• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu : Human communication is the process through which individuals –in relationship, group, organizations and one another.1 Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy (1994 :10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold lasswell dalam karyanya. The Structure and Funcition of Communication in Society2.Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect?

1

Ruben, Brent D,Stewart, Lea P. Communication and Human Behaviour. Alyn and Bacon.USA. 2005, Hal. 16

2 Uchjana Onong Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. PT Remaja Rosda Karya. Bandung.

(2)

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu :

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?)

5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Komunikasi sebagai sebuah proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima pesan untuk merubah tingkah laku. Komunikasi merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Artinya, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam ilmu komunikasi berasal dari dan menyangkut berbagai disiplin (bidang keilmuan) lainnya seperti lingustik, sosiologi, dan desain.3 komunikasi juga merupakan sebuah proses interaksi manusia dalam menyampaikan pesan kepada manusia lainnya berupa kode-kode, gambar-gambar, bentuk, tulisan maupun lambang, dan isyarat yang sudah disepakati bersama melalui adanya saluran komunikasi dengan akibat yang ditimbulkannya agar sebuah

3 Mulyana Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. 2000,

(3)

perubahan di dalam diri komunikannya.4

2.2 Komunikasi Visual

Menurut Definisinya, Komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan dapat diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.5

Secara etimologi, istilah “komunikasi visual” ini terdiri dari dua kata yaitu “komunikasi” yang berarti menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan mempunyai maksud tertentu.

Sementara Kata “visual” sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata.Berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukan ke dalam bahasa Inggris visual.6

Komunikasi visual termasuk dalam disiplin ilmu yang mempelajari konsep komunikasi menggunakan elemen-elemen visual, serta mempelajari teknik dan media

4

Irwin Samuel A,K. 1980. Hal 244

5 Kotler Philip, Pengantar Desain Komunikasi Visual, C.V Andi Offset. 2002. Hal.

6 Kusmiati, A,S. Pudjiastuti & P. Suptandar, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta, 1999.

(4)

penyampaian pesan sehingga pesan atau informasi dapat diterima pembaca dengan mudah dan menyenangkan.7Dalam hal seni visual, yaitu seni yang kasat mata atau seni yang dapat dinikmati oleh indera penglihatan, didalamnya terdiri dari saeni rupa dan desain, maka tata seninya bisa disebut sebagai “tata visual”.

Komunikasi visual menggunakan mata sebagai alat penglihatan. Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual dimana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan.8

Komunikasi visual juga merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur visual pada berbagai media seperti percetakan, iklan luar ruang (papan reklame), televisi, film/video, internet dan lain sebagainya.9

Komunikasi visual juga mengkombinasikan seni, lambang, tipografi gambar, desain grafis, dan warna dalam penyampaiannya.

2.2.1 Istilah Visual

Terdapat berbagai istilah visual yang digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bahasa pendidikan atau ilmu pengetahuan.

7

Rakhmat Supriyono, Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Andi Yogyakarta. 2010. Hal.56

8 Adi Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. ANDI. Yogyakarta.2007, Hal.10 9 Ana Yuliastanti. Bekerja Sebagai Desainer Grafis. Erlangga. Jakarta.2008, Hal.12

(5)

Berikut beberapa istilah yang berhubungan dengan visual.

1. Visual Language, yakni ilmu yang mempelajari bahasa Visual, Visualisasi, yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual.

2. Visualiser, yaitu orang yang pekerjaannya menangani maslah visual atau mewujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam suatu proyek desain.

