• Tidak ada hasil yang ditemukan

: M. DEDY WIJAYA OPERASI : - SADAR RENCONG NAD TAHUN CINTA MEUNASAH NAD TAHUN HOBBY : OLAH RAGA MOTTO : IKHLAS SEMANGAT TUNTAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": M. DEDY WIJAYA OPERASI : - SADAR RENCONG NAD TAHUN CINTA MEUNASAH NAD TAHUN HOBBY : OLAH RAGA MOTTO : IKHLAS SEMANGAT TUNTAS"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

NAMA : M. DEDY WIJAYA TEMPAT LAHIR : PALEMBANG

TANGGAL LAHIR : 29 DESEMBER 1977

ALAMAT : - JL. SRIJAYA NEGARA ASRAMA BRIMOB GANG MOUSER BLOK I NO. 5 BUKIT BESAR PALEMBANG

- JL. MUSI RAYA BARAT LR.KETAPANG IV NO. 229 KEL.SIALANG SAKO KENTEN PANGKAT : IPDA

NRP : 77120124

JABATAN : PA.UNIT 1 SUBDEN 2 DEN GEGANA KESATUAN : SATBRIMOB POLDA SUMSEL

PENDIDIKAN :

- UMUM : SD, SMP, SMA

- POLRI : - SEBA PK POLRI TAHUN 1996-1997 - SIP SUS TAHUN 2013- 2014

KEJURUAN :

- UMUM : BELADIRI KARATE

- POLRI : - DASBA BRIMOB TAHUN 1997 - OPERATOR JIBOOM 2002 - AIR TRAISER TAHUN 2004

OPERASI : - SADAR RENCONG NAD TAHUN 1999-2000 - CINTA MEUNASAH NAD TAHUN 2002-2003 HOBBY : OLAH RAGA

(3)

PENGHORMATAN

PENGERTIAN :

Penghormatan adalah suatu wujud dari

penghargaan seseorang terhadap orang lain

atas dasar tata susila yang sesuai dengan

kepribadian bangsa Indonesia.

(4)

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan penghormatan adalah

1.

Untuk melahirkan disiplin/tata tertib, ketaatan

pada peraturan dalam kehidupan sehari-hari ,

maka setiap bawahan harus menyampaikan

penghormatan kepada atasan, juga kepada

semua yang berhak menerimanya

2.

Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat

kedalam maupun keluar hanya dapat dicapai

antara lain dengan adanya pernyataan saling

menyampaikan penghormatan yang dilakukan

dengan tertib, sempurna dan penuh keikhlasan

(5)

KETENTUAN UMUM

1. Penghormatan senantiasa dilakukan dengan pandangan tetap kedepan kepada pihak yang diberi hormat, dan yang menerima penghormatan senantiasa wajib membalas penghormatan terhadap keadaan tidak memungkinkan membalas penghormatan

2. # Bila berpakaian seragam harus menyampaikan penghormatan kepada semua atasan Korpsnya, termasuk atase dari Negara Asing yang ada hubungan diplomatik dengan Republik Indonesia

# Juga harus menyampaikan penghormatan kepada atasan yang berpakaian preman apabila sudah mengenalnya dan disesuaikan dengan adat kebiasaan masing masing

3. Bagi yang mengiringi atasannya secara resmi, tidak melakukan pernghormatan apabila atasannya menerima/menyampaikan penghormatan (Ajudan)

(6)

MACAM PENGHORMATAN

1. Penghormatan terdiri atas dua macam, ialah

penghormatan biasa dan penghormatan kebesaran

2. Penghormatan biasa disampaikan kepada semua atasan

atau semua yang berpangkat satu tingkat lebih tinggi pangkat / jabatannya (untuk mewujudkan ikatan jiwa korps)

3. Penghormatan kebesaran disampaikan kepada :

A. Jenazah dalam Upacara Militer

B. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi

C. Presiden / Wakil Presiden

(7)

Bahwa

peraturan

baris

berbaris

yang

digunakan di lingkungan TNI / Polri hingga saat

ini yang sudah baku adalah

Skep Pangab Nomor : Skep/611/N85

tanggal 8 Oktober 1985.

(8)

PENGERTIAN

BARIS BERBARIS ADALAH SUATU WUJUD LATIHAN FISIK YANG DIPERLUKAN GUNA MENANAMKAN KEBIASAAN DALAM TATA CARA KEHIDUPAN YANG DIARAHKAN

KEPADA TERBENTUKNYA SUATU PERWATAKAN TERTENTU.

(9)

MAKSUD & TUJUAN

Pengertian :

GUNA MENUMBUHKAN SIKAP JASMANI YANG TEGAP TANGKAS, ,RASA PERSATUAN, RASA DISIPLIN DAN RASA TANGGUNG JAWAB.

