• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAMAN MODAL ASING (PMA)

DI INDONESIA

Elman Simangunsong

(Fakultas Hukum Universitas Darma Agung) email : elmansimangunsong9@gmail.com

Abstrak

The existence of Foreign Investment in Indonesia is very important and strategic in supporting the implementation of national economic development and increasing economic growth in the community. Foreign investment is regulated in Law Number 25 of 2007. What is the legal protection for foreign investment in Indonesia, both for investment in the form of Limited Liability Company (PT) or investment. this shows that foreigners in Indonesia who carry out their capital investment activities are regulated by law and protected by the government under the law. The formulation of the problem is: How is the position of the establishment of foreign investment companies in Indonesia, What are the procedures for the implementation of foreign investment in Indonesia? What efforts have been made by the government if there is a violation of law in foreign investment in Indonesia? descriptive research. The data used are primary data and secondary data consisting of primary, secondary and tertiary legal materials. Data collection is done by interview and literature study. Data processing is done by examining data, analysis in this research is descriptive, which describes systematically conducting field research to obtain data. The results show that in every foreign company that wants to invest in Indonesia, it must take principle permission to the Investment Coordinating Board (BKPM). ) And the One Stop Integrated Investment and Services Office (PTSP). so that the company can be established in Indonesia and its establishment in accordance with the procedures of the law on foreign investment so that the foreign investment company is fully under the responsibility and supervision of the Republic of Indonesia. The government also gives relief to foreign investment in Indonesia in freeing the entry tax fees for goods or electronic equipment for foreign investment (PMA) in Indonesia in investing their capital. Kata Kunci: Legal Protection, Foreign Investment, PMA and PTSP Services, BKPM.

PENDAHULUAN

Penanaman modal diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan dana yang dimiliki dengan menanamkanya ke usaha/ proyek yang produktif baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan

harapan selain mendapatkan

pengambilan modal awalnya di kemudian hari, tentunya pemilik modal juga akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari penanaman modal di maksud.

Penanaman Modal merupakan segala kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun Penanam Modal Asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman Modal

Asing dalam tulisan ini selanjutnya disebut PMA. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam melimpah dari pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, maupun pertambangan. Tidak serta merta sumber daya alam melimpah, dapat diambil dengan sendirinya ataupun diolah.

Peningkatan penanaman modal asing di indonesia tidak datang dengan sendirinya. Hal itu memerlukan kerja keras untuk dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif. Salah satu isu klasik yang sangat signifikan dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di Indonesia adalah masalah

(2)

2

Perlindungan Hukum Bagi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia ( Elman Simangunsong)

penegakan hukum (law enforcement), di samping masalah-masalah lainnya, seperti keterbatasan infrastruktur, keamanan, dan stabilitas sosial politik.

Secara objektif dapat dikemukakan berkaitan dengan berbagai faktor dan segi yang melingkupinya, maka prospek pengembangan penanaman modal khususnya penanaman modal asing sangatlah menjanjikan. Asalkan pemerintah mampu membuat berbagai kebijakan yang mendukung (market

friendly) kegiatan ekonomi secara fair,

adil tanpa unsur diskriminasi didalamnya. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi atau penanaman modal tidaklah sulit asal kondisi ekonomi nasional kita stabil, keamanan dapat terjaga dengan baik, kepastian hukum dapat diciptakan, sehingga penanaman modal dapat berjalan dengan baik.

Penanaman Modal Asing juga memberikan berbagai keuntungan bagi penanaman modal di Indonesia. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya PMA diantaranya adalah:

1. Produksi-produksi beberapa produk kebutuhan rakyat banyak dengan maksud untuk di ekspor (dengan penggunaan bahan baku yang umumnya terdapat di tanah air kita) akan jauh meningkat baik kualitas maupun kuantitas.

2. Jika produksi mengalami kegagalan, seluruh resiko dipikul penanam dalam direct investment dan sebagian besar dipikul penanam dalam joint enterprise atau joint venture.

3. Para pekerja Indonesia memperoleh kesempatan dan dapat membiasakan diri dengan pekerjaan-pekerjaan mutakhir (alih teknologi).

4. Bila perjanjian kontrak telah habis mau tidak mau segala peralatan menjadi milik perusahaan kita, sehingga perusahaan yang sejenis akan berlangsung terus dengan

pengolahan dan

pendayagunaannya 100%

Indonesia.

