• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Biologi Umum (6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Biologi Umum (6)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah adanya proses pernapasan yang dilakukan makhluk hidup tersebut, proses pernapasan merupakan proses pengikat oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan.

Ikan membutuhkan oksigen sebagai salah satu kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidupnya. Oksigen dibutuhkan untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu, kelangsungan ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Kebutuhan oksigen oleh ikan sangat dipengaruhi oleh umur, aktifitas serta kondisi perairan.

Respirasi adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen tersebut, selain dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial oksigen antara perairan dengan darah. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi ke dalam darah atau ke luar melalui alat pernapasan. Alat pernapasan pada ikan antara lain insang, paru-paru seta alat-alat pernapasan tambahan yang hanya dimiliki oleh ikan tertentu saja. Untuk lebih mengetahui mekanisme pernapasan pada ikan maka praktikum ini dilaksanakan.

B. Tujuan

(2)

C. Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum ini adalah: 1. Memahami pengaruh suhu terhadap aktivitas repirasi

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Respirasi Pada Ikan

Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yakni: (1) pertukaran udara melalui permukaan alat pernapasan, (2) difusi oksigen dan karbondioksida antara insang dan darah, (3) transpor oksigen dan karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel, dan (4) pengaturan pernapasan. Proses ini dapat berlangsung karena adanya perbedaan tekanan parsial gas (Fujaya, 2008).

Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang. (Anonim, 2016).

Insang pada ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu insang dengan tutup insang (operkulum) dan insang tanpa operkulum. Insang dengan operkulum dimiliki oleh ikan bertulang sejati sedangkan insang tanpa operkulum dimiliki oleh ikan bertulang rawan. Ikan bertulang sejati umumnya memiliki empat pasang ikan pada masing-masing sisi faring dan terlindungi oleh operkulum. Masing-masing ingsang terdiri dari sebuah lengkung ingsang (arkus brankhialis) dan tersusun atas tulang rawan. (Anonim, 2016)

(4)

dan Boleopthalmus) selain penutup insang yang berkembang berlipat-lipat dan bagian dalamnya terdapat banyak pembuluh darah. Ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan mampu bertahan hidup dalam kondisi hipoxia, bahkan anoxia (Soesono, 1983).

Dibandingkan yang terdapat dalam udara, oksigen dalam air lebih sedikit. Udara kira-kira mengandung 20% O2. 1 liter udara mengandung (200 ml O2 pada tekanan udara (P O2) ± 150 mmHg atau 0,2 atmosfer. Dalam air yang jenuh udara, persentase kelarutan gas dan tekanan partialnya adalah sama dengan udara. 1 liter air pada suhu 150o C hanya mengandung 7 ml O2 (Affandi, 1992).

B. Ikan Nila

(5)

Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1968), mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan nila (Oreochormis niloticus) dapat hidup diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya.

Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.

(6)
(7)

BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Jumat, 25 November 2016 Pukul : 10.00 – 11.00 WITA

Bertempat di Laboratorium Pengembangan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

 Toples kaca

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

 Ikan nila

2. Toples kaca diisi dengan 600 ml air PDAM.

(8)

4. Suhu air diukur dan frekuensi pernapasannya dihitung selama 1 menit. Dalam praktikum ini suhu air kami adalah 26ºC. Dalam praktikum ini suhu air kami adalah 26ºC.

5. Biarkan selama 3 menit, kemudian langkah nomor 4 diulang, biarkan 3 menit lagi, kemudian, langkah nomor 4 diulang, sehingga anda pendapat 3 data, bila suhunya sama dapat saudara rata-rata frekuensi pernapasannya, bila tidak laporkan frekuensi pernapasan sesuai dengan suhunya.

6. Selanjutnya pindahkan ikan kedalam baskom berisi air PDAM yang baru dan ganti air yang ada di toples kaca dengan air hangat.

7. Masukkan ikan kedalam toples kaca dan biarkan selama 2 menit dan kadang-kadang diaduk pelan-pelan supaya ikan tidak terlalu terganggu. 8. Suhu air diukur dan frekuensi pernapasannya dihitung selama 1 menit. Dalam

praktikum ini suhu air kami adalah 41ºC.

(9)

9.

