• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELANJAAN PENGUNJUNG TERHADAP PENCIPTAAN TENAGA KERJA DI ATRAKSI WISATA CEKING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELANJAAN PENGUNJUNG TERHADAP PENCIPTAAN TENAGA KERJA DI ATRAKSI WISATA CEKING"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELANJAAN PENGUNJUNG TERHADAP PENCIPTAAN TENAGA

KERJA DI ATRAKSI WISATA CEKING

I Made Adikampana, I Nyoman Sunarta, I Nyoman Sukma Arida

Program Studi Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

E-mail: adikampana@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan alternatif pembangunan pariwisata berkelanjutan di Ceking. Alternatif pembangunan ini berorientasi kepada terbukanya kesempatan bagi masyarakat di sekitar atraksi wisata Ceking untuk memperoleh pengaruh ekonomi pariwisata yang berupa peluang pekerjaan. Munculnya peluang pekerjaan diharapkan dapat meminimalkan permasalahan tentang pembenaran masyarakat terhadap berbagai aktivitasnya untuk mendapatkan manfaat ekonomi pariwisata yang cenderung kurang memperhatikan keberlanjutan pembangunan pariwisata Ceking.

Peluang pekerjaan yang dibangkitkan oleh aktifi tas pariwisata Ceking dapat diidentifi kasi dengan menelusuri pembelanjaan pengunjung. Pembelanjaan pengunjung ditelusuri melalui survei pengunjung. Setelah besar pembelanjaan pengunjung diketahui, kemudian ditentukan pengaruh primer dan sekunder penciptaan peluang pekerjaan dengan menggunakan pengganda tenaga kerja.

Hasil dan pembahasan penelitian menunjukkan bahwa belum optimalnya pengaruh pariwisata Ceking terhadap ekonomi masyarakat di sekitarnya disebabkan oleh adanya kebocoran penerimaan pariwisata. Kebocoran ini timbul akibat dari rendahnya hunian akomodasi di Ceking. Hanya 3% dari total kunjungan yang termasuk pengunjung menginap (stay over night visitor), sedangkan sisanya merupakan pengunjung

sehari (one day visitor). Padahal jika dihitung kontribusi

pengunjung yang menginap terhadap peluang pekerjaan diketahui mempunyai pengaruh 3 kali lebih besar dibandingkan dengan pengunjung sehari. Dengan demikian, perhatian khusus perlu diberikan untuk meningkatkan lama tinggal pengunjung di atraksi Ceking. Untuk meningkatkan lama tinggal pengunjung di atraksi Ceking dapat dilakukan dengan jalan pengembangan wisata bernuansa budaya pedesaan

(village tourism) dan pengembangan atraksi wisata malam

yang menyentuh langsung pada potensi kesenian dan kehidupan sehari-hari masyarakat Ceking.

Kata kunci: Atraksi Ceking, pembelanjaan pengunjung, pengganda tenaga kerja, peluang pekerjaan

PENDAHULUAN

Sebagai bagian dari kegiatan manusia, pariwisata mempunyai pengaruh yang tidak hanya dialami pelaku kegiatan (konsumen maupun produsen), tetapi juga oleh masyarakat sekitar lokasi produksi, konsumsi dan pola-pola pergerakannya (Davidson dan Maitland, 1997). Selama ini pariwisata dikembangkan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini disebabkan karena pariwisata merupakan industri yang mampu menciptakan pengaruh ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat (Eagles dan McCool, 2002). Pengaruh pariwisata yang selanjutnya disebut dengan manfaat atau kontribusi pariwisata bagi masyarakat tersebut selanjutnya akan merangsang partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata (pariwisata berbasis komunitas).

Partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata sedikitnya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan dan partisipasi dalam pembagian manfaat pariwisata (Garrod et al., 2001). Partisipasi dalam

pengambilan keputusan berarti masyarakat mempunyai kesempatan untuk menyuarakan harapan, keinginan dan kekhawatirannya terhadap pengembangan pariwisata, yang selanjutnya dapat dijadikan masukan dalam proses pembangunan. Sedangkan mengambil peran dalam manfaat pariwisata mengandung maksud bahwa masyarakat semestinya mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan fi nansial dari pariwisata dan keterkaitan dengan sektor lainnya (Timothy dan Boyd, 2003). Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat, maka semakin besar pula dukungan, penerimaan dan toleransi masyarakat terhadap aktivitas pariwisata. Berkaitan dengan itu, oleh Murphy (1987) pariwisata dikatakan sebagai “community industry”, sehingga

keberlanjutan pembangunan pariwisata sangat tergantung dan ditentukan oleh dukungan, penerimaan, dan toleransi terutama dari masyarakat di sekitar kegiatan pariwisata.

