• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Termoregulasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Termoregulasi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI TERMOREGULASI

DISUSUN OLEH :

1. Cindy Saputri (I1C015058 ) Fajri Rifki W. ( I1C015094 )

2. Fitria Nur Malita Sari ( I1C015060) Ayu Ratnawati (I1C015096 )

3. Annisa Ayu Nabila ( I1C015062) Gita Damai ( I1C015100)

4. Putri Afridamayanti ( I1C015064 ) Ariesta Riendrias ( I1C015114)

5. Alfiani ( I1C015066) 6. Asisten Dosen : Dessy Dwi 7.

8.

9. LABORATORIUM FISIOLOGI 10. KEDOKTERAN UMUM

(2)

12. PURWOKERTO 13. 2015 14. BAB I 15. 16. PENDAHULUAN 17. 18. 19. A. Judul Praktikum 20. Termoregulasi 21.

22. B. Waktu, Tanggal Praktikum 23. Waktu : 13.00-15.00 WIB 24. Hari, Tanggal : Rabu, 25 Desember 2015

25.

26. C. Tujuan Praktikum

27. 1. Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral pada tubuh manusia.

28. 2. Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara axsiler pada tubuh manusia.

29. 3. Mampu memahami perbedaan berbagai temperatur diberbagai tempat di tubuh.

30. 4. Mampu mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh pada pengukuran suhu tubuh.

31.

32. D. Dasar Teori

33. Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas (Campbell, 2004).

(3)

34. Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi(Swenson, 1997).

35. Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas (Duke’s, 1985).

36.

37.Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu 38. Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

39. 1. Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.

40. 2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.

41. 3. Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.

42. 4. Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.

(4)

43. 5. Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 – 20% metabolisme rate terutama intake tinggi protein. 44. 6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status

malnutrisi.

45. (Guyton, A.C. 1986)

46. Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. Suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang (Bima, 2006).

47.

48. Interaksi panas manusia dengan lingkungan menguntungkan untuk mengatur suhu tubuh meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan memperoleh panas melaui :

49. 1. Konduksi

50. Perpindahan atau pergerakan panas antara dua benda yang saling bersentuhan. Panas mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. dipengaruhi oleh:

51. 1. Luas permukaan benda yang saling bersentuhan 52. 2. Perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut 53. 3. Konduktivitas panas (tingkat kemudahan untuk

mengalirkan panas yang dimiliki suatu benda) dari kedua benda

54. Mamalia dan Aves:

55. 1. Konduktivitasnya rendah

56. 2. Penahan panas yang baik ialah rambut dan bulu 57. 3. Hanya akan melepaskan sejumlah kecil panas dari

tubuhnya ke benda lain yang bersentuhan dengannya 58.

59. 2. Konveksi

60. Perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat alir (fluida) yang bergerak.

(5)

62. 1. Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal

63. 2. Perpindahan panas bisa dipercepat, apabila kecepatan aliran fluida di sekeliling tubuh ditingkatkan

64. 3. Terjadi dari lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara panas bertiup di dekat hewan, lama-kelamaan tubuh hewan akan menjadi lebih panas juga 65.

66. 3. Radiasi

67. Perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling bersentuhan misalnya pada proses perpindahan panas dari matahari ke tubuh hewan.

68. Frekuensi dan Intensitas Radiasi:

69. 1. Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas radiasinya

70. 2. tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan baik

71. 3. berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas tubuh

72.

73. 4. Evaporasi

74. Proses perubahan benda dari fase cair ke fase gas.misalnya pada mekanisme ekskresi kelenjar keringat.

75. Evaporasi:

76. 1. Cara penting untuk melepaskan panas tubuh

77. 2. Hewan yang tidak memiliki kelenjar keringat, jika tubuhnya panas, penguapan melalui saluran pernafasan dengan cara terengah-engah (pada anjing diikuti dengan menjulurkan lidahnya)

78. 3. Jika suhu tubuh meningkat, keringat akan membasahi kulit, selanjutnya keringat akan menyerap kelebihan panas dari tubuh dan mengubahnya menjadi uap, setelah keringat mengering, suhu tubuh pun turun.

(6)

79. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi pada termoregulasi berbagai hewan :

80.

