• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Keterampilan Metakognitif, Pemecahan Masalah, Domain Analisis, Evaluasi, dan Mencipta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Keterampilan Metakognitif, Pemecahan Masalah, Domain Analisis, Evaluasi, dan Mencipta."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGALI KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN PERMASALAHAN KIMIA MATERI POKOK LAJU REAKSI PADA DOMAIN

MENGANALISIS, MENGEVALUASI, DAN MENCIPTA

DELVING STUDENT’S METACOGNITIVE SKILL IN THE SOLVING CHEMICAL PROBLEM: SUBJECT MATTER OF THE REACTION RATE BASED ON THE DOMAIN

TO ANALYZE, EVALUATE, AND CREATE Himatul Aliyah, Bambang Sugiarto

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761

Email :hima.kimia99@gmail.com bsugiarto1952@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan menggali keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan

permasalahan laju reaksi pada domain menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalam kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Subjek penelitian adalah siswa SMAN 17 Surabaya. Penelitian kualitatif ini menggunakan dokumen hasil tes tulis dan wawancara. Data penelitian dianalisis dan diuji keabsahannya menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukan aktivitas metakognitif yang dilakukan kelompok tinggi lebih bervariasi daripada kelompok sedang dan rendah. Kelompok tinggi melakukan aktivitas planning, monitoring, dan reflection. Kelompok sedang dan rendah tidak melakukan aktivitas reflection.

Kata kunci: Keterampilan Metakognitif, Pemecahan Masalah, Domain Analisis, Evaluasi, dan Mencipta. Abstract. The study aimed to delve the student’s metacognitive skill in reaction rate problems solving

based on analyze, evaluate, and create domains. The subjects of this study were students of SMAN 17 Surabaya. This qualitative research methodology included document analysis technics and interviews. Triangulation of methods was used to check the credibility of data. The results showed that metacognitive activities of the upper group more varied than the middle and the lower groups. The upper group using planning, monitoring, and reflection activities. The middle and the lower groups were not using reflection activities.

Keywords: Metacognitive Skill, Problem Solving, Analyze, Evaluate, and Create Domains

PENDAHULUAN

Kurikulum hadir dengan berbagai perbaikan dan pembaharuan. Pola pembelajaran diperbaiki sedemikian rupa sehingga memberikan keleluasaan siswa untuk dapat mengakses ilmu dari siapa saja dan darimana saja. Siswa dituntut untuk mandiri, kritis dan aktif mencari terhadap apa yang sedang dipelajari dan apa yang akan dipelajari [1]. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan mengarahkan siswa untuk mandiri dalam menggali apa yang ingin diketahui dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi

dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah diketahui dari berbagai sumber informasi. Johnson & Rising mengungkapkan adanya kemandirian ini menuntut siswa untuk mampu mengelola pikirannya dengan baik, merefleksi dan mengontrol apa yang dipikirkan sehingga mampu membantu mempermudah proses pencarian informasi dan penyelesaian terhadap suatu permasalahan. Kemandirian untuk mengelola, merefleksi, dan mengontrol proses berpikir inilah yang disebut sebagai metakognisi [2].

(2)

Setiap siswa memiliki strategi pemecahan masalah yang berbeda tergantung tingkat pemahaman yang dimilikinya, dengan demikian setiap siswa memiliki keterampilan metakognitif yang berbeda-beda dalam memecahkan masalah. Pebelajar dengan ketrampilan metakognitif tinggi mampu menyelesaikan masalah sesuai tahapan: analisis masalah, perencanaan, penyelesaian masalah, dan penilaian, sedangkan pebelajar dengan keterampilan metakognitif rendah hanya mampu menyelesaikan masalah hingga tahap penyelesaian masalah tanpa adanya penilaian [3].

Mengacu Kurikulum 2013, pengetahuan metakognisi merupakan salah satu diantara pengetahuan yang digunakan memecahkan masalah. Penerapan metakognisi melibatkan pada berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif selama proses kognitif yang terlibat dalam belajar. Berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan pemberian soal tingkat tinggi yang meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Anderson dan Krathwohl (2010) menyatakan bahwa domain menganalisis dan mengevaluasi saling terkait dan kerap kali digunakan untuk melakukan tugas kognitif. Akan tetapi, pada saat yang sama, domain-domain tersebut perlu dibedakan dan dipisahkan. Siswa yang memahami materi pelajaran belum tentu dapat menganalisisnya dengan baik, demikian pula orang yang terampil menganalisis belum tentu bisa mengevaluasi, sehingga perlu adanya pembeda dalam mendeskripsikan ketrampilan metakognitif yang muncul pada setiap domain [4].

