BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas IIA SDN 87 Kota
Tengah Kota Gorontalo dengan jumlah subyek 26 orang siswa. Proses
pelaksanaan tindakan dilaksanakan sebagai berikut :
4.1.1 Observasi Awal
Sebelum peneliti melakukan tindakan dalam meningkatkan kemampuan
kosakata bahasa Inggris siswa melalui model pembelajaran make a match pada
siswa kelas II SDN No.87 Kota tengah Kota Gorontalo, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal guna mencari tahu sejauh mana kemampuan siswa
dalam pembelajaran bahasa Inggris dan hasil yang dicapai siswa dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Hasilnya adalah sebagai berikut :
No Nama Siswa Kriteria Penilaian Perolehan
Nilai Pengucapan Tes
3 2 1 3 2 1
1 Abd. Rahman Hadi √ √ 66
2 Ahmad Ismail √ √ 50
3 Vebyan Putra Bungsu √ √ 83
4 Moh.Aldi Hulawa √ √ 83
5 Moh. Yakob Ibrahim √ √ 33
6 Muamar Aqil Inayatullah √ √ 83
7 Rahmat Nur Dama √ √ 66
8 Ramdan Botutihe √ √ 50
9 Rifki Al-Fadeta R. Alim √ √ 50
10 Russel Afkal Kafka √ √ 83
12 Zakir Husna √ √ 33
13 Amira Adelia Fitrah √ √ 66
14 Andi Salsabila Sabania √ √ 50
15 Andi Soraya √ √ 50
16 Arzania Idrus Basalama √ √ 50
17 Ebrianti Nune √ √ 66
18 Isra Oktaviani Machmud √ √ 66
19 Nabila J Tangahu √ √ 66 20 Nurain Tahir √ √ 50 21 Nurhaliza Usman √ √ 66 22 Novita Labaco √ √ 33 23 Ririn Tuna √ √ 50 24 Sarmilawati Abdullah √ √ 50
25 Sri Murinda Bakari √ √ 83
26 Fadiah N. Maku √ √ 83
Skor Rata-rata 59,96
Berdasarkan hasil yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa skor
rata-rata pada pejalaran bahasa Inggris dikelas II SDN No.87 Kota Tengah Kota
Gorontalo masih dikatakan rendah yaitu 59,96% maka peneliti melakukan tindak
lanjut dengan melaksanakan tindakan siklus I dan II dengan menggunakan model
pembelajaran make a match.
4.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran silkus I dimaksudkan untuk mengatasi
masalah yang ditemukan pada observasi awal dimana hasil belajar siswa pada
mata pelajaran bahasa Inggris sangat rendah karena kurangnya penguasaan
kosakata bahasa Inggris oleh siswa. Dengan menggunakan model make a match
meningkat namun belum mencapai hasil maksimal yang telah ditargetkan oleh
peneliti.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, terlebih
dahulu peneliti menyusun rencana pembelajaran, adapun hal-hal yang dilakukan
dalam tahap perencanaan adalah :
a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menyusun Skenario Pembelajaran
c. Menyiapkan format pengamatan guru dan siswa saat pembelajaran
d. Menyiapkan media (bintang yang dibuat dari kertas) dengan berbagai
macam warna
e. Menyiapkan kartu make a macth (kosakata bahasa Iggris dan bahasa
Indonesia)
f. Menyiapkan format penilaian siswa
g. Menyiapkan lembar evaluasi untuk siswa
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini diawali dengan pemberian motivasi
kepada siswa agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan sebaik
mungkin. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam kemudian dilanjutkan dengan do’a sebelum belajar. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dan ditanyai kabar satu per satu, hal ini dimaksudkan agar tercipta keakraban
antara guru dan siswa sehingga siswa dapat merasa nyaman dan tidak bosan
guru terlebih dahulu memberikan umpan atau stimulus berupa pertanyaan yang
menyangkut dengan materi yang akan dibahas (apersepsi), setelah siswa merespon
dan menjawab dengan benar pertanyaan dari guru, guru memberikan penguatan
kepada siswa. Kemudian guru melanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai bersama oleh guru dan siswa.
