• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI ENZIM

N/A
N/A
FANABILA PUTRI

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI ENZIM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI ENZIM

DOSEN PENGAMPU : Apt. Nur Anggreni Sasangka, M. Sc

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 PRAKTIKUM BIOKIMIA

1) FANABILA PUTRI BHAYANGKARI (27216707A)

2) SINDY PUSPITA SARI (27216708A)

3) LIESKE TRILIANSI (27216709A)

4) MAYA AGUSTINA WIJAYANTI (27216710A)

5) FADLY A. K UMBU EDA (27216723A)

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS FARMASI

TAHUN 2022 / 2023

(2)

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1) Mengetahui aktivitas enzim amilase dalam air ludah (saliva) dengan menentukan achromic pointnya.

2) Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu tertentu sebanding dengan kenaikan suhu.

3) Membuktikan bahwa kesamaan pH mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik.

4) Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.

5) Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik sampai batas tertentu dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.

II. PENDAHULUAN

Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas yang dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi amilum adalah amilase. Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa polisakarid akan terurai menjadi monosakarida (Tim Dosen Biokimia, 2011) Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang tinggi.

Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik) ( Poedjadi, 2006).

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja

(3)

enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim. ( Hafiz Soewoto,2000).

Enzim berasal dari kata “in” dan zyme yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa molekul – molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin) (Kartasapoetra, 1994).

Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh- contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain:

pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat. ( Pujiyanti, 2007 ).

III. ALAT DAN BAHAN

1) Liur, sebagai sumber amylase 2) Larutan Garam Fisiologis NaCl 1%

3) Larutan Amylum / Pati 0.5% dalam Buffer fosfat (0,1M pH 6,7) 4) Larutan Amylum / Pati 1%

5) Larutan Buffer (penyangga) dengan pH 1 ; 3 ; 6,7 ; 9 ; 11 6) Larutan Iodium (0,1 N dalam larutan KI 3%)

7) Larutan HCl 0,05 N

(4)

IV. LANGKAH KERJA

1) Uji Aktivitas Amilase Air Ludah

a) Menyiapkan sampel enzim yaitu berupa air ludah / saliva yang sudah dilakukan isolasi enzim.

b) Memindahkan masing-masing 5 ml larutan enzim encer ke dalam 3 buah tabung reaksi bersih (tabung A, B, dan C)

c) Tabung A dimasukan ke dalam penangas air 37℃. Pada tabung B dipanaskan sampai mendidih selama 2 menit, lalu didinginkan kemudian dimasukan juga dalam penangas air yang sama pada tabung A. Sedangkan tabung C ditempatkan di rak sebagai suhu kamar.

d) Menyiapkan 3 tabung reaksi yaitu tabung I untuk uji (enzim aktif), tabung II sebagai control-1 (enzim inaktif), dan tabung III sebagai control-2 (blanko/tanpa enzim)

e) Pada tabung I dan II diisi masing-masing : - 5 ml pati 0,5%

- 2 ml 0,1 M buffer fosfat pH 6,7

- 1 ml larutan garam fisiologis NaCl 1%

f) Pada tabung III diisi 5 ml larutan pati 0,5%, 3 ml 0,1 M buffer fosfat pH 6,7 dan 1 ml larutan garam fisiologis NaCl 1%

g) Ketiga tabung (I, II, III) dimasukan ke dalam penangas air suhu 37℃

dipertahankan tetap selama 5 menit

h) Pada tabung 1 ditambahkan 1 ml larutan saliva dari tabung A (enzim aktif)

i) Tepat 30 detik kemudian, pada tabung II ditambahkan 1 ml larutan saliva dari tabung B (enzim inaktif)

j) Setiap selang waktu 1 menit diambil 1 tetes dari masing-masing tabung I, II, dan III dan dicampur dengan 1 tetes larutan iodium dalam test plate porselen

k) Mengamati perubahan warna yang terjadi dari campuran bahan yang diuji dengan iodium pada waktu yang berbeda-beda dan tentukan achromic point dari larutan saliva.