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penelitian ini adalah menggali keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah laju reaksi pada domain menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan data kualitatif untuk memperoleh gambaran yang tepat mengenai keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan permasalahan kimia materi pokok laju reaksi pada domain menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan metakognitif dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan indikator aktivitas metakognitif siswa yang meliputi: planning, monitoring, dan

reflection.

Instrumen Penelitian

Peneliti bertindak sebagai intstrumen utama yang digunakan untuk memperoleh data-data penelitian. Peneliti dilengkapi dengan audio

recorder, kamera, dan catatan hasil lapangan

selama melakukan penelitian. Data yang diperoleh berupa dokumen tes tulis dan wawancara, yang kemudian diuji keabsahannya menggunakan triangulasi metode.

Prosedur Penelitian

Peneliti melakukan pengamatan aktivitas komunikasi siswa kelas XI MIA-6 SMAN 17 Surabaya selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa melaksanakan ulangan harian. Hasil ulangan harian dianalisis untuk mengelompok siswa dalam kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Didapatkan 11 calon subjek penelitian berdasarkan catatan lapangan, hasil ulangan harian, dan saran guru. Calon subjek penelitian diwawancara dengan menunjukan kembali hasil tes tulisnya dan didapatkan 9 subjek penelitian yang dapat diungkap ketrampilan metakognitifnya. Hasil tes tulis dan wawancara dianalisis dan diuji keabsahannya menggunakan triagulasi metode. Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan terhadap keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan permasalahan kimia materi pokok laju reaksi pada domain menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dengan mengacu pada indikator aktivitas metakognitif yang disusun oleh Sugiarto [3].

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterampilan Metakognitif Domain Menganalis

1. Subjek Kelompok Tinggi

Gambar 1 Hasil tes tulis subjek T1

Berdasarkan Gambar 1, aktivitas perencanaan tampak dari subjek T1 menuliskan

apa yang diketahui (P-1). Subjek T1 juga

mengetahui apa yang ditanyakan (P-2). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) dengan subjek T1

memberikan garis bawah terhadap data-data yang dianggap penting dalam soal dan membuat tabel untuk mengorganisasikan data yang ada. Subjek T1 menuliskan rumus untuk

menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Pemantauan sesuatu yang dianggap salah (M-3) tampak dari adanya bekas tipe-x dalam penulisan rumus. Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari tanda coretan data yang sama untuk memudahkan pemecahan masalah. Aktivitas refelction terlihat dari penggunaan tanda garis bawah pada jawaban (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1).

Berdasarkan Gambar 2, aktivitas perencanaan tampak dari subjek T2 menuliskan

informasi yang diperoleh dari soal (P-1). Subjek T2 juga mengetahui tujuan dari soal (P-2).

Gambar 2 Hasil tes tulis subjek T2

Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) dengan subjek T2 membuat tabel untuk mengorganisasikan data

yang ada. Subjek T1 menuliskan rumus untuk

menyelesaikan soal (P-5). Aktivitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Pemantauan sesuatu yang dianggap salah (M-3) tampak dari adanya bekas penghapus dalam penulisan rumus. Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari tanda coretan data yang sama untuk memudahkan pemecahan masalah. Aktivitas refelction terlihat dari penggunaan tanda garis bawah terhdapa jawaban (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek, T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1) sebanyak dua kali

2. Subjek Kelompok Sedang

Berdasarkan Gambar 3, aktivitas perencanaan tampak dari subjek S1 menuliskan apa yang

diketahui (P-1). Subjek S1 juga mengetahui

apa yang ditanyakan (P-2). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) ditunjukan dengan tabel untuk mengorganisasikan data yang ada. Subjek S1

menuliskan rumus untuk menyelesaikan soal (P-5).

Aktivitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari tanda coretan

(4)

data yang sama untuk memudahkan pemecahan masalah. Aktivitas refelction tidak terlihat dilakukan subjek S1.

Gambar 3 Hasil tes tulis subjek S1

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,S1 yaitu membaca soal sebanyak dua kali

hingga memahami soal (M-1).

Gambar 4 Hasil tes tulis subjek S2

Berdasarkan Gambar 4, aktivitas perencanaan tampak dari subjek S2 menuliskan

huruf “D1” yang berarti diketahui (P-1). Subjek S2 juga mengetahui apa yang ditanyakan (P-2).

Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) dengan subjek S2

membuat tabel untuk mengorganisasikan data yang ada. Subjek S2 menuliskan rumus untuk

menyelesaikan soal (P-5). Aktivitas monitoring

tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari tanda coretan data yang sama untuk memudahkan pemecahan masalah. Aktivitas

refelction tidak terlihat pada hasil test tulis

maupun wawancara.

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang dua kali hingga memahami soal (M-1). 3. Subjek Kelompok Rendah

Gambar 5 Hasil tes tulis subjek R1

Berdasarkan Gambar 1, aktivitas perencanaan tampak dari subjek R1 menuliskan

“diketahui” apa yang diketahui (P-1). Subjek R1

juga mengetahui apa yang ditanyakan (P-2). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) adanya tabel sebagai pilihan yang digunakan subjek R1 untuk

mengorganisasikan data yang ada. Subjek R1

menuliskan rumus untuk menyelesaikan soal (P-5). Aktivitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari tanda coretan data yang sama untuk memudahkan pemecahan masalah. Aktivitas reflection tidak tampak dilakukan oleh subjek R1.

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1).

Berdasarkan Gambar 6, aktivitas perencanaan tampak dari subjek R2 menuliskan

(5)

apa yang diketahui (P-1). Subjek R2 juga

mengetahui apa yang ditanyakan (P-2).

Gambar 6 Hasil tes tulis subjek R2

Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) dengan subjek R2 membuat tabel untuk mengorganisasikan data

yang ada. Subjek R2 menuliskan rumus untuk

menyelesaikan soal (P-5). Aktivitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari tanda coretan data yang sama untuk memudahkan pemecahan masalah. Aktivitas

refelction tidak tampak dilakukan oleh subjek

R2.

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas yang sama sesuai dengan indikator aktivitas planning, monitoring, dan reflection.

Keterampilan Metakognitif Domain Mengevaluasi

1. Subjek Kelompok Tinggi

Berdasarkan Gambar 7, aktivitas perencanaan tampak dari subjek T1 menuliskan

kata dik yang berarti diketahui disamping table pada lembar soal (P-1). Subjek T1 juga

mengetahui apa yang ditanyakan (P-2). Subjek T1 menuliskan rumus untuk menyelesaikan soal

(P-5).

Aktvitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Pemantauan sesuatu yang dianggap salah (M-3) tampak dari adanya bekas tipe-x dalam penulisan rumus.

Gambar 7 Hasil tes tulis subjek T1

Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari subjek memberikn tanda lingkaran pada rumus untuk dikonversikan menjadi 1/t untuk memudahkan pemecahan masalah. Subjek T1 menuliskan argumentasi (M-5) berupa

kalimat “persamaan laju reaksi v=k[N2]2[H2]2

adalah tidak benar dan persamaan reaksi yang benar adalah v=k[N2][H2]2”. Aktivitas refelction

terlihat dari penggunaan kata “jadi” untuk menyimpulkan jawaban (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1) sebanyak dua kali.

Gambar 8 Hasil tes tulis subjek T2

Berdasarkan Gambar 8, aktivitas perencanaan tampak dari subjek T2 menuliskan

(6)

percobaan (P-1). Subjek T2 juga mengetahui apa

yang ditanyakan (P-2). Subjek T1 menuliskan

rumus untuk menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas

monitoring tampak dari penggunaan rumus

2). Pemantauan sesuatu yang dianggap salah (M-3) tampak dari adanya bekas tipe-x dalam penulisan data percobaan. Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari adanya coretan terhadap data yang sama untuk mempermudah perhitungan. Subjek T2

menuliskan argumentasi (M-5) berupa kalimat “persamaan laju reaksi v=k[N2]