Masuk pada kegiatan inti, guru menanyakan warna-warna apa aja yang
siswa tahu, setelah siswa menjawab dengan menggunakan bahasa Indonesia, guru
menuliskan jawaban dipapan tulis. Kemudian guru mengambil media yang telah
disiapkan sebelumnya dan menanyakan warna dari media yang diperlihatkan
guru. Siswa yang dapat menjawab disuruh untuk mengacungkan tangan,
kemudian siswa tersebut diminta untuk menyebutkan warna benda yang dipegang
oleh guru dengan kosakata bahasa Inggris. Anak yang menjawab benar diberi
penguatan dengan cara memberikan tepuk tangan. Masuk pada model
pembelajaran, agar kegiatan siswa melalui model pembelajaran make a match
dapat efektif, guru membagi siswa dalam tiga kelompok besar. Setiap kelompok
maju bergantian. Kelompok pertama maju dengan pasangannya masih-masing,
kemudian guru menjelaskan cara bermain dari make a match kepada siswa. Guru
siap dengan kartu soal dan kartu jawaban yang telah disediakan sebelumnya,
kemudian guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban secara acak. Kemudian
guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencari pasangan dari kartu-kartu
yang telah dibagikan oleh guru sebelumnya. Kartu soal merupakan kosakata
bahasa Inggris dan kartu jawaban merupakan kosakata bahasa Indonesia, Siswa
tercepat mendapat nilai yang paling tinggi. Setelah kelompok pertama selesai
dilanjutkan oleh kelompok kedua dan ketiga.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran,
siswa merangkum materi dan guru memberikan evaluasi pada siswa untuk
mengetahui hasil pembelajaran yang dicapai. dilanjutkan dengan memberi
motivasi dan penguatan kepada siswa kemudian memberikan penghargaan kepada
kelompok yang paling cepat mencari pasangan.
4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Adapun data hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan
Siklus I adalah sebagai berikut :
No Nama Kriteria Penilaian Skor
Mencari Pasangan Pengucapan Tes 0-1’ 1-2’ 1-3’ > 4 kata 4 kata <4 kata 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Abd. Rahman Hadi √ √ √ 67
2 Ahmad Ismail √ √ √ 67
3 Vebyan Putra Bungsu √ √ √ 100
4 Moh.Aldi Hulawa √ √ √ 89
5 Moh. Yakob Ibrahim √ √ √ 44
7 Rahmat Nur Dama √ √ √ 78
8 Ramdan Botutihe √ √ √ 67
9 Rifki Al-Fadeta R. Alim √ √ √ 67
10 Russel Afkal Kafka √ √ √ 89
11 Wahyudin Karim √ √ √ 67
12 Zakir Husna √ √ √ 33
13 Amira Adelia Fitrah √ √ √ 89
14 Andi Salsabila Sabania √ √ √ 67
15 Andi Soraya √ √ √ 78
16 Arzania Idrus Basalama √ √ √ 56
17 Ebrianti Nune √ √ √ 67
18 Isra Oktaviani Machmud √ √ √ 89
19 Nabila J Tangahu √ √ √ 67 20 Nurain Tahir √ √ √ 67 21 Nurhaliza Usman √ √ √ 78 22 Novita Labaco √ √ √ 56 23 Ririn Tuna √ √ √ 67 24 Sarmilawati Abdullah √ √ √ 67
25 Sri Murinda Bakari √ √ √ 89
26 Fadiah N. Maku √ √ √ 89
Jumlah/ Persentase 1894/73%
a. Dari 26 orang siswa terdapat 15 orang siswa atau atau 57,69% yang
mendapat nilai kurang dari 70
b. Dari 26 orang siswa terdapat 11 atau 42,31% orang siswa yang mendapat
nilai lebih dari 70
Berikut data dari kegiatan siswa dan kegiatan guru dalam pelaksanaan
tindakan siklus I dalam pembelajaran dengan menggunakan model make a match :
Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran
No Aspek Yang Dinilai Kriteria Penilaian
A B C D
1. Mempesiapkan diri untu mengikuti pelajaran √
2. Termotivasi dalam kegiatan pembelajaran √
3. Mengikuti dengan baik seluruh pengarahan guru √
4. Mengemukakan masalah √
5. Aktif dalam menjawab pertanyaan guru √
6. Bekerjasama dalam kelompok √
7. Bisa mencari pasangan yang tepat dalam waktu yang dibatasi
8. Mengajukan pertanyaan √
9. Mampu menjawab soal yang diberikan oleh guru √
10. Dapat menarik kesimpulan √
JUMLAH
PERSENTASE 0 40 50 10
Kegiatan Siswa Persentase
Kualifikasi Jumlah Sangat Baik 0 0,00 Baik 4 40 Cukup 5 50 Kurang 1 10 Total 100
