PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN
LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) RUAS JALAN BYPASS PADANG
(STA 18+000 – STA 26+500)
Pitri Mega Sari, Bahrul Anif, Hendri Warman
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Email : pitrimegasari04@gmail.com, bahrulanif@bunghatta.ac.id ,
warman_hendri@yahoo.com
Abstrak
Ruas Jalan Padang ByPass merupakan jalan salah satu jalan nasional atau jalan ateri primer yang berada di Propinsi Sumatera Barat, yang menghubungkan antara Pelabuhan Teluk Bayur dengan Bandara Internasional Minang Kabau.Oleh karena itu pembangunan prasarana transportasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Tujuan dilakukan perencanaan ini adalah untuk menghasilkan suatu desain jalan yang baik, ekonomis, serta mampu memberikan pelayanan lalu lintas yang optimal. Untuk perhitungannya dibatasi dari Sta 18+000 – Sta 26+500 (perkerasan lentur).Metoda perencanaan perkerasan lentur mengacu pada peraturan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 sementara perencanaan geometrik mengacu kepada peraturan Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 (TPGJAK). Dari perhitungan Alinyemen Horizontal didapat satu bentuk tikungan yaitu Full Circle (FC), pada perhitungan Alinyemen Vertikal didapatkan lengkung 13 cembung dan 16 lengkung cekung. Dari hasil perhitungan tebal perkerasaan lentur dengan pengolahan data diperoleh pertumbuhan lalu lintas (5%), untuk perencanaan tebal perkerasan lentur didapat CBR rencana sebanyak 4 segmen, yaitu segmen pertama didapat nilai CBR sebesar 6,4%, segmen kedua, 8,1%, segmen ketiga, 6,56%, segmen keempat, 6,74%.
GEOMETRIC RE-PLANNING AND FLEXIBLE PAVEMENT
THICKNESS OF PADANG BYPASS ROADS
(STA 18+000 – STA 26+500)
Pitri Mega Sari, Bahrul Anif, Hendri Warman
Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University
Email : pitrimegasari04@gmail.com, bahrulanif@bunghatta.ac.id, warman_hendri@yahoo.com
Abstract
Padang Bypass road section is one of the national road or a primary arterial road in the province of West Sumatera lingking Teluk Bayur the Minangkabau International Airport. Therefore, the development of transport infrastructure is an important thing to do. The purpose of this plan is to produce a good road design, economical, and able to provide services, the traffic is optimal. Restricted to calculation of Sta 18+000 – Sta 26+500 (flexible pavement). flexible pavement planning method refers to a method of Highways No.02/M/BM/2013 while geometric design based on the regulation of Highways in Planning Procedures Geometric Inter-City Road 1997. From the calculations alignment horizontal obtained a form of bend that is Full Circle (FC), the calculation of vertical alignment obtained 13 curved convex and 16 curved convace. From the calculation of flexible pavement thickness obtained by processing the data traffic growth (5%),for planning of thickness of flexible pavement obtained CBR plan as much as 4 segment, that is first segmen got value of CBR 6,4 %, second segment 8,1%, segment third 6,56%, fourth segment 6,74%.
PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN
LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) RUAS JALAN BYPASS PADANG
(STA 18+000 – STA 26+500)
Pitri Mega Sari, Bahrul Anif, Hendri Warman
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Email : pitrimegasari04@gmail.com, bahrulanif@bunghatta.ac.id ,
warman_hendri@yahoo.com
1. PENDAHULUAN
Perencanaan ruas jalan menggunakan Perkerasan Lentur (flexible Pavement) pada ruas jalan lintas ByPass Padang dari simpang lubuk minturun ke simpang duku merupakan bagian dari sistem transportasi, salah satu tujuannya adalah memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik dan nyaman seiring dengan melihat peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi pada ruas jalan lintas Padang ke Pelabuhan Teluk Bayur, maka diperlukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitas jalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, karena ruas jalan lintas ByPass Padang ke arah simpang duku merupakan salah satu ruas jalan Nasional yang berada di Propinsi Sumatera Barat.
Ruas jalan lintas ByPass Padang adalah jalan nasional dan sebagai jalan arteri serta merupakan jalan alternatif yang menghubungkan Kota Padang dengan Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Internasional Minagkabau
(BIM) yang mempunyai berbagai masalah transportasi antara lain :
1. Masalah kemacetan lalu lintas karena menampung volume lalu lintas yang lewat, sehingga meningkatnya volume kendaraan yang melewati jalan tersebut, baik kendaraan ringan maupun kendaraan berat yang lebih mendominasi.
