• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum enzim katalase Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum enzim katalase Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE

DISUSUN OLEH :

1. Azjwad Musthi Haryono 5 / XII MIPA 3

2. Berlian Yanuar Ramadhan 6 / XII MIPA 3

3. Laili Ayu Maulida 17 / XII MIPA 3

4. Lidya Valent Shafira 18 / XII MIPA 3

5. Rizqi Afifa Damayanti 30 / XII MIPA 3

6. Resita Ovina Intiyaskanti 29 / XII MIPA 3

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 2 LUMAJANG

(2)

A. TUJUAN

Menguji enzim katalase dan menemukan faktor yang paling berpengaruh pada kerja enzim katalase.

B. HIPOTESA

Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri – ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman lingkungannya. Ekstrak makanan yang memiliki enzim katalase yaitu hati karena hati merupakan salah satu organ yang berperan dalam proses pencernan.

C. DASAR TEORI a. Pengertian Enzim

Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).

Enzim tak hanya ditemukan dalam sel manusia dan hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya. Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim diproduksi oleh peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif

bahan-bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2).

Enzim katalase termasuk ke dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N pada substrat yang diikatnya

(http://id.wikipedia.org).

(3)

struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya menyerupai substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang dianggap paling sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim

(http://fionaangelina.com).

b. Enzim Katalase

Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.

Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan

kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2

menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.

Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta

arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida.

Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi

membentuk radikal karena membentuk OH- . Enzim katalase merupakan

hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem. Aktivitas enzim katalase :

1. Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat

2. Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai

substrat atau donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau

akseptor electron. 2 H2O2 + enzim katalase à 2 H2O + O2

(4)

c. Derajat Keasaman (pH)

Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

d. Suhu

Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan karena enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).

Peningkatan suhu diatas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.

e. Konsentrasi Enzim

Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

f. Konsentrasi substrat

Bila konsentrasi enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, apada saat semua sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat

meningkatkan kecepatan reaksi enzim.

D. ALAT DAN BAHAN a. Alat :

1. Spirtus 2. Korek api

3. Indikator universal 4. Tabung reaksi 5. Lidi

b. Bahan :

(5)

2. Ekstrak jantung 3. Ekstrak kentang 4. Ekstrak wortel 5. Larutan NaOH 6. Larutan HCl 7. Larutan H2O2

E. LANGKAH LANGKAH KERJA

a. Penambahan H2O2

1. Siapkan empat buah tabung reaksi yang steril.

2. Masukkan setiap ekstrak dalam masing masing tabung yang berbeda.

3. Tambahlah larutan H2O2 pada masing masing tabung reaksi dengan jumlah

yang sama.

4. Lalu masukkan lidi yang sudah berbara ke dalam tabung. 5. Amati keadaan bara api pada setiap tabung.

b. Penambahan HCl

1. Siapkan empat buah tabung reaksi yang steril.

2. Masukkan setiap ekstrak dalam masing masing tabung yang berbeda.

3. Tambahlah larutan HCl dan H2O2 pada masing masing tabung reaksi dengan

jumlah yang sama.

4. Lalu masukkan lidi yang sudah berbara ke dalam tabung. 5. Amati keadaan bara api pada setiap tabung.

c. Penambahan NaOH

1. Siapkan empat buah tabung reaksi yang steril.

2. Masukkan setiap ekstrak dalam masing masing tabung yang berbeda.

3. Tambahlah larutan NaOH dan H2O2 pada masing masing tabung reaksi dengan

jumlah yang sama.

4. Lalu masukkan lidi yang sudah berbara ke dalam tabung. 5. Amati keadaan bara api pada setiap tabung.

d. Penambahan NaOH dan H2O2

1. Siapkan empat buah tabung reaksi yang steril.

2. Masukkan setiap ekstrak dalam masing masing tabung yang berbeda.

3. Tambahlah larutan NaOH pada masing masing tabung reaksi dengan jumlah

yang sama.

