• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI. Oleh RIZAL MANTOVANI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI. Oleh RIZAL MANTOVANI NIM"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PANDEMI COVID -19 TERHADAP

TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA M AKASSAR

SKRIPSI

Oleh

RIZAL MANTOVANI

NIM 105711118116

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

i

HALAM AN JUDUL

PENGARUH PANDEMI COVID -19 TERHADAP

TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA M AKASSAR

Oleh

RIZAL MANTOVANI

NIM 105711118116

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi

pada Program Studi Strata Satu (S1) Ekonomi Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

ii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, tugas akhir skripsi ini saya persembahkan kepada:

1.

Ayah dan Ibu serta Keluargaku, Yang senantiasa Memberikan Limpahan Do’a dan kasih sayang serta mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mendidik, memberi kasih sayang dan fasilitas terbaik, mendukung, serta tidak henti-hentinya mendoakan hingga saya berhasil melangkah sejauh ini.

2.

Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Dr.Muryani Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA dan A.Nur Fitrianti, SE,. M.Si yang senantiasa selalu membimbing saya serta memberi dukungan dan Motivasi sehingga saya selaku penulis bisa menyelesaikan Skripsi dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab.

3.

Sahabat-sahabatku di Jurusan Ekonomi, yang menjadi teman berproses sejak awal perkuliahan hingga saat ini Ismail Wahyudi, Zulfajri, Ishaq, dan Rahmat Hasba.

(4)

iii

MOTTO HIDUP

Jika kamu tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan.

(Imam Syafi’i)

Maka sesunguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Qs. Al-Insyirah: 5-6)

Dirimu harus berada di kendali qolbumu dan jadikan akalmu sebagai penopang akan semua itu, maka citra yang lahir akan

kembali ke fitrah seorang manusia. (Rizal Mantovani)

(5)
(6)
(7)
(8)

ix

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul, “Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Makassar”. Tugas akhir ini disusun sebagai prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Ase., M.Ag selaku Rektor beserta Wakil Rektor I, II, III dan IV Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. selaku Dekan beserta Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Ibu Hj. Naida, SE., M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M. Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ibu Dr.Muryani Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA selaku pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan saran yang berguna selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu A.Nur Fitrianti, SE,. M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan saran yang berguna selama proses penyelesaian skripsi ini.

(9)

x

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat. Seluruh staf akademik, dan tata usaha, serta staf jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan semangat, solusi atas kendala-kendala dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir skripsi ini.

9. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan, saran, dan kritik yang berguna.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna menyempurnakan tugas akhir skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar,15 Januari 2021

Rizal Mantovani 105711118116

(10)

xi

Abstrak

Rizal Mantovani, 2020. “Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Makassar”. Skripsi Program Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I: Dr.Muryani Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA dan pembimbing II: A.Nur Fitriani, SE,. M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemi covid-19 terhadap tingkat kemiskinan di kota makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah masyarakat kota makassar yang berjumlah 65.120 orang dan sampel di ambil 30 orang dengan menggunakan rumus sloving. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei kuesioner secara langsung. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan Covid-19 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Makassar.

(11)

xii

Abstract

Rizal Mantovani, 2020. The Effect of Covid-19 Pandemic on Poverty Level in

Makassar City. The thesis of the Development Economics Program of the Faculty of Economics and Business of Muhammadiyah University makassar. Guided by mentor I: Dr.Muryani Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA and mentor II: A.Nur Fitriani, SE,. M.Si. This research aims to find out the effect of covid-19 pandemic on poverty levels in makassar city. The type of research used in this study is quantitative research. The population in the study was 65,120 people and the sample was taken by 30 people using the sloving formula. The data used in the study is primary data collected through a live questionnaire survey. Data analysis uses simple regression analysis. The results of this study show covid-19 has a positive and significant effect on the Poverty Level in Makassar City.

(12)

xiii DAFTAR ISI SAMPUL ... HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii LEMBAR PERSETUJUAN ... iv LEMBAR PENGESAHAN ... v SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teori ... 8

1. Pandemi Covid-19 ... 8

2. Kemiskinan ... 11

B. Tinjauan Empiris... 27

(13)

xiv

D. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40

B. Karakteristik Responden ... 43

C. Hasil Uji Kualitas Data ... 45

D. Uji Asumsi Klasik ... 48

E. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 51

F. Uji Hipotesis ... 53

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V PENUTUP ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Di Kota MakassarTahun 2015-2019 ... 6

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Pedoman Untuk Menentukan Interpretasi ... 39

Tabel 4.1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Di Makassar 2019 ... 41

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2019 ... 42

Tabel 4.3 Pendidikan Trakhir ... 43

Tabel 4.4 Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.5 Usia ... 45

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ... 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 4.8 Multikolonieritas ... 50

Tabel 4.9 Analisis Regresi Liner Sederhana Coefficients ... 52

Tabel 4.10 Hajil Uji t-Uji Persial ... 53

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 54

(15)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 29 Gambar 4.1 Hasil Uji normalitas-Normal Probalitity Plot ... 49 Gambar 4.2 Hasil Heteroskedastisitas-Grafik Scatterplot ... 51

(16)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1 Kousiner Penelitian ... 61

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 64

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas... 66

Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik ... 68

Lampiran 5 Regresi Sederhana ... 70

Lampiran 6 Uji Hipotesis ... 70

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Merebaknya virus baru di awal tahun 2020 menggemparkan dunia karena virus in sangat mudah menular, virus ini dikenal coronavirus (SARS-CoV) dan jenis penyakit yang ditimbulkan disebut Coronavirus di sease 2019 disingkat COVID-19 (Yuliana, 2020). Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menular dan dapat menyebabkan penyakit ringan seperti pilek sampai penyakit serius seperti MERS dan SARS (Supardi dan Rahmad, 2020).

