• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN AGAMA HINDU"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

I KETUT SUDARSANA

iketutsudarsana@ihdn.ac.id ▪ www.iketutsudarsana.com

Secara etimologi agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu dari kata “a” dan “gam”. “a” berarti tidak dan “gam” berarti pergi atau bergerak. Kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Jadi agama adalah dharma dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia yang bersumber dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian menjadi pedoman hidup khususnya bagi umat Hindu di dalam berpikir, berkata, dan berprilaku yang didalamnya memuat nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Hindu dalam mengatur dan mengendalikan prilaku manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari (Oka Netra, 1995 : 8).

Kata Hindu berasal dari bahasa Yunani, Hydros atau Hidos dan bagaimana untuk menyebutkan kebudayaan atau agama yang berkembang di lembah sungai Sindhu (Pudja, 1985 : 16). Kata Sindhu artinya air, dimana dalam Weda air disebut Tirtha, sehingga di Bali istilahnya menjadi agama Tirtha untuk mengganti kata Hindu. Agama Hindu adalah ajaran yang bersumber dari kitab suci Weda yang mengajarkan kepada pemeluknya dan seluruh umat manusia menghargai dan menghormati semua manusia yang mengakui adanya kebesaran Tuhan, Sukardika (2004 : 30-34). Pengertian Hindu menurut Parisadha Hindu Dharma (1979: 12) dalam buku Upadeca, dinyatakan bahwa “Hindu adalah agama yang pertama kalinya berkembang di sekitar sungai suci Sindhu”.

Wijaya (1982: 4), menyebutkan agama Hindu adalah “Kepercayaan kepada Tuhan serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengan itu”. Sedangkan menurut parisadha Hindu Dharma (1979: 13), menyebutkan bahwa istilah Sansekerta: agama berasal dari a yang artinya tidak dan gam artinya pergi. Jadi, kata agama berarti tidak pergi, tetap di tempat, langgeng diwariskan secara turun-temurun”. Tetapi dalam ilmu kerohanian, ditegaskan oleh Parisada Hindu Dharma (1979: 14-15) bahwa agama adalah “dharma”dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh kehidupan.

Perkembangan agama Hindu sejak jaman dahulu, yakni pada jaman Upanisad. Pada jaman ini, pembelajaran benar-benar telah dipraktekan dalam kehidupan masyarakat dengan membentuk sakha-sakha sebagai wadah perkumpulan spiritual dengan guru spiritualnya yang dipakai pedoman dalam berpijak. Hal ini tergambar pada arti Upanisad itu sendiri yakni “Upa artinya dekat, Ni artinya dibawah dan Sad artinya duduk dibawah dan didekatnya Acharya” (Titib, 1994: 7).

(2)

Pembelajaran Agama Hindu Page 2

Dengan kata lain ajaran agama Hindu telah berlangsung sedemikian rupa, yang kemudian berpengaruh pada perkembangan agama Hindu di Bali, seperti adanya silakramaning aguron-guron yaitu “Kewajiban Siswa (sisya) yang hendak menunjukkan diri di dalam kehidupan keagamaan untuk mencapai kesempurnaan hidup dan kesucian bathin” (Punyatmaja, 1976: 9) .

Selanjutnya dalam Bhagavad Gita adhyaya IV sloka 33 disebutkan : Sreyan dravya mayad yajnaj

jnana yajnah parantapa Sarvam karmakhilam partha jnane parisamapyate.

Persembahan berupa ilmu pengetahuan Parantapa, lebih bermutu dari persembahan materi dalam keseluruhannya semua kerja ini berpusat pada ilmu pengetahuan, oh Partha (Maswinara, 1977 :257).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai ajaran agama Hindu adalah merupakan keyakinan yang menumbuh kembangkan sikap dan budhi pekerti yang luhur berdasarkan ajaran agama Hindu. Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan pengertian agama Hindu adalah kepercayaan hidup yang berkembang untuk pertama kali berkembang di sungai suci Sindhu, yang merupakan suatu kepercayaan pada ajaran suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi Wasa yang kekal abadi, diwariskan secara turun-temurun. Dan merupakan agama yang mempunyai usia terpanjang yang merupakan suatu keyakinan, kepercayaan Hindu yang bertujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kebahagiaan yang maha tinggi dan kesucian lahir dan bathin.

Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran agama Hindu sangat penting diberikan pada setiap umat Hindu khususnya bagi siswa. Karena pembelajaran agama Hindu menekankan pada segi spiritualitas keagamaan dan merupakan suatu bimbingan dan bantuan pengarahan terhadap umat manusia yang berkepribadian tinggi, berbudi pekerti yang luhur, dan astiti bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi yang nantinya dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan mental siswa.

Terkait dengan itu, pembelajaran agama Hindu merupakan suatu upaya untuk membina pertumbuhan jiwa masyarakat dengan ajaran agama Hindu, dari sumber ajarannya yaitu: Sruti, smerti, sila, acara dan atmanastuti. Sehubungan dengan pentingnya pembelajaran agama Hindu untuk mencapai tujuan agama Hindu yaitu “ Moksartham Jagaditha Ya Ca Iti Dharma” untuk menuju keseimbangan dan keharmonisan hidup di dalam segala aspek kehidupan baik aspek intern ataupun ekstern dalam mewujudkan kedamaian hidup. Dimana telah dijelaskan dalam Pustaka Suci Rg Veda X.

