DAFTAR ISI
BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI
BAB I.
RENCANA PEMBELAJARAN
BAB II.
PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT
1. Tujuan dan Alat-alat
2. Petunjuk Umum & Keselamatan Kerja
3. Langkah kerja:
a. Menyetel alat Theodolith
b. Membaca Sudut
BAB III.
PENGUKURAN POLIGON DAN DETAIL SITUASI
1. Proses mendapat gambar
2. Langkah Kerja pengukuran Poligon
3. Langkah Kerja Pengukuran Detail & Situasi
BAB IV.
FORMAT PENGHITUNGAN HASIL PENGUKURAN
1. Pengukuran Poligon
2. Pengukuran Detail & Situasi.
BUKU MODUL
PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI
( ILMU UKUR TANAH II )
Buku Modul ini meliputi panduan penyelenggaraan praktikum Poligon dan Tachimetri (Ilmu Ukur Tanah II ) memuat rencana pembelajaran, tata tertib dan sanksi, Penyetelan Alat Theodolit dan pembacaan sudut horizontal dan sudut vertical serta pembacaan rambu/ bak ukur, yang diperlukan utuk data pengukuran pembuatan peta situasi/ detail, petunjuk perhitungan hasil pengukuran dan penggambaran.
Buku Petunjuk ini sebaiknya sudah diperoleh mahasiswa sebelum proses pembelajaran dimulai, meskipun nanti untuk praktikum juga ada Buku Petunjuk Praktikum yang ada di Laboratorium Model Teknik Sipil maupun buku Modul Kerja Pemetaan. Setelah mendapatkan buku petunjuk ini, mahasiswa harus membaca dan mempelajarinya terlebih dahulu sebelum materi atau kegiatan perkuliahan dimulai. Hal ini penting agar proses pembelajaran tercapai. Setelah proses pembelajaran selesai diharapkan setiap mahasiswa dapat langsung melaksanakan praktek pengukuran lapangan, menghitung hasil pengukuran dan penggambaran.
Harapan dari Prodi D3 Teknik Sipil proses Pembelajaran Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah II setiap mahasiswa mempunyai kompetensi dalam bidang surveying, khususnya Melaksanakan Pengukuran Untuk Pembuatan Peta Situasi/ Detail, Menghitung dan Penggambaran hasil pengukuran tercapai.
BAB I .
RENCANA PEMBELAJARAN
No
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan Waktu
Keterangan
1 Penjelasan Materi
Kuliah/ Pendahuluan
- Penjelasan Materi Kuliah - Penjelasan Tata Tertib - Pendahuluan IUT – II
2 jam Dosen
2 Pengaturan dan
Penggunaan Alat Theodolit
- Komponen Alat Theodolit - Pengaturan & penggunaan alat
Theodolit
- Kerangka Kontrol Horizontal/poligon
1 jam 3 jam Dosen 3 Metode Pengukuran Jaring2 poligon
- Pengikatan kemuka & kebelakang - Kerangka polygon & perhitungannya
2 jam 2 jam
Dosen
4 Latihan Mengatur
alat Theodolit
- Praktek mengatur alat Theodolit dan cara penggunannya
8 jam Laboran
5 Latihan
menghitung contoh polygon
- Latihan menghitung contoh data pengukuran polygon
- Pengarahan Praktikum polygon
5 jam 1 jam
Mandiri di kelas Dosen
6 Pra Tes - Tes cara pengaturan & penggunaan
alat Theodolit 6 jam 2 jam TIM Dosen 7 Praktek Pengukuran Poligon
- Pengarahan Praktek & Penyiapan alat - Praktek pengukuran poligon
- Pegembalian alat
1 jam 7 jam 1 jam
8 Peta Detail dan Situasi
- Teori pelaksanaan pengukuran Tachimetri (Peta Detail & Situasi) - Menghitung dan menggambar hasil
