LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
(Kinetika Reaksi Enzim)
DISUSUN OLEH KELOMPOK D1
10060310105 Siti Aminah
10060310106 Irma Yunita Aryani 10060310107 Selly Nurul Ulfah 10060310108 Haniva Humanisya 10060310109 Tara Verina
ASISTEN KELOMPOK:
Adi Supriyadi, S. Farm.
LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MIPA UNISBA
2011
I. Tujuan
• Dapat memahami prinsip kinetika reaksi enzim dan faktor yang mempengaruhi kondisi optimum suatu enzim.
• Dapat melakukan percobaan sesuai Standard Operasional Procedur.
II. Teori Dasar
Enzim mengkatalisis hampir semua reaksi-reaksi biologis penting. Oleh karena itu bagi ahli kesehatan pengetahuan mengenai sifat-sifat kimia dan fungsi enzim sangat diperlukan apabila akan mempergunakan nya dalam prosedur diagnosa. Beberapa cabang ilmu kesehatan telah memperoleh manfaat dari pemakaian analisis enzim ini, seperti pada penyakit infark miokardial, hepatitis, kanker prostat, penyakit penyumbat hati. Aktivitas enzim pada beberapa penyakit mungkin tinggi dan pada beberapa yang lainnya mungkin rendah. Proses uji enzim juga menjadi semakin penting pada pemeriksaan genetik, karena dapat dipakai untuk mendeteksi pembawa heterozigot penyakit- penyakit keturunan seperti fenilketonuria. Telah diketahui dengan jelasbahwa enzim jaringan didistribusikan dengan cara yang terorganisasi baik; sel bukan hanya meruipakan “kantong longgar” enzim. Namun hasil dari reaksi enzim dalam satu komponen jaringan akan mempunyai pengaruh cukup besar pada proses enzim lain pada komponen yang lainnya dalam jaringan tersebut atau bahkan pada jaringan yang lainnya sama sekali. Pengetahuan yang lebih mendalam mengenai distribusi enzim didlaam sel menjadi sangat penting guna pemahaman mekanisme penyakit beserta terapinya.(Mentgomery,Rex. 1993)
Enzim adalah biokatalis yang diproduksi oleh jaringan hidup dan dapat meningkatkan laju reaksi yang mungkin terjadi dalam jaringan. Enzim bekerja dengan urutan yang teratur. Bila reaksi berjalan tanpa adanya enzim, maka reaksi akan berjalan lambat. Misal CO2 bereaksi dengan H2O membentuk asam karbonat, sebagian daripadanya pada suatu pH fisiologis akan terionisasi dan membentuk ion bikarbonat. Disosiasi ini tentunya tidak tergantung pada katalisis enzim, tapi merupakan sifat struktur asam itu sendiri.
H2O + CO2 ↔ HCO3 ↔ H+ + HCO3-
Penguraian asam karbonat tapa melalui katalisis menjadi H2O dan CO2 tidak terjasi seketika. karena laju reaksi ini dalam kenyataanya sangat lambat, keseimbangan mungkin tidak akan tercapai dalam 1 jam. Jika diambil contoh air karbonat lalu ditambahkan enzim anhhidrase kabonat, maka keseimbangan akan tercapai dalam 1 menit. Sel darah merah dalam tubuh sangat kaya memacu perubahan CO2 menjadi bikarbonat melalui bentuk perantara asam karbonatyang terdisosiasi. (Mentgomery,Rex. 1993)
Enzim adalah Katalis Biologis yang dapat meningkatkan laju reaksi sampai lebih dari 106 kali. Dan dua sifat dasarnya yaitu peningkatan laju reaksi dengan
tanpa perubahan pada enzim dan peningkatan laju reaksi tanpa perubahan keseimbangan (equilibrium) serta penurunan energi aktivasi.
Laju Reaksi kimia :
Perubahan konsentrasi per unit waktu (mol l–1 s–1)
Reaksi katalitik enzimatis:
turnover per unit waktu, katal (kat, mol s–1).
international unit U (μmol turnover min–1; 1 U = 16.7 nkat).
Pada enzim faktor-faktor yang mempengaruhi konduksi optimum enzim ialah pH, Suhu, konsentrasi substrat dan enzim, Inhibitor, Aktivator.
Penambahan substrat dengan konsentrasi tinggi akan meningkatkan kerja enzim.
