• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan perikanan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional mempunyai tujuan antara lain untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan nelayan. Pembangunan perikanan dapat dilaksanakan dengan pengelolaan perikanan yang optimal. Dalam Undang - Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan disebutkan bahwa pengelolaan perikanan harus dapat mendukung kesejahteraan nelayan, menciptakan kesempatan kerja, mengoptimalkan dan menjaga kelestarian stok sumberdaya ikan.

Perikanan merupakan usaha manusia dalam memanfaatkan sumber daya ikan sebagai suatu kegiatan usaha atau kegiatan ekonomi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lubis (2006), bahwa salah satu hal yang mendasari pengembangan pelabuhan perikanan adalah adanya potensi sumberdaya ikan yang memungkinkan bisa dikembangkannya tingkat kegiatan perikanannya. Manusia dalam memanfaatkan sumberdaya ikan membutuhkan modal, teknologi dan keterampilan. Sementara itu, dalam memanfaatkan sumberdaya ikan manusia membutuhkan perencanaan kegiatan penangkapan, penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan pasca panen, pengolahan serta pemasaran (Nikijuluw 2002). Salah satu sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembangunan perikanan adalah ketersediaan pelabuhan perikanan.

Tersedianya prasarana pelabuhan perikanan mempunyai arti yang sangat penting dalam usaha menunjang pembangunan perikanan sebagai basic perikanan tangkap. Hal tersebut dikarenakan, pelabuhan perikanan merupakan tempat pendaratan, pengolahan, pemasaran dan pendistribusian hasil tangkapan, yang mana merupakan pusat kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat nelayan dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran (Lubis 2002).

Keberadaan pelabuhan perikanan sangat penting dalam menunjang aktivitas perikanan tangkap. Keberadaan pelabuhan perikanan ini mampu membantu pengusaha perikanan, nelayan, pedagang ikan, dan pengolah hasil perikanan untuk meningkatkan pendapatannya (Lubis 2006). Dengan

(2)

meningkatnya pendapatan nelayan, maka akan meningkatkan pula tingkat kesejahteraan nelayan.

Pelabuhan perikanan perlu dikelola dengan baik sesuai dengan fungsinya. Diharapkan dengan pengelolaan pelabuhan perikanan yang sesuai akan meningkatkan kegiatan pelabuhan perikanan dan dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja perikanan.

Pengelolaan suatu pelabuhan perikanan meliputi pengelolaan fasilitas, aktivitas dan sumberdaya manusia (SDM) pengelola yang ada di pelabuhan perikanan tersebut. Fasilitas yang dikelola meliputi fasilitas pokok, fungsional/komersial dan penunjang. Aktivitas yang dikelola meliputi baik aktivitas yang ditimbulkan oleh adanya produksi hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan (pendaratan, pemasaran, pengolahan dan pendistribusian) maupun aktivitas yang ditimbulkan oleh akibat keberadaan fasilitas pelabuhan (aktivitas tambat labuh, pengisian BBM, bahan kebutuhan melaut lainnya, pembuatan es/pabrik es, dan lain-lain). SDM pengelola pelabuhan perikanan di Indonesia meliputi SDM unit pelaksana teknis (UPT) dan SDM perum prasarana pelabuhan.

Dalam pengelolaan pelabuhan perikanan, pihak pengelola mewujudkan pengelolaannya dengan melakukan pelayanan dan mengeluarkan kebijakan atau pengaturan yang bertujuan untuk meningkatkan output pelabuhan perikanan antara lain berupa peningkatan produksi hasil tangkapan didaratkan, peningkatan aktivitas-aktivitas dan fasilitas-fasilitas, serta peningkatan pendapatan pelabuhan perikanan.

Berdasarkan gambaran-gambaran di atas, maka peningkatan pengelolaan suatu pelabuhan perikanan juga akan berujung kepada peningkatan pendapatan nelayan/pengusaha penangkapan ikan yang berbasis di pelabuhan perikanan tersebut. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pangandaran merupakan pelabuhan perikanan yang membutuhkan sarana dan prasarana untuk mendukung pengelolaannya agar berfungsi secara optimal.