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dipaparkan hasil dari aktifitas siswa
pada tindakan siklus I adalah, dari 10 aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa,
terdpat 0 aspek atau 0,00% yang memperoleh kualifikasi sangat baik. Dari 10
aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa, terdapat 4 aspek atau 40% yang
memperoleh kualifikasi baik. Dari 10 aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa,
terdapat 5 aspek atau 50% yang memperoleh kualifikasi cukup. Dari 10 aspek
yang dinilai dalam aktivitas siswa, terdapat 1 aspek yang memperoleh kulifikasi
Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran
No Aspek Yang Diamati
Kriteria Penilaian A B C D A. 1. 2. 3. 4. Persiapan Rumusan Indikator Penjabaran materi
Alat dan bahan
Langkah-langkah pembelajaran √ √ √ √ B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kegiatan Inti
Kesiapan ruang dan bahan ajar
Kesesuaian apersepsi dengan materi ajar
Menyampaikan tujuan pembeljaran Melaksanakan pembeljaran sesuai dengan tujuan
Melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat pemahaman siswa
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu
Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan
Menunjukkan partisipasi aktif siswa
Menumbuhkan antusias siswa dalam belajar
Bimbingan terhadap siswa
Menggunakan bahasa secara lancar dan jelas
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C.
1.
2. 3.
Kegiatan Penutup
Melaksanakan refleksi pembelajaran
Menyusung rangkuman yang melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut
√
√ √
Kegiatan Guru Persentase Kualifikasi Jumlah Sangat Baik 1 5,26 Baik 9 47,37 Cukup 8 42,11 Kurang 1 5,26 Total 100
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dipaparkan hasil dari aktifitas siswa
pada tindakan siklus I adalah dari 19 aspek yang dinilai dalam proses
pembelajaran, terdapat 1 aspek atau 5,26 yang memperoleh kualifikasi sangat
baik. Dari 19 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 9 atau 47%
yang memperoleh kualifikasi baik. Dari 19 aspek yang dinilai dalam proses
pembelajaran, terdapat 8 atau 42,11 yang memperoleh kualifikasi cukup. Dari 19
aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 1 aspek atau 5,26% yang
memperoleh kualifikasi kurang.
4.1.2.4 Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah mengadakan siklus I peneliti mengadakan refleksi terhadap proses
ditujukan untuk melihat apakah pemahaman konsep siswa meningkat melalui
model pembelajaran make a match.
Dari refleksi yang dilakukan pada pembelajaran ini, dapat disimpulkan
bahwa tindakan siklus I mengalami peningkatan namun belum mencapai kriteria
keberhasilan sebab hanya memperoleh 42,31% yang mendpat ilai 70 keatas.
Masih ada beberapa factor yang menyebabkan pencapaian hasil belajar siswa
belum terlaksana dengan baik. Adapun factor-faktor yang dimaksud adalah :
a. Siswa masih ribut saat pembelajaran berlangsung karena belum
termotivasi untuk mengikuti pejalaran dengn serius
b. Siswa kurang memberikan pertanyaan terhadap kesulitan yang dihadapi
dalam proses pembelajaran
c. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran make a match dalam
proses pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal.
d. Kurang menggunakan pendekatan lingkungan pada proses pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka pelaksanaan tindakan siklus I
dinyatakan belum berhasil. Oleh karenanya penelitian dilanjutkan pada siklus II.
4.1.3 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan lanjutan dari kegiatan siklus I
dengan harapan pada tindakan siklus II akan tercapai hasil optimal yang
ditargetkan oleh peneliti dan pada tindakan siklus II juga diharapkan guru mampu
memecahkan masalah yang terdapat pada saat tindakan siklus I.
