• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM PENGUKURA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM PENGUKURA (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

“PENGUKURAN SUHU MANUSIA”

Oleh :

Nama : Hilma Nurbayanti

NIM : 170210104059

Kelas : B

Kelompok : 3

Nama Asisten : 1. Listi Rohmatika

2. Fersty Isna K

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

I. JUDUL

Pengukuran Suhu Manusia

II. TUJUAN

Untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoithermal

III. DASAR TEORI

Menurut Mubarak dkk (2015: 53), suhu adalah pernyataan tentang perbandingan

derajat panas suatu zat. Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas/ dinginnya suatu

benda. Sementara dalam bidang termodinamika suhu adalh suatu ukuran kecenderungan

bnetuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan. Suhu inti yaitu suhu yang

terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis.

Suhu badan adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses badan dan

jumlah panas yang hilang ke lingkungan eksternal.

Suhu tubuh merupakan keseimbangan anatar produksi dan pengeluaran panas dari

tubuh, yang diukur dalam unit panas yaitu derajat. Suhu yang dimaksud adalah panas atau

dinginnya suatu subtansi. Selisih antara panas yang diproduksi dengan pengeluaran panas

tubuh itulah ang disebit suhu tubuh, karena suhu tubuh merupakan pencerminana dari

panas tubuh (Saputro dkk, 2017: 149).

Suhu tubuh relatif konstan. Hal ini diperlukan untuk sel sel tubuh agar dapat

berfungsi secara efektif. Suhu tubuh yang normal adalah berkisar 36°C sampai 37°C

(Asmadi, 2008: 155). Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif adalah rektum,

membran timpani, esofagus, arteri pulmonal, kandung kemih, dan rektal. Suhu permukaan

yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat

berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C. Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling

efektif dan etis yaitu kulit, aksila dan oral (Mubarak dkk, 2015: 53).

Tubuh yang sehat mampu memelihara suhu tubuh secara konstan walaupun pada

kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Sistem pengatur suhu tubuh ada tiga bagian yaitu

reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh lainnya, integrator di dalam

hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dan kehilangan panas

(3)

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hipotalamus malalui sel sel saraf,

terutama saraf otonom. Hipotalamus merupakan termostat yang berada di bawah otak.

Terdapat dua macam hipotalamus yaitu, hipotalamus anterior yang berfungsi mengatur

pembuangan panas dan hipotalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya

penyimpanan panas. Termostat hipotalamus memilikii semacam titik kontrol yang

disesuaikan ununutk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh turun sampai dibawah

atau naik sampai di titik ini, mkaa pusat akan memulai impuls untuk menahan panas atau

meningkatkan pengeluaran panas (Mubarak dkk, 2015: 55).

Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan cara memicu timbulnya keringat atau

menggigil. Di samping itu, hipotalamus juga mengontrol tugas yang kompleks dari sistem

saraf otonomik. Dihubungkan oleh batang pendek, menggantung dari hipotalamus,

terdapat kelenjar endokrin yang disebut kelenjar hipofisis (pituitary gland). Kelenjar hipofisis sering juga disebut dengan istilah ʺmaster glandʺ karena hormon‐hormon yang dikeluarkannya mempengaruhi berbagai kelenjar endokrin lainnya (Supradewi, 2010: 62).

Panas diproduksi tubuh melalui proses metabolisme, aktivitas otot, dan sekresi

kelenjar. Prroduksi panas dapat meningkat atau meurun dipengaruhi oleh suatu sebab,

misalnya karena penyakit ataupun stress. Suhu tubuh terlalu ekstrim, baik panas atau

dingin yang ekstrim, dapat menyebabbkan kematian. Suhu tubuh diatur dengan

mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas yang terjadi. Bila laju

pembentukan panas dalam tubuh lebih besar dari pada laju hilangnya panas, timbul panas

dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar,

panas tubuh dan suhu tubuh menurun (Murthi, 2010: 20).