Pengelolaan PPI Pangandaran setelah tsunami cenderung kurang berjalan dengan lancar. Kondisi ini disebabkan sebagian fasilitas pelabuhan perikanan rusak sebagaimana telah digambarkan di atas, sehingga mengakibatkan kurang optimalnya kinerja pelabuhan. Kondisi tersebut mengharuskan pihak pengelola

(3)

PPI Pangandaran untuk berbenah diri merumuskan strategi pengelolaan PPI Pangandaran yang sesuai. Hal ini terkait erat dengan kelanjutan kehidupan masyarakat nelayan yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas perikanan tangkap yang berbasis di PPI Pangandaran.

Dengan meningkatkan pengelolaan PPI Pangandaran yang optimal, diharapkan tercapai optimalisasi produksi perikanan, yang nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan. PPI Pangandaran yang berlokasi di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis memiliki wilayah pesisir yang digunakan sebagai basis aktivitas perikanan tangkap dan juga merupakan obyek wisata pantai. Obyek wisata pantai yang ada, lokasinya bersebelahan dengan PPI Pangandaran, bahkan keberadaan PPI Pangandaran merupakan salah satu pendukung obyek wisata di Pangandaran.

Sektor perikanan tangkap yang ada di PPI Pangandaran dapat digunakan sebagai penunjang pengembangan sektor pariwisata di wilayah tersebut, sebagai contoh wisatawan dapat membeli ikan sebagai oleh-oleh di PPI Pangandaran (Anonim 1994). Wisatawan yang datang ke Pangandaran selain berasal dari wisatawan lokal juga dari mancanegara.

Sebelum tsunami melanda pantai Pangandaran pada tanggal 17 Juli 2006, setiap harinya banyak pengunjung yang menikmati keindahan alam pantai. Pasca tsunami, banyak perubahan fisik yang terjadi, seperti bangunan yang roboh baik yang terkait dengan sektor perikanan tangkap maupun pariwisata.

Pembangunan tahap awal sarana prasarana perikanan tangkap dan pariwisata mulai dilakukan untuk mendukung keberlangsungan aktivitas kedua sektor tersebut. Selanjutnya perlu pengelolaan aktivitas kedua sektor tersebut, dalam hal ini PPI Pangandaran dan obyek wisata yang ada guna mendapatkan hasil pembangunan yang lebih optimal, yaitu dengan melakukan pengelolaan yang sinergis, mengingat prospek obyek wisata di Pangandaran ke depannya sangat bagus bila bersinergi dengan sektor perikanan tangkap, karena didukung oleh sumberdaya alam dan masyarakat setempat.

Sebagian besar masyarakat di Pangandaran bermata pencaharian sebagai nelayan. Berdasarkan cirinya nelayan Pangandaran termasuk nelayan tradisional. Menurut Purbayanto (2008) nelayan tradisonal adalah nelayan yang melakukan

(4)

kegiatan penangkapan berdasarkan intuisinya atau pengalaman yang diperoleh secara turun temurun dan umumnya berpendidikan rendah dan operasi penangkapan ikan terkonsentrasi di perairan pantai pada jalur penangkapan 1a, Ib dan II. Kondisi inilah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat nelayan masih memiliki tingkat kesejahteraan yang masih rendah.

Melihat kondisi di atas, penelitian mengenai Peningkatan Pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pangandaran dan Wisata Pantai Pangandaran dalam Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan perlu dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu merumuskan kebijakan peningkatan pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pangandaran dan sektor wisatanya. Diharapkan, dengan pengelolaan yang optimal, maka kesejahteraan masyarakat nelayan meningkat dan juga meningkatkan pendapatan daerah.

