• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : Oral Literature, tradisen, Hata-hata, Pamijur Boru, Wedding, Pasaman Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords : Oral Literature, tradisen, Hata-hata, Pamijur Boru, Wedding, Pasaman Barat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SASTRA LISAN HATA-HATA DALAM TRADISI PAMIJUR BORU PADA UPACARA PERNIKAHAN DI NAGARI PARIT KECAMATAN

KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT Firdaus1, Samsiarni2, Wahyudi Rahmat2

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat dausfirdauslubis@gmail.com

ABSTRACT

The background of this research is one of effort to maintain and preserve the tradition of Pamijur Boru which is one of oral literary of Hata-hata Pamijur Boru tradition in Parit, Koto Balingka subdistrict, Pasaman Barat district. This research discussed of contained in Parit, Koto Balingka subdistrict, Pasaman Barat district. The Data got from observation, literature study, interview, recorder, and recording. Analysis is done by transcribing data from written language, in mandailing language, editing the text into poetry form, transcribing into Indonesian, analyzing data to determine the function and values of teaching in Pamijur Boru tradition in Aek Nabirong village, Parit, Koto Balingka subdistrict, Pasaman Barat district.The result of research on oral literature of Hata-hata Pamijur Boru at the wedding ceremony are: (1) context of oral Hata-hata Pamijur Boru tradition covering geographical background, cultural background, social background, population and society condition in Aek Nabirong Village, Parit, Koto Balingka district, Pasaman Barat district. (2) Editing of text and translation of Hata-hataPamijur Boru in the wedding ceremony at Aek Nabirong village, Parit, Koto Balingka subdistrict, Pasaman Barat district. (3) The functions and values of the teachings contained in the Hata-hata Pamijur Boru at the wedding ceremony at Aek Nabirong, Parit, Koto Balingka subdistrict, Pasaman Barat district included religious functions, moral functions, and inactive functions, The value of teaching that included the value of obedience to God, have a sense of responsibility, harmonious in marriage and community, and willing to working. Keywords : Oral Literature, tradisen, Hata-hata, Pamijur Boru, Wedding,

Pasaman Barat

PENDAHULUAN

Sastra lisan merupakan seni berbahasa yang disampaikan melalui bahasa lisan dari mulut ke telinga. Sastra lisan diwariskan secara terun-temurun yang bersifat anonim atau tidak diketahui siapa pengarangnya karena sastra lisan sudah ada jauh

sebelum masyarakat mengenal

tulisan. Sastra lisan tercipta dengan membawa sekumpulan nilai-nilai

yang terdapat di dalamnya. Sastra

lisan juga dapat memberikan

gambaran tentang suatu tradisi

masyarakat tertentu. Jadi, sastralisan dapat diartikan sebagai tradisi lisan yang memiliki nilai-nilai esteis, disampaikan dari mulut ke telinga, dandiwariskan secara turun-temurun.

Alasanyang melatarbelakangi

peneliti melakukan penelitian

(2)

Pamijur Boru. Mengingat pentingnya nilai-nilai yang terdapat dalam sastra

lisan Hata-hata dalam tradisi

Pamijur Borudan upaya

pelestarianya, pengkajian terhadap Hata-hata ini. Hal ini yang menjadi latar belakang ketertarikan terhadap penulis untuk melakukan penelitian tentang sastra lisan Hata-hata dalam

tradisi Pamijur Boru. Objek

penelitian yang dipilih adalah sastra

lisan Hata-hata dalam tradisi

Pamijur Boru pada upacara

pernikahan masyarakat Mandailing di Kampung Aek Nabirong, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif. Semi(1993:23)

menyebutkan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang

dilakukan dengan tidak

mengutamakan pada angka-angka,

tetapi mengutamakan kedalam

penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara

empiris. Menurut Moleong

(2010:6),penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan,dan lain-lain, secaraholistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. Metode merupakan cara atau langkah langkah sistematis untuk mengkaji suatu ilmu secara objektif, sistematis, rasional, dan empiris. Pada penelitian ini metode yang digunakana dalam metode deskriptif analisis. Ratna(2004:53) menjelaskan bahwa metode deskriptif analisis

dilakukan dengan caramen

deskripsikan fakta-fakta yang

kemudian disusul dengan analisis.