3. Visual Effect, membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan yang sulit dilakukan manusia.

2.2.3 Komunikasi Visual di Indonesia

Perkembangan visual komunikasi di Indonesia pada dasawarsa belakangan ini sudah mulai menggunakan pendekatan atau pemahaman akan apa yang dibutuhkan oleh konsumen lokal, jadi tidak semua produk-produk Negara maju yang masuk ke Indonesia dengan iklan dan komunikasi visualnya harus seperti negaranya. Seperti halnya Negara jepang, karya-karya desain komunikasi visual yang begitu kental dengan unsur lokalnya. Walaupun Jepang Negara maju tetapi tidak terseret oleh gaya‘western’. Desain komunikasi visual di Indonesia kini bisa dilihat dari unsure etnik budayanya dengan menonjolkan cirri khas dari daerah-daerah yang ada.10

(6)

2.2.4 Fungsi Komunikasi Visual

a. Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi.Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitasakan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya.

b. Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi

Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, symbol dan petunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti dan di presentasikan secara logis dan konsisten.

c. Komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan

(7)

tersebut dapat diingat, contohnya poster.Penggunaan gambar dan kata-kata yang di perlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan.Umumnya untuk mencapai tujuan ini, makna gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual produk jasa.11

2.3 Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual12 1. Bentuk

Pengertian bentuk dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997 : 152) “wujud yang ditampilkan”, sedangkan Dharsono (2004: 30) berpendapat bahwa apa yang dimaksud dengan bentuk adalah totalitas dari karya seni bentuk merupakan komposisi atau satu kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni. Ada dua macam bentuk: pertama visual form, yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni atau satu kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni tersebut. Kedua special form, yaitu bentuk yang tercipta karena adanya timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan emosional.13

11 Christine Suharto Cenadi, Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual, Nirmana Vol.1, No.1,

Januari 1999:1-11

12 Christine Suharto Cenadi. Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual. Jurnal Nirmana Jilid

1. 1999, Hal. 1-11.

(8)

2. Garis

Garis adalah unsur visual yang terbuat dari rangkaian titik-titik yang terjalin memanjang menjadi satu (Widia, 2007: 835). Garis merupakan unsur visual yang banyak berpengaruh pada pembentukan suatu obyek sehingga garis selain dikenal sebagai coretan atau goresan juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna.14

3. Warna

Warna dapat didefinisikan secara obyektif sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan.15 Menurut Widia (2007:837) warna pada ilmu kimia merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen atau zat warna. Warna sebagai unsur visual yang terkait dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmentnya. Adapun sebagai kesan yang diterima oleh mata, lebih ditentukan oleh cahaya. Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca adalah warna. Akan tetapi, jika pemakaian warna kurang tepat maka dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan dapat menghilangkan gairah baca16.

14 Adi Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi Offset.Yogyakarta. 2009, Hal. 30 15

Sadjiman Ebdi Sanyoto. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Dimensi Press. Yogyakarta. 2006, Hal 11

16 Rakhmat Supriyono.Desain Komunikasi Visual – Teori dan Aplikasi.Andi. Yogyakarta. 2010, Hal.

(9)

Dalam seni rupa warna dibagi menjadi tiga dimensi yaitu hue, pembagian warna berdasarkan nama-nama warna, seperti merah, biru, kuning, dan seterusnya. Kedua, value yaitu gelap terangnya warna dan yang ketiga intensity yaitu tingkat kemurnian dan kejernihan warna.

Teori Warna

Teori Brewsteryang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831 membahas tentang penyederhanaan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna Brewster. Lingkaran warna Brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.

Pembagian Warna

Warna primer

Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna-warna primer adalah merah, biru, dan kuning.Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar.Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer.Pada awalnya, manusia mengira bahwa

(10)

warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:

1. Merah (seperti darah) 2. Biru (seperti langit atau laut) 3. Kuning (seperti kuning telur)

Warna sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1.Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.

Warna tersier

Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.

Warna netral

Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

(11)

Warna Panas dan Dingin

Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah.Sementara warna dingin dimulai dari ungukemerahan hingga hijau.

Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya.Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warnawarna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.