Selanjutnya seperti langkah 4 dan 5 bertutrut-turut diatas, jadi akan mendapatkan 3 data dan diperlukan sama seperti langkah 5.

10. Selanjutnya pindahkan ikan kedalam baskom berisi air PDAM yang baru dan ganti air hangat yang ada di toples kaca dengan air dingin.

11. Masukkan ikan kedalam toples kaca dan biarkan selama 2 menit dan kadang-kadang diaduk pelan-pelan supaya ikan tidak terlalu terganggu. 12. Suhu air diukur dan frekuensi pernapasannya dihitung selama 1 menit.

Dalam praktikum ini suhu air kami adalah 17ºC.

13. Selanjutnya seperti langkah nomor 4 dan 5 berturut-turut diatas, jadi akan mendapatkan 3 data yang diperlukan sama seperti langkah 5.

14. Tuliskan data yang anda peroleh dalam tabel.

(10)
(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Hasil pengamatan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas respirasi menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada suhu normal (26o) diperoleh 107 kali bernafas dalam 1 menit, pada suhu panas (41o) 165 kali dalam 1 menit dan 50 kali bernafas pada suhu dingin (17o). Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan respirasi Oreochromis niloticus

Suhu Air Percobaan Rata-Rata jumlah gerakan operkulum pada ikan nila berbeda-beda. Setiap percobaan dilakukan selama satu menit. Pada percobaan pertama 132 kali, pada percobaan kedua 90 kali dan pada percobaan ketiga 100 kali. Jumlah keseluruhan dibagi tiga dan mendapatkan hasil rata-rata adalah 107 kali/menit.

Pada hasil pengamatan ikan yang berada dalam air hangat yaitu pada suhu 41oC jumlah gerakan operkulum pada ikan juga berbeda. Setiap percobaan dilakukan selama satu menit. Pada percobaan pertama 150 kali, pada percobaan kedua 160 kali dan pada percobaan ketiga 184 kali. Jumlah keseluruhan dibagi tiga dan mendapatkan hasil rata-rata adalah 165 kali/menit.

(12)

keseluruhan dibagi tiga dan mendapatkan hasil rata-rata adalah 50 kali/menit.

(13)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa suhu berpengaruh terhadap respirasi ikan. Semakin tinggi suhu air maka semakin cepat ikan melakukan respirasi (pernapasan).

B. Saran

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya, oleh karena itu asimilasi karbon disebut juga fotosintesis. Jadi fotosintesis adalah suatu proses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar, dan melalui perantara pigmen hijau daun (klorofil) yang terletak dalam organel kloroplas pada sitoplasma.

Proses fotosintesis itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah ketersediaan air, intensitas cahaya, konsentrasi CO2, temperatur, serta ketersediaan unsur. Dalam penelitian ini kami ingin mengetahui pengaruh intensitas cahaya, konsentrasi CO2, serta temperatur terhadap proses fotosintesis tumbuhan air Hydrilla verticillata.

B. Tujuan

Acara praktikum ini bertujuan untuk Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan air (Hydrilla verticillata) dan beberapa faktor yang mempengaruhi proses tersebut, salah satunya cahaya.

C. Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan Hydrilla verticilata

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fotosintesis pada Tumbuhan Air

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan Cynobacteria. "Chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno (choloros berarti hijau dan phyllon berarti daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari. (Subandi, 2008).

(16)

B. Klasifikasi dan Morfologi Tumbuhan Hydrilla Verticillata

Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub-Kelas : Alismatidae Ordo : Hydrocharitales Famili : Hydrocharitaceae Genus : Hydrilla

Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle (Wikipedia, 2016)

Hydrilla adalah tumbuhan spermatophyta yang hidup di air, sehingga ia memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan spermatophyta darat. Dinding selnya tebal untuk mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel. Sel Hydrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat didalamnya. Pada daun Hydrilla, dapat pula diamati proses aliran sitoplasma, yaitu pada bagian sel – sel penyusun ibu tulang daun yang memanjang di tengah – tengah daun. Pada Hydrilla juga terdapat trikoma

(17)
(18)

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Jumat, 25 November 2016 Pukul : 10.00 – 11.00 WITA

Bertempat di Laboratorium Pengembangan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:  Tabung Reaksi

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:  Air

(19)

C. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Ambil tanaman Hydrilla verticillata dan potong ± sekitar 5cm.