Karena enzim akan tepat berikatan dengan substrat, dan bila substrat lebih banyak maka tidak jadi masalah karena bila terjadi tumbukan, akan terjadi antara substrat dan substrat saat waktu bersamaan. Berbeda hal dengan penambahan substrat konsentrasi kecil, maka akan terjadi tumbukan antara
substrat lama dan dengan yang baru untuk berikatan dengan enzim. Sehingga aktivitas enzim akan terganggu. Aktivator pada enzim dapat berupa koenzim atau kofaktor. Kofaktor ini berupa aktivator anorganik dan koenzim berupa aktivator organik. Dibawah ini tabel beberapa kofactor Enzyme
Cofaktor Enzim
Coenzyme
Thiamine pyrophosphate Pyruvate dehydrogenase Flavin adenine nucleotide Monoamine oxidase Nicotinamide adenine dinucleotide Lactate dehydrogenase
Pyridoxal phosphate Glycogen phosphorylase
Coenzyme A (CoA) Acetyl CoA carboxylase
Biotin Pyruvate carboxylase
5 -Deoxyadenosyl cobalamin Methylmalonyl mutase
Tetrahydrofolate Thymidylate synthase
Metal
Zn2+ Carbonic anhydrase
Zn2+ Carboxypeptidase
Mg2+ EcoRV
Mg2+ Hexokinase
Ni2+ Urease
Mo Nitrate reductase
Se Glutathione peroxidase
Mn2+ Superoxide dismutase
K+ Propionyl CoA carboxylase
III.Alat dan Bahan III. 1. Alat
- Batang pengaduk - Corong kaca - Cuvet
- Kertas saring - Pipet tetes
- Pipet ukur 1 mL; 5 mL; 10 mL - Stopwatch
- Spektrofotometri / colorimetri - Tabung reaksi
- Water bath 35 C III. 2. Bahan
- Aquadest
- Larutan TCA 20 % - Larutan kasein 2 %
- Larutan dapar posfat 0.1 M pH 8 - Larutan NaOH 0.5 N
- Larutan tripsin ( 10 mg dalam 25 mL dapar posfat 0.1M pH 8 ) - Reagent folin- Ciocalteu
IV. Prosedur Kerja Tabung t = 0 menit
- larutan dapar posfat dan tripsin dimasukkan kedalam tabung reaksi serta ditambahkan masing-masing 3 mL larutan TCA 20 %, diaduk perlahan dan diinkubasi 30 menit pada water bath 35 C.
Kemudian ditambahkan larutan kasein sesuai tabel dan didiamkan 20 mL dalam lemari es. Lalu disentrifugasi 10 menit dan saring melalui kertas saring untuk diambil supernatannya. Filtrat dilakukan metode anson.
Tabung t = 20 menit
- Diinkubasi 5 menit pada water bath 35 C masing-masing tabung berpengaduk yang berisi kasein sesuai tabel sambil diaduk.
Kemudian ditambahkan berturut-turut larutan buffer posfat dan larutan tripsin. Diinkubasikan selama 20 menit pada inkubator 35 C dihitung setelah penambahan tripsin. Dihentikan reaksi dengan penambahan 3 mL TCA 20 % kedalam masing-masing tabung dan diaduk sangat kuat. Lalu Didiamkan selama 20 menit dalam air es untuk menyempurnakan pengendapan. Dan disentrifugasi selama 10 menit kemudian disaring untuk diambil supernatannya. Filtrat dilakukan metode anson, yaitu dicampurkan 2mL TCA-Filtrat dengan 4mL NaOH 0.5 M kemudian ditambahkan 1 mL larutan Folin- Ciocalteu ( 1 volume reagen ditambah 1 volume aquadest).
Kemudian diamkan 10 menit dan ditetapkan serapannya 650 nm.