2. Didalam perencanaan geometrik jalan dititik beratkan kepada sifat kendaraan yang melewati, ukuran kendaraan, bentuk dan lebar jalan pada saat ditikungan sehingga memberikan pelayanan yang optimal dan menghasilkan infrastruktur sesuai standar yang memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
3. Kondisi existing permukaan jalan sebagian mengalami kerusakan, Ketidaknyamanan lalu lintas jalanjuga menjadi sebab kemacetan disepanjang jalan akibat buruknya jalan serta kondisi jalan yang pada umumnya pendakian, penurunan
keretakan memanjang ataupun melintang jalan sebagaimana ditunjukkan pada gambar lampiran.
Dari latar belakang diatas, penulis mencoba untuk meninjau dan merencanakan kembali geometrik ruas jalan tersebut menggunakan perkerasaan lentur (Flexible Pavement) dengan judul
“PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) RUAS JALAN BY PASS PADANG (STA 18+000 – STA 26+500)”.
Maksud penulisan Tugas Akhir ini untuk lebih memahami, mampu menghitung dan merencanakan geometrik serta desain tebal lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) untuk ruas jalan ByPass Kota Padang (STA 18+000 – STA 26+500).
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Dapat mengetahui perhitungan atau perencanaan geometric jalan.
2. Untuk membandingkan kondisi di lapangan dengan kondisi standar yang dikeluarkan oleh Bina Marga. Karena pada tikungan yang dikaji merupakan bagian dari jalan arteri primer, yang mengacu kepada Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997.
3.
Berapa kebutuhan tebalperkerasan yang diperlukan perkerasan jalan tersebut untuk umur rencana (UR) 20 tahun mendatang dengan peratutan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013.
2. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah studi literatur dan analisa data.Kegiatan yang dilakukan secara garis besar dibedakan menjadi:
a. Literatur
Dalam studi literatur didapatkan teori-teori yang diperoleh melalui buku – buku untuk perhitungan geometrik dan tebal perkerasan jalan yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir.
b. Pengumpulan data
Data yang dibutuhkan adalah gambar rencana, Data Lalu Lintas, Data CBR, dan lainya yang didapat dari konsultan perencana dan dinas terkait.
c. Observasi/ Pengamatan Langsung Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung/peninjauan lokasi perencanaan di lapangan tentunya secara langsung dapat diketahui dan diamati kondisi lokasi perencanaan tersebut
d. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak terkait dalam proyek seperti Konsultan Perencana dan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II. Dari pihak tersebut diperoleh informasi dan data-data untuk tugas akhir ini.
Adapun untuk perhitungan geometrik dilakukan dengan mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan oleh Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 (TPGJAK), Sedangkan untuk perencanaan tebal perkerasan kaku mengacu pada Metoda Bina Marga 2013.
3. DATA
Data data yang didapat dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Gambar Rencana
2. Data Nilai CBR Rata-Rata per segmen.
3. Data Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) berdasarkan kendaran/ perhari/ 2 jalur yaitu :
Tabel 1. LHR pada ruas jalan Bypass Padang
Tabel 2. Hasil CBR Lapangan Padang ByPass
4. PERHITUNGAN Perhitungan Geometrik
Perhitungan geometrik adalah perencanaan rute dari suatu jalan secara lengkap meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada / tersedia dari hasil survey lapangan yang mengacupada ketentuan yang berlaku (Shirley,2000) Data Perencanaan
a. Jalan termasuk jalan kelas I (Arteri) - Jalan arteri 4 lajur 2 arah, kelas I - Kecepatan rencana bervariasi,
yaitu 70 - 120 km/jam - Lebar lajur kiri 7 m - Lebar lajur kanan 7 m - Lebar Median 2,5 m - Lebar bahu kiri 3 m - Lebar bahu kanan 3 m
b. Sudut – sudut dan jarak antar tikungan jalan didapat dari observasi gambar rencana sebagai berikut : Tabel 3. Data sudut dan jarak antar tikungan
Perencanaan AlinyemenHorizontal Pada perencanaan Alinyemen Horizontal akan kita temukan dua jenis bagian jalan yaitu bagian lurus dan bagian lengkung. Adapun yang akan dibahas pada perhitungan Alinyemen Horizontal dibawah ini adalah perhitungan lengkung pada jalan.