2 [H2]

2

adalah SALAH dan persamaan reaksi yang benar adalah v=k[N2][H2]

2

”. Aktivitas refelction

terlihat dari adanya garis bawah pada jwaban, tulisan salah dan benar dengan huruf balok dan diberi tanda lingkaran (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1) 2. Subjek Kelompok Sedang

Gambar 9 Hasil tes tulis subjek S1

Berdasarkan Gambar 9, aktivitas perencanaan tampak dari subjek S1 menuliskan

“D1” yang berarti diketahui (P-1). Subjek S1 juga

mengetahui apa yang ditanyakan dengan menuliskan “D2” (P-2). Subjek S1 menuliskan

rumus untuk menyelesaikan soal (P-5). Aktivitas

monitoring tampak dari penggunaan rumus

(M-2). Aktivitas refelction terlihat dari penggunaan

tanda panah untuk menunjukan jawaban yang benar (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya beberapa aktivitas yang tidak tampak pada hasil tes tulis, diantaranya: subjek S1 membaca soal

secara berulang-ulang hingga memahami soal (M-1), subjek S1 juga mengungkapkan jika

terdapat data yang sama lebih baik dicoret untuk mempermudah pemecahan masalah (M-4). Namun aktvitas dengan indicator reflection tidak tampak pada wawancara.

Gambar 10. Hasil tes tulis subjek S2

Berdasarkan Gambar 10, aktivitas perencanaan tampak dari subjek S2 menuliskan

“D1” yang berarti diketahui (P-1). Subjek S2 juga

mengetahui apa yang ditanyakan (P-2). Subjek T1 menuliskan rumus untuk menyelesaikan soal

(P-5). Aktvitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas refelction terlihat dari adanya tanda panah pada jawaban yang benar (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya beberapa aktivitas yang tidak tampak pada hasil tes tulis, antara lain: subjek S2 membaca soal

secara berulang-ulang hingga memahami soal (M-1), subjek S2 mengungkapkan untuk

mempermudah proses pengerjan soal, data-data yang sama dicoret saja (M-4). Namun aktivitas

reflection sesuai indicator R-1 tidak tampak

dalam wawancara.

(7)

Gambar 11 Hasil tes tulis subjek R1

Berdasarkan Gambar 11, aktivitas perencanaan tampak dari subjek R1 menuliskan

kata diket yang berarti berupa tabel data percobaan (P-1). Subjek R1 juga mengetahui apa

yang ditanyakan (P-2). Subjek T1 menuliskan

rumus untuk menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas

monitoring tampak dari penggunaan rumus

(M-2). Aktivitas refelction tidak terlihat dilakukan oleh subjek R1.

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas yang sama dilakukan subjek R1 sesuai

indicator keterampilan metakognitif.

Gambar 12 Hasil tes tulis subjek R2

Berdasarkan Gambar 12, aktivitas perencanaan tampak dari subjek R2 menuliskan

“D1” yang berarti diketahui (P-1). Subjek R2

menuliskan “D2” sebagai ditanya (P-2). Subjek

R2 menuliskan rumus untuk menyelesaikan soal

(P-5). Aktvitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas reflection

tidak dilakukan oleh subjek R2 dalam

menyelesaikan soal.

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas yang sama yang dilakukan oleh subjek R2 dalam memecahkan permasalahan.

Keterampilan Metakognitif Domain Mencipta

1. Subjek Kelompok Tinggi

Gambar 13 Hasil tes tulis subjek T1

Berdasarkan Gambar 13, aktivitas perencanaan tampak dari subjek T1 menuliskan

kata dik yang berarti diketahui berupa persamaan reaksi dan tabel (P-1). Subjek T1 juga

mengetahui apa yang ditanyakan (P-2). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) yang dituliskan oleh subjek T1 berupa adanya garis bawah terhadap

data-data yang dianggap penting yang kemudian diorganisasikan kedalam tabel. Subjek T1 juga

menetapkan hasil yang hendak dicapai (P-4) yang terlihat dari rumusan soal berupa menentukan laju reaksi jika kedua konsentrasi diperbesar empat kali. Subjek T1 menuliskan

rumus untuk menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas

monitoring tampak dari penggunaan rumus

2). Pemantauan sesuatu yang dianggap salah (M-3) tampak kesalahan dalam penulisan rumus. Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari adanya tanda coret pada angka yang sama untuk memudahkan perhitungan matematika.. hasil tes tulis juga menunjukan adanya kesesusaian antara fakta dan tujuan

(8)

(M-8) berupa soal yang dibuat merupakan solusi atas masalah pak Hadi dalam peningkatan jumlah SO3. Aktivitas refelction terlihat dari

penggunaan kata “jadi” untuk menyimpulkan jawaban (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1) sebanyak dua kali.

