LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM (MKP-101)
ACARA VI. METABOLISME
Oleh :
Nama : Ayu Lestari
NPM : E1J013074
Sift/Pukul : BI/ 12.00-14.00 WIB
Dosen Pembimbing : Marulak Simarmata, Ph.D
Co. Ass : Petrus Simatupang
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme berasal dari kata Yunani “Metabole” yang berarti perubahan. Metabolisme
kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhan dengan lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui proses difusi dan osmosis pada organisme hidup.
2. Mengetahui proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel-sel tumbuhan.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan antara difusi dan osmosis?
2. Apa fungsi kentang dalam percobaan osmosis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Difusi adalah gerakan pasif molekul dalam larutan yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah. Molekul memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut gerak termal(kalor). Suatu akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan moleku lsetiap zat untuk menyebar ke seluruh ruangan yang ada (Campbell, 2002 : 147).
Osmosis merupakan suatu proses difusi air melalui selaput permeable secara diferensial dari suatu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan kepekatan menyebabkan terjadinya proses ini. Konsentrasi yang dimaksudkan adalah konsentrasi pelarutnya yaitu air. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor yang begitu penting sehingga memerlukan penanaman khusus yaitu osmosis. Dengan adanya suatu proses osmosis, suatu osmosis dapat dikatakan permeabel apabila semua jenis impermeabel. Suatu selaput dapat dikatakan permeabel apabila semua jenis molekul dalam cairan yang ada di sekelilingnya dapat merembes melewati selaput atau plasma tersebut. Apabila dalam beberaa jenis molekul dalam cairan yang ada di sekelilingnya yang dapat melewatinya, selaput ini dikatakan selaput semipermeabel. Sedangkan yang dimaksud dengan selaput impermeabel adalah sel;aput yang tidak bisa dilewati oleh jenis molekul apapun (Charis, 1996).
Plasmosis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel jika adanya penurunan volume vakuola yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat pada sel spirogyra yang diletakkan pada larutan hipertonik terhadap sitosol sel tersebut, maka air yang berada dalam vakuola merembes keluar sel, akibatnya protoplasma mengkerut dan terjadi plasmolisis (Krisdianto, 2005).
BAB III METODOLOGI
3.1Waktu dan Tempat
Praktikum biologi umum tentang metabolisme ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 18 November 2013. Pada pukul 12.00 WIB sampai dengan selesai dan bertempat di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
Sediaan 1. Melihat terjadinya difusi
a. Teteskan larutan metilen biru pekat ke dalam gelas piala berisi aquades.
Amati penyebaran warna biru dari metilen biru.
b. Masukkan kristal CuSO4 ke dalam gelas piala berisi aquades. Amati penyebaran warna biru
kristal CuSO4.
c. Catat waktu sampai warna larutan merata (Dicatat dalam tabel), kemudian gambarkan dan
jelaskan hasil pengamatan saudara.
d. Ulangi percobaan dengan metilen biru dan kristal CuSO4 di atas, tetapi setelah penetesan
larutan segera diaduk. Apa yang terjadi (Jelaskan dan Gambarkan).
Sediaan 2. Melihat terjadinya osmosis
a. Kupaslah kentang kemudian lubangi bagian tengahnya.
b. Isi gliserin pada lubang tersebut dan beri tanda.
c. Letakkan pada gelas piala yang telah diberi air dan eosin. Jaga jangan sampai air melimpah
masuk ke dalam permukaan kentang.
d. Biarkan lebih kurang 15 menit. Amati permukaan gliserin pada kentang. Catat dan gambar
hasil pengamatan saudara.
a. Sayatlah permukaan bagian daun Rhoeo discolor (bagian berwarna ungu merah)
b. Letakkan sayatan pada kaca objek yang telah ditetesi aquades dan tutuplah dengan kaca
penutup.
c. Amati di bawah mikroskop. Apabila sel-sel daun Rhoeo discolor sudah nampak jelas,
teteskan larutan sukrosa pada salah satu tepi gelas penutup dan pada tepi lainnya tempelkan kertas penghisap (kertas saring) sehingga aquades akan tertarik oleh kertas penghisap dan medium sayatan diganti larutan sukrosa.
d. Amati dengan mikroskop srlama 5 menit. Catatlah semua perubahan yang terjadi terutama
waktu terjadinya plasmolisis.