5. Atau para pekerja tersebut memperoleh cukup pengalaman serta ketrampilan untuk membangun perusahaan nasional yang sejenis yang mungkin lebih baik dan lebih terarah bagi peningkatan pembangunan di daerah lainnya, dengan demikian mereka itu dapat menjadi pioneer

pelaksana proyek-proyek

mutakhir di daerah- daerah di

tanah air kita atau

memutakhirkan perusahaan-perusahaan nasional yang telah ada di daerah-daerah.

6. Devisa negara kita akan

meningkat jumlahnya,

pendapatan penduduk perkapita meningkat dan produk-produk kebutuhan rakyat banyak akan mudah diperoleh dipasaran dengan mutu yang lebih menigkat. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik mengangkat judul penelitian“Perlindungan Hukum bagi penanaman Modal Asing (PMA) Di Indonesia”.

Permasalahan

Adapun beberapa masalah yang dirumuskan oleh peneliti di dalam pembahasan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kedudukan dan

pengaturan pendirian

perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) Di Indonesia?

2. Bagaimana tata cara Penerapan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia?

3. Bagaimana upaya pemerintah jika ada pelanggaran hukum dalam Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia?

Metode Penelitian

Metode Penelitian Kepustakaan

(Library Researt) Adalah penelitian yang

dilakukan untuk memperoleh bahan– bahan dan informasi – informasi yang di

(3)

kemukakan di dalam skripsi untuk membantu dalam pengelolaan data dari lapangan. Bahan – bahan dan informasi – informasi ini di dapat dari berbagai sumber seperti catatan kuliah, buku – buku ilmiah dan macam – macam materi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Metode penelitian Lapangan adalah metode dimana penulis langsung kelapangan untuk mengetahui bagaiaman perlindungan hukum bagi penanam modal asing. Penelitian ini di lakukan

melalui: wawancara ataupun

pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian.

1. Jenis Dan Sumber Data

Data pokok dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi :

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan- bahan huku yang mengikuti. Dalam penulisan ini menggunakan bahan

hukum primer, yaitu.

- Undang- undan nomor 25 tahun 2007 “ tentang penanaman modal asing.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan- bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil dari pakar hukum (buku- buku yang memuat tentang penanaman modal asing). c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah kamus, bahan dari internet dan lain- lain bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

2. Teknik Analisa Data

Penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian hukum normatif dan empiris . Normatif maksunya penelitian dilakukan dengan menggunakan dan mengelola data sekunder. Dan empiris maksunya penelitian yang berfokus meneliti suatu fenomena atau keadaan dari objek penelitian secara detail dengan menghimpu kenyataan yang terjadi serta

mengembangkan konsep yang ada. Adapun sifat dari penulisan skripsi ini adalah deskriftif yaitu menggambarkan secara sistematis dan jelas dimana kita melakukan penelitian termasuk survey

kelapangan wawancara untuk

memperoleh data.

KEDUDUKAN DAN PENDIRIAN

PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA

Pada Bab IV Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menjelaskan mengenai bentuk badan usaha dan kedudukan penanaman modal. Penanaman Modal Asing (PMA) wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Hal ini terdapat ketentuan yang berbeda dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang menyatakan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan.

Penanaman Modal Asing (PMA) wajib dalam bentuk perseroan terbatas (PT) karena merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memberikan kepastian

hukum dalam penyelenggaraan

Penanaman Modal Asing (PMA). Instrumen kepastian hukum yang diberikan dalam PT sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Bentuk badan usaha bagi penanaman modal asing yang akan menanamkan modalnya di indonesia harus berbentu badan hukum perseroan terbatas berdasarkan hukum indonesia dan berkedudukan di daerah wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman modal asing yang melakukan penanaman modal di indonesia dalam bentuk perseroan terbatas dapat dilakukan dengan mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas, membeli saham dan melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

(4)

4

Perlindungan Hukum Bagi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia ( Elman Simangunsong)

undangan.

Sedangkan mengenai bidang usaha bagi penanaman modal asing, semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan tebuka dengan persyaratan. Bidang usaha atau jeis usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui Peraturan Presidan Nomor 76 dan 77 tahun 2007 dan Peraturan Presidan Nomor 36 tahun 2010 yang disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standar klasifiksi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di indonesia yaitu klasifikasi berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) dan atau

Internasional Standard for Industrial Classification (ISIC).