Maksud dan Tujuan :

1. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.

2. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikaran yang kuat dalam menjalankan tugas.

3. Yang dimaksud dengan rasa disiplin adalah Mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.

4. Yang dimaksud dengan Rasa Tanggung Jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau

sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan tindakan yang akan dapat merugikan.

(10)

PENGERTIAN ABA - ABA

ABA-ABA ADALAH SUATU PERINTAH YANG DIBERIKAN OLEH SEORANG PIMPINAN KEPADA YANG DIPIMPIN UNTUK DILAKSANAKAN SECARA SERENTAK ATAU BERTURUT-TURUT.

(11)

MACAM ABA – ABA

1

ADA 3 MACAM ABA-ABA YAITU : 1. ABA-ABA PETUNJUK

adalah aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu, untuk

menegaskan maksud daripada aba-aba

peringatan/pelaksana. 2. ABA-ABA PERINGATAN

adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

3. ABA-ABA PELAKSANAAN

adalah ketegasan mengenai taat untuk melaksanakan yang terdiri dari aba-aba :

(12)

CONTOH ABA-ABA PETUNJUK

1. UNTUK PERHATIAN – ISTIRAHAT DITEMPAT - GRAK 2. UNTUK ISTIRAHAT – BUBAR - JALAN

3. KEPADA PEMIMPIN UPACARA – HORMAT - GRAK

ABA-ABA

PETUNJUK

DIPERGUNAKAN

HANYA JIKA PERLU, UNTUK MENEGASKAN

MAKSUD DARIPADA ABA-ABA PERINGATAN,

ABA-ABA PELAKSANAAN

(13)

CONTOH ABA-ABA PERINGATAN

1. HADAP KIRI 2. HADAP KANAN 3. BALIK KANAN

4. HADAP SERONG KIRI 5. HADAP SERONG KANAN 6. HITUNG

7. MAJU

8. HENTI DLL

ABA - ABA PERINGATAN ADALAH INTI PERINTAH YANG CUKUP JELAS, UNTUK DAPAT DILAKSANAKAN TANPA RAGU – RAGU

(14)

CONTOH ABA-ABA PELAKSANAAN

1.

GERAK

2.

JALAN

3.

MULAI

ABA-ABA PELAKSANAAN ADALAH KETEGASAN MENGENAI KETAATAN UNTUK DILAKSANAKAN ATAS PERINTAH TERSEBUT

(15)

GERAKAN PERORANGAN (DASAR)

1

 SIKAP SEMPURNA

Aba-aba : Siap – GERAK.

Pelaksanaan, pada aba2 pelaksanaan badan berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua telapak kaki membentuk sudut 60, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan pada kedua kaki, perut sedikit ditarik, dada dibusungkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari mengenggam seperti meremas santan, ibu jari segaris dengan jahitan celana serta pandangan lurus kedepan dan bernapas sewajarnya.

(16)

GERAKAN PERORANGAN (DASAR)

2

 ISTIRAHAT

Aba-aba : Istirahat ditempat - GERAK.

Pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri selebar 30 cm, kedua belah tangan dibawa kebelakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan, kedua tangan dilemaskan dan badan dapat bergerak.

(17)

GERAKAN PERORANGAN (DASAR)

3

 LENCANG KANAN/KIRI (BERSAF)

Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK.

Pelaksanaan, dalam sikap sempurna, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri dengan jari menggenggam dan menyentuh bahu kiri/kanan orang disebelahnya, punggung tangan menghadap keatas, kepala dipalingkan kekanan/kiri serta meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang yang berada disebelah kanan/kirinya.

(18)

GERAKAN PERORANGAN (DASAR)

4

 Pada saat pelaksanaan saf depan mengangkat lengan kanan /

kiri dalam keadaan tangan menggenggam menyentuh bahu kanan / kiri orang yang berada disebelahnya.

 Saf tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan

kedepan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.

 Penjuru saf tengah dan belakang mengambil jarak dari depan 1

lengan ditambah 2 kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan tanpa menunggu aba-aba.

 Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua dengan serentak

menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna

(19)

GERAKAN PERORANGAN (DASAR)

5

 SETENGAH LENCANG KANAN/KIRI

Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK.

Pelaksanaan, sama seperti pada saat lencang kanan/kiri tetapi tangan kanan/kiri dipinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang.

Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna

(20)

GERAKAN PERORANGAN (DASAR)

6

 LENCANG DEPAN (BERBANJAR)

Aba-aba : Lencang depan - GERAK.

Pelaksanaan, penjuru sikap sempurna dan nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan, saf depan banjar tengah dan kiri mengambil jarak satu lengan kesamping kanan dan setelah lurus menurunkan tangan dan sikap sempurna kembali tanpa menunggu aba-aba. Banjar tengah dan kiri sikap sempurna.