pengukuran polygon)
2 jam
7 jam
Dosen
Kelompok mandiri
9 Asistensi - Asistensi hasil praktek pengukuran
polygon
2 jam TIM
10 Peta Kontur - Teori perhitungan & pembuatan
kontur hasil pengukuran - Latihan menghitung contoh
pengukuran detail/ situasi (mandiri)
2 jam
6 jam
Dosen
Mandiri di Kelas
11 Membuat Kontur Latihan menggambar kontur 6 jam Mandiri
12 Praktek
Pengukuran Detail/ Situasi
- Pengarahan praktek & penyiapan alat
- Praktek pengukuran Detail/ Situasi (kelompok-mandiri) - Pengembalian alat 1 jam 7 jam 1 jam Dosen Kelompok-mandiri Laboran 13 Perhitungan & penggambaran Peta Situasi
- Pengarahan asisten/ dosen untuk perhitungan dan penggambaran - Perhitungan dan penggambaran Peta Situasi (kelompok-mandiri)
1 jam
8 jam
Dosen
Kelompok-mandiri
14 Asistensi - Konsultasi/asistensi hasil praktek
pengukuran detail/ situasi
2 jam TIM
16
17
18
Asistensi & Latihan
Penyusunan Laporan Akhir
Evaluasi Akhir
- Konsultasi / asistensi lanjutan - Latihan menghitung Luas & Volume
Penyusunan Laporan Akhir dan Evaluasi Nilai - Test Akhir - Entry Nilai 2 jam 5 jam 5 jam 2 jam 5 jam Mandiri Mandiri Mandiri
BAB II. PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT
1. Tujuan Praktek dan Alat-alat :
Praktek ini akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
1. Mengerti alat-alat yang dipergunakan dalam pengukuran polygon dan tachimetri dan jumlah alat yang diperlukan, yaitu :
Alat Ukur Theodolith : 1 buah
Statif : 1 buah
Unting-unting : 1 buah
Bak ukur : 2 buah
Rol meter : 1 buah
Patok kayu : secukupnya
Paku payung : secukupnya
Palu : 1 buah
Payung : 1 buah
Alat tulis/ Form ukur : 1 set
Kompas : 1 set
2. Mampu mengenal komponen-komponen alat (instrument) Theodolith dan memahami fungsinya.
4. Mahasiswa mampu membidik dan membaca sudut horizontal dan sudut vertical pada titik sasaran dengan alat theodolith.
2. Petunjuk Umum dan Keselamatan Kerja
1. Baca dan pelajari petunjuk kerja ini
2. Penyetelan theodolith adalah pengaturan instrumen di suatu tempat ( bisa diatas patok ) dengan centring dengan benar sampai memenuhi syarat untuk pengukuran
3. Perhatikan dan ingatlah macam-macam skrup penyetel dan cobalah bidik suatu titik target.
4. Letak rencana titik polygon biasanya ditandai dengan paku tanpa baak ukur (rambu ukur) harus tepat sasaran.
5. Jangan memutar skrup sebelum mengetahui kegunaannya. 6. Bekerjalah secara hati-hati dan sabar.
7. Bersihkanlah semua peralatan setelah selesai digunakan. 8. Pakailah pakaian kerja dan persiapan P3K
9. Hati-hatilah dalam penggunaan dan hindari kerusakan alat ukur theodolith dan kelengkapannya.
10. Letakkan boks tempat alat ukur dekat/ dibawah alat ukur.
3. Langkah Kerja :
Perbedaan alat Waterpass dan Theodolit adalah pada alat theodolit didesain untuk pengukuran sudut ( sudut horizontal dan sudut vertical) dengan teropong yang dapat
digerakkan secara mendatar dan vertical (geleng dan angguk), sedangkan alat Waterpoass hanya dapat dipakai untuk mengukur jarak dan beda tinggi dan teropongnya tidak dapat digerakkan kearah vertical.
