis untuk para pengembang terutama disektor perekonomian, dimana kota satelit adalah kota kecil yang biasanya terletak disekitar wilayah kota yang lebih besar yang perkembangannya selalu mengikuti perkembangan kota yang lebih besar tersebut.

Fasilitas sebagai potensi fisik di Solo Baru antara lain sebagai berikut: a) Komersial

Gambar 2 Ruko di Solo Baru

(6)

Gambar 3

Dealer Toyota Nasmoco Solo Baru Sumber: Dokumen pribadi, 2008

b) Hiburan

Gambar 4

Pandawa Waterboom Solo Baru Sumber: Dokumen pribadi, 2008

Gambar 5

Pandawa Futsal Center Solo Baru Sumber: Dokumen pribadi, 2008

(7)

c) Landmark

Gambar 6 Air Mancur Solo Baru Sumber: Dokumen pribadi, 2008

Gambar 7 Patung di Solo Baru Sumber: Dokumen pribadi, 2008

d) Lokasi

Gambar 8 Lokasi di Solo Baru Sumber: Dokumen pribadi, 2008

(8)

I.3.2.2 Data Non Fisik

Perkiraan Perkembangan Jumlah Penduduk Solo Baru adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Perkiraan Jumlah Penduduk di Solo Baru Tahun Perkiraan Jumlah Penduduk

1992 107.106 jiwa

1997 127.985 jiwa

2000 133.395 jiwa

2010 151.426 jiwa

Sumber : RUTRK Solo Baru 1990 – 2010, dalam Triyono, 2006

Tabel 2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Solo Baru Kelompok Jenis kelamin Jumlah

Umur Pria Wanita Pria + Wanita 1 2 3 4 0-4 18.88 16.284 35.164 5-9 17.936 23.128 41.064 10-14 21.476 24.78 46.256 15-19 24.072 24.072 48.144 20-24 22.656 29.264 51.920 25-29 24.072 24.544 48.916 30-34 20.296 23.128 43.424 35-39 20.296 23.836 44.132 40-44 19.588 21.24 40.828 45-49 16.992 16.048 33.040 50-54 12.744 13.452 26.196 55-59 9.204 10.62 19.824 60-64 8.024 11.564 19.588 65+ 14.632 21.712 36.344 Jumlah 250.868 283.672 534.540

Sumber : RUTRK Surakarta 2000 – 2007.www.surakarta.go.id

Potensi di Solo Baru menurut kebijakan perwilayahan RTRW ( Rencana Tata Wilayah Kabupaten/Kota) Sukoharjo Sub Wilayah Pengembangan II yang meliputi wilayah kecamatan Grogol dan Kecamatan Baki sebagai pusatnya di kota Grogol dengan potensi Utama yang dikembangkan pertanian tanaman pangan, industri, perdagangan, pemukiman, dan pariwisata. (Sumber: Rencana Tata Wilayah Kabupaten/Kota Sukoharjo, oleh Triyono Laporan Tugas Akhir).

(9)

Tabel 3

Pertumbuhan Ekonomi di Surakarta PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2000 - 2007 TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI 2000 4,15 % 2001 3,93 % 2002 5,12 % 2003 6,46 % 2004 4,37 % 2005 5,15 % 2006 5,54 % 2007 5,93 %

Sumber : RUTRK Surakarta 2000 – 2007.www.surakarta.go.id Tabel 4

Pendapatan Perkapita di Surakarta

PENDAPATAN PERKAPITA TAHUN 2000 - 2007 TAHUN PENDAPATAN PERKAPITA PROSENTASE 2000 Rp. 6.048.641; 8,07 2001 Rp. 6.747.553; 9,01 2002 Rp. 7.607.782; 10,16 2003 Rp. 8.543.485; 11,41 2004 Rp. 9.556.898; 12,76 2005 Rp. 10.467.470 13,97 2006 Rp. 12.466.812 16,65 2007 Rp. 13.452.747 17,96 Sumber : RUTRK Surakarta 2000 – 2007.www.surakarta.go.id

Tabel 5

Mata Pencaharian Penduduk di Surakarta MATA PENCAHARIAN

a. Pertanian,kehutanan, perburuan, dan perikanan 1158 Orang b. Pertambangan dan penggalian 254 Orang

c. Listrik pengolahan 718 Orang

d. Bangunan 614 Orang

e. Perdagangan besar,eceran, rumah makan, dan hotel 8583 Orang f. Angkutan, penggundangan, dan Komunikasi 1478 Orang g. Keuangan, asuransi, usahasewa bangunan,tanah, dan

jasa perusahaan

3125 Orang h. Jasa kemasyarakatan 3341 Orang

(10)

Dengan melihat tabel di atas maka kita dapat mengetahui bahwa tingkat sosial ekonomi masyarakat Surakarta pada umumnya meningkat atau dapat dikatakan sudah mapan maka dengan demikian kebutuhan akan hiburan (kebutuhan tertier) diharapkan juga meningkat. Selain itu keberadaan Gedung Bioskop bisa menjadi tempat hiburan untuk melepas kepenatan dan kejenuhan atau sebagai tempat Refreshing.

I.4 Studi Literatur

Berikut beberapa gambar jenis ruang bioskop beserta karakteristiknya: a. Bioskop dengan kelas Bisnis

Gambar 9

Bioskop kelas Bisnis Sumber: www.google.co.id

b. Bioskop dengan kelas Eksekutif

Gambar 10 Bioskop kelas Eksekutif Sumber: www.google.co.id

(11)

c. Bioskop 3 Dimensi/ 3D

Gambar 11 Bioskop 3dimensi Sumber: www.google.co.id I.5 Pemilihan Bentuk

Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan konsep Kontekstual dalam perencanaan bangunan Gedung Bioskop ini, beberapa diantaranya yaitu:

a. Konsep ini menunjukkan tampilan akan sesuai dengan lingkungan sekitar.

b. Desain yang atraktif diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat sekitar.

c. Mengurangi penggunaan material bahan kayu, dikarenakan semakin menipisnya persediaan kayu ( Sustainable).