Menurut Asmadi (2008: 156), faktor faktor yang mempengaruhi peningkatan dan

penurunan produksi panas tubuh, antara lain:

a. Basal metabolisme rate

BMR merupakan pemanfaatann energi di dalam tubuh guna memeihara

aktivitas pokok seperti bernafas. BMR menunjukkan tingginya metabolisme

yang dialami klien. Peningkatan metabolisme akan menghasilkan peningkatan

produksi panas dalm tubuh, sehingga suhu tubuh klien mejadi naik.

b. Aktivitas otot

Aktivitas otot termasuk menggigil , dapat meningkatkan produksi panas tubuh

(4)

c. Peningkatan produksi tiroksin

Hipotalamus merespon terhadap dingin dengan melepas faktor releasing.

Faktor ini merangsang tirotropin pada adenohipofise untuk merangsang

pengeluaran tiroksin oleh kelenjar tiroid. Efek tiroksin ini meningkatkan nilai

metabolisme sel di seluruh tubuh dan memproduksi panas.

d. Termogenesis Kimia

Termogenesis kimia adalah perangsangan produksi panas mellaui sirkulasi

norepineprin dan epineprin atau melalui perangsangan saraf simpatis. Hormon

hormon ini segera meningkatkan nilai metabolisme sel di jaringan tubuh.

e. Demam

Demam meningkatkan metabolisme sel. Reaksi reaksi kimia meningkat rata

rata 120 % untuk setiap peningkatan suhu 1°C. Hal tersebut berarti setiap

peningkatan 1°C suhu tubuh menyebabkan 12% reaksi kimia akan terjadi.

Terdapat tiga cara transfer panas, konduksi, konveksi dan radiasi. Ketiga cara ini

penting untuk memahami hilangnya panas tubuh dan bagaimana mengontrolnya. Konduksi

adalah transfer panas dalam zat padat, cairan, dan gas atau dari satu zat ke zat lain melalui

kontak. Karena adanya tumbukan antar molekul maka terjadi transfer energi panas melalui zat

tersebut (James, 2008: 196).

Konveksi merupakan transfer panas dimana panas berjalan karena adanya gerakan

aktual dari suatu fluida baik berupa cairan atau gas. Pergerakan panas ini terjadi jika suatu

fluida dipanaskan, kepadatannya berkurang, kemudian mengalir ke atas dan digantikan fluida

lain yang lebih dingin dan menyebabkan arus konveksi (James, 2008: 196).

Radiasi adalah cara untuk mentransfer panas dari permukaan suatu objek ke permukaan

objek yang lain tanpa kontak diantara keduanya. Benda yang panas, terutama di atas 100°C

akan memancarkan sinar infra merah, yang bila mengenai benda lain akan diabsorpsi dan

menyebabkan peningkatan temperatur. Satu objek lebih panas dari objek lain, maka ia akan

(5)

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM 4.1Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

4.1.1.1Termometer klinis

4.1.1.2Handuk bersih

4.1.2 Bahan

4.1.2.1Kapas steril

4.1.2.2Alkohol 70 %

4.1.2.3Air es

4.2Skema Kerja

Probandus (orang percobaan) mengeringkan ketiaknya menggunakan

handuk/lap bersih.

Menyelipkan ujung termometer diketiak dengan lengan merapat kebadan,

yang sebelumnya termometer diturunkan suhunya dulu sampai 35°C.

Setelah sepuluh menit melakukan pembacaan suhu.

Melakukan seperti pada poin 2, tetapi termometer di masukkan ke dalam

mulut di bawah lidah. Setelah sepuluh menit melakukan pembacaan suhu.

Melakukan seperti pada poin 3, tetapi mulut sambil bernafas

(menghembuskan dan menghirup udara. Membaca suhu setelah lima menit

dan sepuluh menit (tanpa menurunkan air raksa pada termometer.