Pada penelitian ini,data yang

diperoleh dideskripsikan lalu

dianalisis untuk memperoleh fungsi dan nilai-nilai pengajaran yang terdapat dalam Hata-hata pada tradisi Pamijur Boru.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian

Pertama, Konteks Sastra Lisan

Hata-hata dalam Tradisi Pamijur

Boru. Konteks penelitian ini

menjelaskan tentang latar sosial, latar budaya, dan latar geografis Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat. Jorong Aek Nabirong berada di Nagari Parit,

Kecamatan Koto Balingka,

Kabupeten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Konteks sastra lisan

Hata-hata di lihat dari latar

budayanya masyarakat Jorong Aek Nabirong, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat mempunyai beberapa tradisi yang masih di laksanakan sampai saat sekarang ini di antaranya adalah

Manyulu-nyulu, Marsapa Boru,

Marsapa Utang,Pokat Kahanggi, Markobar, Maroleh, Pamijur Boru, dan Mulak Ari. Dan dari segi latar

sosial masyarakat jorong Aek

Nabirong dapat dilihat dari kegiatan atau tradisi yang ada di Kampung

Aek Nabirong, Nagari Parit,

Kecamatan Koto Balingka,

Kabupaten Pasaman Barat. kegiatan tersebut dilihat dari salah satu tradisi

Pamijur Boru pada upacara

pernikahan yang ada di Kampung Aek Nabirong. Sedangkan secara geografis, Kampung Aek Nabirong,

Nagari Parit, Kecamatan Koto

Balingka, Kabupaten Pasaman Barat. Kampung Aek Nabirong memiliki

batas wilayah dengan wilayah

(3)

dengan Kampung Simaninggir, sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Sawah Mudik, sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Tamang Padang, dan sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten

Mandailing Natal. Kedua, Suntingan teks dan terjemahan Hata- hata dalam upacara pernikahan Pamijur Boru di Kampung Aek Nabirong,

Nagari Parit, Kecamatan Koto

Balingka Kabupaten Pasaman Barat yang terdiri dari (a). teks Hata – hataPamijur Boru (b). terjemahan teks Hata-hata Pamijur Boru(c). suntingan teks Hata-hata Pamijur Boru. Ketiga, Fungsi dan nilai-nilai pengajaran dalam Hata-hata Pamijur Boru. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang ditemukan di lapangan dengan salah satu orang yang dituakan (Hatobangon) yang ada di Kampung Aek Nabirong,

Nagari Parit, Kecamatan Koto

Balingka, Kabupaten Pasaman Barat.

yang bernama Bapak Sulpan

Rangkuti terdapat beberapa fungsi dan nilai- nilai pengajaran yang terdapat didalam Hata-hata Pamijur Boru di Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut. (1) Fungsi Hata-hata Pamijur Boru (a).

Memberikan hiburan pada

masyarakat (b) membimbing kedua pengantin baik pengantin perempuan maupun pengantin laki-laki untuk berbuat baik kepada sesama (c) memberikan bimbingan hidup untuk kehidupan yang akan datang

(d).menjalankan kehidupan rumah tangga yang sesuai dengan ajaran agama.(e).membimbing untuk hidup rukun dalam rumah tangga yang baru. (2) Nilai –nilai pengajaran dalah Hata-hata Pamijur Boru. (a).taat pada aturan agama(b).patuh pada ajaran orang tua. (c).menjaga

rumah tangga untuk hidup rukun. (d) Saling jujur antara pasangan, supaya hidup bahagia. (e). suka membantu. (f) mau bekerja untuk nafkah anak istri. (g). memiliki tanggung jawab kepada anak dan istri. (h) mampu memelihara keutuhan keluarga dari kedua belah pihak. (i) menaati aturan adat dalam lingkungan masyarakat.

B. PEMBAHASAN

1. Konteks Sastra Lisan Hata-hata dalam Tradisi Pamijur Boru diNagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat.