Gambar 14 Hasil tes tulis subjek T2

Berdasarkan Gambar 14, aktivitas perencanaan tampak dari subjek T2 menuliskan

kata diket yang berarti diketahui berupa persamaan reaksi dan tabel (P-1). Subjek T2 juga

mengetahui apa yang ditanyakan dengan kata

dit.(ditanya) (P-2). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) yang dituliskan oleh subjek T2 berupa

adanya garis bawah terhadap data-data yang dianggap penting yang kemudian diorganisasikan kedalam tabel. Subjek T2 juga

menetapkan hasil yang hendak dicapai (P-4) yang terlihat dari rumusan soal berupa menentukan laju reaksi jika kedua konsentrasi diperbesar dua kali. Subjek T2 menuliskan

rumus untuk menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas

monitoring tampak dari penggunaan rumus

2). Pemantauan sesuatu yang dianggap salah (M-3) tampak kesalahan dalam penulisan rumus. Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari adanya bekas penghapus pada penulisan rumusan masalah danrumus. Aktivitas

refelction terlihat dari adanya garis bawah

terhadap jawaban (R-1).

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1) sebanyak empat kali. Subjek T2 juga mengungkapkan agar

laju pembuatan SO3 meningkat, maka kosentrasi

pereaksi harus dinaikan. Hal ini menunjukan bahwa subjek T2 memantau kesesuain antara

fakta dan tujuan (M-8). 2. Subjek Kelompok Sedang

Gambar 15 Hasil tes tulis subjek S1

Berdasarkan Gambar 15, aktivitas perencanaan tampak dari subjek S1 mengetahui

apa yang diketahui (P-1). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) yang dituliskan oleh subjek S1 berupa

adanya tabel yang digunakan untuk mengorganisasikan data. Subjek S1 menuliskan

rumus untuk menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas

monitoring tampak dari penggunaan rumus

(M-2). Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari adanya tanda coret pada angka yang sama untuk memudahkan perhitungan matematika. Aktivitas refelction tidak tampak dilakukan oleh subjek S1.

Hasil wawancara menunjukan adanya beberapa aktivitas yang tampak, diantaranya subjek S1 mampu menjelaskan apa tujuan dalam

soal (P-2), subjek S1 juga menjelaskan bahwa

(9)

banyak (P-4), dan subjek,T1 mengatakan bahwa

subjek S1 membaca soal secara berulang-ulang

hingga memahami soal (M-1) sebanyak dua kali.

Gambar 16 Hasil tes tulis subjek S2

Berdasarkan Gambar 16, aktivitas perencanaan tampak dari subjek S2 menuliskan

“D1” yang berarti diketahui berupa tabel (P-1).

Subjek S2 juga mengetahui apa yang ditanyakan

dengan menuliskan “D2”(P-2). Hasil tes tulis

juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) yang dituliskan oleh subjek S2

berupa tabel sebagai pilihan yang digunakan untuk mengorganisasikan data. Subjek S2 juga

menetapkan hasil yang hendak dicapai (P-4) yang terlihat dari rumusan soal berupa menentukan laju reaksi jika konsentrasi SO2

diperbesar. Subjek S2 menuliskan rumus untuk

menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Pemantauan sesuatu yang dianggap salah (M-3) tampak kesalahan dalam penulisan rumus. Aktivitas memantau dengan cermat (M-4) tampak dari adanya tanda coret pada angka yang sama untuk memudahkan perhitungan matematika. Aktivitas reflection tidak terlihat dilakukan oleh subjek S2.