Penerimaan dan dukungan akan terbentuk bila pariwisata lebih sensitif dan responsif terhadap berbagai kebutuhan masyarakat sekitarnya. Kerap kali penyebab munculnya permasalahan dalam

(2)

perkembangan pariwisata karena terabaikannya kebutuhan masyarakat lokal. Masyarakat cenderung akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, meskipun hal tersebut kontra produktif dengan keberlanjutan pembangunan pariwisata. Hal ini tentunya dapat memicu konfl ik kepentingan di antara masyarakat lokal, pelaku industri pariwisata dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan pembangunan pariwisata.

Konfl ik kepentingan juga tampak dalam pembangunan atraksi wisata di Ceking. Ceking terletak di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Ceking terkenal dengan keunikan atraksi berbasis alam dan kehidupan masyarakatnya

(living culture). Selain itu Ceking mempunyai posisi

strategis, yaitu sebagai stop over pergerakan wisata

yang menghubungkan dua kawasan pariwisata yang

Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

Pola pembelanjaan pengunjung Primer (pengunjung) Survei pengunjung

Observasi pembelanjaan pengunjung

Kunjungan Sekunder Kompilasi data kunjungan ke Ceking

Pengganda/multiplier Sekunder Kompilasi data Badan Pusat Statistik

sudah sangat berkembang, yaitu Ubud dan Kintamani. Namun dalam perkembangannya kini, mencuat permasalahan yang melibatkan masyarakat, pelaku pariwisata dan pemerintah, yang diduga bersumber dari minimnya pembagian manfaat ekonomi pariwisata. Permasalahan tersebut berupa upaya pembenaran masyarakat terhadap berbagai aktivitasnya untuk mendapatkan manfaat ekonomi pariwisata yang cenderung kurang memperhatikan keberlanjutan pembangunan pariwisata. Untuk itu sangat penting dilakukan penelitian yang dapat merumuskan alternatif pembangunan pariwisata berkelanjutan di Ceking. Alternatif pembangunan ini berorientasi kepada terbukanya kesempatan bagi masyarakat di sekitar atraksi wisata Ceking untuk memperoleh manfaat ekonomi pariwisata yang berupa peluang pekerjaan dan investasi.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Terdapat tiga variabel yang menjadi fokus dalam penelitian tahun ini, yaitu pola pembelanjaan pengunjung, kunjungan, dan multiplier/pengganda.

Kunjungan meliputi jumlah dan segmen pengunjung, sedangkan pola pembelanjaan pengunjung terdiri dari besar dan komposisi pembelanjaan. Teknik untuk mengetahui variabel kunjungan yaitu dengan kompilasi data pengunjung dari pengelola atraksi Ceking dan Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Gianyar. Data pola pembelanjaan pengunjung dapat diketahui dengan survei pengunjung. Untuk mendapatkan data pola pembelanjaan yang reliable, hasil survei pengunjung

akan dibandingkan dengan hasil observasi terhadap pembelanjaan pengunjung selama di atraksi wisata Ceking. Kedua variabel tersebut akan memberikan perkiraan tentang total pembelanjaan pengunjung atau

“fresh money” yang diinjeksi dalam ekonomi wilayah

amatan. Setelah mengetahui total pembelanjaan pengunjung, langkah selanjutnya adalah menentukan pengganda setiap unit pembelanjaan pengunjung. Pengganda digunakan untuk memperkirakan pengaruh pariwisata, dalam hal ini adalah perubahan output

pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung maupun pengaruh ikutan. Pengganda dalam penelitian ini diketahui dari proses penghitungan model input-output

(tabel I-O) pariwisata Bali. Pemanfaatan data tabel I-O pariwisata Bali untuk penelitian ini didasarkan atas kesamaan komposisi permintaan akhir dan struktur ekonomi wilayah Bali dengan wilayah amatan. Selain itu analisis angka pengganda di tingkat propinsi dapat diaplikasikan langsung untuk menghitung angka pengganda ekonomi wilayah di tingkat bawahnya, karena setiap transaksi dalam tabel I-O memakai nilai rata-rata (Nazara, 1997).