WHO menyatakan bahwa covid-19 menular melalui orang yang terinfeksi coronavirus. Virus tersebut menyebar melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Selanjut nya, droplet yang mengandung coronavirus dapat mendarat dipermukaan benda yang mungkin di sentuh oleh orang yang sehat. Jika di tangan orang yang sehat terdapat coronavirus dan kemudian menyentuh hidung, mulut atau mata, maka orang tersebut akan terpapar coronavirus. Coronavirus itu sifat nya zoonotik yaitu penyakit pada hewan yang bisa menyebar ke manusia. Namun, pada SARS COV-2 bisa menular dari satu orang ke orang yang lain nya Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Diketahui pada akhir desember tahun 2019 . sampai saat ini sudah di pastikan terdapat 65 negara lebih yang telah terjangkit virus ini termasuk di Indonesia (data WHO, 1 Maret 2020) (PDPI, 2020).

Upaya dalam mengurangi penyebaran wabah COVID-19 langkah yang dilakukan setiap negara adalah melakukan kebiasaan dengan cara sering mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah, hindari berjabat tangan dan berpelukan, menggunakan barang pribadi, lakukan etika batuk dan bersin,

(18)

2

hindari berkumpul dalam jumlah banyak, mencuci bahan makanan, gunakan disinfektan, social distancing.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan beraktifitas di dalam rumah saja untuk mencegah penyebaran virus. Dengan bekerja di rumah, belajar di rumah, menjaga kebersihan. Mengisolasi diri merupakan salah satu tindakan memutus mata rantai penyebaran wabah COVID-19. Namun disisi lain mengisolasi memberi dampak signifikan yang di rasakan yang mencari nafkah di luar rumah,terutama sektor informal yang merupakan kelompok marginal paling kuat terkena dampaknya bahkan banyak yang di PHK dan di rumahkan, bahkan akan muncul kelompok rentan baru akibat di rumahkan dan tidak bisa mencari pekerjaan atau kehilangan pekerjaan (Masúdi dan Winanti, 2020). Demikian juga menurut Susilawati, Reinpal Falefi, dan Agus Purwoko (2020) sektor yang terkena dampak pandemi Covid-19 yang paling signifikan adalah sektor rumah tangga karena tidak dapat melakukan kegiatan ekonomi dan secara otomatis terhenti untuk beberapa waktu sehingga tidak mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Akibatnya daya beli masyarakat menurun, aktivitas pendidikan menurun, kesehatan menurun, sehingga bertambahnya masyarakat miskin.

Kemiskinan merupakan permasalahan umum yang dialami oleh setiap negara berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Kemiskinan adalah suatu keadaan yang menggambarkan kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok dapat diartikan sebagai suatu paket barang dan jasa yang diperlukan oleh setiap orang untuk bisa hidup secara manusiawi. Terdiri dari sandang, pangan dan papan.

(19)

karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Di samping itu kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan mereka pada umumnya tidak memadai.

BPS mendefiniskan kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar tertentu dari kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan makanan. Standar ini disebut garis kemiskinan yaitu nilai pengeluaran konsumsi kebutuhan dasar makanan setara dengan 2100 kalori energi perkapita perhari, ditambah nilai pengeluaran untuk kebutuhan dasar bukan makanan yang paling pokok.

Menurut (Yacoub, 2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar, karena kemiskinan menyangkut pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan dan kemiskinan merupakan masalah global karena kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi banyak negara.

Miskin adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang/rumahtangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan yang layak bagi kehidupan. Penduduk atau rumahtangga miskin yang mengalami masalah/hambatan untuk dapat hidup secara layak, secara konseptual disebut sebagai fakir miskin dan digolongkan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

(20)

4

Kemiskinan seringkali ditandai dengan tingginya tingkat pengangguran dan keterbelakangan. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya terhadap kegiatan ekonomi sehingga akan tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi. Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan pendapatan antar daerah. Pemerintah sangat sadar bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam upaya mencapai cita-cita bangsa yang adil dan makmur.

Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, ini memberikan dampak terhadap berbagai sektor, termasuk pada aspek konsumsi dan daya beli masyarakat, pandemi ini menyebabkan berkurangnya tenaga kerja berkurang atau bahkan kehilangan pendapatannya sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat terutama mereka yang ada dalam kategori pekerja informal dan pekerja harian. Heri Kurniawansyah dkk (2020) mendapati dalam penelitiannya bahwa pekerja sektor formal yang dirumahkan dan di PHK ada 1.500.156 orang (77%) dari 83.546 perusahaan, pekerja sektor informal yang juga terdampak virus Corona berjumlah 443.760 orang (23%) dari 30.794 perusahaan. Jumlah tersebut diyakini akan terus bertambah selama pandemi ini belum berakhir. Situasi tersebut secara otomatis berdampak pada aspek-aspek lain, terutama kepada pekerja harian lepas, pelaku UMKM, usaha rumah makan, dan usaha-usaha masyarakat yang bergantung pada keramaian massa.