Konteks penelitian ini

menjelaskan tentang latar sosial, latar budaya, dan latar geografis Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat. Jorong Aek Nabirong berada di Nagari Parit,

Kecamatan Koto Balingka,

Kabupeten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Konteks sastra lisan

Hata-hata dilihat dari latar

budayanya masyarakat Jorong Aek Nabirong, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat mempunyai beberapa tradisi yang masih di laksanakan sampai saat sekarang ini di antaranya adalah

Manyulu-nyulu, Marsapa Boru,

Marsapa Utang, Pokat

Kahanggi,Markobar, Maroleh,

Pamijur Boru, dan Mulak Ari. Dan dari segi latar sosial masyarakat Jorong Aek Nabirong dapat dilihat dari kegiatan atau tradisi yang ada di Kampung Aek Nabirong, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat kegiatan tersebut dilihat dari salah satu tradisi

Pamijur Boru pada upacara

pernikahan yang ada di Kampung Aek Nabirong. Sedangkan secara geografis, Kampung Aek Nabirong,

(4)

Balingka, Kabupaten Pasaman Barat. Kampung Aek Nabirong memiliki

batas wilayah dengan wilayah

sekitarnya. Sebelah utara berbatasan

dengan Kampung Simaninggir,

sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Sawah Mudik, sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Tamang Padang, dan sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten

Mandailing Natal. Dalam hal ini

sastra lisan terdapat cara

menyampaikan sastra lisan Hata-hata Pamijur Boru yang meliputi.

a. Hata-hata sebagai Sastra Lisan 1. Penutur

Hata-hata dalam tradisi Pamijur Boru dituturkan oleh (Hatobangon) yang ada di Kampung Aek Nabirong.

2. Partisipan

Partisipan dalam upacara

pernikahan dalam Pamijur Boru terdiri dari orang tua laki-laki, orang tua perempuan dari pihak keluarga pengantin perempuan.

3. Tempat dan waktu Penuturan

Hata-hata dalam tradisi Pamijur Boru merupakan salah satu rangkaian kegiatan pada upacara pernikahan pada Suku Mandailing yang ada di Kampung Aek Nabirong. Pamijur

Boru dilaksanakan dirumah

pengantin perempuan sebelum

pengantin perempuan turun dari rumah orang tuanya menuju rumah suaminya

4. Suasana dan Tata Laksana Upacara Pamijur Boru

Suasana dalam Hata-hata

Pamijur Boru ini dilaksanakan

dengan khidmat. Upacara Pamijur Boru dihadiri oleh kedua keluarga yaitu antara keluarga pengantin perempun dan pengantin laki-laki

b. Hata-hata Sebagai Puisi Lama 1. Mengutamakan Penggunaan

Irama Bahasa.

Hata-hata Pamijur Boru

memiliki irama bahasa tersendiri karena Hata-hata Pamijur Boru

dituturkan dengan menggunakan

bunyi yang teratur. Bunyi teratur pada Hata-hata adalah turun naik,

panjang pendek, dan keras

lembutnya ucapan bunyi bahasa pada Hata-hata.

2. Bunyi serupa yang berulang-ulang (persajakan)

Bunyi serupa terdapat pada lirik pertama dan lirik ketiga lirik kedua dengan lirik keempat.

2. Suntingan Teks Hata- hataPamijur Boru

3. Fungsi dan nilai-nilai pengajaran Hata-hata dalam Pamijur Boru di Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat a. Fungsi Hata –hata dalam

Tradisi Pamijur Boru pada Upacara Pernikahan di Nagari Parit Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat

a. Fungsi Religius

Fungsi religius dalah Hata hata Pamijur Boru untuk

memberikan nasehat atau

bimbingan berupa ajaran

agama kelak mereka tidak meninggalkan sholat.

b. Fungsi moral

Fungsi moral dalam

Hata-hataPamijur Boru adalah

memberikan pengetahuan

baik pengantin perempuan ataupun pengantin laki-laki mengenai tingkah laku yang baik dalam berumah tangga.

c. Fungsi didaktif

Fungsi didaktif adalah fungsi

untuk dan memberikan

pengajaran yang mampu

(5)

kedua pengantin dalam kehidupan berumah tangga.

b. Nilai-nilai Pengajaran dalam Hata-hata PamijurBoru

a. Ketaatan keepada Tuhan

Nilai dari ketaatan kepada

tuhan adalah selalu

menjalankan perintah atau ajaran agama baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam kehidupan bermayarakat.

b. Memiliki Tanggung Jawab

Hata- hata dituturkan pada

tradisi Pamijur Boru

memiliki tuntutan dan

tanggung jawab yang akan di amban dalam menjalankan

kehidupan rumah tangga

yang baru akan dibida.

c. Rukun dalam Berumah Tangga dan Bermasyarakat

Hata hata yang dituturkan dalam tradisi Pamijur Boru merupakan salah satu bentuk nasihat yang disampaikan kepada sepasang pengantin sebelumpengantin perempaun meninggalkan rumah orang tuanya.

d. Mau Bekerja

Manusia berkeinginan dapat diraih melalui karja keras. Oleh sebab itu, sifat kerja keras harus ada pada setiap orang, khusnya bagi pasangan

penganti yang akan

menghadapai kehidupan

rumah tangga yang baru.

