• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN

IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BANYUNING

KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

Made Vidha Ratnami

1

, Made Sumantri

2

, I Wayan Widiana

3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: vidharatnami@yahoo.com

1

, madesumantri_pgsd@yahoo.co.id

2

,

wayan_widiana@yahoo.co.id

3

Abstrak

Tujuan Penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan desain pengembangan Asesmen Kinerja pada pembelajaran IPA, 2) mendekripsikan kualitas hasil pengembangan Asesmen Kinerja pada pembelajaran IPA, dan 3) mendeskripsikan efektifitas penggunaan penggunaan Asesmen Kinerja terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan, dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Subjek uji coba terdiri atas uji ahli isi, ahli desain, ahli Asesmen dan uji lapangan diperoleh dengan menggunakan angket/kuesioner. Data yang diperoleh tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian ini adalah 1) Deskripsi desain pengembangan Asesmen Kinerja, mulai dari tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi; 2) Kualitas kualitas hasil pengembangan Asesmen Kinerja menurut riview ahli yaitu uji ahli isi mata pelajaran IPA berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 90,00%; uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 92,00%; uji ahli Asesmen pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 90,00% dan uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik 90,76%; 3) Efektivitas hasil pengembangan Asesmen Kinerja menunjukkan signifikansi yang diperoleh adalah thitung = 4,612 > ttabel = 2,000. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan Asesmen Kinerja pada pembelajaran IPA.

Kata kunci: pengembangan, assmen kinerja, pembelajaran IPA.

Abstract

The purpose of this study is 1) to describe the design of the development of the Performance Assessment of learning science, 2) decrypt the quality of the development of Performance Assessment in learning science, and 3) describe the use of the effective use of the performance assessment of student learning outcomes in learning science. This type of research is the development of research, using ADDIE development model. Subject test consists of test content expert, expert design, expert assessment and field tests obtained using a questionnaire / questionnaire. The data obtained were analyzed by descriptive qualitative, quantitative descriptive analysis and inferential statistical analysis. The results of this study were 1) Description of Performance Assessment of design development, starting from the analysis, design, development, implementation, and evaluation; 2) The quality of the quality of the development of performance assessments by experts Riview is test content expert science subjects that are in excellent qualifications ie 90.00%; test instructional design experts are in excellent qualifications ie 92.00%; Assessment expert test of learning that are in excellent qualifications, namely 90.00%, and field trials are in excellent qualifications 90.76%; 3) The effectiveness of the development of performance assessments indicate significance

(2)

obtained is t = 4.612> table = 2.000. This means that there are significant differences in student learning outcomes before and after using the Performance Assessment in science teaching.

Keywords: development, assment performance, learning science.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualias manusia. Sebagai kegiatan yang sadar akan tujuan, maka pelaksanaannya berada dalam proses yang berkesinambungan sesuai jenjang pendidikan. Kualitas manusia yang dihasilkan pada pengembangan pilar potensi kecerdasan manusia. Potensi kecerdasan tersebut sesuai visi dan misi kebijakan pembangunan nasional yaitu: kecerdasan hati, kecerdasan rasa, kecerdasan otak, kecerdasan fisik (kinestik) yang dikenal dengan kecerdasan komprehensif. Kecerdasan komprehensif ini diteruskan pada setiap pribadi insan beriman, bertakwa terhadap Tuhan, cerdas, dan kompetitif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (BSNP, 2007).

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan visi yang diemban oleh pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia Indonesia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman. Melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman empirik yang sangat berguna bagi kehidupan nyata serta dapat mengembangkan diri manusia sesuai dengan potensinya masing-masing. Suatu proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan,

kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai.

Proses pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Pembelajaran yang diwujudkan di sekolah memiliki tujuan dan karakteristik masing-masing, seperti halnya mata pelajaran IPA. Keberhasilan suatu pembelajaran pada hakikatnya ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor guru, faktor siswa maupun faktor pembelajaran itu sendiri. Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran termasuk dalam memilih strategi atau model pembelajaran, serta menentukan sistem penilaian akan sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, maka guru perlu melaksanakan evaluasi dalam pemebelajaran.