Bagian-bagian dari alat theodolit ( Lihat Halaman 13 ) : 1. Lingkaran vertical
2. Cermin pengatur sinar diafragma 3. Skrup koinsiden
4. Cermin pengatur sinar lingkaran vertical 5. Skrup lingkaran vertical
6. Pengatur focus
7. Penyetel lingkaran utama 8. Mikroskop pembacaan 9. Lensa Okuler
10. Nivo tabung
11. Skrup penggerak teropong 12. Skrup reiterasi
13. Reflector kolimasi 14. Nivo kotak
15. Cermin pengatur sinar lingkaran horizontal 16. Sentering optis Skrup kiap
17. Skrup pengencang
Berdasar Tingkat Ketelitian :
1. Low Order Theodolit ( theodolit dengan ketelitian rendah) 2. Tipe T0 ( tidak teiliti/ ketelitian rendah sampai 20” ) 3. Tipe T1 (agak teliti 20” – 5”)
4. Universal Theodolit Tipe T2 ( teliti , sampai 1” )
5. Geodetic Theodolit : Tipe T3 ( teliti sekali, sampai 0,1 “)
Tipe T4 ( sangat teliti, sampai 0,01” )
Pengaturan alat Ukur Theodolith :
Sebelum alat theodolith digunakan, terlebih dahulu harus diperiksa dan dilakukan pengaturan, meliputi :
1. Bagian2 alat pada theodolith apakah berfungsi dengan baik
2. Memenuhi syarat utama, yaitu :
Garis jurusan nivo skala utama mendatar tegak lurus sumbu I Sumbu II telah tegak lurus sumbu I
Garis bidik telah tegak lurus sumbu II (kalo belum ada kesalahan kolimasi/ kesalahan garis bidik
Garis jurusan nivo skala tegak telah sejajar dengan garis indek skala tegak, apabila belum alat tersebut mempunyai salah indeks.
3. Pengaturan tetap
Mengatur sumbu I menjadi vertical :
Letakkkan theodolith diatas statif, usahakan kepala statif kira2 mendatar
Letakkan nivo tabung skala mendatar sejajar dengan dua skrup kiap, dengan kedua skrup kiap, gelembung nivo diketengahkan. Dengan sumbu I sebagai sumbu putar, putar nivo 180⁰
Bila gelembung nivo tetap berada ditengah, putar nivo 90⁰ dan ketengahkan gelembung nivo dengan skrup kiap ketiga , ushakan gelembung nivo tetap di-tengah2 walaupun teropong diputar ke segala arah.
Mengatur garis bidik (kolimasi) tegak lurus sumbu II : Cara pengaturan garis bidik , sbb :
Tempatkan di depan theodolith (setelah sumbu I diatur tegak ) srjauh ± 25 m unting2 yang digantungkan dengan benang (memakai statif). Arahkan teropong ke benang unting2 dan perhatikan apakah benang diafragma tegak berimpit dengan benang unting, bila tidak putarlah seluruh diafragma sehingga benang diafragma tegak berimpit dengan benang unting2 (lihat gambar ……… )
Tegakkan sebuah rambu berjarak ± 75 m di depan theodolith. Dlm posisi teropong biasa dan kira2 mendatar arahkan teropong ke rambu (benang diafrgma tegak tepat di tengah rambu). Kunci gerakan tegak teopong, tengahkan gelembung nivo skala tegak dan catat bacaac sudut tegak dan bacaan benang mendatar pada rambu. Misalkan bacaan sudut zenith = 89⁰ dan bacaan rambunya X m.
Teropong diputar balik (posisi luar biasa) dan arahkan ke rambu bacaan sudut
4. Persyaratan Theodolit
Suatu alat theodolit harus memenuhi persyaratan2 sbb.:
a. Sumbu I harus tegak lurus dengan sumbu II
c. Garis jurusan nivo skala tegak harus sejajar garis indeks skala tegak
d. Garis nivo skala mendatar harus tegak lurus sumbu I
Syarat pertama dapat dipenuhi dengan mengusahakan agar :
Gelembung nivo yang terdapat pada lingkaran skala mendatar ditengah-tenagah gelembung nivo akan tetap ditengah-tengah meskipun theodolit diputar-putar mengelilingi sumbu tegak
Syarat kedua dan ketiga dipenuhi dengan menguji alat theodolit secara : Gantungkan unting-unting pada dinding, benang tergantung bebas
(tidak menyentuh dinding atau lantai)
Setelah sumbu tegak diatur, sehingga benar2 tegak, garis bidik diarahkanke bagian atas benang. Kunci skerup pengunci sumbu tegak dan lingkaran skala mendatar, kemudian gerakkan garis bidik perlahan –lahan kebawah.
Bila sumbu datar tegak lurus dengan sumbu tegak,dan garis bidik tegak lurus dengan sumbu mendatar, maka garis bidik akan bergerak sepanjang benang unting-unting.
Syarat keempat dipenuhi dengan menguji alat secara :
Setelah syarat pertama, kedua dab ketiga dipenuhi, maka arahkan garis bidik ke titik yang agak jauh, ketengahkan gelembung nivo lingkaran skala tegak.