81. 1. Adaptasi Morfologi

82. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

83. 2. Adaptasi Fisiologi

84. Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

85. 3. Adaptasi Tingkah Laku

86. Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.

87.

88. Mekanisme pengaturan suhu tubuh

89. Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah suatu kumpulan neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yaitu: Preoptic area. Area ini menerima impuls-impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan membran mukosa serta dalam hipotalamus. Neuron-neuron pada area peroptic membangkitkan impuls syaraf pada frekwensi tinggi ketika suhu darah meningkat dan frekwensi berkurang jika suhu tubuh menurun. Impuls-impuls syaraf

(7)

dari area preoptic menyebar menjadi 2 bagian dari hipotalamus diketahui sebagai pusat hilang panas dan pusat peningkatan panas, dimana ketika distimulasi oleh area preoptic, mengatur kedalam serangkaian respon operasional yang meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh secara berturut-turut (Ikhwan, 2009).

90. Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat (Myers, 1984). Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika hipotalamus terganggu maka mekanisme pengaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan mempengaruhi thermostat tubuh manusia. Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia erat kaitannya antara kerja sama system syaraf baik otonom, somatic dan endokrin. Sehingga ketika membahas mengenai pengaturan suhu oleh system persyarafan maka tidak lepas pula kaitannya dengan kerja system endokrin terhadap mekanisme pengaturan suhu tubuh seperti TSH dan TRH.

91.

92. Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate (Hasan, R., 1997).

93.

94. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon)

(8)

sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.

95.

96. Menurut Myers, 2006, mengatakan keseimbangan termoregulasi dicapai dengan diikuti oleh mekanisme di dalam regio anterior hipotalamus/ preoptic area yang termosensitif. Neuron-neuron yang sensitive terhadap dingin terlebih dahulu mengintegrasikan input sensori dan kemudian memicu efektor untuk memproduksi metabolisme panas, vasokonstriksi, menggigil dan respon lainnya. Di sisi lain, untuk mengaktifkan kehilangan panas, neuron-neuron yang sensitif terhadap panas merangsang efektor untuk mengalami dilatasi, bernapas pendek dan cepat, berkurangnya metabolisme rate, dan mengambat efektor untuk penghasil panas. Walaupun temperature sirkulasi darah dalam hipotalamus berpartisipasi dalam mekanisme control umpan balik terhadap system sensor-efektor, reseptor di kulit memberikan tanda kritis termal melalui serabut afferent ke AP/POA (Ronald, B. 2009)

97. Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinas yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu lingkungan yang dingin atau hangat.

98.

99. Suhu dibagi menjadi dua yaitu:

 Suhu inti: suhu yang dijaga kestabilan nya agar tidak berubah-ubah secara drastic yang akan mengganggu temoregulasilebih jauh.

 Suhu kult/perifer: sushu yang dapat berubah akibat lingkungan diluar yang mempengaruhinya.

100.

101. Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

102. 1. Exercise 103. 2. Hormone 104. 3. System saraf

(9)

105. 4. Suhu tubuh

106. 5

. Asupan makanan

107. 6. Berbagai macam faktor lain seperti gender, iklim dan status malnutrisi

108.

109. Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi (Swenson,1997).

110. Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas (Duke s,‟ 1985). Proses transfer energi di dalam tubuh menyebabkan terjainya transfer panas. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekresi adalah elemen-elemen homeostasis, utamanya pada manusia. Dalam termoregulasi, dikenal istilah eksoterm dan endoterm yang mendasarkan pada sumber panas yang diperoleh oleh tubuh. Manusia mendapatkan sumber panas yang berasal dari dalam tubuh sehingga disebut sebagai endoterm. Suhu tubuh manusia memiliki kemampuan mempertahankan konstan 37± 0,5.

111.

112. Apabila seluruh kulit tubuh menggigil, terjadi pengaruh refleks yang segeradi bangkitkan untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara :

113. 1. Dengan memberikan rangsangan kuat sehingga menyebabkan menggigi;, dengan akibat meningkatnya kecepatan pembentukan panas tubuh.

114. 2. Dengan menghambat proses berkeringat bila hal ini harus terjadi.

