• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM II Diajukan untu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM II Diajukan untu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM II

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Fisiologi Hewan

Dosen : R. Ading Pramadi, M.Si Iwan Ridwan Yusup, M.Pd

Disusun Oleh :

Silvia Setiawati (1211206077) Semester V / B

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

(2)

ENZIM

Tanggal Praktikum : Jum’at, 4 Oktober 2013 Judul Praktikum : Enzim II

Tujuan Praktikum : Mengukur kerja enzim amilase dalam beberapa lingkungan suhu yang berbeda

A. Alat dan Bahan

B. Prosedur Kerja

2

Masukan amilum kedalam 2 tabung reaksi masing 30 tetes dan siapkan saliva kedalam

beaker glass kecil. Nama Alat Banyaknya

Tabung Reaksi 2

Pipet 2

Becker Glass 4

Batang Pengaduk 1 Bunsen Spirtus 1

Kaki Tiga 1

Kassa 1

Alumunium Foil 10 cm

Termometer 1

Rak Tabung

Reaksi 1

Nama Bahan Banyaknya Larutan Amilum 30 ml Larutan Iod 100 ml Larutan Benedict 100 ml Es dan Air Es 1 bks

(3)

C. Hasil Pengamatan

3

Siapkan beaker glass besar yang telah d set suhunya dari 5,15,25,35,45 derajat

Masukan tabung reaksi yang telah berisi amilum kedalam beaker glass yang telah di

set suhunya tadi selama 10 menit

Setelah 10 menit,tetesi tabung reaksi dengan larutan iod dan benedict secara berkala sebanyak

15 kali dengan interval waktu 2 menit.

Amati perubahan yang terjadi ,lalu deskripsikan hasil pengamtan, dan terangkan ,mengapa

(4)

D. Pembahasan/Analisis

Berdasarkan hasil pengamatan, enzim yang di simpan pada suhu yang berbeda menunjukan perbedaan. Enzim tersebut diberi perlakuan yang berbeda, yaitu suhu 5, 15, 25, 35, 45 dan 550 C. Dari enzim yang disimpan pada keenam suhu berbeda tersebut menunjukan titik akromatis yang berbeda. Titik akromatis adalah titik dimana sudah tidak terjadi perubahan warna lagi. Titik akromatis bisa diartikan sebagai titik dimana terjadi perubahan kimia dari polisakarida menjadi monosakarida. (Michael J. Pelczar.2006)

Dari hasil pengamatan, dilihat dari titik akromatisnya, suhu optimum untuk kerja enzim adalah suhu 25-35 0 C, karena dilihat dari warna yang dihasilkan atau intensitas warna yang dihasilkan setiap tetes iod dan benedict yang diberikan dalam interval waktu 2 menit selama 15 kali tetesan. Pada suhu 25-35 0 C, titik akromatis terdapat pada interval waktu 18-22 menit. Hal tersebut menunjukan bahwa kerja enzim optimum karena enzim amylase selesai bekerja ketika tidak ada lagi karbohhidrat yang harus di ubah. Fungsi saliva terpusat pada isinya, yaitu amylase saliva (ptyalin) suatu enzim untuk mengurai amilum pada tahap awal. (Darmadi Gunarso.2005.2.27) rekasi dipercepat dengan naiknya suhu sampai batas waktu tertentu dan akan bekerja maksimum pada suhu optimumnya. (Tim Pengajar.2013)

Setiap enzim memiliki suhu optimal dimana laju reaksinya berjalan paling cepat. Suhu ini memungkinkan terjadinya tubrukan molekuler paling banyak tanpa mendenaturasi enzim itu. Sebagian besar enzim manusia memiliki suhu optimal sekitar 350C sampai 400C (mendekati tubuh manusia).(Tim Pengajar.2013)

Berdasarkan hasil pengamatan titik akromatis paling tinggi terjadi pada suhu 550C, semakin tinggi suhu maka enzim tidak akan bekerja secara optimal. Sampai pada suatu titik, kecepatan suatu reaksi enzimatik meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu. Sebagian disebabkan karena substrat akan bertubrukan dengan tempat aktif lebih sering ketika molekul itu beregrak lebih cepat. Namun demikian diluar suhu itu, kecepatan rekasi enzimatik akan menurun drastis, sehingga molekul protein itu akan mengalami denaturasi. (Tim Pengajar)

Jadi dapat disimpulkan bahwa enzim amilase akan optimum pada suhu 350C sampai 400C, karena suhu tersebut mendekati suhu tubuh manusia yaitu 370C. yang mana enzim amylase dihasilkan dari campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral yang ada pada manusia dan hewan mamalia.