Dari gambar diperoleh data-data sebagai berikut: Tikungan 1 d1 = 1578 m d2 = 1534 m Δ1 = 48º Vr = 80 km/jam R minimum = 900 m R Rencana = 900 m
Dicoba dengan tikungan Full Circle
Tc = R * tan ½ Δ = 900 * tan ½ 48º = 377,00 m Ec = Tc * tan ¼ Δ = 377,00* tan ¼ 48º = 78,96 m Lc = Δ/360 x (2πR)
= 48/360 x (2*π*900) = 753,6m Syarat: Tc1<d2 377,00 m < 1534 m (OK) Stationing :
Tikungan Full Circle (FC)
STA A = (18+ 000) Awal Proyek STA P1 = STA A + d1 = 18+000 + 1578 = 19+578 m STA TC1 = StaP1- Tc1 = 19+578 – 377,00 = 19+201 m STA CT1 = Sta TC1 + Lc = 19+201 + 753,6 = 19+954 m
Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4. Resume Perhitungan Alinyemen Horizontal Di Ruas Jalan Padang – ByPassSTA 18+000 – STA 26+500
Perencanaan Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil memanjang. Pada alinyemen vertikal akan ditemukan kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (penurunan), disamping kedua lengkung itu ditemukan pula kelandaian = 0 (datar). Kondisi tersebut dipengaruhi oleh keadaan topografi yang dilalui oleh rute jalan rencana.
Jalan yang akan direncanakan jalan Arteri , dengan kecepatan rencana VR = 80 km/jam
1. Untuk VR = 80 km/jam, jarak pandang henti minimum ( Jh ) = 150 m
2. Untuk VR = 80 km/jam, jarak pandang mendahului minimum ( Jd ) = 550
Contoh perhitungan
Perencanaan Lengkung Vertikal Cekung (Pv1)
Gambar 4.2 Lengkung Vertikal Cembung Elv A = 53,129 m Sta A = 18+045 Elv PV1= 52,355 m StaPV1= 18+415 Elv PVI 2 = 56,071 m Sta PV1 2 = 18+601 g 1= Elv PV1 – Elv Ax 100 % STA PVI I - STA A
= 52,355 – 53,129 x 100 % 18+415 – 18+045
= -0,2 % (kelandaian Menurun)
g2= ELV PVI 2– Elv PVI 1 x 100 % STA PVI 2 – STA PVI 1
= 42,07 – 44,36 x 100 % 18+601 – 18+415 = 2 % (kelandaian naik) A = │g2- g1│ = │2 + (-0,2)│ = 1,8 % Dengan A = 1,8 % Vr = 80 km/jam ; Jh = 120 m ; Jd = 550m
Maka dapat kita tentukan panjang lengkungan (L) berdasarkan rumusan jarak pandang henti (Jh) dan jarak pandang mendahului (Jd) sebagai berikut :
a. Panjang Lengkung berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh) :
Untuk Jh < L L = 399 2 AxJh L = 399 120 8 , 1 x 2 L = 64,96 m Syarat: Syarat Jh < L 120m < 64,96 m Tidak Memenuhi Untuk Jh > L L = 2 Jh - A 399 L = 2 x 120 - 8 , 1 399 L = 240 – 221,66 L = 18,34 m
Syarat:
Syarat Jh > L 120m > 18,34 m Memenuhi
b. Panjang Lengkung Berdasarkan Jarang Pandang Mendahului (Jd) :
Untuk Jd< L L = 840 2 AxJd L = 840 550 8 , 1 x 2 L = 648,214 m Syarat: Syarat Jd < L 550 m > 648,21 m Tidak Memenuhi Untuk Jd> L L = 2 x Jd - A 840 L = 2 x 550 - 8 , 1 840 L = 1100– 666,67 L = 433,33 m Kontrol Syarat Jd> L 550 m > 433,33 m Memenuhi
Jadi panjang lengkung L adalah :
Berdasarkan Jarak Pandang Henti = 120 m
Berdasarkan Jarak Pandang Mendahului = 550 m Elv PvI 4 = 34,332m Sta PVI 4 = 20+805 Elv PVI 5 = 34,881 m Sta PVI 5 = 20+956 Elv PVI 6 = 33,520m Sta PVI 6 = 21+385
g5= Elv PVI 5 – Elv PVI 4x 100 % STA PVI 5 – STA PVI 4
= 34,881 – 34,332 x 100 % 20+956 – 20+805 = 0,36% (kelandaian naik)
g6= Elv PVI 6 – Elv PVI 5x 100 % STA PVI 6 –STA PVI 5
= 33,520– 34,881 x 100 % 21+385 – 20+956
= -0,31 % (kelandaian menurun)
A = │g2- g1│ = │0,36-0,31│
= 0,05 %
Dengan A = 0,05 %
Vr = 80 km/jam ; Jh = 120 m ; Jd = 550 m
Maka dapat kita tentukan panjang lengkungan (L) berdasarkan rumusan jarak pandang henti (Jh) sebagai berikut :