(21)

Penelitian yang dilakukan oleh Pakpahan (2020) mengenai dampak Covid-19 terhadap UMKM mendapati bahwa pandemic Covid-19 memberikan pengaruh negative bagi perekonomian domestic di antaranya penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Falah, Jauhari dan Radian (2020) mengeni Baitul Mal dab tantangan kemiskinan dampak dari pandemic di tinjau dari perspektif filsafat hukum Islam menyimpulkan bahwa Pandemic covid-19 berpengaruh terhadap perdagangan, perhotelan, pariwisata, juga pengusaha kecil dan menengah, dampak lain yang ditumbulkan adalah di rumahkannya tenaga kerja dan pemutusan hubungan kerja.

Di sisi lain, terjadinya kesenjangan sosial dengan menyebar luasnya COVID-19 di 34 provinsi dan 479 Kabupaten/ Kota di Indonesia, dimana informasi terbaru diketahui Sulawesi Selatan tergolong di garis zona hitam, populasi penyebaran terletak di kota Makassar, hal ini tentunya sangat berdampak pada perekonomian di kota Makassar dengan berhentinyan beberapa sektor perekonomian

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS kota Makassar pada tabel 1.1 menunjukkan jumlah penduduk miskin di kota Makassar di tahun 2015 sebesar 4.38% meningkat menjadi 4.60 % di 2017, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2018-2019. Turunnya rata-rata angka kemiskinan Indonesia termasuk kota Makassar dipengaruhi oleh naiknya rata-rata upah buruh per hari, indeks nilai tukar petani yang berada di atas 100, turunnya tingkat pengangguran, inflasi yang rendah dan turunnya harga komoditas barang.

(22)

6

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Makassar Tahun 2015-2019

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2020

Dalam situasi pandemi ini menurut DR.H. Mukhtar Tahir, M.Pd selaku kepala dinas Sosial Kota Makassar menyatakan jumlah kasus kemiskinan di kota Makassar sendiri mengalami peningkatan hingga 7 persen dari jumlah sebelumnya, sekitar 4,4 persen. Artinya ada peningkatan 3 persen dari sebelumnya. Sementara data yang dirilis oleh BPS Provinsi Sulawesi Selatan per April 2020 menyatakan terdapat 82.326 orang calon penerima bantuan keluarga sejahtera dari Pemerintah. Hal ini menunjukkan terjadi penambahan orang miskin baru sebesar 26% yaitu dari 65.120 penduduk miskin di tahun 2019 menjadi 82.326 penduduk di bulan April 2020.

Berdasarkan data yang di rilis BPS Sulawesi Selatan yang menunjukkan adanya penambahan orang miskin baru dan belum adanya penelitian terdahulu yang menguraikan mengenai pengaruh pandemic covid-19 terhadap kemiskinan maka penulis tertarik untuk menguji apakah dengan adanya COVID-19 ini akan menaikkan angka kemiskinan di Kota Makassar dengan judul ”PENGARUH PANDEMIK COVID-19 TERHADAP TINGKAT

KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR” Tahun Jumlah

Penduduk

Jumlah

Penduduk Miskin Persentanse Penduduk Miskin 2015 1.449.242 63.240 4,38 2016 1.469.601 66.780 4,56 2017 1.489.011 68.190 4,60 2018 1.508.154 66.220 4,41 2019 1.526.677 65.120 4,28

(23)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah apakah pandemik COVID-19 berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Kota Makassar?

C.Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka tujuan peneliian yang ingin di capai adalah untuk mengetahui pengaruh pandemi covid-19 terhadap tingkat kemiskinan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Dari segi teoritis, memberikan informasi mengenai pengaruh pandemik COVID-19 terhapap tingkat kemiskian di kota Makassar.

2. Dari segi metodologis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberi nilai tambah yang selanjutnya dapat dikomparasikan dengan penelitian- penelitian ilmiah lainnya, khususnya yang mengkaji mengenai Pandemik COVID-19. 3. Dari segi praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi

masyarakat tentang seberapa pengaruh pandemik terhadap kemiskinan di kota Makassar.

(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori

1. Pandemik COVID-19

Covid-19 merupakan sejenis virus dari famili Coronaviridae yang berimplikasi terhadap penyakit menular dan mematikan yang menyerang mamalia seperti manusia pada saluran pernafasan hingga ke paru-paru. Pada umumnya pengidap Covid-19 akan mengalami gejala awal berupa demam, sakit tenggorokan, pilek dan juga batuk-batuk bahkan sampai parah dapat menyebabkan pneumonia. Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dalam jarak dekat dengan pengidap Covid-19 melalui cairan pernafasan yang keluar dari tubuh penderita saat batuk atau mengeluarkan ludah dan riyak (Yuliana, 2020).

Covid-19 atau yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan virus corona adalah salah satu virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai mati. Ini merupakan virus jenis baru yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, maupun lansia. Infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus ini berawal ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan menyebar di berbagai wilayah lain di Cina bahkan ke beberapa negara termasuk Indonesia (Susilawati, Reinpal Falefi, dan Agus Purwoko, 2020).