Survei Pengunjung

Teknik ini digunakan untuk mengetahui pola pembelanjaan pengunjung, baik komposisi maupun besar pembelanjaan setiap pengunjung per kunjungan. Sampel ditentukan berdasarkan unit analisis penelitian yaitu pengunjung yang dipilih secara acak. Instrumen survei yang digunakan berupa kuesioner pembelanjaan pengunjung baik di dalam maupun di luar atraksi Ceking.

(3)

Gambar 1.Komposisi Pembelanjaan Pengunjung Ceking Sumber: Analisis, 2009

Model Simulasi Pengaruh Ekonomi Pariwisata Dalam penghitungan model input-output, perubahan permintaan akhir sektor pariwisata akan mempengaruhi output sektor pariwisata dan sektor terkait lainnya.

Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan perubahan

permintaan akhir sektor pariwisata adalah pembelanjaan

pengunjung.

Perkiraan pengaruh pembelanjaan pengunjung terhadap ekonomi wilayah, menurut Frechtling (1987) dan Stynes et al. (2000) dapat dihitung dengan model simulasi yang bentuk persamaannya adalah:

Pengaruh ekonomi = Pembelanjaan pengunjung x Pengganda

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profi l Pengunjung Atraksi Wisata Ceking A. Jumlah Kunjungan

Jumlah pengunjung atraksi wisata Ceking setahun amatan adalah sebesar 51.797. Di bulan-bulan Juli, Agustus, dan September, Ceking mengalami masa puncak kunjungan (peak season), dengan jumlah

kunjungan terbesar pada bulan Juli (4.701). Dari jumlah kunjungan tersebut, hanya 3% (1.346) yang termasuk pengunjung menginap (stay over night visitor), sedangkan

sisanya merupakan pengunjung sehari (one day visitor).

Kondisi seperti ini mengindikasikan belum optimalnya pengaruh pariwisata Ceking terhadap ekonomi masyarakat di sekitarnya. Beberapa indikator yang dapat menjustifi kasinya adalah:

a. Kemampuan sektor pariwisata dalam memberikan pengaruh ekonomi sangat tergantung dari pembelanjaan pengunjung. Semakin besar pembelanjaan pengunjung semakin berarti pula pengaruh ekonomi yang ditimbulkannya. Sedangkan pembelanjaan pengunjung ditentukan oleh lama tinggal di suatu atraksi atau destinasi wisata. Jadi pengunjung yang menginap tentunya akan memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengunjung yang hanya tinggal sehari saja atau tidak menginap.

b. Komposisi terbesar pembelanjaan pengunjung di suatu atraksi atau destinasi terletak pada komponen akomodasi; hotel, vila, pondok wisata atau home stay.

c. Pengaruh dari pembelanjaan pengunjung sebagian besar akan diterima oleh masyarakat terutama yang berbatasan langsung dengan lokasi produksi (atraksi dan amenitas), konsumsi (pengunjung) dan pola-pola pergerakan wisata (aksesibilitas). B. Lama Tinggal

Lama tinggal/length of stay (LoS) sangat berpengaruh

terhadap tingkat pembelanjaan pengunjung. Artinya LoS yang tinggi akan berpengaruh pada pembelanjaan yang tinggi pula. Lama tinggal dipengaruhi oleh asal pengunjung, tujuan dan motivasi kunjungan. Rata-rata lama tinggal pengunjung khususnya yang menginap di Ceking adalah 10 hari.

Pembelanjaan Pengunjung

Pembelanjaan pengunjung Ceking diperoleh dari pelaksanaan survei pengunjung (visitor survey). Survei

pengunjung ini dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus (bulan puncak kunjungan).

Hasil survei pembelanjaan terhadap 100 pengunjung (wisatawan mancanegara) menunjukkan bahwa rata-rata pembelanjaan pengunjung Ceking per hari sebesar US$ 215 atau Rp. 2.042.500,- (US$ 1 setara dengan Rp. 9.500,-). Besar pembelanjaan tersebut terbagi untuk biaya akomodasi, makanan dan minuman, cinderamata, transportasi, dan lain-lain. Komposisi pembelanjaan terbesar adalah untuk komponen akomodasi yaitu 65% dari total pembelanjaan pengunjung.