Evaluasi atau penilaian merupakan satu tahapan dalam siklus pembelajaran yang peranannya tidak bisa diabaikan. Dikatakan demikian karena evaluasi minimal dapat menghasilkan dua hal yaitu: pertama, sebagai umpan balik pada proses pembelajaran dan kedua, dapat memberikan informasi mengenai kualitas perolehan pada subjek didik. Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar di persekolahan terdapat kecenderungan dari para guru untuk mengutamakan

penggunaan tes sebagai satu-satunya alat. Padahal tes itu memiliki keterbatasan karena tidak mampu mengukur kemampuan peserta didik yang sebenarnya dan hanya terfokus pada beberapa aspek saja. Tes ini juga tidak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuan

(3)

atau potensi masing-masing karena pelaksanaan penilaian di persekolahan harus mencakup berbagai jenis alat ukur. Alat ukur yang mampu mengukur kemampuan siswa secara autentik perlu dilakukan untuk memberikan gambaran yang nyata terhadap pencapaian kompetensi siswa. Dengan berpatokan pada hasil belajar ujian nasional, kecenderungan evaluasi di sekolah lebih terfokus pada satu jenis sistem evaluasi, yaitu penggunaan tes objektif. Tes seperti ini sangat sedikit kontribusinya terhadap hasil belajar siswa, sehingga tidak tepat digunakan untuk semua kemampuan siswa. Ketidaktepatan penggunaan tes objektif untuk semua jenis penilaian tersebut terkait dengan keterbatasan yang ada pada tes objektif itu sendiri.

Pada umumnya kebanyakan guru menggunakan tes yang hanya mengukur kemampuan kognitif siswa. Sangat jarang guru menggunakan Asesmen alternatif untuk mengukur kemampuan siswa terutama berkaitan dengan penilaian kinerja siswa (Zainul, 2001). Kondisi seperti itu berdampak pada hasil belajar siswa. Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan dalam praktik pembelajaran di sekolah, termasuk praktik Asesmennya. Untuk memastikan bahwa yang dinilai benar-benar adalah kompetensi riil individu (peserta didik), maka Asesmen harus dilakukan secara autentik (nyata, riil seperti kehidupan siswa sehari-hari).

Dalam penelitian kinerja, guru mengamati siswa saat bekerja, atau memerika produk yang dibuat, dan menilai kecakapan yang ditunjukkan. Pengamatan digunakan untuk memberikan pendapat subjektif atas tingkat pencapaian siswa. Evaluasi tersebut dilakukan berdasarkan perbandingan kinerja siswa terhadap standar yang telah ditentukan. Di sisi lain juga dinyatakan bahwa terdapat tiga komponen utama dalam assesmen kinerja, yaitu tugas kinerja (performance taks), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian (scoring guide). Cara penilain kerja ada tiga, yaitu (1) holistic scroring, yaitu pemberian skor berdasarkan inspirasi penilaian secara

umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu perfomansi (Masnur, 2010). Dengan demikian kemajuan siswa dapat dilihat secara holistik sehingga diharapkan prestasi belajar siswa meningkat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Ibu Made Suratmi, S.pd. SD, selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri 1 Banyuning diperoleh hasil bahwa, guru belum pernah melakukan Asesmen Kinerja dalam mengevaluasi pembelajaran IPA di kelas VB, guru hanya menggunakan tes sebagai cara mengevaluasi kemampuan siswa, sehingga guru mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Berdasarkan alasan di atas, maka penulis memutuskan untuk mengembangkan Asesmen Kinerja dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Banyuning.

Rumusan masalah pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu (1) Bagaimanakah desain pengembangan Asesmen Kinerja untuk mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016?, (2) Bagaimanakah kualitas hasil pengembangan Asesmen Kinerja yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran IPA menurut riview para ahli dan uji coba produk?, (3) Bagimana efektivitas Asesmen Kinerja dalam mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016?.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) Untuk mendeskripsikan desain pengembangan Asesmen Kinerja untuk mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. (2) Untuk mengetahui kualitas hasil pengembangan

(4)

Asesmen Kinerja yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran IPA menurut riview para ahli dan uji coba produk. (3) Untuk menguji efektivitas Asesmen Kinerja dalam mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 1 Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODE

Dalam penelitian ini digunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation or Delivery and Evaluations). Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik (Tegeh dan Kirna, 2010). Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis suatu pembelajaran. Model ini tersusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan suatu sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar di lapangan yang dalam hal ini adalah peserta didik SD Negeri 1 Banyuning. Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai rancangan desain pengembangan Asesmen Kinerja, kualitas hasil pengembangan Asesmen Kinerja serta efektivitas pengembangan produk yaitu metode kuesioner dan tes. Adapun penjabaran dari masing-masing metode adalah sebagai berikut. Metode kuisioner adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kualitas produk dengan menguji validitas produk pada pengembangan Asesmen Kinerja. Instrumen yang digunakan untuk metode kuesioner dalam penelitian pengembangan ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang studi atau ahli mata pelajaran, ahli desain, ahli Asesmen pembelajaran dan saat uji lapangan. Metode tes yang

digunakan pada penelitian ini ialah tes hasil belajar yaitu tes objektif atau pilihan ganda. Tes objektif atau pilihan ganda ini digunakan pada uji efektifitas produk hasil belajar siswa. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif dan Metode Analisis Statistik Inferensial/Induktif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu sehingga memperoleh gambaran

secara umum dan

menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut Agung (2012:67) “analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu subjek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum”. Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli Asesmen pembelajaran dan uji coba siswa. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh simpulan umum” Agung (2012:67). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor. Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase dari masing-masing subjek adalah sebagai berikut.

(5)

Presentase = (F x N) x 100%

(Tegeh dan Kirna, 2010:101)

Keterangan  = jumlah

n = jumlah seluruh item angket

Selanjutnya, untuk menghitung prosentase keseluruhan subjek digunakan

rumus:

Keterangan :

F = jumlah persentase keseluruhan subjek

N = banyak subjek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan terhadap hasil validasi dan uji coba produk sebagai berikut.

Tabel 1.Konversi PAP Tingkat Pencapaian dengan skala

Tingkat pencapaian

Nilai Angka

Nilai

Huruf Kualifikasi Keterangan

90%-100% 4 A Sangat baik Tidak perlu direvisi

75%-89% 3 B Baik Sedikit direvisi

65%-74% 2 C Cukup Direvisi secukupnya

55%-64% 1 D Kurang Banyak hal yang direvisi

0-54% 0 E Sangat

kurang

Diulangi membuat produk Sumber(Tegeh & Kirna, 2010:

101)

Analisis Statistik inferensial. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa pada siswa SD Negeri 1 Banyuning sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran interaktif.

Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pretest dan post test terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test dan post-test. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji prasyara(uji-t (normalitas dan homogenitas). Rumus untuk menghitung uji prasyarat dan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) adalah sebagai berikut. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor

pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya sebagai berikut. (Koyan, 2012:105) Keterangan:

2 = chi-kuadrat

o

f

= frekuensi observasi

e

f

= frekuensi harapan

Kriteria pengujian, data berdistribusi normal jika

tabel

hitung

2

2

pada taraf

signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan k-1.

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan

   e f e f o f 2 2

(6)

kelompok eksperimen. Uji Homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji dengan menggunakan rumus:

(Koyan, 2012:40) Kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung < Ftabel yang berarti sample homogen. Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 -1.

Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Uji-t, karena penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan hasil pretest dan hasil posttes. Hipotesis yang diambil yaitu sebagai berikut.

H0 : µA1 = µ2 H1 : µA1 ≠ µ2 Keterangan:

µA1 = Rata-rata hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Asesmen Kinerja.

µA2 = Rata-rata hasil belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Asesmen Kinerja.

H0 : µA1 = µA2 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan Asesmen Kinerja.

H1 : µA1 ≠ µA2 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan Asesmen Kinerja. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu menggunakan analisis uji-t sampel berkorelasi, dengan rumus sebagai berikut.

(Koyan, 2012:29)

Keterangan:

= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2

= Simpangan baku sampel 1 = Simpangan baku sampel 2 = Varians sampel 1

= Varians sampel 2

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis uji-t sampel berkorelasi dengan rumus product moment. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah apabila hasil perhitungan diperoleh nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dibahas lima hal pokok yaitu, (1) Desain pengembangan Asesmen Kinerja dalam pembelajaran IPA, (2) Kualitas hasil pengembangan produk, (3) Revisi produk pengembangan, dan (4) Uji persyaratan analisis data, dan (5) Uji Hipotesis.

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku pegangan untuk guru yang berupa instrument Asesmen Kinerja. Sebelum memproduksi produk pengembangan perlu dilakukan tahap analisis dan perencanaan. Tahap analisis bertujuan untuk menentukan kompetensi yang sesuai untuk penilaian kinerja, menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi serta merancang tugas yang akan digunakan dalam penilaian kinerja. Selanjutnya pada tahap perencanaan yang perlu dilakukan yaitu, (a) menyusun kisi-kisi instrument, (b) menyusun skala instrument, dan (c) membuat kriteria penilaian atau rubrik.