3. Masukkan tangkai Hydrilla verticillata ke dalam corong, usahakan supaya tidak longgar.

4. Masukkan corong ke dalam beaker glass.

(20)

5. Isi beaker glass dengan air sampai terisi penuh.

6. Letakkan di tempat yang gelap set yang sudah dibuat sebelumnya.

7. Hitung jumlah gelembung yang naik ke atas tabung selama 1 menit, catat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

8. Ulangi langkah ke tujuh

9. Buka kain hitam dan biarkan Hydrilla beradaptasi dahulu.

10. Setelah selesai di tempat yang gelap, nyalakan lampu yang ada didalam tempat gelap.

11. Hitung jumlah gelembung yang naik ke atas tabung selama 1 menit, catat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pengamatan pada fotosintesis Hydrilla verticillata menunjukkan pengaruh cahaya sangat penting. Pada percobaan selama 2 menit yang dilakukan masing-masing dua kali percobaan, perlakuan cahaya terang didapatkan gelembung sedangkan pada perlakuan cahaya gelap tidak ada gelembung yang dihasilkan. Data hasil pengamatan dapat dilihat di tabel 2.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah kami kerjakan, kami mendapati bahwa hydrilla pada saat cahaya gelap percobaan pertama maupun kedua tidak menghasilkan gelembung sama sekali. Hal ini terjadi karena pada saat gelap fotosintesis tidak dapat terjadi sehingga tidak dapat menghasilkan gelembung oksigen.

Dari tabel hasil pengamatan tersebut saat perlakuan cahaya terang percobaan pertama didapatkan hasil 32 gelembung, gelembung pertama muncul pada detik ke-70. Pada percobaan kedua jumlah gelembung sebanyak 167, gelembung pertama muncul pada detik ke-10. Hal tersebut terjadi karena semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin banyak ATP yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Sehingga gelembung yang dihasilkan semakin banyak. Pada percobaan kedua ini paling banyak dihasilkan gelembung.

Tabel 2. Hasil pengamatan fotosintesis Hydrilla verticillata

(22)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Fotosintesis adalah proses pengubahan zat organik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organic (karbohidrat) dengan pertolongan cahaya.

Dari hasil pengamatan dilakukan dapat disimpulkan bahwa cahaya berpengaruh terhadap fotosintesis pada Hydrilla. Hal ini dibuktikan dengan adanya gelembung gas saat Hydrilla diletakkan pada daerah yang bercahaya terang. Fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.

(23)

Sebaiknya berhati-hati saat melakukan pemotongan Hydrilla agar tidak merusak Hydrilla tersebut yang akan berpengaruh pada proses pengamatan.

(24)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan organisasi terkecil dari materil yang mengandung kehidupan. Beberapa ahli biologi mengatakan adanya kehidupan di dalam suatu partikel yang lebih kecil dari sel yang terkecil disebut virus.

Bentuk sel ada yang pipih, memanjang, sangat panjang dan bikonkaf. Sedangkan ukuran sel pada umumnya mikroskopis.

Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

B. Tujuan

Acara praktikum ini bertujuan untuk mengamati sel hidup dan sel mati pada tumbuhan.

C. Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum ini adalah:

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sel Tumbuhan

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dalam suatu sel dan berlangsung didalamnya. Sel juga terbagi menjadi 2 yaitu sel eukariota dan sel prokariota. Sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular, sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling kerja sama dalam lingkup yang rapi. Sel adalah unit organisasi terkecil yang mengatur kehidupan makhluk hidup. Sel berdiferensiasi membentuk jaringan.

Pada tumbuhan bentuknya tetap karena memiliki dinding sel, sehingga gerakaan membran sel terbatas. Sel bisa berbentuk batang (basil), bulat (kokus), oval dan spiral. Sel berbentuk pipih contohnya sel epitel, berbentuk tabung contohnya sel penyangga pada daun.

Sel tersusun atas beberapa bagian yaitu : 1. Membran plasma

Berfungsi untuk melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat-zat dan sebagai respirator dari rangsangan luar sel.