Asal mula virus corona pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Kemudian dila porkan banyak pasien yang

(25)

menderita virus ini dan ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Di pasar tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam. Di duga virus ini berasal dari kelelawar. Diduga pula virus ini menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia. Kemenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), virus ini bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari, masa inkubasi corona paling pendek berlangsung selama dua sampai tiga hari. Sedangkan paling lama bisa mencapai 10 hingga 12 hari. Ini adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh virus untuk menjangkit dan menampakkan gejala-gejala awal. Dalam masa ini virus corona sulit untuk dideteksi. Virus corona sangat sensitif terhadap panas dengan suhu setidaknya 56 derajat celcius selama 30 menit. Virus corona belum bisa diobati dengan penanganan medis apa pun. Walau demikian, sebenarnya virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari. Dengan sistem imun tubuh yang cukup baik, virus corona tak mudah menyebar ke seluruh anggota tubuh.

Menurut WHO virus corona COVID-19 menyebar orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang batuk atau menghembuskan nafas. Tetesan ini kemudian jatuh ke benda yang disentuh oleh orang lain.

Menurut ahli virus atau virologis Richard Sutejo (2020), virus corona penyebab sakit Covid-19 merupakan tipe virus yang umum menyerang saluran pernafasan. Tetapi strain covid-19 memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi akibat adanya mutasi genetik dan kemungkinan transmisi inter-spesies.

(26)

10

Ada beberapa dampak ekonomi yang diakibatkan dengan adanya pandemik Covid-19 di antaraya yaitu (Siti Maimunah, 2020) :

1. kelangkaan Barang

Saat kasus covid-19 meningkat pemerintah mengeluarkan kebijakan lockdown beberapa bulan kedepan, yang artinya semua masyarakat harus tetap stay dirumah dan semua toko akan tutup kecuali toko bahan bahan pangan dan pasar yang tetap buka. Itu pun harus mematuhi kebijakan dan pasti hanya di jam tertentu. Hal ini mengakibatkan permintaan pasar yang banyak namun barang semakin menipis hal itu akan membuat harga akan naik sehingga masyarakat menengah kebawah sulit untuk mendapat kan nya.

2. Sektor Wisata

Pada saat pandemi covid-19 banyak tempat wisata yang harus tutup sampai waktu yang belum ditentukan dan tujuan utama yaitu untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Wisata yang menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar ini menyebabkan ekonomi mengalami penurunan yang bsear sejak adanya Covid-19.

3. Angka Kemiskinan dan Pengangguran Meningkat

Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan lockdown banyak aktifitas ekonomi mengalami penurunan yang sifgnifikan sehingga Kemiskinan dan pengangguran semakin naik di Tahun 2020. Saat pandemi banyak para pengusaha UMKM merumahkan sebagian karyawannya. Padahal Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM ) memiliki peranan penting bagi perekonomian negara, tidak terkecuali bagi negara Indonesia. Bukan hanya UMKM yang mengalami dampak ini akan tetapi para pekerja harian

(27)

juga sangat dirugikan, mereka sulit mendapatkan penghasilan dan susah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pekerja harian seperti pedagang asongan, ojek online, pedagang kaki lima, dan banyak pekerja lakian yang biasa memenuhi hidup dari penghasilan harian. Contohnya seperti pedagang keliling yang dulunya berjualan setiap harinya, karna adanya kebijakan lockdown mereka tidak bisa berjualan. Melihat masalah seperti itu pada perekonomian masyarakat

2. Kemiskinan

a) Pengertian Kemiskinan

Secara harfiah, kemiskinan berasal dari dasar kata miskin yang artinya tidak berharta-benda. Kemiskinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai persamaan arti dengan kata kefakiran. Dua kata ini biasanya disebutkan secara bersamaan yakni fakir miskin yang berarti orang yang sangat kekurangan. Di dalam kamus lisa>nu al-‘Arabi, pengertian kata miskin dibedakan dengan kata faqir. Di sana dijelaskan bahwa kondisi miskin masih lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi faqir. Faqir berarti tidak memiliki apapun sedangkan miskin masih memiliki sebagian harta.

Kemiskinan adalah ketidakmampuan ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar

(28)

12

pendidikan.

Standar masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui berdasarkan kemampuan pendapatan dalam memenuhi standar hidupnya (Nugroho, 1995). Pada prinsipnya, standar hidup di suatu masyarakat tidak sekedar tercukupinya kebutuhan akan pangan, akan tetapi juga tercukupinya kebutuhan akan kesehatan maupun pendidikan. Tempat tinggal ataupun pemukiman yang layak merupakan salah satu dari standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk mensejahterakan dirinya (Suryawati, 2004).

b) Kemiskinan Secara Umum

Definisi mengenai kemiskinan dibentuk berdasarkan identifikasi dan pengukuran terhadap sekelompok masyarakat/golongan yang selanjutnya disebut miskin miskin yang di nyatakan oleh Nugroho, 1995 sebagaimana dikutip oleh Jacobus dkk (2019). Pada umumnya, setiap negara termasuk Indonesia memiliki sendiri definisi seseorang atau suatu masyarakat dikategorikan miskin. Hal ini dikarenakan kondisi yang disebut miskin bersifat relatif untuk setiap negara misalnya kondisi perekonomian, standar kesejahteraan, dan kondisi sosial. Setiap definisi ditentukan menurut kriteria atau ukuran-ukuran berdasarkan kondisi tertentu, yaitu pendapatan rata-rata, daya beli atau kemampuan konsumsi rata-rata, status kependidikan, dan kondisi kesehatan. Kemiskinan secara umum didefinisikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan

(29)

pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya yang dapat menjamin terpenuhinya standar kualitas hidup

Secara umum, kemiskinan merupakan kondisi kurangnya tingkat pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya yang dapat menjamin terpenehi standar kualitas hidupnya. Jadi, mereka yang termasuk ke dalam garis kemiskinan adalah apabila tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat pokok. Jika di dalam suatu negara tingkat kemiskinannya cukup tinggi, maka biasanya negara tersebut digolongkan ke dalam negara yang sedang berkembang.

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik. Laporan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh Kementrian Bidang Kesejahteraan (Kesra) tahun 2004 menerangkan pula bahwa kondisi yang disebut miskin ini juga berlaku pada mereka yang bekerja akan tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok/dasar.

(30)

14

Pengertian kemiskinan dalam arti luas adalah keterbatasan yang disandang oleh seseorang, sebuah keluarga, sebuah komunitas, atau bahkan sebuah negara yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan hak dan keadilan, terancamnya posisi tawar dalam pergaulan dunia, hilangnya generasi, serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Negara-negara maju yang lebih menekankan pada “kualitas hidup” yang dinyatakan dengan perubahan lingkungan hidup melihat bahwa laju pertumbuhan industri tidak mengurangi bahkan justru menambah tingkat polusi udara dan air, mempercepat penyusutan sumber daya alam, dan mengurangi kualitas lingkungan.

Bappenas (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat memenuhi kesehatan, standar hidup, kebebasan, harga diri dan rasa dihormati seperti orang lain.

Kemiskinan menurut Badan Pusat Sstatistik (2020) ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

(31)

c) Ukuran Kemiskinan

Ukuran menurut World Bank (2008) menetapkan standar kemiskinan berdasarkan pendapatan per kapita. Penduduk yang pendapatan per kapitanya kurang dari sepertiga rata-rata pendapatan perkapita nasional. Dalam konteks tersebut, maka ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah USD $2 per orang per hari. Menurut Badan Pusat Statistik kota Makassar (2013), penetapan perhitungan garis kemiskinan dalam masyarakat adalah sebesar Rp. 273.231 perkapita per bulan yang berasal dari perhitungan garis kemiskinan yang mencakup kebutuhan makanan dan non makanan. Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kilokalori per kapita per hari. Untuk pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

Dalam buku indikator kesejahteraan rakyat kota Makassar tahun 2014 menjelaskan bahwa kemiskinan secara asal penyebabnya terbagi menjadi 2 macam yakni : Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor faktor adat atau budaya suatu daerah atau lingkungan tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau sedikitnya dikurangi dengan mengabaikan faktor faktor yang menghalanginya untuk melakukan perubahan kearah tingkat kehidupanyang lebih baik.

Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai akibat ketidak berdayaan seseorang atau sekelompok

(32)

16

masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan membebankan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan perkataan lain “seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena mereka miskin”.

Kemiskinan secara konseptual di bedakan menurut kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut, dimana perbedaannya terletak pada standar penilaiannya. Standar penilaian kemiskinan relatif merupakan standar kehidupan yang ditentukan dan ditetapkan secara subjektif oleh masyarakat setempat dan bersifat lokal serta mereka yang berada dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai miskin secara relatif. Sedangkan standar penilaian kemiskinan secara absolut merupakan standar kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, baik itu makanan maupun non makanan. Standar kehidupan minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar ini disebut sebagai garis kemiskinan.

BPS mendefenisikan garis kemiskinan sebagai nilai rupiah yang harus dikeluarkan seseorang dalam sebulan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar asupan kalori sebesar 2100 kkal/hari per kapita (garis kemiskinan makanan) ditambah kebutuhan minimum non makanan yang merupakan kebutuhan dasar seseorang, yaitu :sandang, papan, sekolah dan transportasi serta kebutuhan individu dan rumahtangga dasar lainnya (garis kemiskinan non makanan).

(33)

d) Penyebab Kemiskinan

Secara umum kemiskinan dapat disebabkan oleh dua kondisi, yaitu kemiskinan alamiah dan buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Itulah sebabnya banyak pakar ekonomi yang sering mengkritik pengukuran keberhasilan pembangunan yang hanya terfokus pada pencapaian pertumbuhan ketimbang pemerataan.

Kemiskinan terjadi karena beberapa sebab diantaranya yaitu :

1. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.

2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturunan.

3. Miskin muncul karena akibat perbedaan akses dalam modal.

e) Dampak Adanya Kemiskinan

Dari sekian faktor penyebab yang telah dipaparkan, memunculkan suatu permasalahan sosial yaitu kemiskinan. Dari satu permasalahan

(34)

18

sosial saja yakni kemiskinan dapat memunculkan permasalahan-permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan memberikan dampak sosial yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan oleh banyak pihak, tindakan- tindakan kriminal yang marak terjadi kebanyakan dilatarbelakangi oleh motif ekonomi yakni ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Selain maraknya tindak kriminal, kondisi kesehatan masyarakat yang buruk juga merupakan salah satu dampak dari adanya kemiskinan.