Berikut ini akan diuraikan proses aplikasi penanaman modal sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2 Keppres Nomor 33 Tahun 1992 Sebagai Berikut:

a. Bahwa calon penanaman modal asing yang akan mengadakan usaha dalam rangka Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1967 Jo Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1968

TBPMDN terlebih dahulu

mempelajari daftar bidang – bidang usaha yang tertutupi bagi penanaman modal yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 1, dan apabila diperlukan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi BKPM.

b. Setelah mengadakan penelitian Yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka dan lokasi proyek yang dibuktikan denga surat konfirmasi pencadangan tanah dari Gubernur Provinsi serta ketentuan – ketentuan lain yang bersangkutan,

calon penanaman modal

mengajukan permohonan

penanaman modal kepada ketua BKPM dengan mempergunakan tata cara permohonan yang di tetapkan oleh BKPM.

c. Berdasarkan penilaian terhadap permohonan tersebutkepada

presiden dengan disertai pertimbangan guna memperoleh keputusan.

d. Ketua BKPM menyampaikan tembusan surat permohonan dari pertimbangan tersebut kepada: 1). Departemen yang membina

bidsng usaha penanaman modal yang bersangkutan.

2). Departemen keuangan.

e. Persetujuan/ penolakan presiden mengenai suatu permohonan modal disampaikan kepada ketua BKPM. f. Ketua BKPM menyampaikan

pemberitahuan tentang keputusan presiden tersebut dalam ayat (5) kepada calon penanam modal. g. Ketua BKPM menyampaikan

tembusan surat pemberitahuan Keputusan presiden yang berlaku juga sebagai persetujuan prinsip atau izin usaha sementara kepada: 1). Departemen yang membidangi

bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan.

2). Departemen Keuangan RI. 3). Kepada Badan Pertanahan

Nasional untuk menyelesaikan hak – hak atas tanah.

4). Gubernur Provinsi BKPMD yang bersangkutan untuk koordinasi penyelesaian izin lokasi.

h. Apabila penanaman modal telah memperoleh Keputusan Presiden berupa persetujuan penanaman modal setelah dipenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka Ketua BKPM atas nama menteri yang bersangkutan mengeluarkan: 1) Angka pengenal importir

terbatas.

2) Keputusan pemberian fasilitas/ kekeringan pajak dan bea masuk.

3) Izin kerja bagi tenaga kerja asing pendatang diperlukan.

4) Izin usaha tetap.

i. Setelah memperoleh surat pemberitahuan persetujuan presiden dari ketua BKPM, penanam modal dalam waktu yang di tetapkan menyampaikan kepada

(5)

BKPM daftar induk barang – barang modal, serta bahan baku dan dan bahan penolong yang akan diimpor. j. Berdasarkan penilaian terhadap

daftar induk sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) ketua BKPM mengeluarkan ketetapan mengenai fasilitas/ keringanan bea masuk dan pungutan impor lainnya. k. permohonan untuk perubahan atas rencana penanaman modal yang telah memperoleh persetujuan presiden, termasuk perubahan untuk perluasan proyek, disampaikan oleh penanam modal kepada BKPM untuk mendapatkan

persetujuannya dengan

mempergunakan tata cara yang di tetapkan oleh BKPM.

TATA CARA PENERAPAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI INDONESIA

Apabila kita mengkaji ketentuan dalam pasal 1 dan pasal 23 undang – undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Asing dalam pasal 2 ayat 1 peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang pemilikan saham dalam perusahaan yang Didirika Dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Maka kita dapat menemukan dua bentuk Penanaman Modal Asing, yaitu:

1. Patungan antara modal asing dengan modalyang dimiliki oleh warga negara indonesia dan atau badan hukum indonesia.

Patungan adalah bersama – sama mengumpulkan uang untuk suatu maksud tertentu dan

2. Langsung, dalam artian seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara dan atau badan hukum asing.

Biasanya patungan antar modal asing dengan modal yang dimiliki oleh warga negara indonesia dituangkan dalam bentuk kontrak joint venture. Dalam pasal 3 sampai pasal 6 peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing.

telah diatur tentang berbagaihal yang berkaitan dengan patungan antar modal asing dengan modal yang dimiliki oleh warga negara indonesia dan atau badan hukum indonesia. Hal – hal yang diatur dalam ketentuan itu antara lain:

1. Jangka waktu berusaha

Perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing diberkan izin usaha untuk jangka waktu 30 tahun, terhitung sejak sejak perusahaan berproduksi komersialdan dapat diperbaharui izinnya, apabila perusahaan itu masih tetap menjalankan usahanya yang bermanfaat bagi perekonomian dan pembangunan nasional, seperti memberikan dampak bagi ekspor, tenaga kerja, penerimaan pajak, lingkungan hidup, dan perekonomian nasional ( pasal 3).