Kualitas hasil pengembangan produk, dalam hal ini akan dipaparkan empat hal pokok, yaitu Uji Ahli Isi Mata Pelajaran, Uji Ahli Desain Pembelajaran, Uji Ahli Asesmen Pembelajaran, dan Uji Coba Lapangan. Keempat data tersebut akan disajikan secara berturut-turut sesuai dengan hasil yang diperoleh dari masing-masing tahapan uji coba.

Uji Ahli Isi Mata Pelajaran, produk ini dinilai oleh seorang ahli isi sekaligus sebagai guru mata pelajaran IPA di SD terkecil

Varians

terbesar Varians

(7)

Negeri 1 Banyuning atas nama Made Suratmi, S.Pd.,SD. Instrumen yang digunakan untuk uji coba ahli isi mata pelajaran ini adalah angket/kuisioner. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuisioner. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 90,00% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam produk Asesmen Kinerja ini tidak perlu direvisi. Uji Ahli Desain Pembelajaran, Produk Asesmen Kinerja ini diujicobakan kepada seorang ahli desain pembelajaran atas nama Dr. Made Tegeh, M.Pd. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran, Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 92,00% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi media pembelajaran dalam produk Asesmen Kinerja ini tidak perlu direvisi.

Uji Ahli Asesmen Pembelajaran. Produk Asesmen Kinerja diujicobakan kepada seorang ahli Asesmen pembelajaran atas nama Dr. I Wayan Widiana, S.Pd.,M.Pd. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli Asesmen pembelajaran, Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 90,00% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam produk Asesmen Kinerja ini tidak perlu direvisi.

Uji Coba Lapangan, sebagai subjek coba dalam uji coba lapangan yaitu kepada kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang siswa SD Negeri 1 Banyuning.Keseluruhan siswa tersebut sudah termasuk siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil penilaian Rerata persentase = 2360 : 26 = 90,76%. Rerata persentase sebesar 90,76% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga produk Asesmen Kinerja yang dikembangkan tidak perlu direvisi.

Revisi Produk Pengembangan ini akan dipaparkan empat hal pokok, yaitu

revisi dari (1) Uji Ahli Isi Mata Pelajaran, (2) Uji Desain Pembelajaran, (3) Uji Ahli Asesmen Pembelajaran, dan (4) Uji Coba Lapangan. Dalam tahapan ke enam tersebut tidak ada berarti yang perlu direvisi namun hanya ada beberapa tambahan dan masukan dari para ahli dan subjek uji coba. Prasyarat Analisis Data, pada sub bab uji prasyarat analisis data penggunaan produk Asesmen Kinerja ini melalui dua tahapan sebelum tahap uji hitoptes yaitu, uji normalitas dan homogenitas dari hasil pretest dan posttet yang telah dilakukan. Adapun penjelasan dari hal tersebut adalah sebagai berikut.

Uji normalitas dilakukan untuk menguji suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki fo (frekuensi observasi) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fe (frekuensi harapan). dalam distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil belajar IPA siswa yang terdiri dari dua kelompok yaitu (1) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan Asesmen Kinerja (pretest), dan (2) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Asesmen Kinerja (posttest). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, menunjukkan data pretest normal, yang ditunjukkan dari X2

hitung = 4,08 < X2tabel = 5,591. Sedangkan data posttest juga normal, ditunjukkan dari X2

hitung = 2,79 < X2

tabel = 3,481. Dengan demikian semua data skor hasil belajar IPA siswa berdistribusi normal.

Uji Homogenitas, homogenitas data dianalisis dengan uji-F, dengan kriteria data homogen jika Fhit ≤ Ftab, dan data tidak homogen Fhit ≥ Ftab. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh Fhitung = 1,59 sedangkan Ftabel = 2,042 dengan taraf signifikansi 5%. Jadi dapat disimpulkan Fhitung < Ftabel sehingga kedua data tersebut memiliki persebaran data yang homogen. Uji Hipotesis, setelah melakukan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas didapat data berdistribusi normal dan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji t-test. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilanjutkan pada

(8)

pengujian hipotesis penelitian (H1). Dari hasil uji-t diperoleh thitung = 4,612 dan ttabel = 2,000 untuk db = 50 dari taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan kriteria pengujian, H0 ditolak H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum menggunakan Asesmen Kinerja dan sesudah menggunakan Asesmen Kinerja dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 1 Banyuning Tahun Pelajaran 2015/2016.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.