Berikut rincian dampak yang terjadi akibat adanya kemiskinan: 1. Banyaknya pengangguran

2. mampu mencari penghasilan melalui jalan yang benar dan halal dan ketika mereka merasa tidak sanggup lagi bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan

3. Banyak anak yang tidak mengenyam pendidikan. Biaya pendidikan yang tinggi membuat masyarakat miskin tidak lagi mampu menjangkau dunia sekolah atau pendidikan.

4. Susahnya mendapatkan pelayanan kesehatan. Biaya pengobatan yang tinggi membuat masyarakat miskin memtuskan untuk tidak berobat. Sehingga, mereka sama sekali tidak mendapatkan pelayana kesehatan yang layak.

Dampak-dampak yang telah disebutkan secara umum, dapat digeneralisir dalam beberapa aspek, antara lain:

(35)

a) Aspek Kependudukan

Dilihat dari segi kependudukan, kemiskinan berdampak pada ketidak merataan pertumbuhan peduduk di setiap wilayah sehingga ketidak merataan tersebut membawa konsekuensi berat kepada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Secara nasional penduduk yang tidak merata mambawa akibat bagi penyediaan berbagai sarana dan kebutuhan penduduk. Dalam bidang lapangan pekerjaan terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan lapangan kerja dan pada akhirnya menimbulkan pengangguran baik secara tersembunyi ataupun pengangguran secara terbuka.

b) Aspek Ekonomi

Masalah Ekonomi menyangkut masalah kerumahtanggaan penduduk dalam memenuhi kebutuhan materinya. Masalah ini terbagi kedalam beberapa aspek yaitu aspek kuantitas, kualitas penduduk, sumber daya alam dan manusia, komunikasi dan transportasi, kondisi dan lokasi geografi. Ditinjau dari segi kuantitas Penduduk Indonesia merupakan penduduk yang memiliki kekuatan ekonomi yang bisa dikembangkan terutama dengan jumlah penduduk yang banyak. Tapi kemiskinan menjadikan penduduk tidak memiliki kekuatan dalam mengembangkan perekonomian Indonesia. Kemudian kemiskinan menjadikan penduduk seolah menunjukan kelemahannya sebagai konsumen berbagai produksi.

(36)

20

c) Aspek Lingkungan

Masalah lingkungan dapat diartikan bahwa masalah yang terjadi di lingkungan hidup manusia mengancam ketentraman dan kesejahteraan manusia yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara komponan manusia dengan lingkungan yang menjadi penampung dan penjamin kehidupan manusia. Dampak lainnya yaitu keterbelakangan pembangunan, kebodohan, kebanjiran, pencemaran lingkungan dan tingkat kesehatan yang rendah yang diakibatkan karena lingkungan yang kurang mendukung karena kemiskinan.

d) Aspek Pendidikan

Pendidikan secara luas merupakan dasar pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan kehidupan sosial pada umumnya. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan memang sangat merugikan sekali karena telah menghilangkan pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga tidak sedikit penduduk Indonesia yang belum mengenal pendidikan.

e) Pemberontakan

Pemberontakan merupakan bentuk kekecewaan dari masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai telah gagal menciptakan kesejahteraan rakyatnya, perang saudara antar-etnis, golongan, ideologi demi sebuah kekuasaan dan untuk menguasai kekuasaan, dan yang lainnya. Semua itu tidak terlepas dari usaha masyarakat untuk melakukan perubahan nasibnya

(37)

agar menjadi lebih baik (sejahtera) dari keadaan kemiskinan yang menimpanya Pemberontakan seperti itu biasanya terjadi di negara berkembang atau negara miskin.

f) Garis Kemiskinan

Badan Pusat Statistik mengeluarkan informasi tentang Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Badan Pusat Statistik Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi- umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah- buahan, minyak dan lemak, dan lain lain).

Penyebab kemiskinan bersifat kompleks dan terbagi dalam beberapa dimensi penyebab kemiskinan (Cox 2004 ; 1-6), yaitu:

1. Kemiskinan yang diakibatkan oleh globalisasi. Globalisasi melahirkan negara pemenang dan negara kalah. Pemenang umumnya adalah Negara-negara maju, sedangkan negara-negara berkembang seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan prasyarat globalisasi. Karena negara-negara berkembang terpinggirkan maka jumlah kemiskinan di negara- negara berkembang jauh lebih besar dibandingkan negara-negara maju. 2. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Pola

(38)

22

pembangunan yang diterapkan telah melahirkan beberapa bentuk kemiskinan, seperti kemiskinan perdesaan, adalah kondisi wilayah desa yang mengalami kemiskinan akibat proses pembangunan yang meminggirkan wilayah perdesaan; kemiskinan perkotaan, yaitu kondisi kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan ekonomi, dimana tidak semua kelompok memperoleh keuntungan.

3. Kemiskinan sosial, dimensi ketiga ini melihat pada kondisi sosial masyarakat yang tidak menguntungkan beberapa kelompok dalam masyarakat. Misalnya kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak dan kelompok minoritas merupakan kemiskinan yang diakibatkan kondisi sosial yang tidak menguntungkan kelompok tersebut. Kondisi sosial yang dimaksud misalnya bias gender, diskriminasi, atau eksploitasi ekonomi.