2. Lokasi usahanya

Lokasi usaha bagi penanaman modal asing adalah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Bagi daerah yang telah ada kawasan berikat atau kawasan industri, lokasi kegiatan perusahaan tersebut diutamakan dalam kawasan tersebut ( pasal 4 ). 3. Dapat melakukan kigiatan usaha

yang tergolong penting bagi negara dan menguasai hajt hidup rakyat banyak (pasal 5).

4. Kepemilikan saham

Besarnya saham peserta

indonesia dalam perusahaan yang didirikan dalam bentuk patungan adalah sekurang – kurangnya 5% dari seluruh modal disetor

perusahaan pada waktu

pendirian.

Penjualana lebih lanjut saham perusahaan diatas dapat dilakukan kepada warga negara Indonesia atau badan hukum indonesia yang modal sahamnya dimiliki warga negara Indonesia melalui pemilikan langsung sesuai kesepakatan para pihak dan atau pasar modal dalam negeri.

(6)

6

Perlindungan Hukum Bagi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia ( Elman Simangunsong)

Disamping melakukan

penambahan modal saham dalam perusahaan sendiri, perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang telah berproduksi komersial dapat pula:

a. Mendirikan perusahaan baru b. Memberi saham modal dalam

negeri dan atau perusahaan yang didirikan bukan dalam rangka penanaman modal asing ataupun penanaman modal dalam negeri yang telah atau belum berproduksi komersial.

Perusahaan Penanaman modal asing tidak hanya dapat melakukan patungan antara modal asing dengan modal yang dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum indonesia.

UPAYA PEMERINTAH JIKA ADA

PELANGGARAN HUKUM DALAM

PENANAMAN MODAL ASING DI

INDONESIA

Berdasarkan ketentuan yang berlaku saat ini, pemerintah melakukan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan penanaman modal di indonesia melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), suatu lembaga nonkementerian negara yang dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. Koordinasi kebijakan penanaman modal tersebut dilakukan: a. Antara instansi pemerintah.

b. Antara instansi pemerintah dan pemerintah daerah.

c. Antar pemerintah daerah.

Dalam rangka koordinasi

pelaksanaan kebijakan dan pelayanan penanaman modal tersebut, BKPM mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal.

b. Mengkaji dang mengusulkan kebijakan pelayanan penanaman modal.

c. Menetapkan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman modal. d. Mengembangkan peluang dan

potensi penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha.

e. Membuat peta penanaman modal Indonesia.

f. Mempromosikan penanaman modal.

g. Mengembangkan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang seluas – luasnya dalam lingkungan penyelenggaraan penanaman modal.

h. Membantu penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal.

i. Mengoordinasi penanam modal dalam negri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia.

j. Mengoordinasi dan melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu. Membaca apa yang diuraikan tersebut tergambar jelas bahwa BKPMpada dasarnya memiliki kedudukan dan peranan yang sangat strategis dalam bidang penanaman modal,di mana salah satu tugas dan funsi BKPM, yaitu mengoordinasikan dan melaksanakan pelayana terpadu satu pintu atau one sto

shop. Namun demikian, dalam kenyataan

upaya merealisasikan pelayanan terpadu satu pintu bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk di laksanakan, mengingat beberapa perizinan usaha untuk melakukan kegiatan investasi sebenarnya bukan merupakan kewenangan langsung dari BKPM, melainkan kewenangan dari instansi pemeritah atau kementerian

(7)

lainnya atau bahkan kewenangan pemerintah daerah seiring dengan kebijakan otonomi daerah.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

A. Pengaturan Tentang Penanaman Modal Asing di Indonesia di atur dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 dari perobahan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang penanaman Modal Asing merupakan tonggak sejarah masuknya modal asing ke Indonesia

pada zaman orde lama

pemerintahana Presiden Soekarno, setelah pemerintahan orde baru di pemerintahan Presiden Suharto maka Undang – Undang Penanaman Modal Asing di berlakukan di Indonesia dengan segala fasilitas perizinan dan seperti kemudahan dibidang perpajakan. Dalam Kedudukan Penaman Modal Asing di Indonesia adalah berbentuk perusahan atau Perseroan Terbatas (PT). Sesuai atau menurut Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, dan pendirian Perusahaan Penanaman Modal Asing harus melakukan pengajuan permohonan izin prinsip ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)&Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar Penanaman Modal Asing dapat mendirikan Perusahaannya di Indonesia.

