• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGULANGAN KATA (REDUPLIKASI) DALAM ARTIKEL MOTIVASI DI WWW. ANDRIEWONGSO.COM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGULANGAN KATA (REDUPLIKASI) DALAM ARTIKEL MOTIVASI DI WWW. ANDRIEWONGSO.COM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGULANGAN KATA (REDUPLIKASI)

DALAM ARTIKEL MOTIVASI DI WWW.

ANDRIEWONGSO.COM

Oleh: Desti Murtiani

NIM: A2A006011

ABSTRACT

Murtiani, Desti. , 2013. "Analysis of word repetition (reduplication) In the article on Www Motivation. Andriewongso.Com ". Semarang: Faculty of Letters, Diponegoro University. Supervisor: Drs. Surono, S.U

Keywords: reduplication (repetition), motivational articles, Andrie Wongso

Research on reduplication not only found in dialects elapsed areas but through an article can also be found in the process of reduplication as motivational articles by Andrie Wongso the November 2012 - November 2013. Motivated by Andrie Wongso article contains several articles that still use some reduplication in his article so do not be surprised if this article is worth to study. The purpose of this research to obtain a description of the process of reduplication, reduplication forms of knowing, and understanding the meaning contained in the reduplication .

The method used is the method of structural linguistic analysis with three stages, namely: data collection stage, the stage of data analysis, and presentation of the data analysis stage.

Based on the form of reduplication or word repeated in this article was found four types of reduplication in the form of 1). repeated words intact, 2). said that a portion, 3). re changing the phonemes and 4). repeated word or words berafiks or berimbuhan re getting good affixes prefixes, suffixes, and word insertions or undergo repeat.

Including word reduplication, which successfully diinventari numbered, dwilingga 35 words, as many as 7 dwipurwa said, dwlingga copy the sound as much as 2 words, affixation and reduplication combine as many as 28 words. Meaning in the form of the reduplication process has 9 types of words that express the meaning of each form of reduplication.

(2)

INTISARI

Murtiani, Desti. 2013. “ Analisis Pengulangan Kata (Reduplikasi) Dalam Artikel Motivasi di Www. Andriewongso.Com”. Semarang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Pembimbing: Drs. Surono, S.U

Kata Kunci : Reduplikasi (Pengulangan kata), Artikel Motivasi, Andrie Wongso

Penelitian tentang reduplikasi tidak hanya ditemukan dalam dialek bahasa daeah tetapi melalui sebuah artikel dapat juga ditemukan proses reduplikasi seperti pada artikel motivasi oleh Andrie Wongso edisi November 2012- November 2013. Artikel motivasi oleh Andrie Wongso berisi tentang beberapa artikel yang masih menggunakan beberapa reduplikasi dalam artikelnya sehingga tidak heran jika artikel ini layak untuk diteliti. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi tentang proses reduplikasi, mengetahui bentuk-bentuk reduplikasi, dan memahami makna yang terkandung dalam reduplikasi tersebut..

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis linguistik struktural dengan tiga tahapan, yaitu: tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data.

Berdasarkan bentuk reduplikasi atau kata ulang dalam artikel ini ditemukan empat jenis reduplikasi yaitu berupa 1). kata ulang utuh, 2). kata ulang sebagian, 3). kata ulang yang mengalami perubahan fonem dan 4). kata ulang berafiks atau berimbuhan atau kata ulang yang mendapatkan imbuhan baik awalan, akhiran, ataupun sisipan kata dan mengalami proses pengulangan Kata yang termasuk reduplikasi, yang berhasil diinventari berjumlah, dwilingga sebanyak 35 kata, dwipurwa sebanyak 7 kata, dwlingga salin suara sebanyak 2 kata, dan reduplikasi berkombinasi afiksasi sebanyak 28 kata. Makna yang dibentuk dalam proses reduplikasi ini memiliki 9 jenis kata yang menyatakan makna dari bentuk masing-masing reduplikasi.