Makanan dan Minuman; 14% Transportasi; 6% Akomodasi; 65% Cinderamata; 11% Lainnya; 4%

(4)

Komponen PembelanjaanRata-rata (Rp./orang/hari) Rata-rata Lama Tinggal (hari) Jumlah Pengunjung (orang) Total Pembelanjaan (Rp.) Akomodasi 1.330.000 10 1.346 17.901.800.000

Makanan dan Minuman 285.000 3.836.100.000

Cinderamata 218.500 2.941.010.000

Transportasi 123.500 1.662.310.000

Lainnya 85.500 1.150.830.000

Total 2.042.500 27.492.050.000

Sumber: Analisis, 2009

Tabel 1. Total Pembelanjaan Pengunjung Menginap

Tabel 2. Total Pembelanjaan Pengunjung Sehari

Tabel 3. Nilai Pengganda Tenaga Kerja Pariwisata Bali Komponen Rata-rata Pembelanjaan(Rp./orang/hari)

Rata-rata Lama Tinggal (hari) Jumlah Pengunjung (orang) Total Pembelanjaan (Rp.)

Makanan dan Minuman 285.000

1 50.451 14.378.535.000 Cinderamata 218.500 11.023.543.500 Lainnya 85.500 4.313.560.500 Total 589.000 29.715.639.000 Sumber: Analisis, 2009 Pengganda Tenaga Kerja

Pengganda tenaga kerja menunjukan pengaruh permintaan tenaga kerja pada suatu perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor tertentu yaitu sektor pariwisata. Angka pengganda tenaga kerja dinyatakan dalam satuan tenaga kerja per satu unit uang untuk menghasilkan satu unit output di suatu sektor tertentu. Untuk dapat mengukur pengaruh dari perubahan permintaan akhir terhadap permintaan tenaga kerja, diperlukan jumlah tenaga kerja awal di masing-masing sektor ekonomi yang digunakan untuk proses produksi. Asumsi yang digunakan adalah setiap tenaga kerja hanya bekerja

Sektor Pengganda

Pariwisata 1.14043

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 0.63116

Pertambangan dan Penggalian 0.00002

Industri Pengolahan 0.55213

Listrik, Gas dan Air Minum 0.00180

Konstruksi 0.01201

Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 0.03168

Lembaga Keuangan, Real Estate, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0.00967

Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 0.02820

Konsumsi Rumah Tangga 0.16702

di satu sektor saja (pekerjaan utama). Hal ini dapat diketahui dengan mengkatagorikan jumlah tenaga kerja berdasarkan mata pencaharian utama, sehingga dengan demikian dapat dihitung kontribusi setiap tenaga kerja secara rata-rata dalam memproduksi output sektornya masing-masing.

Nilai pengganda tenaga kerja pariwisata diketahui dari proses penghitungan tabel I-O Pariwisata Bali dan data ketenagakerjaan yang bersumber dari Survei Angkatan Kerja Nasional. Data ketenagakerjaan dimanfaatkan untuk mendapatkan koefi sien tenaga kerja tiap sektor ekonomi.

(5)

Tabel 4. Tingkatan Pengaruh Pariwisata terhadap Tenaga Kerja

Tabel 5. Tingkatan Pengaruh Pengunjung Menginap terhadap Tenaga Kerja

Nilai pengganda tenaga kerja pariwisata sesuai dengan penghitungan tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai jumlah tenaga kerja yang tercipta dari setiap Rp.1.000.000,- pembelanjaan pengunjung (permintaan akhir sektor pariwisata). Nilai pengganda tersebut dapat dibagi menjadi tiga tingkatan pengaruh, yaitu:

Tingkatan Pengaruh Nilai Pengganda

Pengaruh langsung 1,14043

Pengaruh tidak langsung 1,26668

Pengaruh ikutan 0,16702

Total pengaruh 2,57413

Sumber: Analisis, 2009

a. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung pariwisata terhadap tenaga kerja adalah sebesar 1,14043. Artinya dari setiap Rp.1.000.000,- pembelanjaan pengunjung akan menimbulkan pengaruh terhadap peningkatan tenaga kerja di sektor pariwisata sebesar 1,14043 orang.