Baca lingkaran skala tegak, missal didapat bacaan sudut zenith (Z) Putar teropong 180⁰ kemudian dikembalikan garis bidik ke titik
yang sama,periksa gelembung nivo lingkaran skala tegak, ketengahkan bila belum terletak di tengah.
Baca lingkaran skala tegak, missal z’ , bila bacaan z’ = 360-z , maka salah indeks adalah NOL.
Pada Theodolith terdapat 2 (dua) Nivo yang harus diatur, yaitu Nivo piringan bawah dan Nivo piringan atas
a. Menyetel alat Theodolith :
1. Dirikan statif diatas titik/ patok sehingga kaki statif membentuk segitiga sama sisi ( kalau medannya datar ). Ketinggian tempat alat usahakan sesuai dengan ketinggian si pembidik.
2. Pasang alat ukur theodolith, usahakan piringan sedatar mungkin dan kunci secukupnya sehingga masih bisa / mudah untuk digeser-geser. 3. Pasang unting2 kira2 0,50 cm di atas titik/ patok di bawah alat.
4. Atur unting2 dengan menggeser alat ukur Theodolith diatas pelat level statif sampai betul2 centring.
5. Atur nivo bawah (kotak/ mendatar) stabil ditengah-tengah, dengan cara seimbangkan nivo tersebut antara kanan dan kiri dengan memutar skrup kaki kanan - kiri bersama, memutar kedalam atau keluar. Putar teropong arah tegak lurus dua kaki awal, atur skrup ketiga untuk seimbangkan nivo arah depan - belakang . Check lobang
A B
C
dengan piringan, geser alat sambil melihat dari lobang pengamatan centring dan di arahkan tapat titik sentring.
6. Atur juga nivo atas (piringan atas) agar seimbang di tengah-tengah. 7. Setelah sentring, kencangkan pengunci piringan bawah.
8. Alat siap untuk diarahkan pada titik sasaran, kalau sudah dekat sasaran, kunci piringan atas, tepatkan arah sasaran dengan skrup penggerak lembut. Baca sudut vertical, baca sudut horizontal, baca rambu/ baak . Catat semua pembacaan sudut-sudut dan (BA;BT;BB). 9. Kendorkan/ buka skrup piringan atas, putar arahkan pada titik
sasaran lain ( searah jarum jam), lakukan pengamatan seperti no 8. Catat semua pengamatan dan bacan-bacaan.
10. Arahkan ke sasaran lain (titik / patok lain ), lakukan pengamatan dan pembacaan seperti kegiatan diatas. Catat semua bacaan sudut dan bacaan rambu/ baak.
11. Pindahkan alat ke tempat lain ( titik polygon lain ), lakukan penyetelan alat, pembacaan sudut dan bacaan rambu seperti kegiatan diatas. Usahakan diamati sudut dalam antar titik-titik poligon.
12. Lakukan berulang-ulang pada lokasi titik-titik polygon lain, sehingga kerangka titik-titik poligon tertutup.
b. Membaca SUDUT (skala Utama) :
Pada Theodolith terdapat 2 (dua) bacaan skala utama, yaitu bacaan skala tegak dan bacaan skala mendatar. Untuk pembacaan skala utama ada empat, yaitu
Untuk bacaan pada garis indeks dilakukan dengan cara menaksir.
99 100
Bacaan : 99⁰ 45’
2) Garis Lurus dan Skala0 10 20 30 40 50 60
99
100
Contoh bacaan Pembacaan Garis Berskala : 99⁰ 09’ 5”
3) MikrometerV
H
Bacaan : 234⁰ 14’ 10” (Pembacaan Mikrometer)
89
14’ 00” 14’ 10” 14’ 20”
234
BAB III. PENGUKURAN POLIGON DAN DETAIL SITUASI
1. Proses mendapat Gambar
Praktek ini akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa melakukan pengukuran KERANGKA POLIGON dan PENGUKURAN DETAIL/ SITUASI dengan METODE TACHIMETRI menggunakan alat ukur Theodolit. Mahasiswa akan mendapatkan dat-data dari kegiatan pengukuran kerangka poligon dan detail situasi tersebut.