1.2 Perumusan Masalah

Wilayah Pangandaran mempunyai karakteristik alam yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Hal ini menjadikan dasar dalam menentukan kebijakan strategi dalam mengelola alam yang ada guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pihak Pemerintah Daerah telah membangun sektor perikanan tangkap dan pariwisata di Pantai Pangandaran. Pembangunan ini sangat sesuai mengingat potensi perikanan Pantai Pangandaran yang cukup besar serta pemandangan alam yang sangat bagus dan indah, sehingga perikanan tangkap dan pariwisata dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Pengembangan sektor perikanan tangkap di Pangandaran dilakukan anatara lain dengan membangun PPI di Pantai Pangandaran sebagai tempat sentralisasi kegiatan perekonomian masyarakat nelayan. Sektor pariwisata yang ada di Pangandaran juga menjadi alternatif pengembangan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Pariwisata yang ada berupa wisata alam sangat potensial untuk berkembang dan maju ke depannya, karena trend masyarakat sekarang cenderung lebih suka datang ke obyek wisata alam. Pariwisata yang ditawarkan berupa wisata pantai dengan berbagai pelayanan yang diberikan. Semua pelayanan tersebut bertujuan untuk menarik minat masyarakat untuk datang ke obyek wisata Pantai Pangandaran.

(5)

Potensi perikanan tangkap dan pariwisata yang ada di Pantai Pangandaran tidak akan tereksploitasi dengan optimal jika cara pengelolaannya tidak tepat. Cara pengelolaan inilah yang nantinya akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan aktivitas yang ada.

Masalahnya, pengelolaan yang ada di PPI Pangandaran dan obyek wisata yang ada kurang sinergi. Hal ini “diperparah” dengan pernah terjadinya tsunami yang melanda daerah Pantai Pangandaran. Informasi mengenai kondisi aktual yang sebenarnya tentang pengelolaan PPI Pangandaran dan pariwisatanya sangat dibutuhkan untuk dasar pengambilan kebijakan. Informasi mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan setempat juga perlu diketahui guna mengetahui dampak adanya PPI Pangandaran dan pariwisata selama ini. Diharapkan ada rumusan mengenai pengelolaan PPI Pangandaran dan pariwisatanya untuk mensejahterakan masyarakat nelayan.

Dari berbagai kendala dan hambatan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a) Seberapa besar pengelolaan PPI Pangandaran dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat nelayan di Pangandaran.

b) Seberapa besar pengelolaan sektor pariwisata pantai dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Pangandaran.

c) Bagaimana merumuskan cara memadukan pengelolaan PPI Pangandaran dan obyek wisata di Pantai Pangandaran agar dapat berjalan berdampingan untuk meningkatkan kesejahteraan masayarakat nelayan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Mendapatkan kondisi aktual mengenai pengelolaan PPI Pangandaran;

2) Mendapatkan kondisi aktual mengenai permintaan dan nilai ekonomi sektor pariwisata pantai di Pantai Pangandaran;

3) Mendapatkan informasi dan mempelajari mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di sekitar PPI Pangandaran dan obyek wisata Pantai Pangandaran;

(6)

4) Merumuskan cara memadukan pengelolaan PPI Pangandaran dan obyek wisata Pantai Pangandaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di sekitarnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Memberikan masukan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis mengenai cara pengelolaan PPI Pangandaran yang optimal;

2) Memberikan masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis mengenai cara pengelolaan pariwisata yang optimal di Pantai Pangandaran;

3) Memberikan data atau informasi mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di sekitar PPI Pangandaran dan obyek wisata Pantai Pangandaran kepada Badan Pusat Statistika Kabupaten Ciamis;

4) Memberi masukan bagi investor mengenai peluang usaha di PPI Pangandaran dan obyek wisata Pantai Pangandaran;

5) Memberikan alternatif pengelolaan PPI dan pariwisata yang tepat, dimana dapat diaplikasikan di daerah lain yang mempunyai karakteristik alam yang sama dengan Pantai Pangandaran.

1.5 Kerangka Pemikiran

Pembangunan PPI Pangandaran dan pariwisata di Pangandaran bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya dalam hal ini nelayan dan meningkatkan pendapatan daerah. Pembangunan yang ada harus dikelola dengan baik dan sesuai dengan aturan yang ada supaya outputnya optimal tanpa harus merusak sumberdaya alam yang ada.

Pengelolaan PPI Pangandaran dan pariwisatanya saat ini perlu diketahui sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan pengelolaan selanjutnya. Persepsi masyarakat nelayan mengenai keberadaan PPI Pangandaran dan pariwisatanya perlu diketahui untuk mendapatkan informasi mengenai dampak keberadaan PPI Pangandaran terhadap sektor pariwisata dan kesejahteraan masyarakat nelayan. Kerangka pemikiran penelitian selengkapnya disajikan pada Gambar 1.