b. Demikian halnya dengan pengaruh tidak langsung pariwisata terhadap tenaga kerja yang mempunyai nilai pengganda sebesar 1,26668. Ini berarti bahwa dari setiap Rp.1.000.000,- pembelanjaan pengunjung akan menciptakan tenaga kerja di sektor-sektor lain yang terkait dengan pariwisata sebesar 1,26668 orang.

c. Sedangkan pengaruh ikutan pariwisata terhadap tenaga kerja sebesar 0,16702. Dengan kata lain dari setiap Rp.1.000.000 pembelanjaan pengunjung akan menimbulkan permintaan ikutan tenaga kerja sebesar 0,16702 orang.

Pengaruh Ekonomi Pariwisata Ceking

Pengaruh ekonomi pariwisata Ceking dihitung berdasarkan pembelanjaan pengunjung Ceking dan nilai pengganda, yang dalam penelitian ini adalah pengganda tenaga kerja.

A. Pengaruh Pengunjung Menginap

Pengunjung yang menginap rata-rata selama 10 hari di Ceking berjumlah 1.346. Total pembelanjaan yang diakibatkan oleh pengunjung tersebut dan kemudian diperkirakan mempengaruhi ekonomi wilayah Ceking sebesar Rp. 27.492.050.000,-.

Pembelanjaan pengunjung menginap di Ceking diperkirakan secara langsung menciptakan 31.353 tenaga kerja di sektor pariwisata. Tenaga kerja yang

Tingkatan Pengaruh Nilai Pengganda Total Pembelanjaan (juta Rp.) Total Pengaruh (tenaga kerja) Langsung 1,14043 27.492 31.353 Tidak langsung 1,26668 34.824 Ikutan 0,16702 4.592 Total 2,57413 70.768 Sumber: Analisis, 2009

langsung dibangkitkan ini akan mengisi pekerjaan dalam komponen produk pariwisata Ceking, diantaranya pekerja di usaha akomodasi, restoran, cafe, artshop, dan usaha transportasi. Selain itu, pengunjung menginap juga secara tidak langsung membuka peluang terbentuknya pekerjaan di sektor-sektor ekonomi yang mendukung sektor pariwisata (backward linked industries). Akan tercipta

34.824 tenaga kerja dari pengaruh ini. Penciptaan terbesar tenaga kerja secara tidak langsung muncul di sektor pertanian dan industri pengolahan (kerajinan tangan). Baik pengaruh langsung maupun tidak langsung tenaga kerja akan mengakibatkan perubahan pada konsumsi rumah tangga. Pengaruh ekonomi dari konsumsi rumah tangga disebut sebagai pengaruh ikutan. Tenaga kerja yang terbentuk dari pengaruh ikutan pembelanjaan pengunjung menginap di Ceking berjumlah 4.592 tenaga kerja.

Berdasarkan tingkatan pengaruh pengunjung menginap terhadap tenaga kerja tersebut, dapat diketahui bahwa dari total pembelanjaan pengunjung menginap di Ceking yang berjumlah Rp. 27.492.050.000,- telah membangkitkan 70.768 tenaga kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap pengunjung yang menginap di Ceking dapat menciptakan 5 tenaga kerja baru.

B. Pengaruh Pengunjung Sehari

Total pembelanjaan pengunjung sehari Ceking sebesar Rp. 29.715.639.000,-. Jumlah ini tidak terlalu berbeda dengan total pembelanjaan pengunjung

(6)

menginap. Ini menunjukkan bahwa lama tinggal pengunjung signifi kan hubungannya dengan besar pembelanjaan. Tingkatan Pengaruh Nilai Pengganda Total Pembelanjaan (juta Rp.) Total Pengaruh (tenaga kerja) Langsung 1,14043 29.716 33.889 Tidak langsung 1,26668 37.640 Ikutan 0,16702 4.963 Total 2,57413 76.492 Sumber: Analisis, 2009