Proses mendapatkan gambar ukur itu melalui beberapa tahapan pelaksanaan :
1. Tahap I ( di lapangan ) , pengumpulan data, disini adalah kegiatan survei pendahuluan, lokasi mana, dimana ada patok referensi,
pengukuran dan pemasangan patok, dan pelaksanaan
pengukurannya sendiri. Pengukuran awalnya adalah pengukuran kerangka poligon, dan apabila sudah diikatkan pada minimal dua Titik Tetap (BM ) yang berdasarkan Referensi sebagai datum di wilayah tersebut. Peralatannya meliputi alat ukur theodolith dan kelengkapannya.
2. Tahap II ( di kantor/ base camp ), pengolahan data, yaitu penghitungan pengikatan ke referensi datum, perhitungan hasil pengukuran lapangan meliputi pengukuran poligon utama, polygon cabang dan pengukuran detail/ situasi. Peralatannya meliputi kalkulator/ computer.
3. Tahap III ( di kantor/ base camp ), penggambaran hasil hitungan data lapangan dan pencetakan gambar. Peralatannya meliputi computer; printer dan plotter.
2. Langkah Kerja Pengukuran polygon
Siapkan peralatan Theodlith lengkap, kemudian dirikan alat di atas patok awal polygon ( A ):
1. Bidik dan arahkan teropong secara sembarang, pasang kompas, atur kompas sesuai sasaran teropong, atur sudut horizontal pada besar = 00⁰ 00’ 00” , kudian kunci piringan bawah.
2. Buka kunci piringan atas, bidik dan putar searah jarum jam arahkan teropong pada titik sasaran bawah = B ( titik polygon yang berada sisi kiri alat ) dengan menggunakan garis bidik yang ada di atas teropong pesawat. lihat gambar
3. Bila bayangan kabur, perjelas dengan memutar sekrup pengatur lensa (no ….. lihat gambar) dan jika benang silang kabur perjelas dengan memutar sekrup pengatur diafragma no….lihat gambar
4. Himpitkan benang silang diafragma dengan sumbu patok/ paku, dengan cara mengatur sekrup diafragma penggerak halus no….. lihat gambar.
5. Keraskan skrup piringan atas, baca besaran sudut horizontal = B⁰ dan catat besarannya.
6. Buka kunci skrup piringan atas, putar dan arahkan teropong pada titik sasaran bawah = C ( titik batas polygon lain yang berada pada sisi kanan alat ), kalu sudah tepat perjelas dan kunci piringan atas, baca dan catat sudut horizontal = C⁰.
7. Pindahkan alat Theodolith di atas titik polygon C, atur seperti kegiatan sampai alat siap digunakan, arahkan ke titik A ( polygon awal ) , kunci skrup piringan bawah, catat besar sudut horizontal = A⁰, buka skrup piringan atas, putar arahkan ke titik polygon berikutnya = D, lakukan kegiatan seperti No. 2 diatas sampai No. 5 . catat beasarn sudut horizontal = D⁰.
8. Lkukan kegiatan seperti no. 6 dan no.7 dan seterusnya shingga pada titik polygon akhir dan menutup ke polygon B.
9. Hitung besaran sudut dalam polygon titik A = C⁰ - B⁰ , besara sudut dalam polygon titik C = D⁰ - A⁰ , dan catat.
10. Ukur jarak antara patok/ titik batas polygon dan catat. 11. Azimuth dari A ke titik B = α ab = B⁰
B E
U magnetis
A
D
C
3. Langkah Kerja Pengukuran Detail dan Situasi
Pengukuran polygon sudah dilaksanakan seperti uraian diatas, sedang pengukuran elevasi/ ketinggian masing-masing patok batas polygon sudah dilaksanakan dengan waterpas, dan diikatkan pada patok tetap/ BM yang sudah ditetapkan. Siapkan peralatan Theodlith lengkap, kemudian dirikan alat di atas patok awal polygon ( A ): D C
1. Ukur tinggi patok yang berada di bawah alat ( sudah tersentring) = TPa
2. Ukur tinggi teropong terhadap tinggi patok di bawah alat ( sdh tersentrring) = TA
3. Arahkan teropong pada titik sasaran ( titik batas polygon lain = D), baca dan catat besar sudut horizontal = αad, dan sudut vertical = Zad, dimana α = 90⁰ - Z . Lakukan pembacaan baak ukur, missal: Benang Atas (BA)d , Benang Tengah (BT)d , dan Benang Bawah (BB)d
4. Putar searah jarum jam; baca sudut horizontal pada titik sasaran ( pojok bangunan; pojok lorong dan titik-titik detail lainnya) , baca dan catat : sudut horizontal; sudut vertical/
sudut zenith; BA ; BT dan BB pada setiap titik detail
bangunan.