e. Gantilah larutan sukrosa dengan aquades, amati lagi selama 5 menit. Catat semua perubahan
terutama waktu terjadinya deplasmolisis. f. Lengkapi gambar awal sel :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
Sediaan 1
Pengamatan metilen biru diamati selama 35 menit dan inilah tabel keterangannya :
Waktu Persentase Keterangan
Menit ke-1 15 % Pada menit pertama metilen biru menyebar di
sekitar pertengahan aquades
Menit ke-6 60% Pada menit ke enam, metilen biru telah meneyebar
lebih dari setengah aquades
Menit ke-8 65% Pada menit kedelapan penyebaran metilen
bertambah lima persen
Menit ke10 75 % Pada menit ke sepuluh juga penyebaran metilen
bertambah lima persen
Menit ke-16 80 % Pada menit ke enam belas penyebaran metilen
masih bertambah lima persen dari sebelumnya
Menit ke-17 85% Pada menit ke tujuh belas metilen menyebar hingga
delapan puluh lima persen
Menit ke-19 90% Pada menit ke Sembilan belas penyebaran metilen
bertambah lima persen
Menit ke-22 94% Pada menit ke 22 penyebaran metilen hanya
bertambah 4 persen
Menit ke-24 96% Pada menit ke 24 penyebaran metilen hanya
bertambah 2 persen
Menit ke-34 98% Pada menit ke 34 penyebaran metilen masih
bertambah 2 persen
M2nit ke-35 100% Dan pada menit terakhir metilen menyebar 100
persen ke selurug aquades
Pengamatan Kristal CuSO4 selama 1 jam 21 menit
Waktu Persentase Keterangan
Menit ke 1 15 % Pada menit pertama, krital CuSO4 belum menyebar,
hanya warna aquades sudah berubah menjadi kebiruan
Menit ke-15 60 % Pada menit kelima belas krital CuSO4 menyebar
sebanyak 60 persen
Menit ke-23 65% Pada menit ke 23 CuSO4 menyebar sebanyak 65
persen
Menit ke-31 72 % Pada menit ke tiga puluh satu penyebaran CuSO4
hanya bertambah 7 persen
Menit ke-52 80% Pada menit ke lima puluh dua CuSO4 mulai
menyebar sebanyak 80 persen
Menit ke-81 100% Dan pada menit terakhir CuSO4 meneybar ke
seluruh aquades, walaupun masih ada tertinggal Kristal-krital CuSO4 dibawah gelas
Sediaan 2
Perlakuan Menit ke-15 Menit ke-30
Kentang + gliserin Kentang mengeras dan mulai
Sediaan 3
Dapat dilihat dengan jelas perbedaan sel Rhoe discolor yang sebelum terplasmolisis
dan sesudah plasmolisis.
Sebelum Plasmolisis Setelah Plasmolisis
Sel yang terplasmolisis ini dapat dikembalikan pada keadaan semula bila sel yang mengalami plasmolisis di tempatkan di larutan hipotonis. Keadaan sel akan kembali seperti semula karena air di luar sel akan berosmosis ke dalam sel yang hipertonis, sehingga sitoplasma akan kembali mengembang. Peristiwa ini disebut dengan deplasmolisis.
4.2 Pembahasan
Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena konsentrasi di luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel, begitu sebaliknya dengan proses deplasmolisis.
Percobaan tentang proses plasmolisis dan deplasmosisi, kami menggunakan daun Rhoe
discolor sebagai objek. Pada saat daun Rhoe discolor ditetesi media air dapat dilihat sel daun berwarna ungu kehijau-hijauan dan sel-selnya masih bersatu serta stomatanya masih tertutup, hal ini dikarenakan karena adanya klorofil. Tetapi setelah ditetesi dengan menggunakan sukrosa 0,2 M terjadi perubahan warna dari yang semula berwarna ungu berubah menjadi warna putih dan sel-selnya merenggang serta stomatanya terbuka. Peritiwa ini menandakan bahwa terjadi peristiwa plasmolisis, yang disebabkan karena terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena sel berada pada larutan hipotonik. Ketika ditetesi kembali dengan air, keadaan sel kembali seperti yang pertama yaitu berwana ungu tapi warnanya lebih muda. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peristiwa deplasmoisis, dimana sel kembali seperti keadaan semula jika lingkungan diganti dengan larutan hipotonik.
Osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah
melalui membran semipermeable.
Difusi adalah proses pergerakan acak partikel-pertikel gas, cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah
Osmosis harus melewati membran. Jadi jika terjadi perpindahan pelarut tanpa melalui
membran selektif semipermeabel bukanlah osmosis tetapi peristiwa tersebut adalah difusi.
Dalam peristiwa osmosis, didapatkan bahwa kentang yang ada di dalam wadah berisi larutan
menggembung. Hal ini karena air adalah larutan yang bersifat hipotonik akibatnya air akan masuk ke dalam sel sehingga sel menjadi menggembung dan menjadi lebih keras dari sebelumnya.
Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan. Plasmolisis
terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.
Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu menyatunya kembali membran
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
1. Difusi akan lebih cepat bereaksi apabila interaksi antara zat pelarut dan pelarut dipercepat.
2. Osmosis merupakan proses difusi yang melewati atau menembus membrane semipermeabel.
3. Plasmolisis terjadi karena cairan dari dalam sel berdifusi keluar dan menyebabkan sitoplasma
mengkerut.
4. Deplamolisis akan terjadi jika suatu sel yang mengalami plasmolisis dimasukkan ke dalam
cairan yang hipotonis sehingga sitoplasma mengembang kembali.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Buku panduan praktikum biologi umum. Universitas Bengkulu : Bengkulu
Champbel, Neil A. 2002. Bioligi Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Charis. 1996. Biologi Umum I. Erlangga: Jakarta.
Krisdianto. 2005. Penuntun Biologi. Erlangga : Jakarta.