Melakukan seperti pada poin 3, tetapi tetapi sebelumnya probandus

berkumur dengan air es selama 1 menit. Membaca suhu setelah lima menit

(6)

V. HASIL PENGAMATAN

VI. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini adalah mengenai pengukuran suhu manusia. Dalam

praktikum ini kita memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup

homoithermal. Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, maka kita perlu mempersiapkan

segala alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum ini. Alat-alat yang

dibutuhkan adalah termometer klinis yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh

probandus di bagian mulut atau oral dengan tanpa perlakuan, pengukuran suhu di mulut

dengan bernafas melalui mulut, pengukuran suhu di mulut setelah berkumur dengan air es

serta pengukuran suhu tubuh melalui ketiak atau aksilar. Dan alat yang kedua adalah

handuk/lap bersih yang digunakan untuk membersihkan ketiak probandus dari keringat.

Dalam pelaksanaan praktikum ini kita juga memerlukan beberapa bahan, yaitu

kapas steril yang digunakan untuk membersihkan thermometer sebelum maupun setelah

(7)

yang digunakan ketika probandus akan diukur suhunya setelah berkumur dengan air es

tersebut.

Untuk mendapatkan hasil percbaan dan untuk membandingkan hasilnya, kita harus

melakukan beberapa langkah percobaan. Langkah-langkah ini diterapkan kepada semua

probandus tanpa ada perbedaan. Langkah yang pertama adalah membaringkan badan

probandus dengan bagian atas terbuka, lalu kita menurunkan suhu termometer sampai

35ºC, setelah suhu sudah turun kita memasukkan thermometer ke dalam mulut di bawah

lidah probandus dengan mulut tertutup. Setelah 10 menit kita menunggu kita membaca

suhu tubuh probandus. Untuk perlakuan yang kedua, kita memasukkan thermometer ke

dalam mulut di bawah lidah probandus, suhu tubuh probandus diukur sambil bernafas

dengan mulut. Setelah menunggu selama 5 menit, kita membaca suhu tubuh dari

probandus. Lalu dilanjutkan kembali hingga menit ke-10 kita baca lagi suhu pada

probandus, lalu mencatatnya.

Untuk perlakuan keempat kita memasukkan thermometer ke dalam mulut di bawah

lidah probandus, setelah sebelumnya berkumur dengan air es selama 1 menit. Sama seperti

sebelumnya, pengukuran suhu dilakukan pada menit ke 5 dan menit ke 10. Setelah

pengukuran suhu tubuh probandus di bagian mulut telah selesai dilakukan, langkah

selanjutnya kita melakukan pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak. Kita harus

mengeringkan ketiak dari keringat probandus menggunakan lap/handuk bersih. Dengan

lengan dirapatkan ke badan, lalu thermometer diapitkan di bagian ketiaknya, lalu kita

membaca suhu setelah 10 menit serta menulis semua hasil pengukuran.

Mengenali suhu tubuh sangat perlu karena merupakan salah satu tanda fungsi vital

tubuh kita yang dapat mendeteksi fungsi sistem tubuh kita apakah bekerja normal atau

dalam keadaan sedang sakit. Kita perlu mengetahui suhu tubuh normal, suhu tubuh

abnormal , pengaturan suhu agar tetap konstan, dan hal-hal lain yang menyangkut suhu

sehingga kita dapat mengatasi bila terjadi keadaan yang tidak normal dan mempertahankan

suhu yang normal agar tetap sehat.

Probandus yang pertama adalah Said Wildan. Said adalah seorang laki-laki yang

berumur 18 tahun, memiliki berat badan sebesar 50 kg, dan memiliki tinggi badan 163 cm.