5. Pindahkan alat theodolith ke titik polygon lain , missal ke titik B, lakukan kegiatan seperti No. 1 samapai NO 4.
6. Pindahkan alat ke titik polygon lain, lakukan kegiatan seperti pada No 5 diatas.
7. Usahakan setiap titik detail diamati dari dua posisi berdirinya alat theodolith.
8. Untuk mendapatkan beda tinggi pada titik-titik detail dilakukan dengan penggunaan rumus : Tachimetri :
do (ke titik detail ) = jarak miring = 100 ( BA – BB )a x Cos αa
D ( ke titik A ) = jarak mendatar = 100 ( BA – BB )a x Cosα x Cos αa
∆Ha = TPa + TA + Va - (BT)a – TPb dimana Va = Da Tan αa = beda tinggi anatara titik diatas alat dengan titik A
∆Hb = TPb + TA + Vb – (BT)b – TPb dimana Vb = Db Tan αb
= beda tinggi antara titik di atas alat dengan titik detail
Perlu diingat yang dibaca dan dicatat setiap pengamatan titik detail , yaitu :
Tinggi patok detail ; tinggi teropong ke patok di bawah alat
Sudut horizontal
Sudut vertical atau sudut Zenith
Bacaan Benang Atas; Benang Tengah dan Benang Bawah setiap titik detail
Dengan bacaan-bacaan seperti di atas, maka posisi dan elevasi setiap titik detil bisa dihitung dan digambarkan.
.
BAB IV
FORMAT PENGHITUNGAN HASIL PENGUKURAN
1. Pengukuran Poligon
Contoh hitungan PoligonA B C D E F G H I
1
2 CONTOH PERHITUNGAN POLIGON
3 JENIS PENGUKURAN :
5 LOKASI :
6 TANGGAL :
7
8 TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT
9 ALAT DISIPAT / YANG
10 DIBIDIK DIBACA 11 12 E116+ (F116/60)+(G116/3600) = 13 189+(14/60+(4.20/3600) = 189,2345 14 Utara 0 0 0,00 0,000 15 A 5 16 B 5 0 0,00 5,000 17 18 D 189 14 4,20 189,2345 19 A 87,508 20 B 276 44 33,00 276,7425 21 276,7425 - 189,2345 = 87,508 22 A 45 27 21,60 45,456 23 B 89,839 24 C 135 17 42,00 135,295 25 26 B 220 40 40,80 220,678 276+(44/60)+33/3600) = 276.7425 27 C 90,511 28 D 311 11 20,40 311,189 29 30 C 25 54 18,00 25,905 31 D 91,678 32 A 117 34 58,80 117,583 33 34 35 A 36 359,536 37 38 39 n = 4 40 (n-2)*180 = 360
41 Koreksi = 0,464 = I40- I36= 360 - 359,536=0,464
SUDUT YANG DIBACA E18 + (F18/60)+(G18/3699) 189 + (14/60 + (4.2/3600) = 189,2345 276,7425 - 189,2345 = 87,508
A B C D E F G H I J K L M N 1
2 CONTOH PERHITUNGAN KOREKSI ABSIS
3 JENIS PENGUKURAN :
4 LOKASI :
5 TANGGAL :
6
7 TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT SUDUT AZIMUTH JARAK D SIN a D SIN a
8 ALAT DISIPAT / YANG TERKOREKSI TERKOREKSI