Pada siklus II dilakukan perencanaan yang hampir sama dengan siklus I
dengan perbedaan media yang disiapkan. Adapun tahapan perencanaan yang
disipkan adalah:
a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menyusun Skenario Pembelajaran
c. Menyiapkan format pengamatan guru dan siswa saat pembelajaran
d. Menyiapkan media (gambar) berbagai macam hewan
e. Menyiapkan kartu make a macth (kosakata bahasa Iggris dan bahasa
Indonesia)
f. Menyiapkan format penilaian siswa
g. Menyiapkan lembar evaluasi untuk siswa
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Seperti halnya siklus I, kegiatan awal pada tindakan siklus II juga diawali
dengan salam, doa, pemberian motivasi dan penguatan, apersepsi dan
penyampaian tujuan pembelajaran pada siswa.
Masuk pada kegiatan inti, guru sedikit menjelaskan tentang materi
ANIMALS, kemudian siswa diminta untuk memasang media (gambar hewan)
yang telah disediakan oleh guru kemudian siswa diminta untuk menyebutkan
nama hewan tersebut dengan menggunakan kosakata bahasa Inggris. Siswa yang
dapat menjawab dengan benar akan diberi tepuk tangan oleh teman lainnya.
Setelah semua mendapat giliran, guru melanjutkan kegiatan dengan model
pembelajaran make a match. Agar pembelajaran lebih efektif, siswa dibagi
untuk melakukan kegiatan mencari pasangan. Kelompok yang paling cepat
mendapat pasangan akan diberikan penguatan dan penghargaan berupa tepuk
tangan dari teman-teman sekelas.
Setelah semua kelompok selesai, guru memberikan kesimpulan dari materi
yang diajarkan, siswa diminta untuk merangkum materi kemudian guru
memberikan tindak lanjut dengan pemberian evaluasi pada siswa guna
mengetahui berhasil tidaknya tindakan siklus II yang telah dilaksanakan.
4.1.3.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Berikut adalah tabel nilai (skor) hasil capaian siswa pada pelaksanaan
tindakan siklus II :
No Nama Kriteria Penilaian Skor
Mencari Pasangan Mengucapkan Tes 0-1’ 1-2’ 2-3’ >4 kata 4 kata < 4 kata 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Abd. Rahman Hadi √ √ √ 89
2 Ahmad Ismail √ √ √ 67
3 Vebyan Putra Bungsu √ √ √ 100
4 Moh.Aldi Hulawa √ √ √ 89
5 Moh. Yakob Ibrahim √ √ √ 67
6 Muamar Aqil Inayatullah √ √ √ 100
7 Rahmat Nur Dama √ √ √ 89
8 Ramdan Botutihe √ √ √ 89
10 Russel Afkal Kafka √ √ √ 100
11 Wahyudin Karim √ √ √ 67
12 Zakir Husna √ √ √ 56
13 Amira Adelia Fitrah √ √ √ 100
14 Andi Salsabila Sabania √ √ √ 89
15 Andi Soraya √ √ √ 78
16 Arzania Idrus Basalama √ √ √ 67
17 Ebrianti Nune √ √ √ 78
18 Isra Oktaviani Machmud √ √ √ 100
19 Nabila J Tangahu √ √ √ 78 20 Nurain Tahir √ √ √ 78 21 Nurhaliza Usman √ √ √ 89 22 Novita Labaco √ √ √ 67 23 Ririn Tuna √ √ √ 89 24 Sarmilawati Abdullah √ √ √ 89
25 Sri Murinda Bakari √ √ √ 100
26 Fadiah N. Maku √ √ √ 100
Jumlah/Persentase 2193/84%
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa :
a. Dari 26 orang siswa terdapat 6 orang siswa atau 23,07% yang mendapat
nilai kurang dari 70
b. Dari 26 orang siswa terdapat 20 orang siswa atau 76,92% yang mendapat
Adapun data dari kegiatan siswa dan kegiatan guru dalam pelaksanaan
tindakan siklus II dalam pembelajaran dengan menggunakan model make a match
adalah sebagai berikut :
Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran
No Aspek Yang Dinilai Kriteria Penilaian
A B C D
1. Mempesiapkan diri untu mengikuti pelajaran √ 2. Termotivasi dalam kegiatan pembelajaran √ 3. Mengikuti dengan baik seluruh pengarahan guru √
4. Mengemukakan masalah √
5. Aktif dalam menjawab pertanyaan guru √
6. Bekerjasama dalam kelompok √
7. Bisa mencari pasangan yang tepat dalam waktu yang dibatasi