(21)

GERAKAN PERORANGAN (DASAR)

7

 CARA BERHITUNG

Aba-aba : Hitung - MULAI.

Pelaksanaan, jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat kedepan, saf terdepan memalingkan mukanya kekanan dan pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut dimulai dari penjuru menghitung sambil memalingkan muka kembali kedepan. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna dan pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut kebelakang menghitung

Jika pasukanberbanjar/bersaf tiga, maka yang berada dipaling kiri mengucapkan LENGKAP atau KURANG ….

(22)

PERUBAHAN ARAH

1

 HADAP KANAN/KIRI

Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK. Pelaksanaan,

1. kaki kiri/kanan dimajukan melintang di depan kaki kanan/kiri dan berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.

2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90 derajat.

3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

(23)

PERUBAHAN ARAH

2

 HADAP SERONG KANAN/KIRI

Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK. Pelaksanaan,

1. kaki kiri/kanan dimajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri.

2. Berputarlah arah 45 derajat ke kanan/kiri.

3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

(24)

PERUBAHAN ARAH

3

 BALIK KANAN

Aba-aba : Balik kanan – GERAK. Pelaksanaan,

1. kaki kiri/kanan dimajukan melintang di depan kaki kanan/kiri dan berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.

2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 180 derajat.

3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

(25)

PERUBAHAN ARAH

4

 CARA BERKUMPUL

Aba-aba : 3 bersaf / berbanjar kumpul – MULAI. Pelaksanaan,

1. Pelatih menunjuk seseorang sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah, berlari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah.

2. Setelah aba-aba pelaksanaan maka anggota lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri.

3. Penjuru melihat kekiri dan setalah lurus memberikan isyarat dengan kata LURUS dan setelah semua anggota mengambil sikap sempurna.

(26)

PERUBAHAN ARAH

5

 MEMBERI HORMAT

Aba-aba : Hormat – GERAK. Pelaksanaan,

1. Gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku serong 15 derajat kedepan, jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah, pergelangan tangan lurus serta bahu tidak diangkat, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.

2. Jika memakai topi, maka jari tengah mengenai pinggir topi

(27)

PERUBAHAN ARAH

6

 BUBAR

Aba-aba : Bubar – JALAN. Pelaksanaan,

1. Setiap orang memberikan penghormatan sambil memalingkan muka kepada yang diberi hormat. Dan setelah dibalas, kembali ke sikap sempurna.

2. Melakukan balik kanan.

(28)

PERUBAHAN ARAH

7

 JALAN DI TEMPAT

Aba-aba : Jalan di tempat – GERAK. Pelaksanaan,

1. Dimulai dengan mengangkat kaki kiri dan kanan bergantian setinggi rata2 air, ujung kaki menuju kebawah, badan tegak dan pandangan mata ke depan dan lengan dirapatkan tidak melenggang.

2. Pada saat berhenti dengan aba-aba Henti – GERAK, kaki pada saat aba-aba ditambah dua hitungan kemudian sikap sempurna.

(29)

PERUBAHAN ARAH

8

 MEMBUKA/MENUTUP BARISAN

Aba-aba : Buka/tutup barisan – JALAN.

Pelaksanaan, regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke kanan dan kiri sedang regu tengah tetap di tempat. Bedanya hanya pada arahnya saja. Buka barisan regu kanan dan kiri melangkah menjauhi dari regu tengah sedangkan pada tutup barisan, regu kanan dan kiri melangkah mendekati regu tengah.

(30)

GERAKAN BERJALAN

1

 MACAM LANGKAH, PANJANG DAN TEMPONYA

MACAM LANGKAH PANJANG TEMPO

LANGKAH BIASA 65 CM 120 / MENIT

LANGKAH TEGAP 65 CM 120 / MENIT

LANGKAH PERLAHAN 40 CM 30 / MENIT

LANGKAH KE SAMPING 40 CM 70 / MENIT

LANGKAH KE BELAKANG 40 CM 70 / MENIT

LANGKAH KE DEPAN 60 CM 70 / MENIT

(31)

GERAKAN BERJALAN

2

 MAJU - JALAN

Aba-aba : maju – JALAN.

Pelaksanaan, kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah, tangan kanan di lenggangkan kedepan 90 derajat, lengan kiri 30 derajat kebelakang dan kemudian langkah berikutnya berjalan biasa dengan lengan dilenggangkan kedepan 45 derajat dan kebelakang 30 derajat

(32)

GERAKAN BERJALAN

3

 LANGKAH TEGAP

Pelaksanaan, sama seperti berjalan biasa tapi dengan lengan dilenggangkan kedepan 90 derajat dan kebelakang 30 derajat, jari-jari tangan di genggam dengan tidak terpaksa dan punggung ibu jari menghadap ke atas serta setiap langkah dihentakkan. Bisa dilakukan dari langkah biasa dengan aba-aba

pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dan kemudian langkah tegap, begitu juga sebaliknya.