Pertama, perancangan desain Asesmen Kinerja yang dibuat nantinya akan menghasilkan sebuah produk yang berupa buku pegangan untuk guru. Asesmen ini terlebih dahulu dinilai oleh beberapa ahli, seperti ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, dan ahli Asesmen pembelajaran. Setelah mendapatkan riview/penilaian dari para ahli, produk Asesmen Kinerja direvisi sesuai dengan masukan yang diberikan, selanjutnya produk Asesmen Kinerja ini diuji cobakan di SD Negeri 1 Banyuning. Berdasarkan hasil validasi oleh para ahli dan uji coba lapangan, dapat diketahui kualitas produk Asesmen Kinerja yang dikembangankan termasuk dalam kualifikasi baik/layak.

Kedua, kualitas pengembangan Asesmen Kinerja. Penelitian ini telah menghasilkan produk pengembangan berupa buku pegangan untuk guru pada mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Banyuning. Asesmen Kinerja yang dikembangkan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan sekolah (guru dan siswa), valid berdasarkan aspek isi bidang studi IPA, desain pembelajaran, Asesmen pembelajaran, uji lapangan, mampu memberi daya tarik, serta dapat memotivasi siswa untuk belajar sehingga penggunaan Asesmen Kinerja dalam pembelajaran IPA akan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

Ketiga, efektivitas hasil pengembangan Asesmen Kinerja, rata-rata nilai pretest adalah 10,38 atau setara dengan nilai real sebesar 51,92 dan rata-rata nilai posttest adalah 15,96 atau setara dengan nilai real sebesar 79,80. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 4,612.

Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 26 + 26 – 2 = 50. Harga t tabel untuk db 50 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan Asesmen Kinerja. Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas V SD Negeri 1 Banyuning, nilai rata-rata posttest peserta didik 15,96 jika dikonversikan menjadi nilai real (79,80) berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPA sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa Asesmen Kinerja pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan

hasil belajar IPA

siswa.

Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan Asesmen Kinerja ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

Pertama, saran kepada siswa. Penelitian ini memberikan informasi pada siswa bahwa penelitian atas kemajuan dan perkembangan belajar siswa tidak hanya bisa dilakukan oleh guru, tetapi siswa sendiri dapat menilai dirinya. Siswa dapat mengetahui kemampuan dan keterampilannya selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu proses pembelajaran berakhir.

Kedua, saran kepada Guru IPA. Guru disarankan agar lebih mendalami tentang apa dan bagaimana menerapkan Asesmen Kinerja. Di samping itu guru dapat melaksanakan inovasi belajar dan mengembangkan kurikulum serta meningkatkan profesional guru melalui

(9)

pelatihan secara sistematik dan berkelanjutan.

Ketiga, saran kepada kepala sekolah. Kemampuan guru dalam memberikan penilaian kepada siswa berbeda-beda, Asesmen Kinerja ini dapat menjadi pertimbangan bagi Kepala Sekolah dalam memberikan penilaian yang sesuai dengan kemampuan siswa setiap proses pembelajaran yang ada di sekolah.

Keempat, saran kepada peneliti lain. Dari penelitian yang sudah dilakukan diharapkan dapat menarik minat peneliti yang lain untuk mengembangkan lagi penelitian Pengembangan Asesmen Kinerja ini yang nantinya akan lebih diteliti secara lebih mendalam dalam pembelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A.Gede .2012. Metodelogi Penelitian; Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. BSNP. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: BNSP.

Koyan, I W. 201 1 . Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press.

Masnur. 2010. Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Tegeh, I Made. 2010. Media

Pembelajaran. Singaraja: Undiksha. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.

Zainul. 2001. Alternatif Assesment. Jakarta: Universitas Terbuka

.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai kentuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Untuk menghasilkan hasil cluster dengan tingkat similarity terbaik secara umum tahapan dan kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah dengan

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

Pak Chenris : Pada laporan EITI tahun sebelumnya IA mendapatkan data pembayaran dari perusahaan selengkap-lengkapnya sampai dengan NTPN, karena untuk rekonsliasi