(6)

5. Tambahlah larutan H2O2 pada masing masing tabung reaksi dengan jumlah

yang sama.

6. Lalu masukkan lidi yang sudah berbara ke dalam tabung. 7. Amati keadaan bara api pada setiap tabung.

e. Penambahan HCl dan H2O2

1. Siapkan empat buah tabung reaksi yang steril.

2. Masukkan setiap ekstrak dalam masing masing tabung yang berbeda.

3. Tambahlah larutan HCl pada masing masing tabung reaksi dengan jumlah yang sama.

4. Ukur pH masing masing larutan dengan menggunakan indicator universal.

5. Tambahlah larutan H2O2 pada masing masing tabung reaksi dengan jumlah

yang sama.

6. Lalu masukkan lidi yang sudah berbara ke dalam tabung. 7. Amati keadaan bara api pada setiap tabung.

f. Pemanasan larutan

1. Siapkan empat buah tabung reaksi yang steril.

2. Masukkan setiap ekstrak dalam masing masing tabung yang berbeda.

3. Tambahlah larutan HCl pada masing masing tabung reaksi dengan jumlah yang sama.

4. Setiap tabung reaksi dipanaskan di atas spirtus dan amati perubahan.

5. Tambahlah larutan H2O2 pada masing masing tabung reaksi dengan jumlah

yang sama.

6. Lalu masukkan lidi yang sudah berbara ke dalam tabung. 7. Amati keadaan bara api pada setiap tabung.

F. DATA HASIL PENELITIAN

1. Penambahan H2O2

Bahan Banyak Gelombang Api

Ekstrak hati +++ Nyala

Ekstrak kentang - Mati

(7)

Ekstrak jantung + Mati

2. Penambahan HCl

Bahan Harga PH

Ekstrak hati 5

Ekstrak wortel 3

Ekstrak jantung 4

Ekstrak kentang 2,5

3. Penambahan NaOH

Bahan Harga PH

Ekstra hati 8

Ekstra wortel 11

Ekstra kentang 9

Ekstra jantung 11

4. Penambahan NaOH dan H2O2

Bahan Banyak Gelembung Api

Ekstrak hati +++ Nyala

Ekstrak jantung + Nyala

Ekstrak wortel - Mati

(8)

5. Penambahan HCl dan H2O2

Bahan Banyak Gelembung Api

Ekstrak jantung + Nyala

Ekstrak wortel - Mati

Ekstrak hati +++ Nyala

Ekstrak kentang - Mati

6. Pemanasan larutan

Bahan Banyak gelembung Api

Ekstrak jantung +++ Mati

Ekstrak kentang + Nyala

Ekstrak wortel - Mati

Ekstrak Hati

G. ANALISIS

Referensi

Dokumen terkait

A teori kunci gembok, enzim melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan suatu substrat guna meningkatka kecocokan dengan substrat sehingga lebih reaktif se- dangkan B

enzim memiliki bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja (spesifik) bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok dan

Pengetahuan yang lebih mendalam mengenai distribusi enzim didlaam sel menjadi sangat penting guna pemahaman mekanisme penyakit beserta terapinya.(Mentgomery,Rex. Enzim

Teori yang mendasarkan bahwa struktur enzim pada binding site nya adalah lentur dan secara spesifik mampu menyesuaikan dengan struktur substrat yang tepat.. Sekali

Hasil percobaan yang didapatkan adalah, untuk tabung A dikarenakan tidak terdapat Na-Suksinat, yang merupakan substrat dari enzim suksinat dehydrogenase, mnyaaka enzim tidak

A teori kunci gembok, enzim melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan suatu substrat guna meningkatka kecocokan dengan substrat sehingga lebih reaktif se- dangkan B

Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman

Teori kedua adalah teori yang diajukan oleh Koshland yaitu teori “ Induced Fit” yang menjelaskan bahwa substrat akan menginduksi suatu perubahan bentuk sisi aktif enzim sehingga