9 DIBIDIK DIBACA ( ) ( C ) ( D ) ( DX ) ( DX ) 10 11 12 13 Utara 0 0 0,00 0,000 D Sin α ab = 14 A 5 5,000 = 45xSin 5o =3,922 15 B 5 0 0,00 5,000 16 17 D 189 14 4,20 189,2345 18 A 87,508 87,624 5,000 19 B 276 44 33,00 276,7425 -(L20/L219xM35) + M20 = 20 45 3,922 2,062 -(45/177 x 7,315) + 3,922 = 2,062 21 A 45 27 21,60 45,456 22 B 89,839 89,955 95,045 23 C 135 17 42,00 135,295 24 47 46,818 44,875 25 B 220 40 40,80 220,678 26 C 90,511 90,627 184,418 27 D 311 11 20,40 311,189 28 45 -3,466 -5,326 29 C 25 54 18,00 25,905 30 D 91,678 91,794 272,624 31 A 117 34 58,80 117,583 32 40 -39,958 -41,611 33 34 A 35 359,536 360 177 7,315 0,0 36 Σ D = ΣΔX =fx Σ Dsinα Koreksi = SUDUT YANG DIBACA
CONTOH PERHITUNGAN ORDINAT JENIS PENGUKURAN :
LOKASI :
TANGGAL :
TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT SUDUT AZIMUTH JARAK D SIN a D SIN a D COS a D COS a ALAT DISIPAT / YANG TERKOREKSI TERKOREKSI TERKOREKSI
DIBIDIK DIBACA ( ) ( C ) ( D ) ( DX )( DX ) ( DY ) ( DY ) D Cos α ab = Utara 0 0 0,00 0,000 =45xCos 5o=44,829 A 5 5,000 B 5 0 0,00 5,000 D 189 14 4,20 189,2345 -(L21/L36)XO36 + O21= A 87,508 87,624 5,000 -(45/177) x7,315 +44,829 = 45,424 B 276 44 33,00 276,7425 45 3,922 2,062 44,829 45,424 A 45 27 21,60 45,456 B 89,839 89,955 95,045 C 135 17 42,00 135,295 47 46,818 44,875 -4,133 -3,512 B 220 40 40,80 220,678 C 90,511 90,627 184,418 D 311 11 20,40 311,189 45 -3,466 -5,326 -44,866 -44,272 C 25 54 18,00 25,905 D 91,678 91,794 272,624 A 117 34 58,80 117,583 40 -39,958 -41,611 1,831 2,360 A 359,536 360 177 7,315 0,0 -2,339 0,0
Σ D = ΣΔY= fy Σ DCosα Koreksi =
SUDUT YANG DIBACA
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R 1
2 CONTOH PERHITUNGAN KOORDINAT
3 JENIS PENGUKURAN :
4 LOKASI :
5 TANGGAL :
6
7 TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT SUDUT AZIMUTH JARAK D SIN a D SIN a D COS a D COS a
8 ALAT DISIPAT / YANG TERKOREKSI TERKOREKSI TERKOREKSI
9 DIBIDIK DIBACA ( ) ( C ) ( D ) ( DX )( DX ) ( DY ) ( DY ) X Y 10 11 12 13 Utara 0 0 0,00 0,000 14 A 5 5,000 15 B 5 0 0,00 5,000 16 17 D 189 14 4,20 189,2345 18 A 87,508 87,624 5,000 50,000 -70,000 19 B 276 44 33,00 276,7425 20 45 3,922 2,062 44,829 45,424 21 A 45 27 21,60 45,456 22 B 89,839 89,955 95,045 52,062 -24,576 =+Q18+N20 = 23 C 135 17 42,00 135,295 =50+2,062 = 52,062 24 47 46,818 44,875 -4,133 -3,512 25 B 220 40 40,80 220,678 26 C 90,511 90,627 184,418 96,938 -28,088 HARUS SAMA 27 D 311 11 20,40 311,189 28 45 -3,466 -5,326 -44,866 -44,272 29 C 25 54 18,00 25,905 30 D 91,678 91,794 272,624 91,611 -72,360 = Q26+P28 = 31 A 117 34 58,80 117,583 =-28,088-44,272 = -72,36 32 40 -39,958 -41,611 1,831 2,360 33 34 A 50,000 -70,000 35 359,536 360 177 7,315 0,0 -2,339 0,0 36 Toleransi = 37 1 7,68036 '= √ M35^2 +O35^2 = √ (Σ ΔX)2 + (Σ ΔY)2 n = 4 23,0458 177 = Σ D (n-2)*180 = 360 Koreksi = 0,464 SUDUT KOORDINAT YANG DIBACA