(5)

2) Uji Pengaruh Suhu pada Aktivitas Enzim

a) Menyiapkan larutan saliva yang telah diencerkan dan telah diinkubasi selama 6 menit pada suhu ruang atau suhu 37℃ berdasarkan hasil waktu achromic pointnya.

b) Menyiapkan 5 pasang tabung reaksi bersih, tiap pasang tabung (tabung B dan U) dipertahankan beberapa menit pada :

- Suhu 0℃

- Suhu 20℃

- Suhu kamar - Suhu 37℃-40℃

- Suhu 75℃-80℃

c) Tiap pasangan tabung diberi tanda B (blanko) dan U (uji).

d) Memasukkan 2 ml larutan buffer (penyangga) pH 6,7 kemudian ditambahkan 5 ml larutan substrat S (amilum 0,5%) dan 1 ml larutan NaCl fisiologis ke dalam tabung reaksi baik tabung B dan tabung U.

e) Menambahkan 1 ml larutan enzim pada tabung U lalu dihomogenkan dan didiamkan selama 4 menit sesuai dengan suhu masing-masing.

f) Setelah diinkubasi selama 4 menit, dipindahkan ke suhu ruang dan ditambahkan 1 ml HCl 0,05N serta 1 ml akuades ke dalam setiap tabung B dan tabung U untuk menghentikan reaksi enzimatik.

g) Menambahkan 1 tetes larutan iodium dan menambahkan 5 ml akuades.

h) Lalu, dibaca menggunakan spektrofotometer dan membuat kurva.

3) Uji Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim

a) Menyiapkan larutan saliva yang telah diencerkan dan telah diinkubasi selama 6 menit pada suhu ruang atau suhu 37 berdasarkan hasil waktu achromic pointnya.

b) Menyiapkan 5 pasang tabung reaksi bersih, tiap pasang tabung (tabung B dan U) dipertahankan beberapa menit pada :

- pH 1 - pH 3 - pH 6,7 - pH 9 - pH 11

(6)

c) Tiap tabung diberi tanda B (blanko) dan U (uji).

d) Memasukkan 2 ml larutan penyangga dengan pH yang sudah ditentukan, kemudian ditambahkan 5 ml larutan substrat amilum 0,5%

(larutan amilum 1%) dan larutan NaCl fisiologis ke dalam tabung reaksi baik tabung B dan tabung U.

e) Menambahkan 1 ml larutan enzim pada setiap tabung U lalu dihomogenkan dan didiamkan pada suhu yang ditentukan selama 4 menit.

f) Setelah diinkubasi selama 4 menit, dipindahkan ke suhu ruang dan ditambahkan 1 ml HCl 0,05 N serta 1 ml akuades ke dalam setiap tabung B dan tabung U untuk menghentikan reaksi enzimatik.

g) Menambahkan 1 tetes larutan iodium dan tambahkan 5 ml akuades.

h) Membaca hasil menggunakan spektrofotometer dan dibuat kurva.

4) Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Aktivitas Enzim

a) Menyiapkan variasi konsentrasi enzim yaitu 10%, 5%, 2,5%, 1,25% dan 0,625% dengan mengencerkan saliva Bersama aquadest.

b) Menyiapkan 5 pasang tabung reaksi bersih, tiap pasang tabung (tabung B dan U) untuk:

- Enzim 10%

- Enzim 5%

- Enzim 2,5%

- Enzim 1,25%

- Enzim 0,625%

c) Tiap pasang tabung diberi tanda B (blanko) dan U (uji)

d) Memdasukkan 2 ml larutan buffer (penyangga) pH 6,7 kemudian ditambahkan 5 ml larutan substrat (amilum 0,5%) dan 1 ml NaCl fisiologis ke dalam tabung reaksi baik tabung B dan tabung U untuk konsentrasi enzim yang sudah diencerkan.

e) Menambahkan 1 ml larutan enzim pada setiap tabung U tepat saat penambahan larutan enzim ini. Lalu, dihomogenkan dan didiamkan selama 6 menit.

(7)

f) Setelah diinkubasi selama 6 menit, kemudian dipindahkan ke suhu ruang dan ditambahkan 1 ml HCl 0,05 N serta 1 ml akuades ke dalam setiap tabung B dan tabung U untuk menghentikan reaksi enzimatik.

g) Menambahkan 1 tetes larutan iodium dan ditambahkan 5 ml akuades h) Membaca hasil menggunakan spektrofotometer dan dibuat kurva.

5) Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim

a) Menyiapkan larutan saliva yang telah diencerkan dan telah diinkubasi selama 6 menit pada suhu ruang atau suhu 37 berdasarkan hasil waktu achromic pointnya.

b) Menyiapkan 5 pasang tabung reaksi bersih, tiap pasang tabung (tabung B dan U) untuk :

- 2 ml larutan amilum 0,5% (dalam larutan buffer pH 6,7) - 3 ml larutan amilum 0,5% (dalam larutan buffer pH 6,7) - 5 ml larutan amilum 0,5% (dalam larutan buffer pH 6,7) - 6 ml larutan amilum 0,5% (dalam larutan buffer pH 6,7) - 7 ml larutan amilum 0,5% (dalam larutan buffer pH 6,7) c) Tiap pasang tabung diberi tanda B (blanko) dan U (uji)

d) Pada pasangan tabung A dimasukkan 5 ml larutan buffer (penyangga) pH 6,7 kemudian ditambahkan 2 ml larutan substrat S (amillum 0,5%) dan 1 ml larutan NaCl fisiologi ke dalam tabung B dan tabung U.Pada pasangan tabung B di masukkan 2 ml larutan buffer (penyangga) pH 6,7 kemudian ditambahkan 5 ml larutan substrat S (amillum 0,5%) dan 1 ml larutan NaCl fisiologi ke dalam tabung B dan tabung U.

e) Menambahkan 1 ml larutan enzim pada setiap tabung U tepat saat penambahan larutan enzim ini. Lalu, dihomogenkan dan didiamkan selama 6 menit

f) Setelah diinkubasi selama 6 menit, dipindahkan ke suhu ruang dan ditambahkan 1 ml HCl 0,05 N serta 1 ml akuades ke dalam setiap tabung B dan tabung U untuk menghentikan reaksi enzimatik.

g) Menambahkan 1 tetes larutan iodium dan ditambahkan 5 ml akuades h) Membaca hasil menggunakan spektrofotometer dan dibuat kurva.

(8)

V. HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan

Penentuan Achromic Point (Waktu inkubasi reaksi) Waktu (Menit) Reaksi Warna Dengan Iodium

1 Biru Biru Biru

2 Biru Biru Biru

3 Biru Biru Biru

4 Biru Biru Biru

Reaksi Suhu pada Aktivitas Enzim Suhu Serapan tabung B Serapan tabung U V

0˚C 0,018 0,027 0,00225

20 ˚C 0,045 0,763 0,1436

Suhu ruang 0,967 1,19 0,05575

37-40 ˚C 0,478 1,181 0,17575

75-80 ˚C 0,13 0,821 0,17275

Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim pH amylum Serapan Tabung B Serapan Tabung U V

1 0,023 0,03 0,00175

3 1,436 1,672 0,0472

6,7 0,796 2,009 0,30325

9 0,882 0,952 0,0175

11 0,915 1,131 0,054

Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Aktivitas Enzim Konsentrasi Enzim Serapan Tabung B Serapan Tabung U V

10% 0,103 0,14 0,006166667

5% 0,182 0,248 0,011

2,50% 0,027 0,05 0,003833333

1,25% 0,033 0,07 0,006166667

0,63% 0,23 0,671 0,0735

(9)

Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim Lar Substrat Serapan Tabung B Serapan Tabung A V

2 ml 1,1 1,681 0,096833333

3ml 0,052 0,703 0,1085

5ml 0,28 1,9 0,27

6ml 0,05 1,472 0,237

7ml 0,103 1,037 0,155666667

Grafik

0 0.5 1 1.5 2 2.5

0 ˚ C 2 0 ˚ C S U H U

R U A N G

3 7 - 4 0 ˚ C 7 5 - 8 0 ˚ C

PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

Serapan Tabung B Serapan Tabung U V

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

1 3 6 . 7 9 1 1

PENGARUH PH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

Serapan Tabung B Serapan Tabung U V

(10)