a. Panjang Lengkung berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh) :
Untuk Jh < L L = 399 2 AxJh L = 399 120 05 , 0 x 2 L = 1,80 m Syarat: Syarat Jh < L 120m < 1,80 m Tidak Memenuhi Untuk Jh > L L = 2 Jh - A 399 L = 2 x 120 - 05 , 0 399 L = 300 – 7980 = -7680 m Syarat: Syarat Jh > L 120 m > - 7680 m Memenuhi
Dari perhitungan diatas didapat L = 350m
Panjang Lengkung Berdasarkan Jarang Pandang Mendahului (Jd) : Untuk Jd< L L = 840 2 AxJd L = 840 550 05 , 0 x 2 L = 18,87 m Syarat: Syarat Jd < L 550 m < 18 m Memenuhi
Perhitungan Tebal Perkerasan Lentur
Data Parameter Perencanaan
Perhitungan Perencanaan Tebal Perkerasan
Type jalan : 4 lajur 2 arah
Masa kontruksi (n1) : 1 tahun
Umur rencana (n) : 20 tahun
Angka pertumbuhan lalu lintas (i) : 5
Kelas jalan: Kelas I ( jalan arteri )
Data lalu lintas : - Bus kecil
= 8719 (kendaraan/hari) - Bus besar
= 579 (kendaraam/hari) - Truk 2 sumbu sedang
- Truk 2 sumbu berat
= 1481(kendaraan/hari) - Truk 3 sumbu sedang
= 1130(kendaraan/hari) - Truk 3 sumbu berat
= 44 (kendaraan/hari) Data CBR : - CBR Segmen 1 = 6,4% - CBR Segmen 2 = 8,1% - CBR Segmen 3 = 6,56% - CBR Segmen 4 = 6,74%
Menentukan Umur Rencana perkerasan
Umur rencana perkerasan baru seperti yang tertulis didalam tabel manual \desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013, maka umur rencana pada perencanaan ini di pakai 20 tahun Tabel 4.4 Umur Rencana
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
Menentukan nilai VDF4
Untuk nilai VDF4 mengacu pada
tabel manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 sebagai berikut: Tabel 4.5 Klasifikasi Kendaraan dan Nilai VDR Standar
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
Nilai ESA4 dengan menggunakan
rumus (jumlah kendaraan X
VDF4)
ESA4 bus kecil = 8719 x 0,3 = 2615,7
ESA4 bus besar = 579 x 1,0 = 579
ESA4 truk 2 sumbu sedang = 494x 1,6
= 790,4
ESA4 truk 2 sumbu berat = 1481x
7,3 = 10811,3
ESA4 truk 3 sumbu sedang = 1130 x
28,1 = 31753
ESA4 truk 3 sumbu berat = 44x28,9
Menentukan nilai rata – rata petumbuhan lalu lintas (i)
Pada nilai rata – rata pertumbuhan lalu lintas dilihat pada tabel manual desain perkerasan jalan nomor 02 /M/BM/2013 di mana diambil pada tahun 2011 – 2020, pada jenis jalan kolektor adalah 3,5
Tabel 4.6 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas
Sumber buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
Menentukan nilai R dengan menggunakan rumus ( ) R =
Menentukan nilai CESA4 dengan
menggunakan rumus ( ESA4 x R
x 365 )
= 277026675
Menentukan nilai Traffic Multiplier (TM)
Untuk menentukan nilai TM diambila pada acuan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 yang menyatakan bahwa untuk kondisi pembebanan yang berlebihan di Indonesia adalah berkisar antara 1,8 – 2,0. Maka nilai TM yang digunakan adalah 1,85
Menentukan dan menyesuaikan jenis perkerasan
Untuk menyesuaikan jenis perkerasan jalan, mengacu pada manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013, pada tabel 3.1, dengan jumlah nilai CESA4 = 27,70
juta
Tabel 4.7 Pemilihan Jenis Perkerasan Sumber buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
menentukan nilai solusi desain pondasi jalan minimum
untuk menentukan nilai solusi desain pondasi jalan minimum menggunakan nilai segmen CBR dan nilai CESA5serta
menghubungkannya dengan bagan Desain 2 pada manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013.