(3)

Pembelajaran Agama Hindu Page 3 32.7 sebagai berikut :

Aksetravit Ksetravidam hyaprat Sa paiti ksetravidanusistah

Etad van bhadram anusasanasyo Ta sruti vindatyas njasinam

Orang yang tak mengenal suatu tempat bertanya kepada orang yang mengetahuinya. Ia meneruskan perjalanan, dibimbing oleh orang yang tahu. Inilah manfaat pendidikan. Ia menemukan jalan yang lurus (Titib, 1996: 249).

Demikianlah usaha-usaha untuk mempelajari sastra agama adalah suatu yang utama di dalam mengamalkan ajaran agama sebagai landasan untuk meningkatkan kerukunan dan kedamaian hidup atas dasar astiti bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam mencapai kesempurnaan Hidup baik lahir maupun bathin. Berdasarkan pengertian agama Hindu di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran agama Hindu adalah usaha sadar dan terencana untuk membina siswa dalam memahami, meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Hindu dalam hubungannya dengan Sraddha-Bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Daftar Bacaan

Sudarsana, I. K. (2017). Interpretation Meaning of Ngaben for Krama Dadia Arya Kubontubuh Tirtha Sari Ulakan Village Karangasem District (Hindu Religious Education Perspective). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(1), 1-13.

Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar.

Sudarsana, I. K. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI. STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS.

Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.

Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14.

(4)

Pembelajaran Agama Hindu Page 4

Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230.

Sudarsana, I. K. (2017). Interpretation Meaning of Ngaben for Krama Dadia Arya Kubontubuh Tirtha Sari Ulakan Village Karangasem District (Hindu Religious Education Perspective). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(1), 1-13.

Sudarsana, I. K. (2016, October). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Hindu Melalui Efektivitas Pola Interaksi Dalam Pembelajaran Di Sekolah. In SEMINAR NASIONAL AGAMA DAN BUDAYA (SEMAYA II) (No. ISBN : 978-602-71567-6-0, pp. 132-140). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar bekerjasama dengan Jayapangus Press.

Sudarsana, I. K. (2016, October). The Importance Of Morals Teaching In Shaping The Students’ Characters In School. In Dharma Acarya Faculty International Seminar (DAFIS) (No. ISBN : 978-602-71567-5-3, pp. 367-376). Dharma Acarya Faculty Hindu Dharma State Institute (IHDN) Denpasar in Association with Jayapangus Press.

Sudarsana, I. K. (2016, June). Praksis Teori Sosial Kognitif dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Agama. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-74659-3-0, pp. 82-87). Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2016, May). Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Pendidikan Alam Terbuka. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-6-2, pp. 214-221). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Hindu Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2016, April). Meningkatkan Perilaku Kewirausahaan Wanita Hindu melalui Pemberian Pelatihan Upakara. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-5-5, pp. 79-85). Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IHDN Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2015, September). Inovasi Pembelajaran Agama Hindu di Sekolah Berbasis Multikulturalisme. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-3-9, pp. 94-101). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2015, June). Pentingnya Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter bagi Remaja Putus Sekolah. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-1-5, pp. 343-349). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2015, May). Peran Pendidikan Non Formal dalam Pemberdayaan Perempuan. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-0-0, pp. 135-139). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IHDN Denpasar.

(5)

Pembelajaran Agama Hindu Page 5

Sudarsana, I. K. (2014, October). Kebertahanan Tradisi Magibung Sebagai Kearifan Lokal dalam Menjaga Persaudaraan Masyarakat Hindu. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71598-0-8, pp. 137-143). Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2014, October). Peningkatan Peran Pendidikan Agama Hindu dalam Membangun Remaja Humanis dan Pluralis. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-0-8, pp. 26-32). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2014, September). Membangun Budaya Sekolah Berbasis Nilai Pendidikan Agama Hindu untuk Membentuk Karakter Warga Sekolah. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71464-0-2, pp. 69-75). Pascasarjana IHDN Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2013, September). Pentingnya Organisasi Profesi, Sertifikasi dan Akreditasi sebagai Penguatan Eksistensi Pendidikan Nonformal. In International Seminar (No. ISBN : 978-602-17016-2-1, pp. 176-187). Department Of Nonformal Faculty Of Education UPI.

Sudarsana, I. K. (2016). MODEL PEMBELAJARAN PASRAMAN KILAT: Meningkatkan Nilai-Nilai Spiritual Remaja Hindu.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Utaminingsih (2014:39),.. budaya organisasi yang terbentuk, terus dikembangkan dan diperkuat, sehingga memerlukan implementasi yang dapat membantu menyatukan

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Secara umum pelaksanaan pengendalian intern di Bank Indonesia Bandung sudah baik dan memadai, hal ini ditandai dengan adanya struktur organisasi yang menggambarkan pemisahan fungsi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan larutan limbah bubuk teh hitam dalam pembuatan telur asin itik Pegagan mampu mempertahankan bobot serta tekstur putih

NO Nomor Registrasi Instruktur Nama Lengkap Fakultas Jurusan Mapel Sertifikasi Guru.. 1

Didik Kurniawan (2013) Dalam penelitian dengan judul Sistem Informasi Pengelolaan Order Barang Kerajinan Rotan Berbasis Desktop pada Marto Putro Rotan, alat yang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAITc. TOTAL LABA (RUGI)

Adapun badan eksekutif atau kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri dipilih berdasarkan dukungan suara terbanyak dari badan legislatif (dewan perwakilan