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kami kali ini dilakukan uji amilase air ludah dengan menentukan acromic pontnya atau waktu inkubasi reaksi. Uji ini dilakukan pada 3 tabung reaksi (A, B, dan C) selama 4 menit. Tabung A sebagai uji enzim aktif, tabung B sebagai uji enzim inaktif dan tabung C sebagai blanko (tanpa enzim) pada suhu kamar. Selang waktu satu menit teteskan dengan iodium 1 tetes amati perubahan warnanya. Dari hasil yang kami dapat pada menit pertama pada A, B, dan C menghasilkan warna biru, pada menit kedua ditetesi iodum 1 tetes warna pada A,B dan C berubah menjadi biru, pada menit ketiga ditetesi 1 tetes iodium pada A, B dan C menghasilkan warna biru dan pada menit keempat ditambah 1 tetes iodium pada A, B dan C menjadi warna biru. Jadi dari ketiga tabung pada waktu 1 menit, 2 menit, 3 menit, dan 4 menit semuanya memiliki perubahan warna menjadi biru maka dapat disimpulkan bahwa enzim tedak mengalami kerusakan.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

1 0 % 5 % 2 . 5 0 % 1 . 2 5 % 0 . 6 3 %

PENGARUH KONSENTRASI ENZIM

Serapan Tabung B Serapan Tabung U V

0 0.5 1 1.5 2

2 M L 3 M L 5 M L 6 M L 7 M L

PENGARUH KONS SUBSTRAT

Serapan Tabung B Serapan Tabung U V

(11)

Pengaruh suhu pada aktifitas enzim yang kami lakukan pada suhu 0°C, 20°C, suhu ruang, 37°C dan 75°C. Pada suhu 0°C didapatkan serapan tabung B 0.018 dan serapan tabung U 0,027 maka v yang dihasilkan adalah 0,00225. Pada suhu 20°C didapatkan serapan tabung B 0.045 dan serapan tabung U 0,763 maka v yang dihasilkan adalah 0,1436. Pada suhu ruang didapatkan serapan tabung B 0.967 dan serapan tabung U 1,19 maka v yang dihasilkan adalah 0,05575. Pada suhu 37°C didapatkan serapan tabung B 0.478 dan serapan tabung U 1,181 maka v yang dihasilkan adalah 0,175. Dan pada suhu 75°C didapatkan serapan tabung B 0.13 dan serapan tabung U 0,821 maka v yang dihasilkan adalah 0,172. Pada grafik pengaruh suhu pada aktifitas enzim didapatkan grafik naik turun hal tersebut terjadi karena pada suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim tetapi mengakibatkan terhetinya kerja enzim secara reversibel karena keadaan tersebut tidak terjadi benturan antara partikel S dan S.

Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu optimum menyebabkan jumlah enzim yang aktif berkurang karena enzim terdenaturasi.

Pengujian pengaruh pH terhadap aktivitas enzim dilakukan dengan menyiapkan 5 pasang tabung blanko (B) dan uji (U) yang akan diuji pada variasi pH amilum 1, 3, 6,7, 9, dan 11. Larutan B dan U dari masing-masing variasi pH amilum dibaca serapannya (A) menggunakan spektrofotometri pada Panjang gelombang 680 nm.

Kemudian tentukan kecepatan reaksi enzimatik (v = Δ A/menit) dan kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik dengan variasi pH. Pada pH 1 didapatkan serapan tabung B 0,023 dan serapan tabung U 0,03 maka v yang dihasilkan adalah 0,00175. Pada pH 3 didapatkan serapan tabung B 1,436 dan serapan tabung U 1,672 maka v yang dihasilkan adalah 0,0472. Pada pH 6,7 didapatkan serapan tabung B 0,796 dan serapan tabung U 2,009 maka v yang dihasilkan adalah 0,30325. Pada pH 9 didapatkan serapan tabung B 0,882 dan serapan tabung U 0,952 maka v yang dihasilkan adalah 0,0175. Pada pH 11 didapatkan serapan tabung B 0,915 dan serapan tabung U 1,131 maka v yang dihasilkan adalah 0,054. Umumnya pH optimum dari kerja enzim adalah kisaran pH 6-8. Pada kisaran pH ini, kecepatan reaksi enzimatik akan maksimum. Diluar pH optimum aktivitas enzim akan terganggu, pada pH tinggi atau rendah enzim akan mengalami denaturasi, dan juga enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik maka terjadi perubahan aktivitas enzim. Pada grafik pegaruh pH terhadap aktivitas enzim diperoleh kecepatan reaksi enzimatik maksimum terjadi pada pH 6,7 dan 3. pada pH 1, 9, dan 11 mengalami penurunan kecepatan kerja enzim akibat enzim yang mengalami denaturasi.