Menurut Darmaprawira (2002), banyak orang memiliki reaksi yang sama tentang arti warna yaitu17 :

1. Merah : Dari semua warna yang ada merah memiliki kroma yang paling kuat dan memiliki daya atraksi tertinggi. Merah adalah positif, agresif dan menarik. Selain itu merah adalah warna yang paling populer terutama bagi wanita.

2. Biru : warna biru memiliki karakter dingin, segar, pasif, dan terang. 3. Hijau : warna hijau memiliki bebarapa kesamaan dengan warna biru.

Dibandingkan dengan warna-warna lain, warna hijau lebih netral dalam pengaruh emosi, cenderung lebih pasif. Oleh karena itu, warna

17 Sulasmi Darmaprawira. Warna : Teori dan kreativitas penggunaannya. Penerbit ITB. Bandung.

(12)

hijau dianggap sebagai warna yang paling penuh ketenangan dibandingkan dengan warna-warna lain.

4. Kuning : warna kuning merupakan warna yang paling terangdan bercahaya dari semua warna yang ada. Warna kuning dengan tone yang lebih gelap kurang populer dibandingkan dengan warna-warna yang lain.

5. Ungu : memberi kesan kaya, impresif, megah, mulia, dan angkuh. 6. Putih : memberi kesan positif, penuh stimulasi, dan bersih. Juga

bercahaya, segar, ringan, gembira, lembut, dan suci.

7. Hitam : warna hitam memberi kesan khidmat, menaklukkan, tertekan, dan dalam.

8. Kelabu (abu-abu) : Kelabu mengambil campuran dari hitam dan putih. Warna kelabu memiliki kesan lunak lebih dalam dari pada putih. Sebaliknya tidak terlalu kuat seperti warna hitam.

4. Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang, ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang nyata dan ruang semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti (Adi Kusrianto, 2009: 31). Ruang dalam seni rupa dibagi atas dua macam yaitu ruang nyata dan ruang semu. Ruang semu artinya indera penglihatan menangkap bentuk dan ruang sebagai

(13)

gambaran sesungguhnya yang tampak pada layar/ taferil. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang yang benar-benar dapat dibuktikan dengan indera penglihatan18. Ruang merupakan unsur rupa yang harus ada, karena ruang merupakan bentuk-bentuk berada (exist). Dengan kata lain setiap bentuk-bentuk pasti menempati ruang19

5. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi dua, yaitu tekstur kasar dan halus (Rakhmat Supriyono, 2010: 80), dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Kemudian ditinjau dari efek tampilannya ada yang digolongkan sebagai tekstur nyata dan tekstur semu.

Tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan hasil penglihatan, misalnya bila suatu permukaan dilihat tampak kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Adapun tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan, misalnya bila dilihat tampak kasar, namun ketika diraba ternyata halus. Dalam penerapannya, tekstur ini dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta berpengaruh terhadap intensitas warna.20 (Adi Kusrianto, 2009: 32-33).

18

Dharsono Kartika. Seni Rupa Modern. Rekayasa Sains. Bandung. 2004, Hal.53

19 Sadjiman Ebdi Sanyoto. Nirmana, Dasar-Dasar Seni dan Desain. Jalasutra.Yogyakarta,2006

Hal.122

(14)

6. Tata Letak (Layout)

Pengertian layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296)

―Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format‖. Layout adalah merupakan

pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa: ―Layout includes directions for marginal data,

pagination, marginal allowances, center headings and side head, placement of illustration. Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan

pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan21.

Teori Layout

Membuat layout adalah proses merangkaikan unsur-unsur tertentu manjadi suatu susunan yang menyenangkan. Sesuai dengan unsurnya, layout haruslah dirancang dengan cermat.