(10)

115. 3. Dengan meningkatkan vasokonstriksi kulit untuk menghilangkan pemindahan pas tubuh ke kulit.

116. 4. Walaupun banyak sinyal sensorin temperature berasal dari reseptor perifer, sinyal ini membantu pengaturan suhu tubuh terutama melalui hipotalamus.

117.

118. Area pada hipitalamus yang dirangsang oleh sinyal sensoris ini adalah suatu area yang terletak bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Sinyal sensoristemperatur dari hipotalamus anterior area preoptik juga dipindahkan ke dalam area hipotalamus posterior ini. Di sini sinyal dari area preoptik dan sinyal dari perifer tubuh digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas atau reaksi penyimpanan tubuh.

119.

120. Pusat termoregulasi terdapat di hipotalamus yaitu: 121.

122.a. Hipotalamus anterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu panas, stiulasi pada hipotalamus anterior akan menyebab kan hipotermia, penurunan termogenesis: anoreksia, apati,peningkatan TSH, peningkatan termolisi yaitu:vasodilatasi perifer, berkeringat, peningkatan respirasi.

123.

124.b. Hipotalamus posterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu dingin stimulasi pada hipotalamus postteriaor akan menyebabkan hipertermia , peningkatan termogenesis seperti menggigil, rasa lapar, peningkatan TSH, penurunan termolisis yaitu : vasokontriksi perifer, curling up, memakai baju tebal.

125.

126. Yang diatur oleh hipotalamus dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila suhu lingkungan dingin, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya sehingga dihasilkan

(11)

produksi panas optimal. Sedangkan bila suhu lingkungan panas, maka tubuh melakukan mekanisme pengrangan produksi panas melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar terjaga keseimbangan suhu endoterm.

127.

128. Kontrol keseimbangan suhu tubuh manusia dilakukan dengan menyeimbangkan antara heat production dan heat loss. Umumnya, ketika laju panas terproduksi di dalam tubuh besar dibandingkan panas yang hilang, panas suhu inti umumnya cenderung tetap, orang normal berkisar antara 36oC-37,5oC. Sedangkan suhu kulit berubah-ubah, bergantung pada kondisi lingkungan.

129.

130. Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dal am hal penellitian atau persoalan di klinik seperti :

131.

132. 1. Persoalan demam pada penyakit-penyakit

133.2. Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung)

134.3. Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau padakasus kedinginan ekstrem

135.4. Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat-tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem.Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore).

136.

137. Prinsip pengaturan suhu tubuh

138. Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu :

139.• Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata- rata37oC, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vag ina,esophagus.(Tr)

(12)

140.• Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai+ 2 cm kedalam.(Ts)Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus : TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

141. Termoregulasi adalah proses pendapatan panas. Proses ini dapat diperoleh dari basal metabolisme rate, intake makanan, aktivitas otot.

142.

143. Termolisis adalah proses kehilangan panas.Proses ini berlangsung dengan cara :

144. A.Melalui kulit:Radiasi,Konduksi,Konveksi,Eksresi,Evaporasi 145. B. Melalui traktus respiratorius

146. C. Melalui Urin dan Feses 147.

148. Radiasi adalah proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda lain tanpa persentuhan.

149. Contoh : Pancaran dan panasnya sinar matahari akan sampai terasa pada tubuh seseorang yang sedang beraktifitas di luar rumah.

150.

151. Konveksi adalah proses pergerakan molekul-molekul gas,dari suatu tempat ke tempat lain yang berbeda suhunya.

152. Contoh: Air yang dipanaskan pada sebuah teko akan menghantarkan panasnya dari bawah teko hingga ke bagian atas.

153. Konduksi : Suatu proses pemindahan panas antara dua benda yang berbeda suhu dan saling bersentuhan.

154. Contoh : Panas yang dihantarkan dari panic yang panas akan terasa ke tangan pemegang panci.

155.

156. Evaporasi adalah Suatu proses penguapan air dari dalam permukaan tubuh yang berakibat ikut terbuaangnya suhu badan baik dalam bentuk yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

157. Contoh: Baju yang setelah dicuci basah,lalu dijemur dengan adanya panas matahari akan kering,hal ini dikarenakan menguapnya air menjadi uap/gas.