(3)

A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1. Latar Belakang

Artikel merupakan karangan ilmiah yang dibuat seseorang untuk

dimuat di media masa maupun elektronik. Artikel yang ditulis untuk kepentingan penyaluran kreatifitas tertentu, dengan memakai pendekatan nilai dan norma artistik budaya/ seni. Menurut KBBI (2001: 66) definisi artikel adalah (1) karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dsb; (2) Hak bagian undang-undang atau peraturan yg berupa ketentuan; pasal; (3) unsur yg dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina, misal the dl bahasa Inggris. Artikel Motivasi di situs www.

andriewongso.com adalah kumpulan artikel yang berisi motivasi atau

penyemangat kepada pembaca baik dalam permasalahan cinta, keuangan, pekerjaan,keluarga dan sebagainya. Artikel motivasi dapat diakses melalui

www. andriewongso.com dan juga dapat diperdengarkan melalui stasiun radio

Imelda FM Semarang dalam program inspirasi pagi. Artikel ini memuat beberapa kisah cerita atau pengalaman seseorang, percintaan baik cerita bahagia mapun duka atau sedih. Artikel ini bertujuan agar pembaca dapat menikmati motivasi dan mendapatkan inspirasi untuk mengawali rutinitas sehari-hari dari cerita yang disajikan. Penyajian kata dalam artikel ini banyak terdapat kata-kata bijak dan secara tidak langsung mempengaruhi pembaca memahami kesimpulan yang didapatkan dalam motivasi. Artikel berupa pengalaman dari andrie wongso sendiri tetapi juga pengalaman seseorang dari luar negeri yang disadur dalam bahasa Indonesia. Dalam artikel motivasi masih terdapat bentuk kata dalam kalimat cerita yang disajikan melalui situs www.

andriewongso.com yaitu pengulangan kata atau reduplikasi.

Kata ulang atau reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya atau sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2001:64). Reduplikasi atau bentuk pengulangan dalam bahasa Indonesia yang terjadi pada tataran fonologis, morfologis, maupun tataran sintaksis. Menurut Muslich 1990:48) berpendapat bahwa proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Sedangkan Kridalaksana (1983: 143) menjelaskan bahwa reduplikasi adalah suatu proses dan hasil pengulanganya satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal.

(4)

Sumber data penelitian ini adalah sumber tulis, yaitu berupa teks. Teks dalam penelitian ini berupa artikel motivasi di www. andriewongso.com edisi November 2012- Maret 2013 yang terdiri dari 28 buah artikel. Wujud data dalam penelitian ini diambil dari kata atau kalimat berbahasa Indonesia yang diduga mengandung pengulangan kata (reduplikasi) dalam kumpulan artikel di situs internet tersebut.

Berdasarkan definisi pengulangan kata menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun secara sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak dan menjadi satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal serta merupakan kajian dari morfologi.

Contoh reduplikasi yang terdapat dalam artikel motivasi”;

(1). Rupanya seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak ingin kamar tidur terpisah…….. (Piagam Ibu)

(2) Mereka bersama-sama mengangkat, menggeser, ………….. (Piagam Ibu)

Kalimat (1) bentuk pengulangan kata terdapat pada anak-anak. Kata Dasar dari morfem anak yang mengalami bentuk reduplikasi atau pengulangan kata pronominal menjadi anak-anak. Makna atau fungsi reduplikasi menyatakan banyak tak tertentu. Sedangkan kalimat (2) merupakan pengulangan kata terdapat dalam bersama-sama. Bentuk kata bersama-sama merupakan kata dasar dari sama yang memeperoleh imbuhan –ber sehingga menjadi bersama-sama. Bersama-sama mempunyai makna saling atau pekerjaan yang berbalasan.

Melihat keunikan reduplikasi tersebut, penulis tertarik untuk membahas reduplikasi dalam penelitian ini. Pembahasan akan difokuskan pada bentuk, makna, dalam pembentukan reduplikasi pada artikel motivasi. Selain itu, kajian tentang reduplikasi di Fakultas Ilmu Budaya jarang dilakukan penelitian tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain :

1. Bagaimanakah bentuk kata ulang dalam artikel motivasi di www.

andriewongso.com?

2. Bagaimanakah makna kata ulang dalam artikel motivasi di www.

(5)

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Pada hakikatnya penelitian bertujuan untuk memperoleh atau menemukan jawaban atas permasalahan tadi. Bertitik tolak dari permasalahan tadi maka peneliti mengemukakan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan bentuk bentuk kata ulang dalam artikel motivasi di

www. andriewongso.com

2. Mengidentifikasi ciri makna kata ulang artikel motivasi di www.

andriewongso.com? 3. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan rujukan untuk bahan penelitian selanjutnya tentang penggunaan reduplikasi dalam artikel dan Sebagai sumber informasi atau rujukan untuk meningkatkan pemahaman tentang bentuk-bentuk, jenis dan fungsi proses reduplikasi.

2. Manfaat bagi praktisi

Bagi peneliti Bahasa Indonesia dan dapat digunakan sebagai gambaran penelitian bahasa di masa mendatang dan Bagi mahasiswa lain, yang meneliti permasalahan yang sama, yakni mengetahui proses reduplikasi dalam kata..

C. Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk memahami suatu objek yang bersangkutan. Teknik adalah jabaran dari metode tersebut sesuai dengan alat dan sifat alat yang dipakai. Tahapan atau urutan penggunaan teknik disebut prosedur (Sudaryanto, 1992:11). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif tersebut digunakan mengingat tujuan penelitian ini ingin menggambarkan tentang pemakaian reduplikasi kata dalam artikel motivasi. Oleh karena itu, pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan linguistik deskriptif.

Penelitian tentang Pengulangan kata (reduplikasi) artikel motivasi di

www. andriewongso.com meliputi tahapan sebagai berikut:

(6)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode simak. Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan memahami artikel. Langkah-langkah yang digunakan peneliti pada tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Langkah pertama adalah mengumpulkan data, setelah semua data terkumpul kemudian data yang ada tersebut diperiksa dengan cara membaca dan memahami artikel secara berulang-ulang.

Langkah kedua adalah seleksi data, semua data yang sudah diperiksa, teknik catat yaitu dengan mencatat kata atau kalimat yang ada pada sumber data. kemudian peneliti mengidentifikasikan bentuk pengulangan kata (reduplikasi) yang terdapat pada objek data serta menandai kata atau kalimat yang mengandung bentuk-bentuk Pengulangan kata (reduplikasi), dilanjutkan dengan mencatatat serta memberi nomor pada kata atau kalimat yang sudah ditandai tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penulis dalam mencari dan mengelompokkan data.

Langkah ketiga yaitu pengelompokkan data. Data yang sudah diseleksi kemudian dikelompokkan menjadi satu. Pengelompokan data didasarkan pada bentuk pengulangan kata (reduplikasi) morfologi.

2. Tahap Analisis Data

Data yang sudah terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode agih

Metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007: 47).

Adapun teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik ulang yaitu dengan cara mengulang satuan lingual tertentu. Guna teknik ini adalah untuk adalah untuk mengetahui kejatian atau identitas satuan lingual tertentu. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya bentuk

Rumah >> rumah-rumah (jamak)

Makan >> makan-makan (perbuatan yang tak pasti) Cantik >> cantik-cantik (semuanya cantik)

3. Tahap Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis dipaparkan berdasarkan teknik informal, yaitu pemaparan dengan menggunakan rumusan dengan kata- kata biasa.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini lebih menekankan pada reduplikasi morfologis.

Adapun penelitian sebelumnya yang dinilai cukup relevan dengan penelitian ini antara lain dilakukan oleh Purniasih (2008) yang meneliti

(7)

“Morfofonemik Reduplikasi Bahasa Indonesia”. Penelitian ini berisi tentang morfofonemik reduplikasi bedasarkan perubahan-perubahan fonem dan memperoleh deskripsi morfofonemik dan reduplikasi, mengetahui bentuk-bentuk morfofonemik reduplikasi, mengetahui perbedaan makna antara morfofonemik redupliasi dengan reduplikasi yang lain, dan kaidah-kaidah morfofonemik reduplikasi dalam bahasa Indonesia.

Penelitian lain yang menyangkut dengan hubungan reduplikasi dilakukan oleh Avid Setyowati (2008) dengan judul ” Interferensi Morfologi dan Sintaksis Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia pada Kolom ”Piye ya?” Harian Suara Merdeka. Penelitian ini memiliki kaitan dengan reduplikasi walaupun pokok masalah dengan interferensi dalam bahasa jawa. Jenis kata ulang yang terdapat dalam penelitian ini adalah kata ulang berimbuhan atau bersambungan dan kata ulang berubah bunyi atau Dwilingga Salin Swara.

E. Landasan Teori 1. Konsep Reduplikasi

Artikel karya andrie wongso memuat tentang cerita yang berasal dari

kisah nyata maupun pengalaman seseorang yang dapat memotivasi dalam menjalani kehidupan, artikel dapat dibaca melalui website di www.

andriewongso.com dan juga dapat diperdengarkan melalui radio Imelda FM

dalam program inspirasi pagi Dari artikel tersebut yang disadur melalui website, peneliti tertarik untuk menganalisis tentang reduplikasi atau pengulangan kata yang digunakan artikel-artikel tersebut.

Reduplikasi diartikan sebagai proses pengulangan. Hasil dari proses pengulangan itu dikenal sebagai kata ulang (Sutanyaya, 1997: 130). Selanjutnya Kridalaksana menjelaskan bahwa reduplikasi adalah suatu proses dan hasil pengulangannya satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal (1983: 143). Ahli lain, Ramlan mengatakan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak (1983: 55). Hasil pengulangan tersebut disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Selanjutnya, Keraf dalam bukunya mengatakan, kata-kata ulang disebut reduplikasi (1980: 119). Istilah ini digunakan dalam tata bahasa pertama berdasarkan bentuk perulangan dalam bahasa barat, jadi bahasa Indonesia konsepsi sendiri tentang kata ulang. Dari pendapat kedua ahli tersebut di atas, jelas tergambar bahwa konsep reduplikasi (proses pengulangan kata) berhubungan dengan kata (termasuk perubahan bunyi kata), fungsi dan makna kata, karena disebutkan berhubungan dengan gramatika. Menurut Abdul Chaer, pengulangan atau reduplikasi merupakan alat morfologi yang

(8)

produktif di dalam pembentukan kata (2006:286). Pengulangan ini dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung. Kata yang terbentuk sebagai hasil dari proses pengulngan ini biasa dikenal dengan nama kata ulang.

Sedangkan Muslich berpendapat bahwa proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak (1990:48). Sementara itu Solichi menyatakan proses reduplikasi yaitu pengulangan satuan gramatikal, baik selurunya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak (1996:9). Hasil pengulangan disebut kata ulang, satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Keraf menyebutkan empat macam reduplikasi atau pengulangan, yaitu pengulangan dwipurwa, dwilingga, dwilingga salin suara, dan perulangan atau ulangan berimbuhan (1991: 149).

2. Jenis Kata Ulang

Ahli lain, Ramlan membagi kata ulang (Reduplikasi) menjadi empat bagian (1983: 55) :

1. Pengulangan seluruh

Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses perubahan afiks. Contoh : sepeda  sepeda-sepeda

2. Pengulangan sebagian

Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya, dengan kata lain bentuk dasar tidak diulang seluruhnya.

Contoh : lelaki  bentuk dasar laki 3. Pengulangan dengan perubahan fonem

Kata ulang yang perubahannya termasuk sebenarnya sangat sedikit. Contoh : gerak  gerak-gerik

robek  robak-rabik

Reduplikasi atau kata ulang dalam artikel ini ditemukan empat jenis reduplikasi yaitu berupa 1). kata ulang utuh, 2). kata ulang sebagian, 3). kata ulang yang mengalami perubahan fonem dan 4). kata ulang berafiks atau berimbuhan atau kata ulang yang mendapatkan imbuhan baik awalan, akhiran, ataupun sisipan kata dan mengalami proses pengulangan. Dalam penelitian ini juga dianalisis makna atau arti dari jenis reduplikasi tersebut sehingga pembaca dapat memahami penelitian ini. Untuk pembahasan terperinci dapat dilihat dibawah ini:

Bentuk reduplikasi kata dalam artikel motivasi oleh andrie wongso a. Pengulangan Seluruh atau utuh

(9)

Pengulangan seluruh/utuh pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses perubahan afiks.

Contoh dalam kalimat :

(1). Sang guru terdiam, seakan menunggu kata-kata lain dari muridnya itu. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013)

(2). Padahal, apa yang dilakukan di mata orang lain adalah sesuatu yang jauh dari kebaikan. Alasan ekonomi misalnya, sering menjadikan

nilai-nilai kebaikan terlihat kabur. (Delapan Kebajikan , Sabtu, 9

Maret 2013)

Dari data (1) dan (2) pengulangan utuh atau seluruh di bentuk dari kata dasar.

Kata sebagai kata dasar, dan kata-kata sebagai hasil dari reduplikasi dari kata,

begitu juga kata dasar nilai, hasil dari reduplikasi menjadi nilai-nilai. b. Pengulangan Sebagian atau Dwipurwa

Contoh kalimat :

(5). Ini merupakan sikap berbakti terhadap orangtua, leluhur, dan guru.( Delapan Kebajikan ,Sabtu, 9 Maret 2013)

Luhur → la+ luhur → laluhur → leluhur /ləluhur/

(6). …….juga kuberikan untuk kekasihku, dan dia pun semakin sayang kepadaku.( Ember Bocor ,Rabu, 16 Januari 2013)

Kasih → ka+ kasih → kakasih → kekasih /kəkasih/

(7) Sungguh luar biasa! Tentu, saya pun setuju sekali dengan pepatah yang mengatakan "knowledge is power". ( Manfaat Buku ,Rabu, 7 November 2012)

Patah → pa + patah → papatah → pepatah / pəpatah/

Dari data diatas pengulangan sebagian yang mengalami proses perubahan fonem vocal /a/ menjadi /e/. Suku pertama kata dasar dari data (5) ysitu la mengalami prubahan vocal /a/ menjadi /ə/ menjadi le kemudian membentuk luhur → leluhur. Begitu pula dari data (6), (7), kata-kata dasar

kasih, patah. berapa dan sama mendapat suku pertama ka-, pa-, ba-, dan sa-

mengalami perubahan vocal /a/ menjadi /ə/ menjadi ke-, pe-, be-, dan se- kemudian menbentuk reduplikasi kekasih, pepatah, beberapa dan sesama. c. Pengulangan Dwilingga Salin Swara atau perubahan bunyi.

Dwilingga salin swara adalah proses perulangan yang dibentuk dengan mengulang seluruh kata dasar dengan perubahan pada salah satu atau seluruh vocal dari kata dasar tersebut.

(10)

Contoh kalimat :

(10). walaupun mengalami gegar otak lumayan parah, tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini. ( Kesempatan Kedua ,Rabu, 7 November 2012)

(11). Mendengar jawaban si nelayan, si pedagang seperti tersentak kesadarannya bahwa untuk menikmati memancing ternyata tidak harus menunggu kaya raya. (Pedagang dan Nelayan ,Rabu, 7 November 2012)

Data (10) merupakan reduplikasi berubah bunyi, hal ini pada sana-sini terdapat perubahan fonem, dari fonem /a/ menjadi fonem /i/ dari kata dasar

sana, sedangkan data (11) merupakan perubahan bunyi konsonan, dari fonem

/k/ berubah menjadi /r/ dari kata dasar kaya.

Pengulangan ini terjadi dalam beberapa proses, yaitu kata dasar mengalami pengulangan berubah bunyi, kemudian pengulangan ini mengalami perubahan pada bunyi fonem. Pengulangan ini terjadi pada perubahan bunyi fonem baik fonem konsonan maupun vocal dari bentuk dasar yang mengalami proses pengulangan.

d. Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan Afiks

Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk kategori. Pengulangan ini dapat dilihat pada pemaparan berikut ini: Contoh Kalimat:

(12). Dengan wajah gembira, sambil mengangguk-anggukkan kepala, sang guru besar berkata: “Sekarang kamu sudah siap menerima tanda kelulusan ini dan memulai kerja kerasmu di luar perguruan ini. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013)

Angguk → me +angguk→

mengangguk+R+kan→mengangguk-anggukan

(13). Ayah menyayangi kalian dan tidak pernah membeda-bedakan. (Cahaya Lilin, Selasa, 26 Februari 2013)

Beda → me+ beda → membeda+R+kan→membeda-bedakan

(14). Jangkrik muda pun melompat-lompat menuju suara nyanyian. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013)

(11)

Data (12) berupa kata dasar angguk mula-mula diimbuhkan akhiran –

kan sehingga menjadi anngukkan. Setelah itu diimbuhkan awalan me- sehingga

akhirnya menjadi menganngukkan dan mendapat reduplikasi menjadi

mengangguk-anggukan. Begitu juga pada data (13) terdapat kata dasar beda

yang mendapat awalan me- dan akhiran kan- sehingga membentuk reduplikasi menjadi membeda-bedakan. Data (14) dengan kata dasar lompat mendapat imbuhan me- menjadi melompat yang menyatakan kata kerja dan mengalami proses reduplikasi menjadi melompat-lompat.

3. Makna Kata Ulang

Dalam garis besarnya, makna dapat dibagi menjadi dua, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Oleh proses morfemis tertentu, kata yang dikenainya dapat mengalami perubahan dalam kedua bidang ini. Ada kalanya proses morfemis tidak mengadakan perubahan arti leksikal. Ada pula proses morfemis yang mengakibatkan perubahan arti gramatikal. Sebaliknya, ada yang mengakibatkan perubahan gramatikal tanpa diikuti oleh perubahan makna leksikal.

Seperti halnya proses morfemis lainnya, reduplikasi juga dapat dibagi atas reduplikasi yang mengubah makna leksikal dan makna gramatikal. Selanjutnya, data memperlihatkan bahwa makna yang dapat dihubungkan dengan reduplikasi tertentu dapat ditentukan dengan segera tanpa memperhatikan konteks kata ulang yang bersangkutan dan reduplikasi yang demikiandisebutreduplikasi yang bebas konteks. Di pihak lain, ada reduplikasi tertentu yang maknanya tergantung dari konteksnya (yaitu konteks kata ulang), reduplikasi demikian disebut reduplikasi yang terikat konteks. Pada penelitian ini data yang diperoleh adalah reduplikasi reduplikasi secara utuh, sebagian, perubahan fonem, dan berimbuhan diantaranya makna reduplikasi yang menyatakan banyak, menyatakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, dan menyatakan „ saling‟.

Ramlan mengatakan bahwa makna reduplikasi atau pengulangan kata terbagi menjadi 11 bagian sebagai berikut (2001 : 176):

1. Menyatakan makna „banyak yang berhubungan dengan bentuk dasar`. contoh :

a) Sang guru terdiam, seakan menunggu kata lain dari muridnya itu. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013)

Sang guru terdiam, seakan menunggu kata-kata lain dari muridnya itu.

Kata dasar dari kata dalam kalimat kata lain dari muridnya itu.menyatakan “sebuah kata“ , sedangkan kata kata-kata dalam kalimat kata-kata lain dari

(12)

muridnya itu.menyatakan “banyak kata.”

2. Menyatakan makna „ banyak yang tidak berhubungan bentuk dasar`. contoh :

masing-masing segan-segan

3. Menyatakan makna „ tak bersyarat „ dalam kalimat Contoh dalam kalimat :

c) Maka jika kita hanya setengah-setengah dalam berusaha tapi mengharapkan hasil paling maksimal, tidak mungkin kita dapatkan! Persis seperti kata-kata mutiara dalam bahasa Mandarin: 有 头有尾 you tou you wei (ada kepala, ada ekor). (Totalitas ,Senin, 28 Januari 2013)

Pengulangan pada kata setengah dapat menyatakan banyak tetapi dalam jumlah kecil dapat digantikan dengan kata meskipun, menjadi meskipun

setengah dalam berusaha

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa pengulangan pada kata

setengah menyatakan makna yang sama dengan makna yang dinyatakan oleh

kayta meskipun,ialah makna „ tak bersyarat Contoh :

pagi-pagi : meskipun pagi malam-malam : meskipun malam

4. Menyatakan makna „ yang menyerupai apa yang tersebut pada bentuk dasar‟. Dalam hal ini proses pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks –an, pada artikel motivasi ini tidak diketemukan makna tersebut.