2. Sitoplasma

Sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel. 3. Nukleus

Sebagai pengendali kehidupan sel, pengatur pembelahan sel, pengatur warisan sifat dan pengatur pembelahan sel.

4. Lisosom

Berfungsi mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel. 5. Retikulum Endoplasma Halus

Berfungsi mensitesis lemak, dan menetralisir racun. 6. Kompleks Golgi

(26)

7. Mikrotobulus

Mengatur dalam pergerakan kromosom saat sel membelah. 8. Vakuola

Tempat menyimpan cadangan makanan. 9. Badan Golgi atau apparatus golgi

merupakan tempat respirasi seluler

B. Klasifikasi Bawang Merah

(Allium cepa)merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di dunia, berasal dari Iran, Pakistan dan pegunungan-pegunungan disevelah utaranya.

Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Asparagales Famili : Amaryllidaceae Genus : Allium

Spesies : A.cepa

(27)

C. Klasifikasi Singkong

(Manihot Utilissima) adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku euphorbiaceae.

Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : magnoliopsida Ordo : malpighiales Famili : euphotdiaceae Upafamili : crotonoideae Bangsa : manihotteae

Genus : manihot

Spesies : M.esculenta

BAB III METODOLOGI

Gambar 9. Singkong (Monihot utilissima)

(28)

A. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Jumat, 3 Desember 2016

Pukul : 09:00WITA

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:  Batang singkong (Monihot untilisima)

 Bawang merah (Alliumsepa)  Air aquades

C. Cara Kerja

a. Umbi Bawang Merah (Allium sepa) 1. Siapkan mikroskop untuk pengamatan

2. Siapkan preparat sel tumbuhan dengan cara berikut :

a) Potong umbi lapis (selaput bagian dalam) bawang merah diiris tipis dengan silet atau cutter.

b) Kemudian irisan tadi diletakan pada object glass yang sudah ditetesi oleh akuades 1-2 tetes dengan menggunakan pinset.

(29)

d) Preparat lalu diamati menggunakan mikroskop mulai dengan pembesar kecil sampai pembesaran besar.

e) Selanjutnya gambar didokumentasikan dan diberi keterangan yang lengkap.

b. Batang Singkong (Monihot utilissima) 1. Siapkan Mikroskop untuk pengamatan.

2. Siapkan preparat sel tumbuhan dengan cara berikut :

a) Potong umbi lapis batang singkong secara membujur.

b) Kemudian irisan tadi diletakan pada object glass yang sudah ditetesi oleh akuades 1-2 tetes dengan menggunakan pipet tetes . c) Preparat ditutup dengan cover glass.

d) Preparat lalu diamati menggunakan mikroskop mulai dengan pembesar kecil sampai pembesaran besar.

e) Selanjutnya gambar didokumentasikan dan diberi keterangan yang lengkap.

BAB IV

(30)

A. Hasil

Hasil pengamatan pada sel tumbuhan yatu sel pada bawang merah dan batang singkongmenunjukkan perbedaan. Pada sel bawang merah terdapat inti sel (nukleus) sedangkan pada sel batang singkong tidak ada. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar 10 dan 11.

B. Pembahasan

Dari hasil pengamatan pertama, sel pada bawang merah terdapat organel-organel sel seperti dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk

Gambar 10. Hasil pengamatan sel bawang merah

(Sumber:http://praktikumbiologi.com/mengamati-sel-sel-epidermis-bawang/ dan hasil praktikum)

Gambar 11. Hasil pengamatan sel batang singkong pada- batang.htmldan hasil praktikum)

(a) (b)

(31)

melindungi dan memberi bentuk pada sel. Nukleus, berbentuk oval kecil. Dengan adanya nukleus maka sel tersebut dikategorikan sel hidup.

Dari hasil pengamatan yang kedua pada sel gabus batang singkong memiliki ciri-ciri yaitu struktur sel yang rapat dan berbentuk segi enam. Karena yang terlihat hanya dinding sel dan tidak ditemukan organel-organel sel lainnya maka sel ini dikategorikan sel mati.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sel dikategorikan menjadi dua yaitu sel hidup dan sel mati. Sel hidup memiliki nukleus sedangkan sel mati tidak memiliki nukleus.