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan bentuk dalam perencanaan bangunan Gedung Bioskop ini, yaitu:

Gedung Bioskop di Valencia, Spanyol Bentuk dasar setengah elips

Gambar 12

Bioskop di Valencia, Spanyol Sumber: www.google.co.id

(12)

Gedung Bioskop Kino, Jepang Bentuk dasar seperti telur

Gambar 13

Bioskop Kino, Jepang Sumber: www.google.co.id

Gedung Bioskop di Eilat, Israel Bentuk dasar seperti Piramid

Gambar 14 Bioskop di Eilat, Israel Sumber: www.google.co.id

Keong Emas di TMII Jakarta Bentuk dasar seperti keong

Gambar 15

Keong Emas di TMII Jakarta Sumber: www.google.co.id

I.6 Permasalahan dan persoalan I.6.1 Permasalahan

Kebudayaan dan pola hidup masyarakat Solo Baru yang sudah mengalami banyak perkembangan, kemudian digagaslah sebuah sarana tempat hiburan gedung bioskop yang dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas hiburan lainnya

(13)

I.6.2 Persoalan

Dalam mewujudkan gedung bioskop sebagai tempat hiburan, terdapat berbagai macam persoalan antara lain:

a. Menentukan karakteristik tampilan Gedung Bioskop yang Kontekstual

b. Menentukan fasilitas-fasilitas penunjang sebagai pendukung keberadaan Gedung Bioskop di Solo Baru

I.7 Tujuan dan Sasaran I.7.1 Tujuan

Menciptakan suatu desain yang mampu bersaing sebagai fasilitas hiburan Gedung Bioskop bagi masyarakat Solo Baru dan sekitarnya.

I.7.2 Sasaran

a. User Gedung Bioskop, yaitu usia produktif dan professional muda dengan usia 13-35 tahun.

b. Konsep lokasi site dari Gedung Bioskop di Solo Baru. c. Konsep tampilan Gedung Bioskop di Solo Baru.

I.8 Batasan dan lingkup pembahasan I.8.1 Batasan

Pembahasan ditekankan pada permasalahan yang ada sebagai output faktor penentu perencanaan dan perancangan fisik bangunan gedung bioskop di Solo Baru

I.8.2 Lingkup Pembahasan

a. Sesuai dengan tujuan dan sasaran diatas, pembahasan yang ada dibatasi dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur terutama perencanaan fisik arsitektur, sedangkan disiplin ilmu lain dibahas bila terkait dengan pembahasan.

b. Gedung Bioskop diasumsikan untuk jangka mendatang, dengan pertimbangan untuk mempertahankan konsep Kontekstual

(14)

I.9 Metode Pembahasan

Metode yang dipakai adalah deduktif-intuiktif, yaitu suatu pendekatan pemecahan melalui studi literature, observasi maupun interview kemudian dituangkan dalam gagasan yang berdasarkan pada pemikiran mengenai Gedung Bioskop.

I.10 Sistematika Pembahasan Tahap I PENDAHULUAN

Mengungkapkan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, serta sistematika pembahasan dari Gedung Bioskop Di Solo Baru

Tahap II TINJAUAN GEDUNG BIOSKOP

Mengungkapkan tinjauan Gedung bioskop yang meliputi: pengertian Gedung Bioskop, fungsi Gedung Bioskop, klasifikasi Gedung Bioskop.

Teori Kontekstual

Metode Perancangan Arsitektur

Tahap III TINJAUAN TENTANG SURAKARTA DAN SOLO BARU Mengungkapkan karakteristik masyarakat Solo dan Solo Baru yang di refleksikan terhadap Gedung Bioskop serta mengungkapkan pelaku kegiatan dan kegiatan dalam Gedung Bioskop ini.

Tahap IV ANALISA DAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN GEDUNG BIOSKOP DI SOLO BARU

Mengungkapkan peruangan yang meliputi kegiatan dan fasilitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, pola hubungan ruang, penentuan lokasi, penentuan site, kondisi ruang, system struktur bangunan dan system utilitas dalam Gedung Bioskop di Solo Baru .

Gambar

Gambar 9  Bioskop kelas Bisnis  Sumber: www.google.co.id
Gambar 11  Bioskop 3dimensi  Sumber: www.google.co.id
Gambar 14  Bioskop di Eilat, Israel  Sumber: www.google.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Responden adalah subyek yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam bentuk kuesioner maupun wawancara yang terkait langsung dengan masalah yang

Observasi merupakan alat pengumpulan data yang membantu dalam menunjang pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas. 66) mngungkapkan bahwa “Observasi merupakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan pengguna dalam penggembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan, dukungan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan yang pertama sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada materi

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi sosial guru BK/konselor sekolah di SMA Negeri se-kota Denpasar dilihat dari

Hubungan Antara Coping Stress dengan Motivasi Berprestasi Melalui Kebahagiaan Sebagai Variabel Perantara pada Atlet Remaja di Surabaya.. Surabaya: Fakultas Psikologi

Keuntungan dari tipe gasifikasi ini adalah dapat digunakan untuk oprasi yang berkesinambungan dengan menambah bahan bakar melewati atas, namun di butuhkan system

Skripsi ini membahas mengenai implementasi strategi Marketing Public Relations yang dilakukan dalam membangun brand awareness sebagai salah satu strategi yang digunakan oleh