(http://metabolismelink.freehostia.com/enzim.htm., 2007)

(5)

E. Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan !

1. Apa kegunaan uji benedict?

2. Apa yang dimaksud titik akromatis ?

3. Berapa suhu optimum kerja enzim amylase berdasarkan hasil percobaan ? bandingkan dengan sumber literature ?

4. Buatlah grafik yang menggambarkan titik akromatis interval waktu terhadap intensitas warna (hanya untuk suhu yang dianggap paling optimum dari hasil percobaan) !

5. Buatlah grafik yang menunjukan suhu paling optimum untuk aktivitas kerja enzim amylase suhu terhadap interval waktu !

6. Uraikanlah tahapan hidrolisis amilum oleh enzim amylase !

Jawaban !

1. Uji benedict bertujuan untuk mengetahui kandungan glukosa (monosakarida) pada karbohidrat yang akan di uji. Selain itu uji benedict juga digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine. (Anna Poedjiani, FM. Titin Suryatin.2007)

2. Titik akromatis adalah titik dimana enzim tidak bereaksi lagi atau tidak terjadi lagi perubahan warna.

3. Dari hasil percobaan, suhu optimum untuk kerja enzim adalah sekitar 25 sampai 350C. sedangkan di lteratur disebutkan bahwa enzim bekerja secara optimal pada suhu 35 sampai 400C karena mendekati suhu tubuh manusia yaitu 370C. karena didalam tubuh manusialah enzim amylase terbentuk.

(6)

4.

5.

6. Tahapan hidrolisis amilum dalam proses pencernaan yang terjadi di dalam mulut, terjadi dua proses yaitu secara mekanik dan kimiawi. Secara mekanik dilakukan oleh gigi dengan cara dikunyah. Sedangkan secara kimiawi dilakukan oleh enzim. Enzim yang berada pada mulut tersebut mengubah amilum menjadi maltose. Enzim tersebut dinamakan enzim amylase. Kemudian maltose diubah menjadi glukosa oleh enzim amylase.

F. Daftar Pustaka

(7)

Anna poedjiadi dan FM. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press Gunarso, Darmadi, Suripto.2005.Fisiologi Hewan.jakarta: Universitas Terbuka

Michael J. Pelczar dan E.C.S. Chan. Dasar-dasar Mikrobiologi. 2006. Jakarta. UI-Press. Tim Pengajar.2013.Panduan Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung:UIN Bandung freehostia.2001.Metabolisme.http://metabolismelink.freehostia.com/enzim.htm., 2007

Diakses tanggal 7 Oktober 2013 pukul 21:35

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil percobaan pada tabung kedua yang berisi larutan amilum 2% dan enzim amilase (saliva) yang di simpan pada suhu kamar (25 0 C), terjadi perubahan

ermentasi enzim amilase pada dasarn!a adala" suatu cara pr#duksi enzim amilase menggunakan bantuan akti$itas mikr##eganisme. Enzim amilase merupakan enzim ekstra selulas

Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 (Hidrogen Peroksida) maka akan terbentuk reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi, hal tersebut menandakan bahwa

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi enzim pada sampel ekstrak apel (15 tetes) lebih aktif bekerja pada

Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci dan gembok (enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama

Dari pengamatan 2 sperma ternak yang berbeda tersebut di dapatkan perbedaan bahwa pada sperma ayam lebih pasif di bandingkan sperma domba, disini sperma domba

Jika warna blanko menghasilkan biru yang lebih gelap dibandingkan sampel, maka dapat diketahui bahwa kandungan enzim diastase pada madu baik,

d Menyiapkan 3 tabung reaksi yaitu tabung I untuk uji enzim aktif, tabung II sebagai control-1 enzim inaktif, dan tabung III sebagai control-2 blanko/tanpa enzim e Pada tabung I dan II