1. CBR SEGMEN 1 = 6,4% dibulatkan 6%
Tabel 4.8 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
2. CBR SEGMEN 2 = 8,1% dibulatkan 8%
Tabel 4.9 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
3. CBR SEGMEN 3 = 6,56% dibulatkan 6%
Tabel 4.10 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
4. CBR SEGMEN 4 = 6,74% dibulatkan 6%
Tabel 4.11 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
Menentukan tebal perkerasan untuk menentukan tebal perkerasan menggunakan nilai CESA5serta menghubungkannya
dengan bagan Desain 3 pada manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
Tabel 4.13 Desain Perkerasan Lentur.
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013
Menentukan nilai Tripikal Stuktural perkerasan
Untuk menentukan nilai Tripikala stuktural perkerasan di dapat pada bagan
Desain 3 pada manual desain perkerasan jalan sebagai berikut:
AC WC : 40 mm
AC BC5 : 140 mm
CTB : 150 mm
LPA kelas A2 : 150 mm
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan geometric dan tebal perkerasan jalan Bypass pada STA 18+000 sampai dengan STA 26+500 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan mengacu kepada peraturan yang dikeluarkan oleh Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 (TPGJAK) untuk perhitungan Alinyemen Horizontal ini dengan jarak tinjauan sepanjang 8,5 km maka terdapat 4 tikungan.Dimana tikungan pertama, kedua ketiga dan keempat penulis menggunakan metode Full Circle (FC) dengan kecepatan yang di rencanakan 80 km/jam, dengan R rencana= 900 m 2. Perbandingan kondisi di lapangan
dengan hasil perhitungan dengan menggunakan peraturan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997, untuk jenis tikungan dilapangan digunakan tikungan S-C-S sedangkan hasil perhitungan F-C dan untuk perkerasan dengan menggunakan peraturan Manual Desain Perkerasan Jalan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 adalah sebagai berikut:
5.2 Saran
1. Perencanaan geometric jalan sebaiknya berdasarkan data hasil survey langsung di lapangan agar diperoleh perencanaan yang optimal.
2. Perencanaan perkerasan jalan sebaiknya menggunakan data selengkap mungkin baik data lalu lintas maupun data lainnya agar pembangunan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
3. Dalam perencanaan perhitungan suatu ruas jalan baik itu perhitungan tebal perkerasan lentur maupun geometrik, diharapkan menggunakan peraturan Bina Marga supaya dapat menghasilkan perhitungan yang efektif dan efesien.
4. Dalam melakukan Perencanaan bentuk Geometrik dan Perkerasan Jalan sedapat mungkin harus selalu berpedoman pada spesifikasi teknis dan peraturan sesuai standar yang sudah ada/ditetapkan dan juga harus memperhatikan kondisi daerah dimana jalan itu dibangun sehingga memberi manfaat kepada masyarakat sekitarnya. Dan juga perencanaan jalan yang baik akan meningkatkan tingkat keamanan,
kenyamanan pengguna jalan dan ekonomis harus menjadi perhatian utama.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga,1997,Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,
No.038/M/BM/1997. Bina Marga https://hmtsunsoed.files.wordpress.com/. ../3-petunjuk-perencanaan-tebal-metode-mak... diakses februari 2017 www.pu.go.id/uploads/services/service2 0130717130134.pdf diakses maret 2017 www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/BENTANG/art icle/.../785 diakses maret 2017 www.digilib.itb.ac.id/.../jbptitbpp-gdl-aninditapr-30349-3-2008ta-2. diakses maret 2017 Ir.Hartom,M.Sc, 2005, Perencanaan Teknik Jalan 1 (Geometrik),
Jakarta
Saodang, H., 2004, Konstruksi Jalan
Raya Buku 2 Perancangan Perkerasan Jalan Raya, Bandung
: Nova
Shirley L. Hendarsin, 2000,Penentuan
Jalan Raya, Bandung: Politeknik
Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil
Sukirman, Silvia, 2010, Perencanaan
Tebal Struktur Perkerasan Lentur,, Bandung : Nova
Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual
Desain Perkerasan Jalan,
No.02/M/BM/2013. Bina Marga, 2013.