B. Saran

(32)
(33)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas di permukaan bumi. Ratusan ribu spesies bakteri yang hidup di darat hingga lautan dan tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri mempunyai manfaat tersendiri.

Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan karena perbedaan komponen penyusun dinding sel . Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri.

Adapun latar belakang pengamatan ini untuk melihat warna dari bakteri yang dapat digolongkan gram positif atau gram negatif.

B. Tujuan

Acara praktikum ini bertujuan untuk mengamati warna gram dan morfologi sel bakteri.

C. Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui jenis muatan bakteri gram positif atau gram negatif 2. Melihat sel bakteri secara jelas

BAB II

(34)

A. Sel Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dan berkembang biak dengan membelah diri. Ukuran bakteri bervariasi baik penampang maupun panjangnya, tetapi pada umumnya penampang bakteri adalah sekitar 0,7-1,5 μm dan panjangnya sekitar 1-6 μm. Bentuk bakteri dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Bulat (kokus)

Bakteri ada yang berbentuk bulat, seperti ada yang ditemukan pada genus Staphylococcus, Streptococcus, Neisseria dan lain-lain. 2. Batang (basil)

Bakteri yang berbentuk batang lurus misalnya dapat dijumpai pada famili Enterobacteriaceae seperti Escherichia coli, Salmonella typhi, Klebsiella pneumoniae maupun genus Bacillus yaitu Bacillus anthracis penyebab penyakit anthraks. Selain bentuk batang lurus, dijumpai pula bentuk batang bengkok misalnya pada bakteri Vibrio cholera penyebab penyakit cholera.

3. Spiral

Bakteri berbentuk spiral dijumpai pada penyebab penyakit sifilis yaitu Treponema pallidum, bakteri penyebab demam bolak-balik yaitu Borelia reccurentis. (Tim Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003)

(35)

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Jumat, 3 Desember 2016

Pukul : 09:00WITA  Batang singkong (Monihot untilisima)

 Bawang merah (Alliumsepa)  Air aquades

C. Cara kerja

1. Siapkan mikroskop 2. Siapkan preparat jadi

(36)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pengamatan pada sel bakteri menunjukkan goresan-goresan berwarna merah. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar 12. B. Pembahasan

Dari preparat yang diamati, terlihat warna merah dari bakteri. Hal

tersebut menandakan bahwa bakteri yang diamati bersifat gram negatif.

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. (Anonim, 2016)

Bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya. (Anonim, 2016)

Gambar 12. Gram negatif (a), hasil pengamatan gram negatif (b) (Sumber:

http://devifadhilah.blogspot.co.id/2016/02/laporan-morfologi-kloni-bakteri.htmldan hasil praktikum)

(37)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan reaksi terhadap pewarnaan gram, bakteri dibagi menjadi dua golongan yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri yang kami amati termasuk gram negatif karena bakteri tersebut berwarna merah.

B. Saran

(38)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah dan keaneka-ragaman jenis biota yang hidup di laut sangat menakjubkan. Meskipun di laut terdapat kehidupan yang sangat beraneka ragam, tetapi lazimnya biota laut hanya dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama. Plankton adalah biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung, menghayut atau berenang sangat lemah, artinya mereka tak dapat melawan arus. Plankton terdiri dari fitoplankton atau plankton tumbuh-tumbuhan dan zooplankton atau plankton hewan.

Biota yang mengapung ini mencakup sejumlah besar biota di laut, baik ditinjau dari jumlah jenisnya maupun kepadatannya. Produsen primer( fitoplankton ), herbivore, konsumen tingkat pertama, larva dan juwana planktonik dari hewan lain.

Berdasarkan habitatnya plankton ditemui hidup di perairan, baik di sungai, danau, waduk, maupun di perairan payau dan laut. Plankton ini ada yang bergerak aktif sendiri seperti hewan yang disebut dengan zooplankton (plankton hewan), dan ada juga plankton yang dapat berfotosintesis seperti tumbuhan di darat, kelompok ini disebut dengan fitoplankton (plankton nabati) (Ferianti, 2007). Yang melatar belakangi pengamatan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam bentuk sel dari jenis plankton.