Hasil wawancara menunjukan adanya aktivitas monitoring lain yang dilakukan oleh subjek,T1 yaitu membaca soal secara

berulang-ulang hingga memahami soal (M-1). 3. Subjek Kelompok Rendah

Gambar 17 Hasil tes tulis subjek R1

Berdasarkan Gambar 17, aktivitas perencanaan tampak dari subjek R1 menuliskan

kata diket yang berarti diketahui berupa persamaan reaksi dan tabel (P-1). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) yang dituliskan oleh subjek R1

berupa tabel untuk mengorganisasikan data yang ada. Subjek R1 menuliskan rumus untuk

menyelesaikan soal (P-5). Aktvitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas refelction tidak terlihat dilakukan oleh subjek R1.

Hasil wawancara menunjukan hasil yang sama, namun ada aktivitas planning lain yang diungkapan subjek R2 yaitu mengetahui tujuan

dari soal (P-2).

Gambar 18 Hasil tes tulis subjek R2

Berdasarkan Gambar 18, aktivitas perencanaan tampak dari subjek R2 menuliskan

“D1” sebagai diketahui berupa persamaan reaksi

dan tabel (P-1). Hasil tes tulis juga menunjukan adanya strategi pemecahan masalah (P-3) berupa

(10)

tabel sebagai pilihan yang digunakan oleh subjek R2 untuk mengorganisasikan data. Subjek

R2 menuliskan rumus untuk menyelesaikan soal

(P-5). Aktvitas monitoring tampak dari penggunaan rumus (M-2). Aktivitas refelction tidak tampak dilakukan oleh subjek R2.

Hasil wawancara menunjukan bahwa subjek R2 mengetahui tujuan dari soal (P-2), namun

hasil ini tidak tampak dalam hasil tes tulis. Berdasarkan data penelitian dan analisis data terhadap dimensi keterampilan metakognitif yang muncul maka diperoleh temuan sebagai berikut:

Tabel 1 Keterampilan metakognitif kelompok tinggi, sedang dan rendah pada domain menganalis, mengevaluasi, dan mencipta

Keterangan : T: Kelompok Tinggi S:Kelompok Sedang R: Kelompok Rendah

P-1 : Berpikir/membaca/menulis apa yang diketahui dan tidak diketahui

P-2 : Menetapkan tujuan

P-3 : Menetapkan strategi pemecahan masalah P-4 : Menetapkan hasil yang hendak dicapai

P-5 : Merencanakan suatu representasi (rumus, persamaan reaksi, dsb) untuk mendukung pemahaman

M-2 : Menggunakan aturan seperti: rumus, persamaan reaksi, diagram, grafik, dll

M-3 : Memantau sesuatu yang dianggap salah, seperti: penulisan, gambar, rumus/struktur molekul, dll

M-4 : Memantau dengan cermat dalam pemecahan masalah

M-5 : Memantau dengan berargumentasi

M-8 : Memantau kesesuaian antara fakta dan tujuan R-1 : Merefleksi pada konsep-konsep/tujuan apakah

yang telah tercapai seperti terdapat tanda garis bawah terhadap jawaban, tanda panah, penulisan kata “jadi”, dll

Keterampilan metakognitif pada dimensi planning, antara lain: aktivitas berpikir/ membaca/menulis apa yang diketahui dan yang tidak diketahui (P-1) tampak dilakukan oleh semua subjek pada seluruh domain soal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa langkah pertama dalam penyelesaian masalah subjek harus dapat memutuskan informasi yang penting dan diperlukan untuk membantu pemecahan masalah [5]. Aktivitas menetapkan tujuan (P-2) tampak dari subjek mengetahui apa yang harus dicari untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Hal ini sesuai dengan pandangan Jacob dan Paris, bahwa komponen regulasi kognisi perencanaan meliputi penentapan tujuan, mengaktifkan sumberdaya yang relevan, dan memilih strategi yang sesuai [6]. Aktivitas menetapkan strategi pemecahan masalah (P-3) menunjukan bahwa subjek mengetahui pengetahuan yang akan digunakan untuk memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki pengetahuan, khususnya pengetahuan strategis berarti memiliki berbagai starategi yang dapat digunakan untuk merencanakan, memonitor dan mengatur kognisi mereka [4]. Aktivitas menetapkan hasil yang hendak dicapai (P-4) tampak dilakukan dalam pemecahan masalah domain mencipta. Aktivitas (P-4) dilakukan oleh subjek kelompok tinggi dan sedang, menunjukan bahwa subjek mengetahui hasil apa yang hendak dicapai dari pemecahan masalah. Hal ini mendukung hasil penelitian yang menemukan bahwa aktivitas metakognitif menetapkan hasil yang hendak dicapai dilakukan oleh kelompok atas dan tengah pada tahap penyelesaian masalah [7]. Aktivitas merencanakan suatu representasi (rumus, persamaan reaksi, dll) untuk mendukung pemahaman (P-5). Subjek menuliskan rumus