√
8. Mengajukan pertanyaan √
9. Mampu menjawab soal yang diberikan oleh guru √
10. Dapat menarik kesimpulan √
JUMLAH
Kegiatan Siswa Persentase Kualifikasi Jumlah Sangat Baik 7 70 Baik 3 30 Cukup 0 0,00 Kurang 0 0,00 Total 100
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dipaparkan hasil dari aktifitas siswa
pada tindakan siklus I adalah dari 10 aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa,
terdapat 70 aspek atau 70% yang memperoleh kualifikasi sangat baik. Dari 10
aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa, terdapat 3 aspek atau 30% yang
memperoleh kualifikasi baik. Dari 10 aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa,
terdapat 0 aspek atau 0,00% yang memperoleh kualifikasi cukup. Dari 10 aspek
yang dinilai dalam aktivitas siswa, terdapat 0 aspek atau 0,00% yang memperoleh
Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran
No Aspek Yang Diamati
Kriteria Penilaian A B C D A. 1. 2. 3. 4. Persiapan Rumusan Indikator Penjabaran materi Alat dan bahan
Langkah-langkah pembelajaran √ √ √ √ B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kegiatan Inti
Kesiapan ruang dan bahan ajar
Kesesuaian apersepsi dengan materi ajar Menyampaikan tujuan pembeljaran
Melaksanakan pembeljaran sesuai dengan tujuan Melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat pemahaman siswa
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan
Menunjukkan partisipasi aktif siswa
Menumbuhkan antusias siswa dalam belajar Bimbingan terhadap siswa
Menggunakan bahasa secara lancar dan jelas
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ C. 1. 2. 3. Kegiatan Penutup
Melaksanakan refleksi pembelajaran
Menyusung rangkuman yang melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut √
√ √
Kegiatan Guru Persentase Kualifikasi Jumlah Sangat Baik 11 57,89 Baik 8 42,11 Cukup 0 0,00 Kurang 0 0,00 Total 100
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dipaparkan hasil dari aktifitas siswa
pada tindakan siklus I adalah dari 19 aspek yang dinilai dalam proses
pembelajaran, terdapat 11 aspek atau 57,89% yang memperoleh kualifikasi
sangat baik. Dari 19 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 8
atau 42,11% yang memperoleh kualifikasi baik. Dari 19 aspek yang dinilai dalam
proses pembelajaran, terdapat 0 atau 0,00% yang memperoleh kualifikasi cukup.
Dari 19 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 0 aspek atau
0,00% yang memperoleh kualifikasi kurang.
Dari pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data bahwa dari 26 orang
siswa yang dikenai tindakan memperoleh peningkatan. Bila pada siklus I hanya 11
orang siswa atau 42,31% yang berhasil memperoleh nilai 70 ke atas, maka pada
memperoleh nilai lebih dari 70 dan 6 orang atau 23,07% yang belum menguasai
kosakata bahasa Inggris sebab masih tetap memperoleh nilai 70 kebawah.
4.1.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai, peneliti kembali
mengadakan refleksi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitan ini. Dari
hasil refleksi yang dilakukan diketahui bahwa factor-faktor yang menyebabkan
tidak tercapainya hasil yang diinginkan pada siklus I telah di atasi yaitu :
a. Siswa tidak lagi ribut saat pembelajaran berlangsung
b. Peneliti sudah mampu menguasai model pembelajaran make a match
sehingga dapat mengunakannya secara optimal dalam proses
pembelajaran.
Dari hasil refleksi yang dilaksanakan pada siklus II ini disimpulkan bahwa
tindakan siklus II telah berhasil karena sudah terlaksana dengan baik dan nilai
yang diperoleh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.