Percobaan yang pertama adalah pengukuran temperatur tubuh melalui oral atau mulut

(8)

menit adalah 37,7°C. Percobaan kedua adalah pengukuran temperatur melalui mulut,

tetapi probandus sambil menghembuskan dan menghirup udara. Sebelum percobaan suhu

yag diketahui adalah 36,3°C dan setelah percobaan selama 5 menit suhunya menjadi

35,9°C. Percobaan ketiga yaitu masih tetap melalui mulut hanya saja sebelum pengukuran

probandus harus berkumur dengan air es selama 1 menit. Suhu sebelum percobaan adalah

36,7°C dan setelah percobaan menjadi 36,6°C. Percobaan yang terakhir yaitu melalui

aksilar atau ketiak. Probandus harus berbaring. Sebelum berbaring suhunya adalah 35,9°C

dan ketika berbaring selama lima menit suhunya berubah menjadi 37,3°C.

Probandus yang kedua adalah M. Fiky Mayshandy. Shandy adalah seorang laki

laki berumur 18 tahun yang memiliki berat badan 53 kg dan tinggi badn 165 cm. Percobaan

pertama adalah pengukuran suhu tubuh melalui mulut yaitu, termometer diletakkan di

bawah lidah. Sebelum percobaan suhunya adalah 36,9°C dan setelah percobaan suhunya

menjadi 37,7°C. Percobaan kedua tetap melalui mulut hanya saja probandus harus sambil

bernafas, menghembuskan dan menghirup udara. Sebelum dikenai perlakuan suhu tubuh

probandus adalah 36,3°C dan setelah dikenai perlakuan suhunya berubah menjadi 36,2°C.

Percobaan ketiga adalah pengukuran temperatur tubuh melalui mulut dengan probandus

berkumur air es. Sebelum berkumur dengan air es, suhu tubuh probandus adalah 36,6°C

dan setelah berkurum termometer menunjukkan angka 36,6°C. Percobaan keempat adalah

pengukuran suhu tubuh melalui aksilar atau ketiak dengan probandus berbaring. Sebelum

berbaring suhu tubuh probandus adalah 35,8°C. Setelah berbaring suhunya berubah

menjadi 36,8°C

Probandus yang terakhir adalah Rohmah Juwita Sari. Juwita adalah seorang

perempuan yang berumur 18 tahun dan memiliki berat badan 42,5 kg serta tinggi badan

15 cm. Percobaan yang pertama dialkukan pengukuran suhu tubuh melalui mulut. Sebelum

percobaan suhu tubuh probandus adalah 36°C setelah percobaan suhunya berubah menjadi

37,5°C. Percobaan kedua, pengukuran suhu tubuh melalui mulut dengan probandus sambil

bernafas, menghemuskan dan menghirup udara. Suhu tubuh sebelum dikenai perlakuan

adalah 36°C dan setelah dikenai perlakuan adalah 37°C. Percobaan ketiga, pengukuran

suhu tubuh melalui mulut dengan dikenai perlakuan probandus harus berkumur dengan air

es selama 1 menit. Suhu tubuh sebelum dikenai perlakuan adalah 36°C dan setelah dikenai

(9)

perlakuan probandus haru berbaring. Sebelum berbaring suhu tubuh probandus adalah

36°C dan setelah percobaan suhunya menjadi 37°C.

Berdasarkan semua percobaan dapat disimpulkan bahwa suhu pada masing-masing

probandus hanya mengalami sedikit kenaikaan atau penurunan, hal ini sesuai dengan teori

bahwa Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu

lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Suhu tubuh manusia

cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu

tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan

regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur

hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme

umpan balik.

Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas

toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap. Titik tetap tubuh

dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 36°C. Apabila suhu tubuh meningkat

lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian

mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan

meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya

yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis,

banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa faktor-faktor yaitu

faktor volume sel seperti tinggi badan dan tinggi badan, serta faktor usia. Volume sel dalam

tubuh manusia sangat berpengaruh dalam perubahan suhu tubuh karena berpengaruh

terhadap metabolisme.Volume sel ini berkenaan dengan tinggi badan dan berat badan.

Probandus yang berat dan tinggi, maka akan memiliki cadangan lemak yang lebih banyak

dibandingkan dengan probandus yang kurus dan pendek. Sehingga suhu tubuh probandus

yang berat dan tinggi lebih hangat dibandingkan yang kurus dan pendek.