158.

(13)

dapat dengan mudah mengatur keseimbangan antara termogenesis dan termolisis sehingga terasa nyaman.

160.

161. Mekanisme kerja hipotalamus dalam mengatur suhu tubuh

162. Sistem pengatur temperatur menggunakan tiga mekanisme penting untuk menurunkan panas tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi:

163.

164. 1. Vasodilatasi. Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi dengankuat. Hal ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh akan me ningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali lipat.

165.

166. 2. Berkeringat. Peningkatan temperatur tubuh 10C menyebabkan keringat cukup banyak untuk membuang 10 kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh.

167. 3. Penurunan pembentukan panas. Mekanisme yang menyebabkan pembetukan panas berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan kuat.Ketika tubuh terlalu dingin, sistem pengaturan temperatur mengadakan prosedur yang sangat berlawanan, yaitu:

168. 1. Vasokonstriksi kulit di seluruh tubuh.

169. Hal ini disebabkan oleh rangsangan pusat simpatis hipotalamus posterior.

170. 2. Piloereksi.

171. Berarti berdiri pada akarnya. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erectr pilli yang melekat pada folikel rambut berkontraksi, yang menyebabkan rambut berdiri tegak. Mekanisme pengaturan suhu secara singkat :

(14)

Preoptika hypothalamus Nervus eferent kehilangan/pembentukan panas.

173.

174. E. Metode Pemeriksaan 175.

176. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah peroral dan peraxiler. Cara peroral merupakan salah satu cara mengukur suhu tubuh dengan menaruh thermometer di dalam mulut, tepatnya di bagian bawah lidah. Sedangkan cara peraxiler dengan meletakkan thermometer di bawah ketiak. Pengukuran yang dilakukan dengan cara peraxiler menunjukkan suhu yang lebih rendah dari pengukuran dengan cara peroral sekitar 0,5oC.

177. Jenis Pengukuran Suhu Tubuh :

178. 1. Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu melalui oral(mulut). 179. Keuntungan:

180. · Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi. 181. · Nyaman bagi klien.

182. · Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat. 183. Kerugian:

184. · Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.

185.· Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.

186.· Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.

187. · Risiko terpapar cairan tubuh 188.

189. 2. Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak). 190. Keuntungan:

191. · Aman dan non-invasif

192.· Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.

193.

194. Kerugian:

195. · Waktu pengukuran lama

196. · Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien 197.

198. Ada dua macam jenis suhu tubuh yang kita perlukan untuk tujuan pemeriksaan, yaitu :

(15)

199.

200.1. Suhu inti: (core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankanrelatif konstan (sekitar 37°C). Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif : rectum, membrane timpani, esophagus, arteri pulmonel, kandung kemih, rektal. Dalam hal ini, kita harus menggunakan cara pengukuran suhu melalui rectum.

201.2. Suhu permukaan: (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar

202. 20°C sampai 40°C. Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling efektif : kulit, aksila oral. Sehingga, kita biasa menggunakan cara pengukuran melalui oral, aksila, dan telinga. (Anonim. 2010).

203.

204. F. Alat Bahan 205.

1. ALAT

a. Termometer air raksa b. Termometer kamar c. Handuk d. Kapas 2. BAHAN a. Alkohol 70% b. Air es 206. 207. G. Cara Kerja 208.

1. Orang probandus tidur telentang dengan badan bagian atas terbuka. Fossa axilaris dikeringkan lebih dahulu dengan handuk supaya keringat tidak membasahi termometer.

2. Termometer klinis dimasukkan kedalam fossa axilaris dan sebelum termometer dipakai perhatikan, apakah air raksa dalam termometer sudah turun sampai 35oC. 3. Lengan atas diaduksi pada thorax, dengan demikian terjadi disekitar tempat air

(16)

darah. Ini disebabkan oleh karena panas darah diteruskan dengan lambat melalui kulit pada termometer.

4. Termometer diabaikan selama 10 menit didalam fossa axilaris kemudian dibaca. 5. Air raksa dalam termometer diturunkan dan termometer dibersihkan dengan alcohol 6. Mulut ditutup rapat, biarkan 5 menit didalam mulut. Ambil termometer dari mulut

kemudian dibaca.