Tabel 6. Tingkatan Pengaruh Pengunjung Sehari terhadap Tenaga Kerja

Dari tabel di atas dapat disebutkan bahwa total pembelanjaan pengunjung sehari di Ceking dapat membangkitkan 76.492 tenaga kerja, yang terdiri dari tenaga kerja langsung, tidak langsung, maupun ikutan. Jika dikaitkan dengan pembelanjaan setiap pengunjung sehari dapat dikatakan bahwa satu orang pengunjung yang hanya satu hari di Ceking dapat menciptakan 2 tenaga kerja baru.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Bagian terpenting dari analisis ekonomi adalah mengkaji hubungan antar sektor ekonomi yang ada di wilayah tersebut. Maksud dari hubungan antar sektor ekonomi yaitu hubungan saling ketergantungan (interdependensi) antar sektor yang satu dengan sektor yang lain. Hasil produksi dari suatu sektor menjadi masukan bagi sektor yang lain. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa produk pariwisata Ceking merupakan masukan bagi sektor ekonomi yang terkait dalam wilayah Ceking

Proses saling ketergantungan atau mempengaruhi seperti pernyataan di atas akan bergerak secara saling terkait dan dapat diklasifi kasikan menjadi tiga tingkatan atau spektrum pengaruh ekonomi pariwisata Ceking, yaitu pengaruh langsung, tidak langsung, dan ikutan.

Berdasarkan tiga tingkatan pengaruh tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pariwisata

147.260 tenaga kerja di berbagai sektor ekonomi wilayah. Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan tersebut, sangat tergantung dari pola pembelanjaan pengunjung Ceking. Pola pembelanjaan pengunjung dapat berupa komposisi dan besar pembelanjaan. Komposisi pembelanjaan erat kaitannya dengan produk pariwisata yang ditawarkan, sedangkan besar pembelanjaan ditentukan oleh jumlah dan lama tinggal pengunjung.

Perhitungan pengaruh pariwisata Ceking terhadap ekonomi masyarakat menunjukkan bahwa pengunjung yang mempunyai perbadaan lama tinggal akan memberikan pengaruh yang berbeda pula. Dengan kata lain pengunjung yang menginap cenderung memberikan pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan dengan pengunjung dengan lama tinggal sehari di Ceking. Dari hasil dan pembahasan dapat diketahui bahwa satu orang pengunjung yang menginap mampu menciptakan 5 tenaga kerja, sedangkan pengunjung sehari hanya dapat membangkitkan 2 tenaga kerja. Ini berarti pengunjung yang menginap dapat memberikan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat 3 kali lebih besar dari pada pengunjung sehari. Dengan demikian, perhatian khusus perlu diberikan kepada pengunjung yang mempunyai waktu tinggal lama di atraksi Ceking dan pengembangan produk pariwisata berbasis potensi masyarakat Ceking. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat disarankan beberapa strategi guna mendorong peningkatan kontribusi pariwisata Ceking terhadap ekonomi masyarakat lokal. Strategi tersebut berimplikasi kepada model pengembangan pariwisata Ceking yang berkelanjutan.

A. Strategi Peningkatan Lama Tinggal

Semakin lama pengunjung tinggal di atraksi wisata Ceking, semakin berarti pula pengaruh ekonomi pariwisata yang ditimbulkan. Temuan yang menunjukkan bahwa pengunjung yang menginap di Ceking meskipun jumlahnya sedikit (3% dari total kunjungan Ceking) dapat memberikan pengaruh 3 kali lebih besar dari pada pengunjung sehari yang

(7)

secara kuantitas sangat besar. Inilah yang mendasari diperlukannya strategi peningkatan lama tinggal pengunjung di Ceking. Strategi ini berimplikasi pada dua model pengembangan yang sesuai dengan potensi masyarakat Ceking, yaitu:

a. Pengembangan wisata bernuansa budaya pedesaan (village tourism), yang merupakan

kombinasi dari kegiatan melihat keseharian masyarakat dan berinteraksi secara langsung dengan aktivitas sehari-hari masyarakat lokal, seperti bertani, berkebun, dan berternak serta pengerajin ukiran kayu atau batu, dan pelukis. b. Pengembangan atraksi wisata malam yang

menyentuh langsung pada potensi kesenian dan kehidupan sehari-hari masyarakat Ceking. Pengembangan atraksi wisata malam ini dimaksudkan untuk “memaksa” pengunjung untuk menginap di Ceking.