21 Sutopo Hadi Aristo. Analisis dan Desain Berorientasi Objek. J & J Learning. Jakarta. 2002, Hal

(15)

Dalam proses pembuatan layout, harus memperhatikan 6 faktor dasar-dasar pokok sebagai berikut:22

Konsep Desain Layout

Tantangan yang paling menarik dalam mendesain tata desain layout adalah “ketiadaan aturan atau hukum yang universal”. Semua serba relatif. Suatu teknik dan sarana dapat dipakai dalam suatu karya secara efektif dan berhasil, tetapi belum tentu sarana dan teknik tersebut efektif dan cocok untuk karya yang lain.

Sebagai contoh, desain sebuah iklan dengan ruang putih yang dominan dipinggir bidang halaman akan mampu menonjolkan isi pesan serta memberi kesan menarik. Namun di pihak lain, ruang kosong dipinggir halaman koran bisa membuat teks tidak rapi sehingga pembaca akan enggan melihatnya.

Apresiasi seni komunikasi visual berarti mengenal (pengetahuan), memahami dan merasakan, dan memebrikan penghargaan, penilaian atau tanggapan estetis. Hal ini merupakan

feedback dari komunikan terhadap seni desain komunikasi visual yang

meliputi implementasi elemen-elemen grafis di dalam karya komunikasi visual tersebut.

22

http://taranokanai.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-layout-buku-season-1.html diakses pada tanggal 23 Agustus 2014

(16)

Kaitannya terhadap apresiasi komunikannya ialah berlakunya alat ukur seperti pada hukum-hukum layout. Menurut Tom Lincy dalam “Design Principle for Desktop publishing” prinsip dasar yang diterapkan dalam desain adalah berupa : proposi, keseimbangan, kontras, kesatuan dan tipografi.23

1. Proporsi/Perbandingan

Proporsi menunjukkan hubungan :

Antara suatu unsur dengan lainnnya atau dengan layout keseluruhannya dalam hal ukuran atau bidang.Antara dimensi layout dengan dimensi bagian-bagiannya.

2. Keseimbangan

Keseimbangan akan terjadi bila unsur-unsur

ditempatkan/disusun dengan serasi sehingga bobot unsur-unsur tersebut memberi kesan mantap dan tepat. Bobot itu dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, warna serta kecerahan atau kegelapan.Di dalam tampilan layout kita mengenal pusat optik, tempat dalam suatu ruang yang bagi mata merupakan pusatnya.Letak pusat optik berada sedikit di atas pusat

(17)

matematika (kira-kira 1/20 x tinggi).

• Keseimbangan format (simetris) : Keseimbangan format terbentuk oleh unsur-unsur yang sama pada kedua sisi di dalam suatu ruang.

• Keseimbangan informasi (asimetris): Unsur-unsur dari berbagai bobot terbentuk seimbang di sekitar pusat -optik.

3. Kontras

Kontras digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ingin ditonjolkan.Kontras dapat dicapai dengan misalnya, mengganti ukuran, bentuk nada, dan arah.

5. Kesatuan.

Unsur-unsur yang membentuk suatu tampilan, harus ada hubungannya satu sama lain dalam ruang, sehingga memberi kesan menjadi satu. Kesatuan merupakan pengelompokan bentuk atau warna. 7. Tipografi

Menurut Frank Jefkins (1997:248) tipografi merupakan: “Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.24 Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu

(18)

dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.” Wirya (1999:32) mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.

Teori Tipografi

Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama.Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi yang tidak bisa diabaikan.

Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya.Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.

(19)

Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi.Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.

2.4 Percetakan

Percetakan merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan dari sebuah gambar/image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambardi atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Perkembangan menggunakan mesin cetak telah membuat kemajuan yang pesat terhadap persaingan dengan system cetak offset.Pemahaman tentang keuntungan dan kerugian antara menggunakan cara pencetakan digital dengan pencetakan offset sangat penting untuk menentukan suatu pilihan yang tepat.

Pencetakan Offset

adalah cara pencetakan untuk volume tinggi dan secara umum telah dilakukan untuk keperluan komersial. Ciri khas dalam cetak offset yaitu diperlukan penggunaan Film dan Plat cetak (almunium Plate) yang akan dimanfaatkan sebagai media transfer document yang hendak dicetak ke permukaan media kertas, plastik, dll. dan dukumen yang akan dicetak diisi tinta dari roll mesin.