B. Tujuan

(39)

C. Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum ini adalah: 1. Mengetahui jenis biota air yaitu plankton

(40)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Plankton

Plankton adalah meliputi biota yang hidupnya terapung atau hanyut di perairan pelagik. Tempat hidupnya ada yang terapung-apung di lapisan permukaan, bahkan sampai lapisan kedalaman sekitar 500 meter. (Arinardi et al, 1997) Secara sederhana plankton diartikan sebagai hewan dan tumbuhan renik yang terhanyut di laut. Nama plankton berasal dari akar kata Yunani “planet” yang berarti pengembara. Istilah plankton pertama kali diterapkan untuk organisme di laut oleh Victor Hensen direktur Ekspedisi Jerman pada tahun 1889, yang dikenal dengan “Plankton Expedition” yang khusus dibiayai untuk menentukan dan membuat sitematika organisme laut (Sunarto, 2008)

Gambar 13. Jenis fitoplankton (a), jenis zooplankton (b)

(Sumber: http://fitoplankton-tambak-boyo.blogspot.co.id/p/beranda.html,

zooplankton-is-seen-in-an-enlarged-view)

(41)

Ukuran dari organisme plankton pada umumnya relatif sangat kecil atau berukuran mikroskopis. Sepanjang hidupnya selalu terapung dan daya hidupnya tergantung dari pergerakan masa air ata pola arus. Namun demikian, terdapat pula jenis plankton yang pergerakannya sangat kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian. (Trimaningsih, 2005).

Plankton terdiri dari dua kelompok besar organism akuatik yang berbeda yaitu organism fotosintetik atau fitoplankton dan organism non fotosintetik atau zooplankton. (Sunarto, 2008).

B.

Fitoplankton

Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di laut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2-200 µm. Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.

Meskipun ukurannya sangat kecil, fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut. Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organik makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik karena mengandung

Gambar 14. Chorella

(42)

klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai produsen primer.

Bahan organik yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandung didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi-cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.

C. Zooplankton

Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2-2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod),eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod), kaetognat (aetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria, di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.

Gambar 15. Calanoida sp

(43)
(44)

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Jumat, 3 Desember 2016

Pukul : 09:00WITA

1. Botol yang berisi sampel plankton di guncang

2. Sampel di ambil menggunakan pipet tetes sebanyak 5 tetes lalu di letakakan pada objek glass

(45)

4. Preparat lalu di amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x10

5. Selanjutnya gambar di dokumentasikan dan diberikan keterangan yang lengkap.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pegamatan pada sel biota air (plankton) dengan jenis fitoplankton (Secenedesmus sp.) dan zooplankton (Arcella vulgaris) menunjukkan perbedaan bentuk dan warna yang jauh. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar 15 dan 16.

Gambar 16. Hasil pengamatan sel scenedesmus sp.

(46)

B. Pembahasan

Ciri umum Scenedesmus sp. Berwarna hijau terang, kosmopolitan (air tawar, payau, asin. Dari oligotrof sampai eutrof, memiliki anggota terbanyak, eukariot (umumnya uninucleate), ada yang unisel, koloni dan filamen, pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (ֶα,β,γ) dan beberapa xantofil, dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa. Sedangkan ciri-ciri khusus Scenedesmus itu sendiri sebagian anggota memiliki flagella dapat bergerak sedikit, bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral). (Anonim, 2016).

Arcella vulgaris masuk ke dalam kelas Hydraulea dan memiliki alat gerak berupa silia, yang terdapat diseluruh tubuhnya, ada juga sitoplasma dan inti sel. Arcella berkembang biak secara vegetative dengan cara membelah diri. Dan biasaya tempat hidupnya di air tawar. (Anonim, 2016). Arcella vulgaris yang kami amati berwarna coklat.

Secara mikroskopis sel yang kami amati sama dengan literatur yang ada maupun di internet.

Gambar 17. Hasil pengamatan sel Arcella vulgaris

(47)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Plankton terdiri dari fitoplankton atau plankton tumbuh-tumbuhan dan zooplankton atau plankton hewan. Plankton merupakan biota laut yang teramat beraneka-ragam dan terdapat di laut.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan ditemukan kesamaan dari literatur yang ada yaitu scenedesmus sp. memiliki bentuk lonjong melintang dan berwarna hijau dan Arcella vulgaris berbentuk bulat berwarna coklat.