(12)

Percobaan pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim dilakukan dengan menyiapkan 5 pasang tabung reaksi untuk blanko (B) dan uji (U), serta variasi konsentrasi enzim 10%, 5%, 2,5%, 1,25%, 0,625%. Larutan B dan U dari masing- masing variasi konsentrasi dibaca serapan (A) dengan panjang gelombang 680 nm, hitung kecepatan reaksi enzimatik dan buat kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan rekasi dengan variasi konsentrasi enzim. Pada konsentrasi enzim 10%

didapatkan serapan tabung B 0,103 dan serapan tabung U 0,14 maka v yang dihasilkan adalah 0,006166667. Pada konsentrasi enzim 5% didapatkan serapan tabung B 0,182 dan serapan tabung U 0,248 maka v yang dihasilkan adalah 0,011. Pada konsentrasi enzim 2,5% didapatkan serapan tabung B 0,027 dan serapan tabung U 0,05 maka v yang dihasilkan adalah 0,003833. Pada konsentrasi enzim 1,25% didapatkan serapan tabung B 0,033 dan serapan tabung U 0,07 maka v yang dihasilkan adalah 0,006166667.

Pada konsentrasi enzim 0,625% didapatkan serapan tabung B 0,23 dan serapan tabung U 0,671 maka v yang dihasilkan adalah 0,0735. Secara teori, apabila konsentrasi substrat dipertahankan konstan dan konsentrasi enzim ditingkatkan, maka kecepatan reaksi enzim juga akan meningkat. Namun, pada percobaan yang kami lakukan tidak menunjukan hasil yang demikian. Terlihat dari grafik pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi enzimatik didapatkan grafik yang naik turun tidak beraturan, dimana jika sesuai teori maka grafik yang didapat semakin ke kanan akan semakin turun karena semakin kecil konsentrasi enzim. Hal ini, kemungkinan terjadi karena kesalahan saat praktikum maupun pengamatan. Kurang baik dalam menghomogenkan larutan (tidak merata) bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kesalahan pada hasil. Proses menghomogenkan yang kurang baik mengakibatkan munculnya angka yang berbeda saat proses pembacaan serapan menggunakan spektrofotometer.

Uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim dilakukan dengan menyiapkan 5 pasang tabung reaksi untuk blanko (B) dan uji (U), serta variasi larutan amilum 05% (konsentrasi substrat) 2 ml, 3 ml, 5 ml, 6 ml, dan 7 ml. Larutan B dan U dari masing-masing variasi konsentrasi substrat dibaca serapan (A) dengan panjang gelombang 680 nm, hitung kecepatan reaksi enzimatik dan buat kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan rekasi dengan variasi konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat 2 ml didapatkan serapan tabung B 1,1 dan serapan tabung U 1,681 maka v yang dihasilkan adalah 0,09683. Pada konsentrasi substrat 3 ml didapatkan serapan tabung B 0,052 dan serapan tabung U 0,703 maka v yang dihasilkan adalah 0,1085. Pada konsentrasi substrat 5 ml didapatkan serapan tabung B 0,28 dan serapan

(13)

tabung U 1,9 maka v yang dihasilkan adalah 0,27. Pada konsentrasi substrat 6 ml didapatkan serapan tabung B 0,05 dan serapan tabung U 1,472 maka v yang dihasilkan adalah 0,237. Pada konsentrasi substrat 7 ml didapatkan serapan tabung B 0,103 dan serapan tabung U 1,037 maka v yang dihasilkan adalah 0,15567. Secara teori penambahan konsentrasi substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik karena akan meningkatkan pembentukan kompleks E-S sampai suatu batas kecepatan maksimum. Pada percobaan yang kami lakukan didapat kecepatan reaksi enzimatik tertinggi terjadi pada konsentrasi substrat 5 ml sehingga dapat dikatakan kecepatan maksimum reaksi enzimatik adalah 0,27 terjadi pada konsentrasi substrat 5 ml (konsentrasi optimum). Setelah titik optimum, walaupun konsentrasi ditingkatkan terjadi penurunan kecepatan (pada konsentrasi substrat 6 ml dan 7 ml). Hal ini karena menurut Haldane (dalam Amelia, 2012) jika konsentrasi substrat divariasikan, reaksi pada awal meningkat hingga mencapai maksimum dan akhirnya mengalami penurunan.