B. Strategi Pengembangan Produk Pariwisata Dasar penentuan strategi ini adalah besarnya komposisi pembelanjaan pengunjung Ceking terhadap komponen akomodasi (65%), makanan dan minuman (14%), cinderamata (11%), dan transportasi (6%). Strategi ini berimplikasi pada model pengembangan, yaitu:

a. Pengembangan model inti - plasma antara hotel dengan pemilik rumah tradisional sebagai bagian dari penawaran produk wisata stay in village oleh

pihak hotel.

b. Pengembangan pemanfaatan bahan baku lokal dalam produk pariwisata Ceking, khususnya yang terkait dengan bahan baku makanan dan minuman, cinderamata, dan perlengkapan atau aksesoris akomodasi dan restoran.

c. Menjadikan transportasi tradisional (cikar, dokar) sebagai bagian dari pengembangan village tourism.

UCAPAN TERIMA KASIH

Atas tersusunnya artikel ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi untuk

perkembangan ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Propinsi Bali dan Bappeda Propinsi Bali. 2001. Tabel Input-Output Pariwisata Bali 2000, BPS Propinsi Bali

Badan Pusat Statistik. 2008. Survei Angkatan Kerja Nasional, BPS

Davidson, Rob and Maitland, R. 1997. Tourism Destinations, Hodder & Stoughton, London

Eagles, Paul F. J. and McCool, Stephen F. 2002.

Tourism in National Parks and Protected Areas; Planning and Management, CABI Publishing, UK

Frechtling, D. C. 1987. Assessing the Impacts of Travel and Tourism - Introduction to Travel Impact Estimation. In Travel, Tourism and Hospitality Research, J.R. Brent

Ritchie and Charles R. Goeldner (ed.), John Wiley and Sons Inc, New York

Garrod, B., Wilson, J.C. and Bruce, D.B. 2001. Planning for Marine Ecotourism in the EU Atlantic Area: Good Practice Guidelines, Project Report, University of

the West of England, Bristol

Murphy, P. E. 1987. Tourism A Community Approach,

Methuen, New York

Nazara, S. 1997. Analisis Input Output, Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Stynes, D. J., Propst, Dennis B., Chang, Wen-Huei and

Sun, YaYen. 2000. Estimating National Park Visitor Spending and Economic Impacts, Department of Park

Recreation and Tourism Resources, Michigan State University

Timothy, D. J. and Boyd, S. W. 2003. Heritage Tourism,

Gambar

Tabel 3. Nilai Pengganda Tenaga Kerja Pariwisata BaliKomponenRata-rata Pembelanjaan
Tabel  5.  Tingkatan  Pengaruh  Pengunjung  Menginap  terhadap  Tenaga Kerja
Tabel  6.  Tingkatan  Pengaruh  Pengunjung  Sehari  terhadap   Tenaga Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, disebutkan bahwa perseroan yang bidang usahanya terkait dengan sumber daya alam diwajibkan

Hal-hal seperti ini lah yang menjadi perhatian guru dalam memperbaiki sikap peserta didik ketika memberikan pelajaran atau pun di luar kegiatan pembelajaran

Pada akhir cerita dituliskan dalam keadaan tidak sedar Kuay itu, dia menulis dengan tangan kanannya yang menyatakan, ”Aku mengakui fahaman Islam ini’.Anwar Ridhwan telah

Untuk penggunaan produktifitas dengan debit air yang tinggi dan efisiensi yang cukup memuaskan dalam rata – rata penggunaan, sehingga penggunaan dengan variasi pada

Pembangunan Kelengkapan Aksesibilitas Bangunan Gedung Kota Ternate Kota Ternate 1 Kab/Kota 250.000 150.000 100.000 2015 Sarana Dan Prasrana Lingkungan

[1] Barotrauma merupakan segala sesuatu yang diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba-tiba dalam ruangan yang berisi udara pada tulang temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan

Disarankan kepada para eksportir maupun pengusaha yang akan menjual produk udang ke Korea Selatan, diharapkan untuk focus terhadap satu item yaitu Udang, karena ini akan

Barang siapa untuk mendapatkan, melangsungkan atau memperluas hasil perdagangan atau perusahaan milik sendiri atau orang lain, melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan