• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA PERMASALAHAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA PERMASALAHAN

4.1. Konsep dan Teori Menurut Ilmu Perkuliahan 4.1.1 Pengertian Produktivitas

Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep adalah bagaimana output akan berubah apabila bersama input berubah. Istilah atau kata Produktivitas muncul pada artikel Francois Quesnay tahun 1766, ekonom Perancis. Kemudian pada tahun 1883, Littre adalah ”Faculty of produce”.

Beberapa definisi produktvitas antara lain :

a. Menurut Sumarth tahun 1979, Produktivitas total adalah rasio antara tangible output dengan tangible input.

b. Menurut Gordon K.C.Chen adalah perbandingan antara output yang diproduksi dengan unit sumberdaya yang digunakan selama proses. Output yang diukur merupakan agregat output produksi sedangkan inputnya adalah segala bentuk sumberdaya yang digunakan dalam proses. Dalam produktivitas, berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai hasil dan menggunakan sumberdaya dengan efisien.

c. Menurut Kendrick dan Cremer, produktivitas merupakan definisi fungsional untuk produktivitas parsial, produktivitas total dan faktor total produktivitas.

d. Menurut Siegel, produktivitas berkenaan dengan sekumpulan perbandingan antara output dengan input.

(2)

e. Menurut Rome Conference, European Productivity Agency, Th. 1958, yaitu :

1. Produktivitas adalah derajat efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan elemen produksi.

2. Di atas semuanya produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada.

f. Berdasarkan Piagam Produktivitas Oslo tahun 1994, antara lain :

1. Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang, dengan menggunakan sumberdaya yang sesedikit mungkin. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana, pengembangan dan pelaksanaan cara-cara produktif, dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap mempertahankan kualitas.

2. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energy dan sumber-sumber daya lainnya untuk perbaikan mutu kehidupan yang mantap bagi seluruh manusia melalui pendekatan konsep produktivitas secara total.

g. Pengertian produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional RI yang dirumuskan tahun 1983, ialah :

1. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan produktivitas mengandung sikap mental yang selalu mempunyai

(3)

pandangan bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

2. Produktivitas dan Produksi merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan Produksi menunjukkan penambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun.

3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :

a) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (input) yang sama.

b) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit. c) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih

besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih kecil

4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia.

Secara umum Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Misalnya saja ”Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif”. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output / input. Masukan sering dibatasi dengan

(4)

masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa : ”Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang- barang”. Produktivitas juga diartikan sebagai :

a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil

b. Perbedaan atara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.

Maka Produktivitas dapat dihitung sebagai berikut

4.1.2 Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektifitas

Efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada Input dan sering digunakan secara bersamaan, sehingga sering mengaburkan arti sesungguhnya.

Beberapa definisi dari efektivitas dan efisiensi :

 Efektivitas merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi

 Efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output

Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada masukan (input) yang lebih sedikit, maka produktivitas berorientasi pada keduanya.

Jika efektivitas membandingkan hasil yang dicapai dan efisiensi membandingkan masukan sumber daya yang digunakan maka produktivitas membandingkan hasil

(5)

yang dicapai dan sumber daya yang digunakan, yang dapat dihitung dengan rumus :

Prinsip Manajemen dalam Produktivitas adalah :

Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya

Produktivitas adalah kombinasi dari efektivitas dan efisiensi.

4.1.3 Kesalahan Pengertian Mengenai Produktivitas

Pertama, Produktivitas bukanlah produksi atau yang merupakan ukuran dari produksi. Produksi adalah unjuk laku dan hasil-hasil yang dicapai adalah komponen - komponen dari usaha-usaha produktivitas. Antara produksi dengan produktivitas haruslah dibedakan. Kalau produksi berdimensi satu dan berhubu ngan dengan pertanyaan ”how much ?”, maka produktivitas memiliki dua dimensi dan berhubungan dengan pertanyaaan ”how well?”. Jadi peningkatan produksi tidak otomatis meningkatkan produktivitas, bahkan produksi dapat meningkat sedangkan produktivitas menurun. Produksi tertuju dengan aktivitas produksi barang/jasa. Sedangkan produktivitas tertuju dengan efisien penggunaan sumber (input) dalam produksi barang/jasa (output)

Kedua, Produktivitas bukan ”efisiensi”. Pengertian efisiensi selalu berorientasi ke ”input”. Tindakan yang efisien berarti menghemat penggunaan input atau dapat mendekati suatu standar tertentu.

Ketiga, produktivitas bukan ”pengukuran kerja” (work measurement”). Konsep pengukuran kerja bertujuan untuk mengetahui jumlah jam kerja yang dibutuhkan

(6)

oleh seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu tugas yang sesuai dengan suatu standar tertentu.

Keempat, produktivitas bukan ”profitabilitas”. Konsep profitabilitas merupakan konsep finansial yang diperoleh dengan mengurangi nilai penjualan dengan nilai biaya. Karena dinyatakan dalam ”nilai” (rupiah) maka nilai profitabilitas sangat dipengaruhi oleh variabel harga (baik harga input maupun harga output). Pada umumnya faktor-faktor yang menentukan tingkat harga berada di luar kontrol perusahaan. Suatu perusahaan disebut produktif kalau dapat mempertahankan tingkat output dengan penggunaan input yang semakin berkurang atau meningkatkan output dengan tidak menambah input. Jadi masalah hubungan input dan output berada dalam kontrol perusahaan. Dalam situasi pasar barang yang disebutkan di atas dapat saja terjadi suatu perusahaan yang tidak produktif akan mengalami kerugian yang besar. Sebaliknya perusahaan yang produktif meskipun pasar sedang lesu tetap dapat mencapai laba positif.

Dari uraian terdahulu dapat diketahui bahwa konsep produktivitas adalah hubungan antara output dan input. Jadi orientasi bukan tertuju hanya pada output atau pada input melainkan kepada keduanya. Oleh karena itu konsep produktivitas adalah lebih luas dari konsep-konsep yang hanya berorientasi pada satu segi saja. (seperti efisiensi, produksi dan efektivitas). Jadi dalam kegiatan pengukuran produktivitas maka perlu diukur baik output maupun input. Hubungan antara output dan input biasanya dinyatakan dalam rasio atau indeks (perbandingan rasio dengan rasio). Dapat pula hubungan itu dinyatakan dalam fungsi produksi (seperti dalam bentuk Cobb-Douglas).

(7)

4.1.4 Komponen Dalam Produktivitas

Komponen dalam produktivitas mencakup :

1. Output, yaitu semua produk – produk utama dan sampingan 2. Input, diantaranya :

a. Tenaga kerja : buruh langsung, buruh tak langsung b. Modal : investasi, mesin, peralatan, dll

c. Energi : listrik, gas, batubara, dl

d. Informasi : harga pasar, standar-standar,peraturan, dll e. Bahan baku : langsung dan tak langsung

f. Data : yang akan diproses sehingga menghasilkan informasi Sehingga produktivitas perusahaan dapat dihitung sebagai berikut :

Ps adalah produktivitas sistem.

Dalam perhitungan ini, baik output maupun input harus dikuantifikasikan. Output:

 Positif : menghasilkan penerimaan

 Negatif : menimbulkan pengeluaran Input

 Menjadi biaya/pengeluaran Ps dapat dinaikkan dengan cara :

1. Kualitas unsur-unsur penyebut diperbaiki 2. Pengendalian input

Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara : 1. Menaikkan output dengan input tetap

2. Menurunkan input dengan output tetap 3. Menaikkan output dan menurunkan input

(8)

4. Menurunkan input dengan tajam dan menurunkan output 5. Menaikkan output dengan tajam dan menaikkan input

Dari kelima cara di atas, maka cara ketiga yaitu dengan menaikkan

output sekaligus menurunkan input adalah cara yang terbaik.

Produktivitas seringkali diidentifikasi dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran (output) dan masukan (input). Sebagai ukuran efisiensi, produktivitas kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktivitas kerja dibagi dengan jam kerja (man hours) yang dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi tolak ukurannya.

Masih ada pula sumber masukan lainnya yang tidak bisa atau sulit untuk dinilai dan diukur besarnya, akan tetapi cukup penting dalam penentuan tingkat produktivitas kerja.

Faktor ini dikenal sebagai masukan bayangan (invisible input), antara lain :

 Tingkat pengetahuan (degree of knowledge)

 Kemampuan teknis (technical skill)

 Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (managerial skill)

 Motivasi kerja

Berdasarkan hal-hal tersebut, produktivitas secara umum akan diformulasikan sebagai berikut :

(9)

4.1.5 Siklus Produktivitas

Peningkatan Produktivitas bukanlah suatu pekerjaan yang sekali jadi, tetapi merupakan suatu proses. Proses yang berkelanjutan sehingga merupakan suatu siklus yang kita sebut sebagai Siklus Produktivitas.

Gambar 4.1 Siklus Produktivitas

Sebuah perusahaan yang akan menjalankan program produktivitas secara formal, pertama kali haruslah melakukan pengukuran produktivitas. Setelah tingkat produktivitas diketahui, kita akan mengevaluasi atau membandingkannya dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya. Berdasarkan pada evaluasi ini tingkat produktivitas yang ditargetkan, direncanakan, baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang. Untuk mengetahui seberapa jauh perbaikan tersebut membawa hasil, maka haruslah dilakukan pengukuran produktivitas kembali. Jadi siklus ini berlanjut sepanjang program produktivitas dijalankan di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.

4.2 Pengukuran Produktivitas

Pengukuran Produktivitas merupakan satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Hasil pengukuran pada suatu waktu merupakan patokan bagi peningkatan produktivitas di waktu yang akan datang.

(10)

Manfaat pengukuran produktivitas untuk tingkat perusahaan diantaranya :

a. Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan barang atau jasa.

b. Berguna untuk perencanaan sumberdaya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Dapat dipakai untuk menyusun kembali tujuan ekonomi dan non ekonomi perusahaan.

d. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat produktivitas pada saat ini dapat direncanakan target tingkat produktivitas di masa mendatang.

David Bain mengemukakan alasan mengapa sulit untuk mendesain, melaksanakan dan mengambil manfaat dari ukuran yang berarti itu karena :

a. Ukuran cendrung terlalu luas

b. Ukuran biasanya berorientasi pada aktivitas daripada berorientasi pada hasil yang dicapai

c. Perusahaan biasanya segan untuk melakukan pengukuran terhadap penggunaan sumber. Dalam dunia usaha dan organisasi pelayanan kadang- kadang timbul keseganan untuk melakukan pengukuran terhadap sumber- sumber yang dimaksudkan untuk menaksir kemajuan perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya.

4.2.1 Kriteria Pengukuran Produktivitas yang berarti

Pengukuran produktivitas yang lebih teliti dan lebih berguna dalam meningkatkan produktivitas tersebut, menurut David Bain, hendaknya memenuhi beberapa

(11)

kriteria yang dapat membantu kita untuk memiliki ratio produktivitas berarti, seperti berikut di bawah ini :

a. Validitas (keabsahan)

Ukuran yang valid adalah ukuran yang dapat secara tepat menggambarkan perubahan dari input menjadi output dalam proses yang sebenarnya.

b. Completeness (kelengkapan)

Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian dengan mana seluruh output atau hasil yang didapat dan input dari sumber yang digunakan dapat diukur dan termasuk didalam ratio produktivitas tersebut. Misalnya dalam menentukan man-hours pada suatu perusahaan manufacturing, kita tidak dapat melihat dari jam kerja pekerja langsung saja tetapi juga harus melihat jam kerja dari pekerja tidak langsungnya sebagai input sumber.

c. Comparability (dapat dibandingkan)

Produktivitas adalah ukuran relatif. Kita mengukur lalu membandingkannya sekarang dengan kemarin, bulan ini dengan bulan lalu, atau tahun ini dengan tahun lalu.

d. Timeliness (waktu yang tepat)

Memastikan bahwa data yang dihasilkan cukup tepat bagi manager untuk mengambil tindakan bila ada persoalan yang timbul. Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang efektif bagai manajemen, sehingga harus dikomunikasikan pada setiap manager yang bertanggungjawab pada bidangnya.dalam waktu yang secepat-cepatnya tetapi masih dalam batas-batas yang masih praktis untuk dilakukan.

(12)

4.2.2 Tipe Dasar Pengukuran Produktivitas

Menurut J. Sumanth, beberapa tipe dasar pengukuran produktivitas adalah

o Produktivitas Parsial

Adalah perbandingan antara output dengan salah satu faktor input. Disebut juga produktivitas factor tunggal. Misalnya produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap tenaga kerja.

o Produktivitas Dua Faktor

Adalah perbandingan antara output bersih dengan input tenaga kerja dan kapital, dimana input bersih adalah output total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli.

o Produktivitas Total

Adalah perbandingan agregat output dengan agregat input

4.3 Metode Pengukuran Produktivitas

4.3.1 Model Marvin E. Mundel

Dengan metoda ini Indeks Produktivitas dapat diukur sebagai berikut :

Dimana :

o IP = Index Productivity

o AOMP = Aggregated Output , Measured Period , yaitu total Output pada waktu pengukuran.

(13)

o RIMP = Resource Input , Measured Period yaitu Total Input yang

digunakan pada waktu pengukuran.

o AOBP = Aggregated Outputs , Base Period yaitu Total Output

pada waktu dasar pengukuran.

o RIBP = Resource Inputs , Base Period yaitu Total Input yang

digunakan pada waktu dasar pengukuran.

AOMP/RIMP disebut sebagai Current Performance Index (CPI) pada waktu pengukuran.

AOBP/RIBP disebut sebagai Base Performance Indeks (BPI) pada waktu dasar. AOMP/AOBP disebut sebagai Output Index (OI) yaitu perbandingan pada waktu pengukuran dengan waktu dasar pengukuran.

RIMP/ RIBP disebut sebagai Input Index (II) yaitu perbandingan input pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasar pengukurannya.

Jadi pengukuran ini pada dasarnya adalah membandingkan antara produktivitas pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasarnya. Indeks Produktivitas pada waktu dasar pengukuran adalah 100, sehingga indeks produktivitas pada waktu pengukuran ada tiga macam, yaitu :

1. IP < 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih kecil dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran.

2. IP = 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran sama dengan produktivitas waktu dasar pengukuran.

3. IP > 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih besar dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran.

(14)

Semakin baik produktivitas suatu perusahaan berarti semakin naik IP-nya (diatas 100).

4.3.2 Metode Pengukuran Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas parsial akan mengukur produktivitas unit proses secara spesifik sehingga lebih obyektif, mudah dipantau, dipelihara dan diperbaiki. Produktivitas keseluruhan akan baik jika produktivitas parsialnya baik.

Jadi peningkatan produktivitas total dapat dilakukan dengan memperbaiki produktivitas parsial.

Metode pengukuran produktivitas parsial : 1. Model APC

2. Habberstad Productivity Wheel

3. Objective Matrix (OMAX)

4.3.3 Metode OMAX (Objective Matrix)

Model sistem penilaian ini pertama kali dikembangkan di Oregon State University oleh seorang profesor produktivitas di Departement of Industrial Engineering yaitu James L. Riggs. OMAX adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas dari tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut. Model pengukuran produktivitas OMAX mengatasi masalah- masalah kerumitan dan kesulitan pengukuran produktivitas dengan mengkombinasikan seluruh criteria produktivitas yang penting dalam suatu bentuk matrix yang terpadu dan saling terkait satu sama lain, sehingga mudah untuk dikomunikasikan.

(15)

Dalam pengukuran kinerja, metode ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat pengukuran kinerja yang didalamnya terdapat unsur manusia. Permasalahannya adalah pengaruh sifat manusia yang sulit diukur. Hal tersebut diatasi dengan menerjemahkan kinerja manusia ke dalam sesuatu yang lebih kuantitatif.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam proses OMAX adalah :

Gambar 4.2. Langkah proses dalam OMAX

Dari kesebelas blok tersebut, terdapat tiga aspek yang terpenting yaitu : 1. Awareness, yaitu

a. Mengerti masalah produktivitas

b. Ada kemungkinan peningkatan produktivitas c. Mampu meningkatkan produktivitas

2. Improve

a. Know how to do it (Mengetahui Bagaimana Melakukannya) b. Mampu dan mau menjalankan perbaikan

(16)

3. Maintenance

a. Mempertahankan kemajuan b. Memelihara semangat untuk maju

4.3.4 Struktur OMAX

Pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriks objektif. Bentuk matriks tersebut sebagai berikut :

(17)

Keterangan :

A. Blok Pendefinisian , terdiri atas :

1. Kriteria produktivitas , yaiyu kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada bagian atau departemen yang akan diukur produktivitasnya.

Misalnya untuk departemen produksi yang menjadi kriteria adalah Output / jam, Scrap/100 unit, dll.Kriteria sebaiknya lebih dari satu.

2. Performansi sekarang , yaitu nilai tiap produktivitas berdasarkan pengukuran terakhir.

Misalnya Output / jam = 100, Scrap / 100 Unit. B. Blok Kuantifikasi , terdiri atas :

1. Skala, yaitu angka-angka yang menunjukan tingkat performansi dari pengukuran tiap kriteria produktivitas terdiri dari sebelas bagian dari 0 sd 10 . Semakin besar skala, semakin baik produktivitasnya.

Kesebelas Skala tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Level 0 , yaitu nilai produktivitas yang terburuk yang mungkin terjadi. b) Level 3 , yaitu nilai produktivitas performansi sekarang.

c) Level 10 , yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu.

Kenaikan nilai produktivitas disesuaikan dengan cara Interpolasi.

1. Skor , yaitu nilai leveldimana level pengukuran produktivitas berada. Misalnya , jika Output / jam = 100 terletak di level 5, maka skor untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai angka pada matriks, lakukan pembulatan ke bawah.

(18)

2. Bobot , yaitu besarnya bobot dari tiap kriteriaa produktivitas terhadaap total produktivitas. Jumlah bobot dari tiap kriteria adalah 100.

3. Nilai , merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya.

4. Indikator Produktivitas , merupakan jumlah dari tiap nilai Index Produktivitas (IP) maka dihitung sebagai prosentase kenaikan / penurunan terhadap performansi sekarang.

Kriteria performansi sekarang = 300, Index Produktivitas adalah :

4.4. Perhitungan Produktivitas Metode Objektive Matrix (OMAX) 4.4.1. Menentukan Level dan Nilai Masing – masing Rasio

Tentukan range / batasan tiap – tiap rasio yang ada mulai dari level 0 – 10, dimana level 3 ditentukan sebagai performa saat ini atau rata – rata dari performa rasio saat ini, sedangkan level 10 adalah target atau kondisi optimum sasaran yang diinginkan manajemen /perusahaan.

Jika dalam hal ini nilai level 3 dan 10 sudah diketahui, maka untuk mengetahui nilai / range level 1 – 2 dan 4 – 9 dipergunakan cara interpolasi dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

Y1 = Value rata-rata actual kinerja saat ini

(19)

Y3 = Value kinerja produktivitas hasil interpolasi / ekstrapolasi.

X1 = Posisi level skor rata-rata actual kinerja dalam analisa Objective matrix. X2 = Posisi level skor target produktivitas yang diharapkan manajemen X3 = Posisi level skor yang akan diinterpolasi / ekstrapolasi

Ratio 1 : Output OK Output Total Rata-rata : 0.9945 ( Level 3 ) Target : 0.9955 ( Level 10 ) Nilai : Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0.9953 7 Nilai : Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0.9952 7 Nilai : Level 7 : ( 7-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0.9951 7 Nilai : Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0.9949 7

(20)

Nilai : Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0.9948 7 Nilai : Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0.9946 7 Nilai : Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0,9943 7 Nilai : Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0,9942 7 Nilai : Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,9955 – 0,9945 ) + 0,9945 = 0,9941 7 Ratio 2 : Output OK Run Time Rata-rata : 3.135 ( Level 3 ) Target : 3.449 ( Level 10 ) Nilai : Level 9 : ( 9-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.404 7

(21)

Nilai : Level 8 : ( 8-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.359 7 Nilai : Level 7 : ( 7-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.314 7 Nilai : Level 6 : ( 6-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.269 7 Nilai : Level 5 : ( 5-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.225 7 Nilai : Level 4 : ( 4-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.180 7 Nilai : Level 2 : ( 2-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.090 7 Nilai : Level 1 : ( 1-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.045 7 Nilai : Level 0 : ( 0-3 ) x ( 3.449 – 3.135 ) + 3.135 = 3.000 7

(22)

Ratio 3 : Down Time Run Time Rata-rata : 0,1064 ( Level 3 ) Target : 0,0958 ( Level 10 ) Nilai : Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0,0973 7 Nilai : Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0,0988 7 Nilai : Level 7 : ( 7-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1003 7 Nilai : Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1018 7 Nilai : Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1034 7 Nilai : Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1049 7

(23)

Nilai : Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0,1079 7 Nilai : Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0.1094 7 Nilai : Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,0958 – 0,1064 ) + 0,1064 = 0.1109 7 Ratio 4 : Output OK

Man Power Cost per Unit

Rata-rata : 23.435 ( Level 3 ) Target : 28.644 ( Level 10 ) Nilai : Level 9 : ( 9-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 27.900 7 Nilai : Level 8 : ( 8-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 27.156 7 Nilai : Level 7 : ( 7-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 26.411 7

(24)

Nilai : Level 6 : ( 6-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 25.667 7 Nilai : Level 5 : ( 5-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 24.923 7 Nilai : Level 4 : ( 4-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 24.179 7 Nilai : Level 2 : ( 2-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 22.690 7 Nilai : Level 1 : ( 1-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 21.947 7 Nilai : Level 0 : ( 0-3 ) x ( 28.644 – 23.435 ) + 23.435 = 21.202 7

(25)

Ratio 5 : Output OK Konsumsi Listrik Rata-rata : 225.25 ( Level 3 ) Target : 247.77 ( Level 10 ) Nilai : Level 9 : ( 9-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 244.55 7 Nilai : Level 8 : ( 8-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 241.33 7 Nilai : Level 7 : ( 7-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 238.12 7 Nilai : Level 6 : ( 6-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 234.90 7 Nilai : Level 5 : ( 5-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 231.68 7 Nilai : Level 4 : ( 4-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 228.47 7

(26)

Nilai : Level 2 : ( 2-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 222.03 7 Nilai : Level 1 : ( 1-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 218.81 7 Nilai : Level 0 : ( 0-3 ) x ( 247.77 – 225.25 ) + 225.25 = 215.60 7

4.4.2.Menentukan Bobot dan Penilaian Produktifitas

Setelah nilal level diketahui, maka dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai produktifitas ditentukan terlebih dahulu bobot dari masing – masing rasio yang diukur berdasarkan urutan kepentingan atau prioritas, dimana dalam hal ini yang menjadi pertimbangan utama adalah nilai ekonomis dan faktor safety / keselamatan

Tabel 4.1. Kriteria Pertimbangan Bobot Rasio

Kriteria Pertimbangan 1 Output OK 2 Output OK 3 DownTime ( DT) 4 Output OK 5 Output OK Output

Total Time Run ( RN ) Run Time ( RN ) Power Man Cost per unit Konsumsi Listrik Besarnya Nilai yg dapat ditekan Paling

Besar Besar Lebih Besar Panjangnya proses berhubungan dengan biaya produksi yg sudah Lebih

(27)

dikeluarkan Berpengaruh dengan unsur

Safety Tidak Tidak Ya Tidak Ada

Ditentukan

Bobot 25 15 25 15 20

TOTAL 100

Setelah bobot didefinisikan maka dimasukkan dalam table perhitungan Omax, sehingga didapat data produktivitas sebagai berikut :Tabel 5.2 Nilai Produktivitas Januari 2015 sd Juni 2015 Berdasarkan OMAX

Januari

Kriteria Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5

Nilai Aktual 0.9949 3.358 0.1236 28.192 241.24 Level Keterangan Target 0.9958 3.694 0.1112 34.467 265.36 10 Sangat Baik

Range Nilai Level 0.9957 3.646 0.1130 33.570 261.91 9 Baik 0,9955 3.598 0.1147 32.674 258.47 8 0.9954 3.550 0.1165 31.778 255.02 7 0.9953 3.502 0.1183 30.881 251.58 6 0.9952 3.454 0.1200 29.985 248.13 5 Sedang 0.9950 3.406 0.1218 29.088 244.69 4 0.9949 3.358 0.1236 28.192 241.24 3 0,9948 3.310 0.1254 27.295 237.79 2 Buruk 0,9946 3.262 0.1271 26.399 234.35 1 0,9945 3.214 0.1289 25.503 230.90 0 SangatBuruk Score Aktual 4 2 2 2 4

Nilai Produktivitas Total

= 290

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

(28)

Februari

Kriteria Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5

Nilai Aktual 0.9970 3.052 0.0420 17.138 219.23 Level Keterangan Target 0.9975 3.357 0.0378 20.723 241.16 10 Sangat Baik

Range Nilai Level 0.9974 3.313 0.0384 20.207 238.02 9 Baik 0.9973 3.270 0.0390 19.699 234.89 8 0.9973 3.226 0.0396 19.187 231.76 7 0.9972 3.183 0.0402 18.674 228.63 6 0.9971 3.139 0.0408 18.162 225.50 5 Sedang 0.9970 3.096 0.0414 17.650 222.36 4 0.9970 3.052 0.0420 17.138 219.23 3 0.9969 3.008 0.0426 16.626 216.10 2 Buruk 0.9968 2.965 0.0432 16.114 212.96 1 0.9967 2.921 0.0438 15.602 209.83 0 SangatBuruk Score Aktual 4 4 2 4 2

Nilai Produktivitas Total

= 310

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas 100 60 50 60 40

Maret

Kriteria Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5

Nilai Aktual 0.9952 3.468 0.0596 21.157 249.12 Level Keterangan Target 0.9960 3.815 0.0536 25.578 274.04 10 Sangat Baik

Range Nilai Level 0.9959 3.765 0.0545 24.946 270.48 9 Baik 0.9958 3.716 0.0553 24.315 266.92 8 0.9956 3.666 0.0562 23.683 263.36 7 0.9955 3.617 0.0570 23.052 259.80 6 0.9954 3.567 0.0579 22.420 256.24 5 Sedang 0.9953 3.518 0.0587 22.789 252.68 4 0.9952 3.468 0.0596 21.157 249.12 3 0.9953 3.418 0.0605 20.525 245.56 2 Buruk 0.9949 3.369 0.0613 19.894 242.00 1 0.9948 3.319 0.0622 19.262 238.44 0 SangatBuruk Score Aktual 2 2 2 2 4

Nilai Produktivitas Total

= 240

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

(29)

April

Kriteria Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5

Nilai Aktual 0.9947 2.692 0.1129 19.825 193.37 Level Keterangan Target 0.9956 2.961 0.1116 23.966 212.70 10 Sangat Baik

Range Nilai Level 0.9955 2.923 0.1118 23.374 209.94 9 Baik 0.9953 2.884 0.1120 22.783 207.18 8 0.9952 2.846 0.1122 22.191 204.42 7 0.9951 2.807 0.1123 21.600 201.65 6 0.9949 2.769 0.1125 21.008 198.89 5 Sedang 0.9948 2.730 0.1127 20.417 196.13 4 0.9947 2.692 0.1129 19.825 193.37 3 0.9946 2.654 0.1131 19.233 190.61 2 Buruk 0.9944 2.615 0.1133 18.642 187.85 1 0.9943 2.577 0.1135 18.050 185.09 0 SangatBuruk Score Aktual 2 2 4 2 4

Nilai Produktivitas Total

= 290

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas 50 30 100 30 80

Mei

Kriteria Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5

Nilai Aktual 0.9924 3.177 0.1440 21.953 228.21 Level Keterangan Target 0.9938 3.494 0.1296 26.525 251.03 10 Sangat Baik

Range Nilai Level 0.9936 3.449 0.1317 25.872 247.77 9 Baik 0.9934 3.403 0.1337 25.219 244.51 8 0.9932 3.358 0.1358 24.566 241.25 7 0.9930 3.313 0.1378 23.912 237.99 6 0.9928 3.268 0.1399 23.259 234.73 5 Sedang 0.9926 3.222 0.1419 22.606 231.47 4 0.9924 3.177 0.1440 21.953 228.21 3 0.9922 3.132 0.1461 21.300 224.95 2 Buruk 0.9920 3.086 0.1481 20.647 221.69 1 0.9918 3.041 0.1502 19.994 218.43 0 SangatBuruk Score Aktual 2 2 2 2 4

Nilai Produktivitas Total

= 240

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

(30)

Juni

Kriteria Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5

Nilai Aktual 0.9927 3.067 0.1564 32.342 220.32 Level Keterangan Target 0.9940 3.374 0.1408 39.088 242.35 10 Sangat Baik

Range Nilai Level 0.9938 3.330 0.1430 38.124 239.20 9 Baik 0.9936 3.286 0.1453 37.161 236.06 8 0.9934 3.242 0.1475 36.197 242.91 7 0.9932 3.199 0.1497 35.233 239.76 6 0.9930 3.155 0.1519 34.269 226.61 5 Sedang 0.9929 3.111 0.1542 33.306 223.47 4 0.9927 3.067 0.1564 32.342 220.32 3 0.9925 3.023 0.1586 31.378 217.17 2 Buruk 0.9923 2.979 0.1609 31.415 214.02 1 0.9921 2.146 0.1631 29.451 210.88 0 SangatBuruk Score Aktual 2 2 2 4 4

Nilai Produktivitas Total

= 270

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas 50 30 50 60 80

Tabel 4.2 Nilai Produktivitas Januari 2015 sd Juni 2015 Overall

Productivity

Jan Feb Mar Apr Mei Jun AVG

(31)

4.5. OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS ( OEE ) LINE ASSEMBLY KALENG CAT 1 KG / TYPE 407

Formula :

OEE = AVAILABILITY X PERFORMANCE RATE X QUALITY/DEFECT RATE

Availibility : merupakan waktu mesin / alat berada dalam

kondisi siap pakai terdiri dari Break Down dan Setup/Adjustment.

Performance Rate : merupakan nilai kinerja yang dicapai oleh kegiatan

produksi, terdiri dari Small Stops dan Slow Running.

Quality Rate : merupakan nilai keberhasilan yang diukur dari

kualitas produk, terdiri dari Startup Defect dan Production Defect.

x 100

x 100 x 100

Dengan menggunakan Formula di atas dapat kita hitung Efektivitas dari Mesin di Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 407 sebelum perbaikan maupun setelah dilakukan langkah-langkah perbaikan.

(32)

4.5.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Periode Januari sd Juni 2015 ) :

Availability = 1.336 – 276 x 100 1.336 = 79.34 % Performance Rate = 4.196.252 X 100 80.181 x 80 = 65.42 % Quality Rate = 4.172.558 x 100 4.196.252 = 99.43 %

Jadi OEE selama enam bulan adalah :

79.34 % x 65.42 % x 99.43 % atau 0.7934 x 0.6542 x 0.9943 = 0.5161 atau 51.60 %

Adapun jika pedoman hasil OEE yang berstandar Internasional ( Word Class ) pada umumnya kita bandingkan dengan hasil OEE sebelum maupun setelah dilakukan perbaikan adalah seperti Tabel di bawah ini.

(33)

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Overall Equipment Effectiveness

KRITERIA PT.MMII WORD CLASS

Availability Rate 79.34 % 90 %

Performance Rate 65.42 % 95 %

Quality Rate 99.43 % 99.90 %

OEE 51.60 % 85 %

Dari hasil perhitungan OEE di atas, terlihat bahwa baik untuk Availability Rate maupun Performance Rate masih sangat jauh dari standar OEE Word Class, sedangkan Untuk Quality Rate sudah mendekati dari Word Class sehingga perlu peningkatan lebih lanjut di ketiga category.

Gambar

Gambar 4.1  Siklus Produktivitas
Gambar 4.2. Langkah proses dalam OMAX
Tabel 4.1. Struktur OMAX
Tabel 4.1. Kriteria Pertimbangan Bobot Rasio
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup dan batasan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pada proses pembuatan bumbu sambal ayam Taliwang menggunakan metode dry fry, dengan komposisi

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di Rumah Sakit Bahayangkara Tk.III Anton Soedjarwo Pontianak disusun suatu indikator sederhana untuk

Kampanye politik merupakan upaya mempersuasi khalayak melalui periklanan massa (Komunikasi massa) dan retorik (komunikasi interpersonal. Ia dilakukan baik melalui hubugan

Dimensi ruang sangat berpengaruh pada proses pengeringan pakaian, semakin besar dimensi lemari maka, semakin lama proses kenaikan suhu pada lemari, kelembaban dalam

• Peserta didik bersama dengan pendidik membahas atau melakukan tanya jawab mengenai pertanyaan yang terdapat dalam LKPD reaksi eksoterm dan endoterm!. • Peserta

Penelitian mengenai analisis pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap permintaan rumah di Kota Pekanbaru menggunakan data jumlah realisasi pembangunan perumahan KPR

Sedangkan, pendekatan kuantitatif digunakan untuk melakukan analisis terhadap data angka (data kuantitatif) berupanilai ujian akhir semester (UAS) ekonomitrika

Kelebihan pianika dibandingkan alat musik melodis lainnya dalam rangka penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor I# - 7# yaitu alat musik ini cukup mudah