(33)

GERAKAN BERJALAN

4

 LANGKAH PERLAHAN

Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN.

Pelaksanaan, kaki kiri dilangkahkan ke depan setelah kaki kiri menapak ditanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar disebelah mata kaki kiri kemudian dilanjutkan dilangkahkan kaki kanan di depan kaki kiri dan seterusnya.

(34)

GERAKAN BERJALAN

5

 LANGKAH KE SAMPING

Aba-aba : ….. Langkah ke kanan/kiri – JALAN.

Pelaksanaan, kaki kanan/kiri dilanjutkan ke samping kanan/kiri sesuai dengan ketentuan diatas dan selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kanan/kiri. Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

(35)

GERAKAN BERJALAN

6

 LANGKAH KE BELAKANG

Aba-aba : ….. Langkah ke belakang – JALAN.

Pelaksanaan, melangkah ke belakang mulai dari kaki kiri sesuai dengan ketentuan diatas menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan. Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

(36)

GERAKAN BERJALAN

7

 LANGKAH KE DEPAN

Aba-aba : ….. Langkah ke depan – JALAN.

Pelaksanaan, melangkah ke depan mulai dari kaki kiri sesuai dengan ketentuan diatas menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentakkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan. Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

(37)

GERAKAN BERJALAN

8

 LANGKAH DI WAKTU LARI

Aba-aba : Lari maju – JALAN.

Pelaksanaan, pada saat aba-aba peringatan kedua tangan dikepalkan dan diletakkan dipinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, kedua siku sedikit kebelakang, badan agak dicondongkan kedepan. Pada saat aba-aba pelaksanaan dimulai dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya sesuai dengan panjang dan tempo ketentuan diatas.

(38)

GERAKAN BERJALAN

9

 LANGKAH MERDEKA

Aba-aba : ….. Langkah merdeka – JALAN.

Pelaksanaan, dimulai dari langkah biasa. Setelah aba-aba pelaksanaan, anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang dan tempo yang berlaku. Anggota diijinkan untuk melakukan sesuatu yang dalam keadaan lain dilarang tetapi tetap dilarang meninggalkan barisan.

(39)

GERAKAN BERJALAN

10

 GANTI LANGKAH

Aba-aba : Ganti langkah – JALAN.

Pelaksanaan, dimulai dari langkah biasa atau langkah tegap. Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kanan/kiri yang sedang dibelakang dirapatkan pada badan untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Langkah pertama hanya dilaksanakan sepanjang setengah langkah kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

(40)

SHAF 1 SHAF 2 SHAF 3 B A N J A R 1 B A N J A R 2 B A N J A R 3 B A N J A R 4 B A N J A R 5 B A N J A R 6 B A N J A R 7 B A N J A R 8 B A N J A R 9 B A N J A R 1 0 LAPOR PESERTA DIKLAT………….. JUMLAH……….. KURANG……….. HADIR…………. KEETERANGAN……….. LAPORAN SELESAI.

(41)

SELESAI DAN TERIMA KASIH.

BRIPKA DEDY WIJAYA

Referensi

Dokumen terkait

 Fungsi f dikatakan berkoresponden satu-ke-satu atau bijeksi ( bijection ) jika ia fungsi satu-ke-satu dan juga fungsi pada...  Sebuah fungsi dikatakan invertible

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan karakteristik lansia dengan penyakit kronis (usia, jenis kelamin, status marital, pendapa- tan, bentuk keluarga, dan jumlah

Selain dapat meningkatkan nilai jual dari produk samping tersebut, industri biodiesel juga dapat menghasilkan bahan baku industri farmasi dan kosmetika yang sangat

Reduced data redundancy Reduced data redundancy Improved data integrity Improved data integrity Shared data Shared data Easier access Easier access Reduced development

Warga asal Madura yang sudah lama tinggal di Baamang, Sampit, ini tak terima anaknya berkelahi dengan anak warga Dayak.. Tapi, keterlibatan Matayo atas perkelahian anaknya ini

Peneliti melakukan intervensi berupa pemberian pepaya kepada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta sebanyak 200 gram yang dikonsumsi pada sore

Pertama : Para dosen yang namanya tersebut dalam lampiran surat keputusan ini, ditetapkan sebagai Pembimbing Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Fakultas

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mengatasi hipertensi Setelah dilakukan tindakan satu kali pertemuan keluarga mampu memodifikasi lingkungan