Sedangkan probandus yang berjenis kelamin Pria memiliki suhu tubuh yang lebih

hangat dibandingkan yang perempuan, karena pengaruh hormone dan aktivitas.Aktivitas

seorang laki-laki biasanya lebih padat dibandingkan dengan perempuan. Hormone kelamin

(10)

normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih

bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi

meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3– 0,6°C di atas suhu basal.

Jenis kelamin mempengaruhi suhu tubuh. Kenaikan hormon progesterone selama

proses ovulasi pada wanita akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,5 °C. Begitu juga

estrogen dan testoteron akan meningkatkan metabolisme. Wanita biasanya lebih mampu

mempertahankan suhu tubuh dibanding pria. Namun dalam percobaan ini justru berjenis

kelamin pria memiliki suhu yang paling rendah daripada yang lain, hai ini dapat

disebabkan adanya pengaruh internal maupun eksternal. Pengaruh internal dapat berupa

kondisi fisik probandus yang sedang dalam keadaan tidak baik. Sedangkan faktor luarnya

dapat dikarenakan faktor suhu lingukungan dan lain sebagainya.

VII. PENUTUP 7.1 Kesimpulan

Manusia termasuk dalam makhluk homoiothermal, artinya suhu tubuhnya konstan

meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya.

Pengukuran suhu manusia dapat dilakukan di tiga tempat dari yang paling akurat yaitu

temperatur rektar (melalui dubur), temperatur aksilar (melalui ketiak) kemudian

temperatur oral (melalui mulut), keakuratannya di dasarkan pada banyak sedikitnya

pengaruh dari lngkungan. Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia, seperti

usia, jenis kelamin, hormone, berat badan, tinggi badan dan lain lain.

7.2 Saran

Untuk praktikan, sebaiknya mempelajari mengenai pengukuran suhu ini dengan

baik, karena hal ini sangat penting bagi kesehatan kita.Dan untuk petugas laboratorium,

sebaiknya memperbaiki atau menambah alat-alat pengukur suhu, agar dalam pelaksanaan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta: Salemba medika

James, Joyce., Colin Baker. dan Helen swain. 2008. Prinsip prinsip Sains untuk

Keperawatan. Jakarta: Erlangga

Mubarak, Iqbal., Lilis Indawari. dan Joko Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan

Dasar. Jakarta: Salemba Medika

Murthi, Wahyu Artha Bayu dan Haryanto. 2014. Rancang Bangun Alat Ukur Detak

Jantung Dan Suhu Tubuh Manusia Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Jurnal

Ilmiah Go Infotech. Vol. 20 No. 1: 20. Surakarta: STMIK AUB

Saputro, Muhlis Agung., Edita Rosana Widasari. dan Hurriyatul Fitriyah. Implementasi

Sistem Monitoring Detak Jantung Dan Suhu Tubuh Manusia Secara Wireless. Jurnal

PengembanganTeknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 1 No. 2: 149. Malang:

Universitas Brawijaya

Supradewi, Ratna. 2010. Otak, Musik dan Proses Belajar. Jurnal Buletin Psikologi. Vol.

(12)
(13)
(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Saya akan bertanggung jawab penuh apabila terjadi kekeliruan data..

Serikat bernama Nathan Algren yang disewa oleh penguasa Jepang untuk.. menumpas pemberontakan para kaum samurai di Jepang. Akan tetapi setelah.. Algren menjadi tawanan dan

Penerapan disiplin bagi karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan Disamping itu perlu didukung lingkungan kerja yang baik yaitu lingkung- an kerja yang

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan score inkontinensia urine pada responden penelitian sebelum kegel exercise setelah dilakukan bladder

[r]

Facebook APIs untuk mendapatkan data frekuensi tag yang pernah dilakukan antar mutual friends (pengambilan data mutual friends dan frekuensi tag dilakukan tanggal 26