V. Data Pengamatan
Tabun g
Perlakuan yang dilakukan Penambahan Larutan
buffer fosfat, tripsin, dan TCA 20%
Diinkubasi dan diberi Larutan
kasein
Sentrifugasi dan disaring
I Larutan berwarna putih dan setelah ditambah
TCA menjadi putih bening
Larutan berwarna putih keruh dan terdapat
sedikit endapan disekeliling tabung
Larutan menjadi berwarna putih
agak bening, namun setelah disaring menjadi
sangat bening II Larutan berwarna putih Larutan berwarna putih Larutan menjadi
dan setelah ditambah TCA menjadi putih
bening
keruh dan terdapat sedikit endapan disekeliling tabung
berwarna putih agak bening, namun setelah disaring menjadi
sangat bening III Larutan berwarna putih
dan setelah ditambah TCA menjadi putih
bening
Larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan disekeliling
tabung tetapi tidak terlalu banyak
Larutan menjadi berwarna putih
agak bening, namun setelah disaring menjadi
sangat bening IV Larutan berwarna putih
dan setelah ditambah TCA menjadi putih
bening
Larutan berwarna putih keruh dan terdapat
banyak endapan disekeliling tabung
Larutan menjadi berwarna putih
agak bening, namun setelah disaring menjadi
sangat bening V Larutan berwarna putih
dan setelah ditambah TCA menjadi putih
bening
Larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan disekeliling
tabung tetapi tidak terlalu banyak
Larutan menjadi berwarna putih
agak bening, namun setelah disaring menjadi
sangat bening
Tabu ng
Perlakuan yang dilakukan NaOH 0,5 M Reagen Folin-Ciocalteu +
Aquadest
Penentuan Nilai Absorbansi menggunakan
Spektrofotom eter
I Larutan
berwarna putih bening
Larutan menjadi 2 lapisan, dibagian atas berwarna putih bening dan dibagian bawah berwarna kuning, namun setelah diaduk larutan menjadi
homogen dan berwarna kuning
0,050
II Larutan Larutan menjadi 2 lapisan, dibagian 0,051
berwarna putih bening
atas berwarna putih bening dan dibagian bawah berwarna kuning, namun setelah diaduk larutan menjadi
homogen dan berwarna kuning III Larutan
berwarna putih bening
Larutan menjadi 2 lapisan, dibagian atas berwarna putih bening dan dibagian bawah berwarna kuning, namun setelah diaduk larutan menjadi
homogen dan berwarna kuning
0,060
IV Larutan
berwarna putih bening
Larutan menjadi 2 lapisan, dibagian atas berwarna putih bening dan dibagian bawah berwarna kuning, namun setelah diaduk larutan menjadi
homogen dan berwarna kuning
0,069
V Larutan
berwarna putih bening
Larutan menjadi 2 lapisan, dibagian atas berwarna putih bening dan dibagian bawah berwarna kuning, namun setelah diaduk larutan menjadi
homogen dan berwarna kuning
0,060
Penambahan Larutan buffer fosfat dan tripsin
Setelah ditambahkan TCA 20%
Ditambahkan Larutan kasein Setelah disentrifugasi
Ditambahkan Reagen Folin-Ciocalteu dan Aquadest
VI. Perhitungan
• Perhitungan Absorbansi ΔAI = At20 – At0
= 0,071 – 0,050
= 0,021
ΔAII = At20 – At0
= 0,081 – 0,051 = 0,030
ΔAIII = At20 – At0
= 0,084 – 0,060
= 0,024
ΔAIV = At20 – At0
= 0,208 – 0,069
= 0,139
• Perhitungan Kecepatan
Δt = t20 – t0 = 20
VI =
∆ A
∆ t
=
0,021 20
= 1,05 × 10-3 mmol/menit
VII =
∆ A
∆ t
=
0,03
20
= 1,5 × 10-3 mmol/menit
VIII =
∆ A
∆ t
=
0,024 20
= 1,2 × 10-3 mmol/menit
VIV =
∆ A
∆ t
=
0,139 20
= 6,95 × 10-3 mmol/menit
• Perhitungan Konsentrasi Substrat
SI =
aliquot
Vtotal × 2%
=
0,1
7
× 0,02= 0,2857 × 10-3 mmol
SII =
aliquot
Vtotal × 2%
=
0,5
7
× 0,02= 1,4286 × 10-3 mmol
SIII =
aliquot
Vtotal × 2%
=
1
7
× 0,02= 2,8571 × 10-3 mmol
SIV =
aliquot
Vtotal × 2%
=
3
7
× 0,02= 8,5714 × 10-3 mmol
• Tabel Hasil dan Grafik Tabel Machelis-Menten
V(mmol/menit) [S] (mmol) 1,05 × 10-3 0,2857 × 10-3
1,5 × 10-3 1,4286 × 10-3 1,2 × 10-3 2,8571 × 10-3 6,95 × 10-3 8,5714 × 10-3
Tabel Linewever-Burk
1
V (menit/mmol)
1
[S ]
(1/mmol)952,3810 3500,1750
666,6667 699,9860
833,3333 350,0053
143,8849 116,6671
Grafik Lineweaver-Burk
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 0
200 400 600 800 1000 1200
f(x) = 0.15x + 479.61 R² = 0.41
1/(S) 1/V
y = ax + b, dimana a = Km
Vmax , b =
1
VmaxPada grafik, diketahui y = 0,1452x + 479,61
b =
1
Vmax479,61 =
1
VmaxVmax =
1 479,61
Vmax = 2,085 × 10-3 mmol/menit