(20)

Digital Printing

Pencetakan dengan menggunakan digital printing adalah kebalikan dari proses pencetakan Offset, dimana cara Digital print ini tidak diperlukan pelat dan film sehingga harganya tidak diukur dari bahan tersebut. Digital

printing terhitung lebih murah daripada percetakan offset untuk pencetakan

dalam volum jumlah sedikit. Pencetakan dengan Print digital ini dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat cepat daripada menggunakan cara

offset.

2.5 Buku

Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) buku mempunyai arti yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku mempunyai arti sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Sedangkan menurut face dictionary, buku adalah kumpulan dari suatu tulisan yang kemudian dicetak atau berupa halaman-halaman kosong yang dijilid, pada satu sisi dilindungi oleh kertas yang tebal yang melindungi sebagai cover.

(21)

2.5.1 Buku Bergambar

Buku bergambar adalah media informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan gambar.Buku bergambar biasanya ditujukan untuk anak-anak.Buku bergambar dapat lebih memotivasi anak-anak untuk belajar.

Menurut Hafid, biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong kea rah apresiasi dan kecintaan terhadap buku.Selain ceritanya secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar yang hidup dan komunikatif sehingga mempengaruhi minat baca anak.25

Gambar pada sebuah buku bergambar memiliki peran penting untuk menarik minat anak-anak. Buku bergambar yang baik memiliki gambar yang sesuai dengan tema cerita, baik itu latar, perwatakan, tokoh dan plot cerita.Ilustrasi sebuah buku bergambar harus benar-benar mengekspresikan tokoh dalam cerita serta menjelaskan keadaan yang terjadi dalam cerita itu.Hal ini sangat penting untuk memberikan gambaran cerita kepada para pembaca.Buku bergambar yang bagus dapat memberikan kesenangan dan pengalaman estetik pada anak-anak.

Di Indonesia buku bergambar sering diasumsikan sama dengan komik. Pada kenyataanya, buku bergambar dan komik memiliki perbedaan, meskipun adajuga persamaannya. Persamaannya adalah keduanya memiliki kandungan kisah atau cerita yang didukung oleh gambar.

25 Lidiya Pratiwi, Perancangan buku interaktif tentang cerita perumpamaan Yesus sebagai

(22)

Perbedaannya adalah buku bergambar merupakan buku yang memuat suatu kisah atau ceritayang dituturkan melalui teks atau tulisan, dengan didukung oleh ilustrasi yang mewakili cerita tersebut. Ilustrasi hanya menggambarkan 1 adegan atau lebih dari cerita satu halaman.Adegan yang diambil adalah adegan yang paling menarik dan dapat menggambarkan inti cerita pada halaman tersebut.

Sedangkan komik merupakan rangkaian gambar berurutan yang membentuk suatu kisah dengan dilengkapi balon-balon percakapan yang diisi teks atau narasi yang berfungsi sebagai penjelasan dialog dan alur cerita.

2.5.1.1 Tinjauan Buku Bergambar

Dalam mengkomunikasikan suatu pesan, terdapat berbagai macam media komunikasi yang dapat digunakan. Sesuai dengan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, pada perancangan ini akan digunakan media komunikasi yang berupa “Buku Bergambar Interaktif” dengan penjelasannya yang akan dibahas sebagai berikut.

2.5.1.2 Jenis-jenis Buku Bergambar 1. Buku Abjad

Dalam buku alfabet, setiap alfabet dikaitkan dengan suatu ilustrasi objek yang diawali dengan

(23)

huruf. Ilustrasi huruf jelas berkaitan dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek dan mudah teridentifikasi. Beberapa buku alfabet diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti peternakan dan transportasi. Buku alfabet berfungsi untuk membantu siswa, menstimulasi, dan membantu pengembangan kosakata.