5. Menyatakan bahwa „perbuatan tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang ulang‟

Contoh :

Mengangguk-angguk : „ mengangguk berkali-kali‟ Melompat-lompat : „ melompat berkali-kali Contoh kalimat:

c). Jangkrik muda pun melompat-lompat menuju suara nyanyian. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013)

d). Dengan wajah gembira, sambil mengangguk-anggukkan kepala, sang guru besar berkata: “Sekarang kamu sudah siap menerima tanda kelulusan ini dan memulai kerja kerasmu di luar perguruan ini. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013)

(13)

Pengulangan kata melompat-lompat menyatakan perbuatan berulang-ulang atau berkali-kali jangkrik itu melompat menuju suara nyanyian. Sedangkan kata mengangguk-angguk dilakukan berulang kali dan biasanya diperagakan oleh bagian tubuh yaitu kepala.

6. Menyatakan bahwa „ perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan dengan enaknya, dengan santainya, atau dengan senangnya‟

Contoh :

e). Saat merasa bosan, dia berjalan-jalan keluar dari villa tempat dia menginap dan menyusuri tepian pantai. Pedagang dan Nelayan (Rabu, 7 November 2012)

berjalan-jalan : „jalan dengan santainya‟

Kata ulang berjalan menyatakan makna melakukan perbuatan dengan santai atau enak yang merupakan kata kerja Dalam kalimat di atas berjalan-jalan saat dia merasa bosan dari tempat villa dengan menyusuri tepian pantai. 7. Menyatakan bahwa „ perbuatan pada bentuk ini dilakukan oleh dua pihak

dan saling mengenai.‟Dengan kata lin pengulangan ini menyatakan makna „ saling‟

Contoh :

Bahu-membahu : saling membahu atau membantu Contoh kalimat :

f). Bahu-membahu, mereka menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. (Kakak Beradik yang Saling Peduli, Jumat, 16 November 2012) Kata ulang bahu-membahu menyatakan perbuatan saling, mereka saling bahu

membahu menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia.

8. Menyatakan „ hal-hal yang berhubungan dengan perkejaan yang bersungguh-sungguh tersebut pada bentuk dasar „

Contoh :

i). Aku sudah berusaha mati-matian, tapi tetap saja belum bisa menyanyikan lagu yang indah. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013)

Mati-matian : „ hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan mencetak „ Pada kalimat di atas mati-matian mempunyai makna pekerjaan yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Aku berusaha sungguh sampai mati tetapi belum bias menyanyikan lagu yang indah.

(14)

10. menyatakan makna „tingkat yang paling tinggi yang dapt dicapai‟. Dalam hal ini pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks

se-nya.

Contoh:

j). Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali. (Pedagang dan Nelayan , Rabu, 7 November 2012)

Sebanyak-banyaknya : „tingkat penuh yang paling banyak yang dapat dicapai; sepenuh mungkin.

Kata ulang sebanyak-banyaknya menyatakan makna paling banyak. Kekayaan alam yang akan dirampas paling banyak dan untuk dijual kembali. 11.Selain dari makna-makna yang tersebut di atas, terdapat juga proses

pengulangan yang sebenarnya tidak mengubah arti bentuk dasarnya, melainkan hanya menyatakan intensitas perasaan.

Contoh:

k). Ayah menyayangi kalian dan tidak pernah membeda-bedakan. Cahaya Lilin (Selasa, 26 Februari 2013)

membedakan dengan membeda-bedakan.

Kalimat di atas pengulangan kata pada membeda- bedakan tidak mengubah makna jika diganti dengan membedakan.