4. Kemiskinan konsekuensial. Dimensi keempat ini menekankan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kemiskinan. Faktor- faktor-faktor yang dimaksud adalah konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan munculnya kemiskinan dalam masyarakat.

g) Indikator Kemiskinan

Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan yang dialami seseorang atau sekelompok orang adalah indikatorkemiskinan yang digunakan oleh Bappenas (Harniati, 2010). Indikator kemiskinan yang dimaksud adalah :

(39)

pangan dan mutu pangan yang dikonsumsi. Ukuran indikator ini adalah stok pangan yang terbatas, rendahnya asupan kalori penduduk miskin, dan buruknya status gizi bayi, anak balita dan ibu.

2. Keterbatasan akses kesehatan, merupakan ukuran yang melihat keterbatasan akses kesehatan dan rendahnya mutu layanan kesehatan. Keterbatasan akses kesehatan dilihat dari kesulitan mendapatkan layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya layanan reproduksi, jauhnya jarak fasilitas layanan kesehatan, mahalnya biaya pengobatan dan perawatan. Kelompok miskin umumnya cenderung memanfaatkan pelayanan di puskesmas dibandingkan dengan rumah sakit.

3. Keterbatasan akses pendidikan. Indikator ini diukur dari mutu pendidikan yang tersedia, mahalnya biaya pendidikan, terbatasnya fasilitas pendidikan, rendahnya kesempatan memperoleh pendidikan 4. Keterbatasan akses pada pekerjaan. Indikator ini diukur dari

terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, lemahnya perlindungan terhadap asset usaha, perbedaan upah, lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan.

5. Keterbatasan akses terhadap layanan perumahan dan sanitasi. Indikator yang digunakan adalah kesulitan memiliki rumah yang sehat dan layak huni, dan lingkungan permukiman yang sehat dan layak. 6. Keterbatasan akses terhadap air bersih. Indikator yang digunakan

adalah sulitnya mendapatkan air bersih, terbatasnya penguasaan sumber air, dan rendahnya mutu sumber air.

(40)

24

struktur kepemilikan dan penguasaan tanah, ketidakpastian kepemilikan dan penguasaan tanah. Akses terhadap tanah ini merupakan persoalan yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga petani.

8. Keterbatasan akses terhadap sumber daya alam. Indikator yang digunakan adalah buruknya kondisi lingkungan hidup, rendahnya sumber daya alam. Indikator ini sangat terkait dengan penghasilan yang bersumber dari sumberdaya alam, seperti daerah perdesaan, daerah pesisir, dan daerah pertambangan.

9. Tidak adanya jaminan rasa aman, indikator ini berkaitan dengan tidak terjaminnya keamanan dalam menjalani kehidupan baik sosial maupun ekonomi.

10. Keterbatasan akses untuk partisipasi. Indikator ini diukur melalui rendahnya keterlibatan dalam pengambilan kebijakan.

11. Besarnya beban kependudukan, indikator ini berkaitan dengan besarnya tanggungan keluarga, dan besarnya tekanan hidup.

h) Teori Ketenagakerjaan

1. Penawaran Tenaga Kerja

Secara makro penawaran tenaga kerja diartikan sebagai sumber penyediaan tenaga kerja secara nasional, regional, maupun dalam lingkup kabupaten sebagai satu unit agregasi. Sedangkan secara mikro, penawaran tenaga kerja menyangkut keputusan individu mengenai penggunaan waktu yang dimilikinya untuk bekerja dan yang digunakan sebagai waktu senggang (Kusnedi, 2003). Sumarsono dalam Damayanti (2011) menyebutkan bahwa penawaran tenaga

(41)

kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang untuk bekerja atau tidak. Keputusan ini tergantung pada tingkah laku seseorang dalam menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk kegiatan lain yang sifatnya tidak produktif tetapi konsumtif atau merupakan kombinasi keduanya. Keputusan bekerja seseorang juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya penghasilan. Jika penghasilan relatif tinggi, maka seseorang cenderung mengurangi waktu untuk bekerja.

2. Konsep Tenaga Kerja

Sebagai salah satu faktor produksi, tenaga kerja memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan tenaga kerja sendiri berkaitan erat dengan jumlah penduduk suatu negara, dimana pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan cepat bertambahnya jumlah tenaga kerja. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Indonesia melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO mengenai Usia Minimum untuk diperbolehkan Bekerja menyetujui bahwa batas usia minimum untuk bekerja di Indonesia adalah 15 tahun. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas definisi tenaga kerja dalam penelitian ini adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

BPS (2016) mengklasifikasikan tenaga kerja menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

(42)

26

1. Angkatan Kerja

Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

a)

Bekerja

Adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

b)

Punya Pekerjaan tetapi Sementara Tidak Bekerja

Adalah keadaan dari seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sementara tidak bekerja karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panen, mogok dan sebagainya.

c)

Pengangguran

Pengangguran terdiri dari:

1) mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan; 2) mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan

usaha;

3) mereka yang tak punya pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan;

4) mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

(43)