7. Sekarang orang percobaan bernafasa dengan mulut terbuka setelah air raksa diturunkan maka termometer diletakan dibawah lidah. Kemudian dilihat berapakah temperature setelah 2,5 menit dan berapakah temperatur setelah 5 menit tanpa menurunnkan air raksa terlebih dahulu.

8. Sekarang orang percobaan berkumur dengan air es, kemudian termometer dipasang lagi seperti percobaan 7 sesudah air raksa diturunkan lebih dahulu. Pembacaan dilakukan pula seperti percobaan diatas.

9. Semua percobaan diatas juga dilakukan dengan orang yang berbeda.

10. Hasil perubahan suhu tersebut diamati, dan dijelaskan mengapa terjadi perubahan suhu atau perbedaan suhu tersebut.

209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. BAB II 225. ISI DAN PEMBAHASAN 226. 227.

(17)

A. Hasil 228. 229. Percob aan ke -230. Tempat 231. Waktu (menit) 232. S uhu 1 (oC) 233. S uhu 2 (oC) 234. 1 235. Ketiak (Axilaris) 236. 5 237. 3 7 238. 3 6,6 239. 2 240. Sublingual, mulut tertutup ( air raksa diturunkan ) 241. 5 242. 3 7,2 243. 3 6,6 244. 3 245. Sublingual ,mulut terbuka ( air raksa diturunkan ) 246. 2,5 247. 3 6,9 248. 3 5,5 249. 4 250. Sublingual ,mulut terbuka ( air raksa tidak

diturunkan ) 251. 2,5 252. 3 6,9 253. 3 5,5 254. 5 255. Mulut kumur menggunakan air dingin 256. 5 257. 3 5,8 258. 3 6,5 259. 260. B. Pembahasan

261. Pada percobaan ini menggunakan dua probandus yang diukur suhu tubuhnya didaerah tertentu dengan perlakuan tertentu pula. Pada pengukuran suhu didaerah pangkal ketiak (Axilaris) dalam waktu 5 menit probandus 1 suhu tubuh menunjukkan 37 oC dan probandus 2 suhu tubuh menunjukkan 36,6 oC . Pada pengukuran suhu didaerah mulut tepatnya dibawah lidah dengan mulut tertutup menggunakan air raksa yang diturunkan dalam waktu 5 menit probandus

(18)

1 suhu tubuh menunjukkan 37,2 oC dan probandus 2 suhu tubuh menunjukkan 36,6 oC . Pada pengukuran suhu didaerah mulut tepatnya dibawah lidah dengan mulut terbuka menggunakan air raksa yang diturunkan dalam waktu 2,5 menit probandus 1 suhu tubuh menunjukkan 36,9 oC dan probandus 2 suhu tubuh menunjukkan 35,5 oC. Pada pengukuran suhu didaerah mulut tepatnya dibawah lidah dengan mulut terbuka menggunakan air raksa yang tidak diturunkan dalam waktu 2,5 menit probandus 1 suhu tubuh menunjukkan 36,9 oC dan probandus 2 suhu tubuh menunjukkan 35,5 oC. Pada pengukuran suhu didaerah mulut tepatnya dibawah lidah dengan mengunyah es batu sebelumnya dalam waktu 2,5 menit menit probandus 1 suhu tubuh menunjukkan 35,8 oC dan probandus 2 suhu tubuh menunjukkan 36,6 oC.

262. Pada percobaan pertama dan kedua (axilaris dan oral) suhu yang terukur antara tanpa perlakuan dengan perlakuan memiliki rentan nilai yang sangat kecil. Hal ini sesuai dengan teori bahwa manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya selalu tetap walaupun dengan suhu lingkungan berbeda. Manusia merupakan organisme homeoterm yang mana suhu tubuhnya selalu tetap

263. Percobaan yang ketiga dan keempat yaitu ketika suhu tubuh diukur melalui mulut sambil bernafas dengan mulut terbuka, ternyata suhu tubuh probandus 1 mengalami penurunan sebesar 0,3oC dan pada probandus 2 mengalami penurunan sebesar 1,1oC .Hal ini terjadi karena suhu tubuh probandus melakukan penyesuaian dengan suhu tubuh di luar tubuh yang memiliki temperature lebih rendah. Disini terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin.