Saat kecepatan reaksi enzimatik telah mencapai maksimum pada konsentrasi substrat tertentu, penambahan substrat tidak akan menambah kecepatan reaksi karena semua enzim telah bereaksi dengan substrat dan tidak ada lagi enzim bebas.

VII. KESIMPULAN

1) Pada uji amilase air ludah dengan menentukan acromic point dari ketiga tabung (A, B, dan C) pada waktu 1 menit, 2 menit, 3 menit, dan 4 menit semuanya memiliki perubahan warna menjadi biru maka dapat disimpulkan bahwa enzim tidak mengalami kerusakan.

2) Pada uji pengaruh suhu pada aktifitas enzim, pada suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim tetapi mengakibatkan terhentinya kerja enzim secara reversibel karena keadaan tersebut tidak terjadi benturan antara partikel S dan S.

Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu optimum menyebabkan jumlah enzim yang aktif berkurang karena enzim terdenaturasi.

3) Pengujian pengaruh pH terhadap aktivitas enzim diperoleh kecepatan reaksi enzimatik maksimum terjadi pada pH 6,7 dan 3. pada pH 1, 9, dan 11 mengalami penurunan kecepatan kerja enzim akibat enzim yang mengalami denaturasi.

4) Pada percobaan pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim didapatkan grafik yang naik turun tidak beraturan, dimana jika sesuai teori maka grafik yang didapat semakin ke kanan akan semakin turun karena semakin kecil konsentrasi enzim. Hal ini, mungkin terjadi karena kesalahan saat praktikum maupun

(14)

pengamatan.

5) Pada uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim didapat kecepatan reaksi enzimatik tertinggi (kecepatan maksimum) adalah 0,27 terjadi pada konsentrasi substrat 5 ml (konsentrasi optimum). Setelah titik optimum, walaupun konsentrasi ditingkatkan terjadi penurunan kecepatan. Hal ini karena saat kecepatan reaksi enzimatik telah mencapai maksimum pada konsentrasi substrat tertentu, penambahan substrat tidak akan menambah kecepatan reaksi karena semua enzim telah bereaksi dengan substrat dan tidak ada lagi enzim

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2015. Penuntun dan Laporan Praktikum Biokimia Umum. Makassar. Farmasi UMI.

Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia : Universitas Tadulako : Palu.

Amelia, A. (2012). Pengaruh Variasi Konsentrasi Enzim dan Substrat Terhadap Sakarifikasi Limbah Pengolahan Kertas Menggunakan Enzim Selulase dari Bacillus sp. BPPT CC RK.

(16)

LAMPIRAN

Substrat U dan B Enzim U dan B

Referensi

Dokumen terkait

Enzim tidak dapat bereaksi tetapi hanya dapat mempercepat proses reaksi, tetapi struktur enzim tidak berubah baik itu sebelum dan sesudah reaksi, dengan demikian, enzim tidak

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (KI-3061) PERCOBAAN II. KINETIKA

Suspensi mitokondria sendiri adalah sumber dari enzim suksinat dehidrogenase karena reaksi oksidasi suksinat menjadi fumarat yang dikatalisis enzim ini merupakan bagian dari

Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 (Hidrogen Peroksida) maka akan terbentuk reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi, hal tersebut menandakan bahwa

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi enzim pada sampel ekstrak apel (15 tetes) lebih aktif bekerja pada

Pengujian pertama dilakukan dengan tabung pertama yang dicelup dalam air es, 5 menit setelah tabung tersebut di celup dalam air es , di tetesi saliva encer sebanyak 2 tetes

Pada menit ke-15,tabung reaksi yang ditambahkan amilase dari ekstrak kecambah setelah Pada menit ke-15,tabung reaksi yang ditambahkan amilase dari ekstrak kecambah

7alah satu enzim 5ang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase& milase dapat diartikan sebagai segolongan enzim 5ang merombak pati9 glikogen9 dan polisakarida