2. Buku mainan

Buku-buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak biasa. Buku mainan terdiri dari buku kartu papan, buku pakaian, dan buku pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak lebih memahami teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak dan alur cerita. Buku mainan membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif, meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, dan mencintai buku. Sikap positif terhadap membaca dapat ditumbuhkan dengan buku ini.

(24)

Yang termasuk kedalam jenis buku mainan adalah :

• Buku bergambar berlubang

• Buku bergambar pop-ups

• Buku bergambar berlipat

• Buku bergambar bersampul tebal

• Buku bergambar bersampul bantal (untuk bayi) / buku mainan

3. Buku konsep

Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep yang ditekankan diajarkan melalui alur cerita atau dijelaskan melalui repetisi dan perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk, ukuran, dapat didemonstrasikan sendiri dengan konsep yang lainnya. Yang termasuk kedalam jenis buku konsep adalah buku bergambar bertekstur.

(25)

4. Buku bergambar tanpa kata

Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi berkembang dan populer pada masyarakat generasi muda. Ini terdapat di televisi, komik, dan bentuk visual lainnya dari komunikasi. Alur cerita disajikan dengan gambar yang diurutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas. Buku bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk, seperti buku berupa buku humor, buku serius, buku informasi atau buku fiksi. Buku ini mempunyai

beberapa keunggulan, misalnya untuk

mengembangkan bahasa tulis dan lisan secara produktif yang mengikuti gambar. Keterampilan pemahaman juga dapat dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui ilustrasi. Anak-anak

menganalisis maksud pengarang dengan

mengidentifikasi ide pokok dan memahami ceritanya. Yang termasuk kedalam jenis buku bergamabar tanpa kata adalah buku bergamabar karton.

(26)

5. Buku cerita bergambar

Buku cerita bergambar meemuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia atau binatang. Di sini ditampilkan kualitas manusia, karakter, dan kebutuhan, sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya.

Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan baik akan memberikan konstribusi pada perkembangan sastra anak. Buku bergambar yang baik memuat elemen intrinstik sastra, seperti alur, struktur yang baik, karakter yang baik, perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik. Buku ini dapat menimbulkan imajinatif orisional dan mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Bku cerita bergambar dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan seni.

(27)

Yang termasuk ke dalam buku cerita bergamabar adalah :

• Buku bergambar dengan teks panjang

• Buku bergambar dengan teks pendek

• Semua jenis-jenis tersebut bisa diminati dengan tema apapun apakah jenis buku fiksi maupun non fiksi, karena hanya bersifat medium.

Gambar

Gambar  pada  sebuah  buku  bergambar  memiliki  peran  penting  untuk  menarik minat anak-anak

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang lainnya yang menunjukkan bahwa metode belajar contextual teaching and learning (CTL) dapat mempengaruhi kompetensi pedagogik guru adalah Pelatihan

Dengan kehadiran internet yang merupakan sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia, maka segala

Bentuk dari kelenjar parotis bervariasi, tetapi yang paling sering terdapat adalah bentuk triangular dengan apeks menghadap inferior (Carlson dan Ord, 2008). Duktus

Penelitian tentang reduplikasi tidak hanya ditemukan dalam dialek bahasa daeah tetapi melalui sebuah artikel dapat juga ditemukan proses reduplikasi seperti pada

A Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab dan disampaikan secara mutawatir mendapat pahala jika membacanya.. B Kalam Allah SWT yang

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,

Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengenalan akan peran penting manajemen strategik dalam manajemen perusahaan dan keterlibatannya untuk menghadapi

Pada proses commissioning dilakukan berbagai tahapan proses hingga biodiesel plant tersebut dapat menghasilkan Biodiesel kualitas standar yang ditetapkan sebagai bahan bakar