4.2 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana tiap
siklus terdiri dari satu kali pertemuan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dan
melaksanakan proses pembelajaran dengan bantuan guru mitra yang bertindak
sebagai pengamat baik kepada guru maupun kepada siswa dengan bantuan lembar
Selama proses pembelajaran berlangsung, tidak jarang guru mendapat
kesulitan diantaranya adalah kurangnya kemampuan siswa dalam mengerjakan
tugas pelajaran bahasa Inggris yang diberikan oleh guru karena kurangnya
pemahaman dan penguasaan kosakata bahasa Inggris oleh siswa, hal inilah yang
diperoleh oleh peneliti saat observasi awal. Adapun hasil yang diperoleh saat
observasi awal adalah dari 26 orang siswa yang diobservasi, hanya 6 orang atau
23,08% yang memperoleh nilai 70 ke atas . Hal ini terjadi karena ada beberapa
kekurangan yang ditemukan oleh peneliti pada saat observasi awal. Dari hasil
analisis pada observasi awal ini membuktikan bahwa masih rendahnya hasil
belajar siswa dalam pelajaran bahasa Inggris disebabkan kurangnya penguasaan
kosakata bahasa Inggris oleh siswa, oleh karenanya peneli melanjutkan penelitian
pada tindakan siklus I.
Setelah menyelesaikan tindakan siklus I, diketahui bahwa kemampuan
anak dalam penguasaan bahasa Inggris meningkat akan tetapi belum mencapai
indicator dan target yang telah ditetapkan. Adapun data yang diperoleh pada
siklus I adalah dari 26 siswa yang dikenai tindakan, 11 orang siswa atau 42,31%
memperoleh nilai 70 ke atas, yang artinya mengalami peningkatan dari observasi
awal meskipun belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Belum
berhasilnya capaian yang ditargetkan peneliti terjadi karena pada pelaksanaan
siklus I siswa belum sepenuhnya memperhatikan guru dan lebih banyak bermain,
selain itu guru atau peneliti juga belum menggunakan model pembelajaran make a
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus I
menggunakan model pembelajaran make a match mempengaruhi peningkatan
kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris, meskipun belum
mncapai target yang telah ditetapkan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, factor yang menjadi penyebab belum
berhasilnya tindakan siklus I yaitu siswa yang masih ribut dan belum optimalnya
guru dalam menggunakan model pembelajaran, maka diputuskan untuk
melakukan tindakan siklus selanjutnya dengan berbagai perbaikan atas
kekurangan yang telah terjadi pada siklus sebelumnya.
Siklus II dilaksanakan 2 minggu setelah pelaksanaan siklus I. pada
pelaksanaan siklus II siswa terlihat lebih antusias dengan pelajaran yang diberikan
dan tidak ribut lagi. Gurupun telah menguasai model pembelajaran sehingga
model pembelajaran dapat diterapkan seraca optimal.
Hasil yang diperoleh dari siklus II pun akhirnya mencapai target yang
telah ditetapkan. Siswa dan guru sama-sama mengalami peningkatan. Data yang
diperoleh dari tindakan siklus II adalah dari 26 orang yang dikenai tindakan
mengalami peningkatan dan 11 orang siswa atau 42,31% yang memperoleh nilai
70 keatas pada siklus I, maka di siklus II meningkat menjadi 20 orang atau
76,92% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Dengan demikian pelaksanaan
tindakan pada siklus II dinyatakan lebih baik jika di bandingkan dengan
pelaksanaan tindakan siklus I. mengingat indicator kinerja capaian yang
ditetapkan pada penelitian yaitu minimal 70% dari siswa sudah menguasai
telah mencapai target indicator yang telah ditetapkan yaitu 76,92%. Dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran make a match
dapat meningkatkan peguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas II SDN
No.87 Kota Tegah kota Gorontalo.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran make a match , kemampuan
siswa dalam menguasai kosakata bahasa Inggris meningkat. Dan dengan
memperhatikan hasil yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan siklus II ini maka
hipotesis pada penelitian tindakan kelas ini dapat dinyatakan diterima sebab hasil
yang dicapai oleh siswa setelah diadakan evaluasi dan analisis mencapai kriteria