Dengan demikian makna yang terjadi dalam reduplikasi artikel motivasi oleh Andrie Wongso yang setiap kata ulang memiliki arti yang berbeda-beda. Pembahasan diatas membuktikan bahwa dalam artikel motivasi oleh Andrie wongso juga dapat ditemukan beberapa proses reduplikasi.

F. Simpulan

Permasalahan yang muncul dalam proses reduplikasi antara lain mengenai penentuan jenis kata ulang tertentu, makna apa saja yang terdapat dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso. Permasalahan-permasalahan itu kiranya dapat diatasi dengan membaca beberapa tulisan yang membahas reduplikasi.

Reduplikasi dapat dibentuk melalui beberapa proses, yaitu :

1. pengulangan seluruh (dwilingga) contoh : teman-teman, kata-kata, nilai-nilai dan sebagainya. Dalam artikel ini ditemukan 35 kata ulang utuh. 2. pengulangan sebagian (dwipurwa) contoh: leluhur, kekasih, beberapa,

pepatah dan sebagainya. Dalam artikel ini ditemukan 7 kata ulang yang dengan proses sebagian kata yang diulang.

(15)

3. perulangan dengan perubahan fonem contoh: sana-sini, kaya raya. Dalam pengulangan ini terjadi akibat perubahan fonem konsonan yang mengalami proses pengulangan kata dan dalam penelitian ini hanya menemukan 2 kata ulang tersebut.

4. Pengulangan dengan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Pengulangan ini merupakan proses reduplikasi kata dasar yang ditambahkan baik kata awalan, akhiran maupun kata sisipan dan diulang sehingga memperoleh makna/arti. Artikel motivasi oleh Andrie Wongso ditemukan 28 kata ulang berafiks.

Reduplikasi pun memiliki berbagai makna dan berbagai problematik yang sering ada di kehidupan sehari-hari yaitu menyatakan makna „banyak yang berhubungan dengan bentuk dasar`, menyatakan makna „ banyak yang tidak berhubungan bentuk dasar`, menyatakan makna „ tak bersyarat „ dalam kalimat, menyatakan bahwa „perbuatan tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang –ulang dan berberapa makna lain.

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan et al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2007. LinguistikUmum. Jakarta: RinekaCipta.

Keraf, Gorys. 1980. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.

Kridalaksan, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

---. 1982. Pembentukan Kata dalamBahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Muslich, Masnur. 1990. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tata

Bahasa Deskriptif. Malang: YA 3 Malang.

---.2008. “Tata Bentuk Bahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Purniasih. 2008. “Mofofonemik Reduplikasi Bahasa Indonesia.” Skripsi S-1 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.

Ramlan. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono.

(16)

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik (ii) Metode dan Aneka Teknik

Pengumpulan Data.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Setyowati, Avid. 2008. “Interferensi Morfologi dan Sintaksis Bahada Jawa dalam Bahasa Indonesia pada kolom “ Piye ya?”. Skripsi S-1 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.

Sumber Internet:

(17)

Referensi

Dokumen terkait

• Pantun sebagai jenis puisi Pantun sebag ai jenis puisi Melayu lama yang Melayu lama yang.. tertua dan asli

Walaupun ke- mampuan meningkatkan produksi usaha tani terkategori sedang, bila kita cermati dari ketiga aspek yang diukur, terlihat bahwa petani padi sawah lebak memiliki

1) Disiplin kerja berpengaruh signifikan kearah positif terhadap kepuasan kerja pada karyawan Indomobil Nissan-Datsun Solobaru. 2) Stres kerja berpengaruh signifikan kearah

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,53; signifikansi (p) sebesar 0,00 (p < 0,01) yang artinya terdapat hubungan positif

Perlindungan hukum yang meliputi undang-undang dan peraturan mentri tersebut yang seharusnya dapat memberikan perlindungan bagi anak sebagai peserta didik di

Peraturan yang dimaksud adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Jo Peratuan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah yang dikaitkan dengan

Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang analisa operabilitas dan keandalan SPM 1134 CNOOC SES Ltd terhadap variasi beban gelombang seratus tahunan dengan mengacu pada