KESIMPULAN

Berdasarkan simpulan yang merupakan temuan pada penelitian tentang sastra lisah Hata-hata dalam tradisi Pamijur Boru di Nagari Parit,

Kecamatan Koto Balingka,

Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut. Pertama, konteks

sastra lisan Hata-hata dalam tradisi

Pamijur Boru pada upacara

pernikahan di Nagari Parit,

Kecamatan Koto Balingka,

Kabupaten Pasamana Barat.

dilakukan dirumah pengantin

perempuan sebelum pengantin

perempuan pergi dari rumah orang

tua menuju rumah suaminya.

Konteks sastra lisan Hata-hata dalam tradisi Pamijur Boru terdapat

penutur, partisipan, tempat

penuturan, dan suasana dan tempat pelaksannan upacara pernikahan.

Kedua, suntingan teks dan

terjemahan Hata-hata sebagai puisi lama disertai dengan terjemahannya upacara pernikahan di Nagari Parit,

Kecamatan Koto Balingka,

Kabupaten Pasaman Barat. Ketiga, Hata-hata sebagai puisi lama dengan ciri-ciri mengutamakan penggunaan irama bahasa, bunyi serupa yang

berulang-ulang atau memiliki

persajakan. Keempat, Hata-hata

Pamijur Boru memilki bebrapa fungsi, yaitu,(1) fungsi religius, (2) fungsi moral dan (3) fungsi didaktif. Kelima, berisi tujuan nilai-nilai pengajaran yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai – nilai pengajaran yang terdapat dalah Hata-hata Pamijur Boru, yaitu sebagai berikut (1) ketaatan pada Tuhan, (2) memiliki rasa tanggung jawab, (3) rukun dalam berumah tangga dan bermasyarakat, (4) dan mau bekerja.

KEPUSTAKAAN

Mihardja, Ratih. 2012. Sastra Indonesia Majas, Sajak, Puisi, Syair, dan Pribahasa. Jakarta: Laksana Angkasa. Moleong, Lexy J. 2010. Metodelogi

Penelitian, Kualitatif.

(6)

Karya.

Ratna, Nyoman Kutha . 2004. Motode dan Teknik Penelitin Sastra. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Semi. M. Atar.1993 Metodologi

Penelitian Sastra . Bandung: hhhhh

Yundiafi. Siti Zahra dkk. 2002. Antologi Puisi Lama Nusantra Berisi Nasihat Jakarta Pusat Bahasa.

Referensi

Dokumen terkait

Jasa Marga (Persero) Tbk Medan, Bentuk-Bentuk Jaminan Yang Dapat Diberikan Oleh Usaha Ekonomi Kecil Dalam Program Kemitraan Bantuan Usaha serta Akibat Hukum Terhadap Jaminan

Pengujian Direct Shear pada tanah lempung yang diberi campuran tailing timah dengan kadar campuran 0%, 20%, 30%, dan 40% dari berat tanah kering, untuk mengetahui nilai kuat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kultur tunggal Phanerochaete chrysosporium dengan lama inkubasi 40 hari lebih optimal yaitu persebaran miselium yang

Bahan-bahan yang diperlukan oleh perusahaan sangat menentukan atau mempengaruhi tingkat kualitas dan kuantitas produk dan harga jual produk karena bila harga bahan yang

(karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah

6 25 spot kuliner yang representatif Data Dinas Perdagangan UMKM mau bekerja sama dan mengikuti kebijakan kegiatan, Semua Stakeholder komitment dengan Rencana Aksi dan

Adanya prinsip hukum umum ini memberikan arti penting dalam perkembangan hukum internasional karena dengan adanya prinsip-prinsip hukum umum maka mahkamah tidak

dengan organisasi Pangestu Cabang Tasikmadu karena adanya motif internal dan motif eksternal. Motif internal di sini karena ajaran Pangestu lebih mudah dipahami, sesuai