(11)

untuk membantu mempermudah proses pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Corner bahwa kebanyakan siswa sadar bahwa strategi pembelajaran cukup membantu metakognitifnya [8].

Keterampilan metakognitif yang dilakukan oleh subjek pada dimensi pemantauan (monitoring), antara lain: menggunakan aturan seperti: rumus, persamaan rekasi, diagram, grafik, dll (M-2). Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa kemampuan untuk menggunakan prosedur, pengetahuan tentang kapan menggunakan prosedur yang tepat menjadi syarat penting untuk memakainya secara tepat [4]. Aktivitas memantau sesuatu yang dianggap salah, seperti: penulisan, gambar, rumus/ struktur molekul, dll (M-3). Jacob dan Paris [6] menyatakan bahwa pemantauan terhadap kesalahan meliputi pemeriksaan kemajuan seseorang dan memilih strategi perbaikan yang sesuai ketika strategi yang dipilih sebelumnya tidak berfungsi dengan baik. Aktivitas memantau dengan cermat dalam pemecahan masalah (M-4). Bahwasanya salah satu aktivitas monitoring merupakan manifestasi dari dimensi checking progress against goals or

to-do list [9]. Aktivitas memantau dengan

berargumentasi (M-5). Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa aktivitas metakognitif pada dimensi monitoring dapat berupa memantau penyelesaian masalah degan memberikan kontrol argumentasi [10]. Aktivitas memantau kesesuaian antara fakta dan tujuan (M-8) menunjukan bahwa subjek mengetahui apakah tujuan yang hendak dicapai sudah sesuai dan relevan untuk menjawab permasalahan yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan, bahwa salah satu manifestasi adanya aktivitas

monitoring dapat dilihat dari adanya reviewing solutions to sample problems [9].

Keterampilan metakognitif pada dimesi refleksi (reflection) adalah aktivitas merefleksi pada konsep-konsep/tujuan apakah yang telah tercapai seperti terdapat tabda garis bawah

terhadap jawaban, penulisan kata “jadi”, dll (P-1). Hal ini sesuai dengan temuan penelitian, bahwa refleksi yang dilakukan pada tahap penilaian dapat berupa mengecek kembali tujuan apakah yang tercapai, merefleksi strategi belajar mana yang lebih efisien, menilai bagiaman strategi belajar diterapkan pada konteks lain, serta menghargai diri sendiri setelah belajar atau menyelesaikan tugas [9].

Kelompok sedang dan rendah mengungkapkan bahwa tidak melakukan aktivitas refleksi (reflection) karena soal yang harus diselesaikan terlalu panjang dan waktu mengerjakan tidak cukup. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rambusch (2006) bahwa untuk melakukan refleksi dalam pembelajaran dibutuhkan banyak waktu[10].

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan temuan keterampilan metakognitif yang muncul dalam memecahkan soal pada domain menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dapat disimpulkan: keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan permasalahan kimia materi pokok laju reaksi pada domain menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta meliputi: aktivitas perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), dan refleksi (reflection). Kelompok tinggi melakukan aktivitas perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), dan refleksi (reflection) dalam memecahkan soal pada dimensi menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kelompok sedang dan rendah hanya melakukan aktivitas aktivitas perencanaan (planning dan pemantauan (monitoring) dalam memecahkan soal pada dimensi menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Aktivitas metakognitif yang dilakukan oleh kelompok tinggi lebih bervariasi daripada kelompok sedang dan rendah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

(12)

Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Jakarta: BNSP.