264. Percobaan yang keempat yaitu mengukur suhu tubuh melalui mulut setelah mengunyah es batu, suhu tubuh probandus 1 mengalami penurunan sebanyak 1.1 oC Sewaktu mengunyah dengan es batu, tubuh kehilangan panasnya

(19)

karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan. Ini artinya apabila suhu lingkungan dingin, maka tubuh akan memproduksi panas yang berasal posterior hipotalamus. Namun pada probandus 2 suhu tubuh meningkat 1 oC hal ini dapat disebabkan penggunaan thermometer yang tidak benar. Akurasi dari pengukuran temperatur dipengaruhi oleh seberapa baik pemeriksa menggunakan peralatan , misalnya bagaimana probe diposisikan dan apakah lama probe di letakan pada posisi tersebut sudah tepat. Penempatan dari termometer di bawah lidah bisa mengakibatkan perbedaan besar dalam mencatat suhu. Fisiologi rongga mulut memungkinkan variasi suhu jaringan .

265. Dari hasil pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak, dapat kita simpulkan bahwa suhu tubuh probandus di bagian ketiak/aksilar memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh di bagian mulut/oral. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa temperature kulit badan kita tidak sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Mulut lebih banyak berhubungan dengan udara luar dibandingkan dengan ketiak, sehingga suhunya juga lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan.

266. Saat kondisi lingkungan dingin, tubuh meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka, antara lain dengan cara menggigil. Sedangkan mekanisme produksi panas bukan dari menggigil antara lain meningkatkan sekresi hormone tiroksin yang dapat meningkatkan aktivitas metabolism didalam sel, menyerap radiasi panas matahari, menegakkan rambut sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat diperkecil, mengurangi aliran darah ke organ perifer dengan vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh darah) dan memberikan tanggapan perilaku seperti berselimut, berjaket, berjemur dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangan. Pada kondisi lingkungan panas, pelepasan panas dilakukan dengan cara melepasakn panas dengan vasodilatasi pembuluh darah perifer dan meningkatkan penguapan air melalui kulit (berkeringat)(Isnaeni.2006 : 221-222)

(20)

268. Mekanisme Demam

269. Demam disebabkan oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak, atau dehidrasi. Banyak hasil pemecahan protein dan zat-zat tertentu seperti toksin lipopolisakarida yang disekresi oleh bakteri yang dapat menyebabkan titik setel termostat hipotalamus meningkat. Zat yang menyebabkan efek ini dinamakan pirogen. (Guyton, 2008)

270. Banyak agen yang menghasilkan demam pada manusia yang telah terbukti merangsang produksi pirogen endogen oleh leukosit-leukosit manusia in vitro.Seluruh substansi di atas menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear-monosit, makrofag jaringan, atau sel Kupffer-membuat pirogen endogen. (EP= endogenouspyrogen) adalah suatu protein kecil (berat molekul 20.000) yang mirip interleukin 1, yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting. Pirogen endogen telah diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel Kupffer, makrofag alveoli dan sinovium. Pirogen endogen menginduksi demam melalui pengaruh pada area preoptik di hipotalamus anterior. (Juliana, 2008)

271. Pirogen endogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan memicu pengeluaran lokal prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi lokal yang bekerja langsung di hipotalamus. Hipotalamus kemudian mempertahankan suhu di titik patokan baru bukan di suhu tubuh yang normal. Menggigil ditimbulkan agar dengan cepat meningkatkan produksi panas (Sherwood, 2001).

272. Infeksi atau Peradangan → Neutrofil → Pirogen Endogen (keluar) →

Prostglandin → Titik patok Hipotalamus ↑ → Mengawali “respon dingin” →

Produksi panas ↑ Pengurangan panas ↓ → Suhu Tubuh ↑ ke Titik Patokan yang Baru

DEMAM

273.