(7)

INPUT

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian pengelolaan PPI dan wisata pantai Pangandaran dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan

Kesejahteraan masyarakat nelayan di sekitar PPI Pangandaran dan pariwisatanya dapat diketahui dengan melihat dan mengukur pendapatan, pengeluaran, kondisi tempat tinggal, kemudahan untuk mendapatkan sarana PROSES

OUTPUT

Kondisi saat ini : ƒ Aktivitas & Pelayanan

ƒ Fasilitas Pariwisata Pangandaran ƒ SDM Pengelola & Kondisinya ƒ Jumlah kunjungan

ƒ Perkiraan jumlah kunjungan ƒ Kurva permintaan pariwisata ƒ Nilai ekonomi pariwisata

Apa dampak saat ini terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan? (kualitatif & kuantitatif)

KERANGKA PEMIKIRAN

PPI PANGANDARAN

Kondisi saat ini : ƒ Aktivitas & Pelayanan ƒ Fasilitas Pengelolaan PPI

Pangandaran

ƒ SDM Pengelola & Kondisinya

ƒ Sudah efektif atau tidak ?

ƒ Sasaran sudah tercapai atau belum ? ƒ Bagaimana pengelolaan yang

dilakukan?

Apa dampak saat ini terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan? (kualitatif & kuantitatif)

Pengelolaan yang dilakukan :

ƒ Peningkatan jumlah dan mutu aktivitas (PPI dan wisata pantai)

ƒ Peningkatan fasilitas (PPI & wisata pantai)

ƒ Peningkatan pengelolan PPI Pangandaran dan wisata ƒ Peningkatan sinergi PPI & wisata pantai

Peningkatan kesejahteraan nelayan :

Peran pendapatan nelayan (dari aktivitas perikanan tangkap atau dari akitivitas wisata pantai)

(8)

olahraga, kesehatan keluarga, kemudahan mendapatkan sarana kesehatan, tingkat pendidikan keluarga, kemudahan mendapatkan alat transportasi, kondisi kehidupan beragama dan keamanan di lingkungannya. Data di atas didapat dengan cara wawancara terhadap masyarakat nelayan dan data dari dinas terkait, yang diformulasikan ke dalam rumusan dari Badan Pusat Statistik tahun 2003.

Analisis SWOT dapat digunakan untuk mendapatkan strategi yang tepat untuk meningkatkan pengelolaan PPI Pangandaran dan obyek wisata pantai Pangandaran secara sinergis sehingga dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan sekitarnya. Informasi mengenai kesejahteraan masyarakat nelayan sekitar digunakan sebagai acuan dan nantinya sebagai pembanding apakah kebijakan yang diambil mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.

Gambar

Gambar 1   Kerangka pemikiran penelitian pengelolaan PPI dan wisata  pantai           Pangandaran  dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan

Referensi

Dokumen terkait

Penataan promosi statis ialah suatu kegiatan untuk mempertunjukkan, memamerkan atau memperlihatkan hasil praktek atau produk lainnya berupa merchandise kepada masyarakat

Pendapat tersebut juga sesuai dengan pendapat Sudjana (2008, p.56) bahwa evaluasi produk mengukur dan menginterpretasi penca- paian program selama pelaksanaan program

3 Scatter plot hasil clustering algoritme PAM untuk k=17 7 4 Scatter plot hasil clustering algoritme CLARA untuk k=19 9 5 Plot data titik panas tahun 2001 sampai dengan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika

Dari pendapat tersebut, dapat di simpulkan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya guru harus memperhatikan kriteria-kriteria yang

Untuk keperluan air minum, sumber air harus mempunyai kadar sulfat tidak lebih dari 200 mg/L hal ini dikarenakan kandungan konsentrasi yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan

Nilai ekonomis dari ampas tebu akan semakin tinggi apabila dilakukan proses lanjutan yaitu dengan memanfaatkan limbah tebu menjadi membran silika nanopori yang

yang sangat besar seperti: (1) pengembangan kompetensi guru (matematika) dalam pendidikan dan pengajaran serta pengabdian kepada masyarakat merefleksikan pada