2. Nugrahaningsih, T. K. 2011. Profil Metakognisi Siswa Kelas Akselerasi dan Non Akselerasi SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender. Disertasi. Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

3. Sugiarto, Bambang. 2015. Alur Berpikir Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Ikatan Kimia Berdasarkan Metakognisi Regulasi-Diri. Disertasi Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

4. Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

5. Gok. 2010. The General Assessmnet of Problem Solving Processes and Metacognition in Physics Education. . In

Eurasian J. Phys. Chem. Educ 2(2):

110-122.

http://www.acarindex.com/dosyalar/makale/ acarindex-1423880500.pdf diunduh 08 Februari 2016

6. Jbeili. 2012. The Effect of Cooperative Learning with Metacognitive Scaffolding on Mathematics Conceptual Understanding and Procedural Fluency. International Journal

for Research in Education (IJRE).

http://www.cedu.uaeu.ac.ae/journal/issue32/ ch9_32en.pdf diunduh 18 Januari 2016 7. Sugiarto, Prabowo, dan Suyono. 2014.

“Students’s Metacognitive Self-Regulation – A Case Study: Molecular Structure Problem Solving”. Chemistry Bulgarian Journal of

Science Education, Vol. 23, No. 3

8. Suratno. 2010. “Pemberdayaan Keterampilan Metakognisi Siswa dengan Strategi Pembelajaran Jigsaw-Reciprocal Teaching (JIRAT)”. Jurnal Pendidikan. Jilid 17, No. 2. ISSN:0215-9643

9. Pulmones. 2007. Learning Chemistry in Metacognitive Environmet, The Asia Pasific

Educations Researches, Vol. 16 No.2. pp

165-183. Jurnal (ONLINE) http://www.dlsu.edu.ph/research/journals/ta per/pdf/200712/pulmones.pdf diunduh 18 Januari 2016

10. Cohors-Fresenborg dan kaune. 2007. Modelling Classroom Discussion and Categorizing Discursive and Metacognitive Activities. In Proceeding of CERME 5, 1180-1189

http://madipedia.de/images/temp/b/be/20130 423122103!phpCAobXs.pdf#page=89 diunduh 08 Februari 2016

11. Rambusch, Jana. 2006. Situated Learning

and Galperin’s Notion of Object-Oriented

Activity. School of Humanities and

Informatics, University of Skovde Sweden. http://csjarchive.cogsci.rpi.edu/proceedings/ 2006/docs/p1998.pdf diunduh 18 Januari 2016

Gambar

Gambar 1 Hasil tes tulis subjek T 1
Gambar 3 Hasil tes tulis subjek S 1
Gambar 6 Hasil tes tulis subjek R 2
Gambar 10. Hasil tes tulis subjek S 2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Manakala dalam kajian Fisher 1998 di Madagascar, beliau mendapati bahawa kekayaan spesies semut daun sarap adalah tertinggi pada altitud ketinggian pertengahan.. Ini

Jadi randai yang berbentuk teater rakyat di Minangkabau, adalah sesebuah persembahan yang memiliki pelbagai unsur seni dan memiliki hubungan yang harmonis yang

'LVDWXVLVLSHPEHQWXNDQ%3+/:LQLPHQXQMXNNDQDGDQ\DSHQ\LPSDQJDQGDODP KLHUDUNL SHUDWXUDQ SHUXQGDQJDQ .HZHQDQJDQ SHQJHORODDQ PDVLK EHUDGD SDGD SHPHULQWDK SXVDW IXQJVL KXWDQ PDVLK VHEDJDL

Pengoptimasian Dynamic Pricing berdasarkan model permintaan pelanggan menggunakan regresi non- linier eksponensial tepat digunakan agar daya beli pelanggan terhadap jasa

Pada pengukuran suhu didaerah mulut tepatnya dibawah lidah dengan mulut terbuka menggunakan air raksa yang tidak diturunkan dalam waktu 2,5 menit probandus 1 suhu tubuh

Penelitian ini akan dilakukan untuk memastikan bahwa beban kerja mental yang diberikan kepada bagian ground handling di bandara Adisutjipto Yogyakarta, tidak

Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.11 No.3 September 2013 | 241 Untuk melihat besarnya pengaruh variabel pemberdayaan karyawan, kemahiran diri dan keterlibatan kerja