B. Dalam Proses tata cara Penerapan Penanaman Modal Asing di Indonesia harus mempunyai bentuk – bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) yang berupa bentuk patungan maupun langsung, perusahaan asing di Indonesia harus mempunyai badan hukum di

Indonesia tidak memberlakukan badan hukum asing di Indonesia, namun modal badan hukum sebagian ataupun Seluruhnya boleh dimiliki oleh pihak asing. Hak dan kewajiban PMA di Indonesia juga di atur dalam Undang – undang sehingga tidak ada perbuatan semena – mena yang dilakukan PMA di Indonesia. Pemerintah juga membuat jangka waktu bagi PMA dan diatur dalam Undang – Undang dan apabila jang kawa waktunya habis bisa diperpanjang kembali perusahaan PMA juga wajib harus menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) satu (1) kali tiga (3) bulan kepada kepala badan koordinasi penanaman modal (BKPM).

C. Dalam masuknya Pernanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia cenderung mengalami masalah – masalah ataupun kendala – kendala yaitu: perusahaan melanggar hak – hak buruh dan perusahaan tidak melakukan ataupun melaksanakan ketentuan lingkungan hidup yang terkait dengan pelaksanaan penanaman modal di bidang usaha yang disetujui dalam izin prinsip penanaman modal. Pemerintah juga melakukan upaya terhadap pelanggaran hukum yang di lakukan penanaman modal asing di Indonesia dengan cara melakukan koordinasi ke Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM)dengan berdasarkan Pasal 27 dan Pasal 28 Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, dan pemerintah juga melakukan musyawarah dan mufakat terhadap PMA maupun melalui Arbitrase

(8)

8

Perlindungan Hukum Bagi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia ( Elman Simangunsong)

Dan Alternatif dalam penyelesaian sengketa sesuai dengan Pasal 32 Undang – Undang Nomor. 25 Tahun 2007.

Kesimpulan

1. Kedudukan Penaman Modal Asing di Indonesia adalah berbentuk perusahan atau Perseroan Terbatas (PT). Sesuai atau menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, dan pendirian Perusahaan Penanaman Modal Asing harus melakukan pengajuan permohonan izin prinsip ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) & Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar Penanaman Modal Asing dapat mendirikan Perusahaannya di Indonesia.

2. Dalam Proses tata cara Penerapan Penanaman Modal Asing di Indonesia harus mempunyai bentuk-bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) yang berupa bentuk patungan maupun langsung, perusahaan asing di Indonesia harus mempunyai badan hukum di Indonesia tidak memberlakukan badan hukum asing di Indonesia,namun modal badan hukum sebagian ataupun Seluruhnya boleh dimiliki oleh pihak asing. Hak dan kewajiban PMA di Indonesia juga di atur dalam Undang-undang sehingga tidak ada perbuatan semena-mena yang dilakukan PMA di Indonesia. Pemerintah juga membuat jangka waktu bagi PMA dan diatur dalam Undang-Undang dan apabila jang kawa waktunya habis bisa diperpanjang kembali. Perusahaan PMA juga wajib harus menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) satu (1) kali tiga (3) bulan kepada kepala badan koordinasi penanaman modal (BKPM).

3. Dalam masuknya Pernanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia cenderung

mengalami masalah-masalah

ataupun kendala-kendala yaitu: perusahaan melanggar hak-hak buruh dan perusahaan tidak melakukan ataupun melaksanakan ketentuan lingkungan hidup yang terkait dengan pelaksanaan penanaman modal di bidang usaha yang disetujui dalam izin prinsip penanaman modal. Pemerintah juga

melakukan upaya terhadap

pelanggaran hukum yang di lakukan penanaman modal asing di Indonesia dengan cara melakukan koordinasi ke Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM)dengan berdasarkan Pasal 27 dan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, dan pemerintah juga melakukan musyawarah dan mufakat terhadap PMA maupun melalui Arbitrase Dan Alternatif dalam penyelesaian sengketa sesuai dengan Pasal 32 Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2007.