274. Cara Kerja Obat Parasetamol

275. Mekanisme kerja yang sebenarnya dari parasetamol masih menjadi

(21)

penyebab inflamasi), namun parasetamol hanya sedikit memiliki khasiat anti inflamasi. Telah dibuktikan bahwa parasetamol mampu mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), sehingga menghambatnya untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi. Paracetamol juga bekerja pada pusat pengaturan suhu pada otak. Tetapi mekanisme secara spesifik belum diketahui.

276. Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins

dengan mengganggu enzim cyclooksigenase (COX). Parasetamol menghambat kerja COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan efek samping,tidak seperti analgesik-analgesik lainnya

277.

A. Aplikasi Klinis 1. Sistem Imun

278. Sistem imun kita terdiri dari rangkaian sel, protein, jaringan otot, dan organ-organ tertentu. Sel yang terlibat dalam sistem imun manusia adalah lekosit (sel darah putih) yang diproduksi dan disimpan di berbagai lokasi di tubuh, seperti thymus, limpa, dan sumsum tulang. Dari lokasi-lokasi tersebut, lekosit menyebar ke seluruh organ tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara terkoordinasi dalam mengawasi pertahanan tubuh kita.

2. Demam

279. Bila suhu tubuh naik lebih satu derajat dari suhu normal dan menimbulkan ketidaknyamanan , kita menyebut hal ini sebagai demam. Secara awal demam dapat diketahui dari perasaan lebih panas pada perabaan di kepala, leher dan tubuh. Pengukuran lebih akurat dilakukan dalam keadaan istirahat dengan thermometer pengukur suhu tubuh. Seseorang dapat dikatakan demam bila suhu tubuhnya di atas

(22)

38 derajat celcius. Penderita demam sering menggigil dan merasa kedinginan bila suhu tubuh naik beberapa derajat secara mendadak.

3. Hipotermia

280. Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti (suhu organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruh tubuh (Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 32°C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low readingtermometer) sampai 25°C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakanawal penyakit yang berakhir dengan kematian. 4. Hipertermia

281. Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamusbila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhuioleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik). Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan cirri temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan panaslingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat dengansumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.

282.

283. BAB III KESIMPULAN

(23)

284. keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh

285. dapat dipertahankan secara konstan.

2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya termoregulasi yaitu : usia, olahraga, kadar hormon, irama sirkadian, stres, lingkungan.

3. Dalam melakukan sebuah tindakan pemeriksaan suhu diperlukan ketepatan dan dalam pemilihan alat seperti termometer pada saat mengukur suhu harus sesuai dengan fungsinya masing-masing. Suhu mengacu pada derajat panas atau dinginnya suatu zat.

4. Manusia adalah Homeothermik yaitu berdarah panas sehingga suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan lingkungan.Suhu normal tubuh manusia adalah 36 -37 .

5. Pengukuran suhu tubuh manusia dapat dilakukan di rectal, aksial, dan oral karena memiliki suhu tubuh paling dekat dengan suhu tubuh.

286. 287. 288. 289. 290. 291. 292. 293. DAFTAR PUSTAKA

294. Anonim. 2010. Pengaturan Suhu Tubuh. ht

(24)

295. Bima, 2006. Pengaturan Suhu Tubuh. http://bima.ipb.ac.id/~tpb/materi/bio100/Materi/s uhu_tubuh.html.

296. Campbell, N. A. 2004. Biologi. Edisi kelima. Jilid 1. Jakarta: Erlangga

297. Guyton, A.C. 1986. Text Book of Medical Physiology. W. B. Saunders Co. New York

298. Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

299. Hasan, R., 1997, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1,2,3, Bagian Ilmu

300. Ikhwan, 2009. http://ikhwan.nanggroe.com/2009/08/09/macam-macam-termometer/.

301. Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

302. Juliana, D. 2008. Uji Efek Antipiretik Infusa Daun Asam Jawa (Tamrindus indica) pada Kelinci Putih Jantan Galur New Zealand. Surakarta : FF UMS Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

303. Ronald, B. 2009. http://slimsystemsecrets.com/. Diakses tanggal : 16 November 2014

304. Sheerwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC

305. Swenson, GM. 1997. Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc : USA.

(25)

306. 307.

Referensi

Dokumen terkait