B. Saran

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 1992. Biologi Perikanan. Bandung: Sinar Baru.

Agustina & Sulistyawati. 2014. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman. Samarinda.

Ariyanti, Rada,dkk. 2015. Laporan Biologi Umum. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman. Samarinda. Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Fujaya, Y. 1999. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta : Rineka Cipta.

https://abdul-hamid.com/2014/12/10/anak-singkong/ diakses pada

tanggal 21 Desember 2016

http://ayuaray.blogspot.co.id/2011/06/laporan-praktikum-respira diakses pada tanggal 17 Desember 2016

http://dunia-akumaya.blogspot.co.id/2012/12/pengamatan-sel-gabus-pada- batang.html diakses pada tanggal 17 Desember 2016

https://en.wikipedia.org/wiki/Zooplankton 19 Desember 2016

http://farmasismudague.blogspot.co.id/2013/11/klasifikasi-daun-hydrilla.html diakses tanggal 19 Desember 2016

http://fitoplankton-tambak-boyo.blogspot.co.id/p/beranda.html diakses

pada tanggal 19 Desember 2016

http:://gurungeblog.wordpress.com diakses pada tanggal 17 Desember 2016

http://jeniusfish.blogspot.co.id/2011/04/scenedesmussp.html diakses pada tanggal 18 Desember 2016

(49)

http://www.naturamediterraneo.com/forum/topic.asp?

TOPIC_ID=163042 diakses pada tanggal 17 Desember

2016

http://organisasion.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum-biologi-ingenhoust.html diakses pada tanggal 17 Desember 2016 http://praktikumbiologi.com/mengamati-sel-sel-epidermis-bawang/

diakses pada tanggal 17 Desember 2016

http://rifnotes.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-biologi-dasar-sel.html diakses pada tanggal 18 Desember 2016

http://sweetirls.multiply.com diakses pada tanggal 17 Desember 2016

http://vidaraesa-uinsuka.blogspot.co.id/2013/11/laporan-hasil-praktikum-biologi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah diakses pada tanggal 17 Desember 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Ketela_pohonsi.html diakses pada tanggal 17 Desember 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Scenedesmus diakses pada tanggal 17 Desember 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif diakses tanggal 19

Desember 2016

Kimball, John W. 1983. Biologi. Edisi kelima. Diterjemahkan oleh: Siti Soetarmi T dan Nawangsari Sugiri. Jakarta: R.Erlangga Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta :

Bina Cipta.

Sunarto. 2008. Karakteristik Biologi Dan Peranan Plankton Bagi Ekosistem Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Bandung

(50)

LAMPIRAN

Acara I ( Pengaruh Suhu terhadap Respirasi)

Acara II ( Fotosintesis pada Tumbuhan Air)

(51)

Gambar

Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Gambar 2. Pengamatan respirasi pada suhu normal
Gambar 3. Pengamatan respirasi pada suhu air hangat
Gambar 4. Pengamatan respirasi pada suhu air dingin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri, yaitu metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan perubahan suhu

Sama seperti percobaan pertama, larutan sampel di degradasi oleh ozon tiap 1 menit selama 30 menit dan di pipet sampel kedalam cuvette untuk pengukuran menggunakan UV-VIS

Berdasarkan hasil pengamatan, enzim yang di simpan pada suhu yang berbeda menunjukan perbedaan. Dari enzim yang disimpan pada keenam suhu berbeda tersebut

Pada pengamatan yang keempat yaitu mengamati jaringan otot polos. Dengan perbesaran

Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda yang dilihat sehingga memudahkan kita untuk mengamati benda yang renik.. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan

Ikan mas koki memiliki kecepatan pengunaan oksigen yang lebih banyak pada suhu maksimum dibandingkan pada saat suhu berada dalam suhu optimum dan minimum karena

Ayam yang mendapat perlakuan tanpa dikemas, perlakuan dengan plastik tertutup, dan plastik berlubang pada suhu dingin dilakukan pengamatan sampai hari ke-4 warna ayam yang

Pada praktikum ini, praktikan melakukan percobaan pada ikan koi yang diletakkan pada suatu tempat yang memiliki perlakuan suhu rendah dan perlakuan suhu tinggi,