Saran

1. Sebaiknya pemerintah lebih

memerhatikan ataupun

mempermudah pendirian

perusahaan penanaman modal asing di Indonesia. Pemerintah sepatutnya lebih memerhatikan perkembangan perusahaan asing di Indonesia, karena dengan adanya Penanaman Modal Asing (PMA) masuk ke Indonesia salah satunya adalah menguntungkan bagi Indonesia juga menambah devisa negara dan menambah lapangan pekerjaan di Indonesia dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia dan menambah wawasan pekerja Indonesia.

2. Sebaiknya pemerintah lebih tertuju bagaimana membuat regulasi yang mendukung perkembangan PMA di Indonesia agar perusahaan asing lebih berkembang pesat dan lebih maju. Pemerintah juga seharusnya

(9)

memberikan dispensasi di dalam

membuat Laporan Kegiatan

Penanaman Modal (LKPM) lebih dari 3 bulan karena setiap perusahan itu pasti mengalami kendala dalam membuat LKPM ke Kepala BKPM. karena itu juga termasuk waktu yang sangat cepat bagi Perusahaan Penanaman Modal Asing.

3. Sebaiknya pemerintah di dalam melakukan upaya ataupun koordinasi ke BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) jika ada masalah PMA di Indonesia lebih cepat menanggapinya karena dengan adanya PMA masuk ke Indonesia lebih cenderung menghasilkan manfaat yang banyak bagi Indonesia, seperti manfaat dalamsektor pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun meningkatkan kemajuan dalam sarana dan prasarana, menambah pemasukan bagi negara, nilai jual produk dalam negeri ikut terangkat, terjalinya hubungan kerjasama bilateral maupun multilateral baik antara pemerintah Indonesia terhadap negara asing ataupun perusahaan dalam negeri maupun perusahaan asing.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Sihombing Jonker, hukum penanaman

modal di indonesia.PT Alumni,

Jakarta 2009. David kairupan,

aspek- aspek huku penanaman modal asing di indonesia, kencana

Prenada Media Group, jakarta, 2013 Arief,Barda Nawawi.,Masalah Penegakan

Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalamPenanggulangan Kejahatan, Kencana, Jakarta: 2007.

Aminuddin Ilmar , hukum penanaman

moda asing di indonesia, kencana

Prenada Media Group, jakarta, 2006.

H. Salim dan sutrisn Budi, Tinjauan umum

tentang Penanaman Modal Asing,PT.

Raja grafindo perasada, jakarta 2008.

SRI Rejeki Hartono, Husni Syawali, Neni

Sri Imaniyati, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, Mandar Maju, Bandung: 2000.

Philipus M. Hadjono, pengantar Hukum Perizinan, penerbit Airlangga, Surabaya: 1991.

Budi sutrisno, Salim HS, Hukum Investasi Di Indonesia, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta: 2008

Perundang-undangan

Uundang- undang R.I.Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Minuman fungsioal ekstrak kulit kayu manis dan kelopak rosella yang disukai adalah perlakuan ekstrak kulit kayu manis 50% dan kelopak rosella 50% dengan

Ada beberapa ketentuan yang harus dipahami dalam menerapkan konsep pembatas dosis, diantaranya: (a) pembatas dosis adalah bukan nilai batas dosis; (b) pembatas dosis

- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai denga n agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab..

Untuk mempercepat perkembangan ekowisata harus dilakukan suatu kajian yang mendalam, karena metoda dan pendekatan ekowisata di setiap daerah akan berbeda-beda; proses

Desa wisata Melikan merupakan sentra gerabah, seperti Kasongan dan Manding di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melikan terletak sekitar kurang lebih 13 km sebelah

Kumpulan BP tidak akan bertanggungjawab untuk sebarang kerosakan atau kecederaan akibat daripada penggunaan, selain daripada kegunaan produk bahan yang dinyatakan, kegagalan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menerbitkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang Izin Usaha Jasa Pelaksana

35 Sutrisno Hadi MA, Metodoloogi Reseach II.. berfungsi sebagai data yang valid, obyektif, dan reable serta tidak menyimpang. Yang dimaksud dengan prosedur pengumpulan data