B. Tinjauan Empiris

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan akan di uraikan dalam tabel 2.1. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan awal dalam penelitian, sehingga memberikan gambaran umum tentang pengaruh Covid-19 guna menambah wawasan ilmu pengetahuan yang sangat luas mengenai variabel-variabel yang terkait dengan Pengaruh Covid-19 Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Makassar. Adapun hasil penelitian-penelitian relevan dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama (Tahun) Judul Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Aknolk Kristian Pakpahan(2 020) COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Regresi Liniear Sederha na

Kajian yang dibuat oleh Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa

pandemi COVID-19

memberikan implikasi negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM. 2 Alex Sarmigi(202 0) Analisis Pengaruh Covid-19 Terhadap Perkembang an Umkm Di Kabupaten Kerinci. Regresi Linear Sederha na

Dari hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa variabel covid-19 memiliki pengaruh negatif terhadap variabel UMKM. Dimana setiap kenaikan satu satuan covid-19 akan menghambat perkembangan UMKM di Kabupaten Kerinci. 3 Didi Sumardi, Syamsul Falah, Moh. Ahsanudin Jauhari, Aan Radian Baitul Mal dan Tantangan Kemiskinan Dampak Pandemic Covid-19 Regresi Linar Bergand a

Penelitian ini menunjukkan Pandemic covid-19 berpengaruh terhadap perdagangan, perhotelan, pariwisata, juga pengusaha kecil dan menengah. Tenaga kerja “dirumahkan”

(44)

28

(2020) Perspektif Filsafat Hukum Islam

dan pemutusan hubungan kerja. Data Kementerian Tenaga Kerja per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan pemutusan hubungan kerja. 4 I Ketut Budastra (2020) Dampak Sosial Ekonomi Covid-19 Dan Program Potensial Untuk Penanganan nya: Studi Kasus Di Kabupaten Lombok Barat Regresi Linear Bergand a

Penelitian ini menimbulkan gangguan pada rantai nilai dunia usaha sehingga banyak usaha pada berbagai sektor dan skala usaha yang berhenti operasi sementara atau permanen. Sektor ekonomi terdampak paraha adalah sektor pariwisata dan transportasi, diikuti oleh sektor perdagangan, industri pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Pemilik usaha mikro dan kecil, Pertumbuhan ekonomi daerah diperkirakan menurun dramatis, serta

pengangguran dan

kemiskinan meningkat tajam pada tahun 2020. 5 Haposan Hutahaean (2020) Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaru hi Pendapatan Usaha Kecilmeneng ah (Ukm) Masa Pandemi Covid19 Di Kabupaten Deliserdang Regresi linear bergand a

Dapat dilihat bahwan nilai Modal(X1) adalah 0,469. Hal ini menyatakan bahwa setiap bertambahnya Modalsebesar 1 persen mengakibatkan Pendapatan Usaha Mikrodi Kabupaten

Deliserdang akan

mengalami peningkatan sebesar 0,46. Modal dan tenaga kerja secara bersamasama(simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Deliserdang Sumber: Kompilasi dari berbagai jurnal

(45)

C. Kerangka Konsep

Untuk memperjelas kegiatan penelitian serta memudahkan akar langkah dan pemikiran dalam penelitian, digambarkan suatu kerangka pemikiran yang skematis. Adapun kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti yang dimaksud adalah gambar yang didalamnya terdapat beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian dan yang mempengaruhinya.

Beberapa penelitian yang dilakukan terkait dengan dampak covid diantaranya yaitu Siti Maemunah (2020) mendapati dengan adanya covid (lockdown) menyebabkan kelangkaan barang, terjadi penutupan berbagai tempat wisata sehingga masyarakat tidak dapat berjualan. Demikian juga Sarmigi (2020) mendapati dengan pandemik covid menghambat pertumbuhan dan perkembangan UMKM, serta Ketut Budastra (2020) mendapati bahwa sektor dan skala usaha yang berhenti operasi sementara atau permanen, diantaranya sektor pariwisata dan transportasi, perdagangan, industri pengolahan dan sektor-sektor lainnya, Pemilik usaha mikro dan kecil dan akibatnya pertumbuhan ekonomi daerah menurun dramatis, pengangguran dan kemiskinan meningkat tajam. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka kerangka konsep dibangun dengan menggunakan Covid-19 sebagai variabel yang mempengaruhi dan Tingkat Kemiskinan sebagai variabel yang dipengaruhi sebagaimana pada gambar 2.1:

Gambar. 2.1Kerangka Konsep Covid-19 (X1)

1. Lockdown

Tingkat Kemiskinan (Y) Indikator

1. Keterbatasan Akses Pekerjaan 2. Beban Keluarga

(46)

30

D. Hipotesis

Merebaknya Covid-19 menyebabkan semua aktifitas harus dilakukan di rumah untuk menghindarinya trjadi penyebaran yang lebih meluas. Penelitian terdahulu menunjukkan coivid-19 menyebabkan gangguan pada rantai nilai dunia usaha sehingga banyak usaha pada berbagai sektor dan skala usaha yang berhenti operasi sementara atau permanen (Ketut, 2020) demikian juga perdagangan, perhotelan, pariwisata, a pengusaha kecil dan menengah yang merumahkan karyawannya (Didi Sumardi, Syamsul Falah, Moh. Ahsanudin Jauhari, Aan Radian, 2020), serta menghambat perkembangan UMKM (Alex, 2020). Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan pertimbangan tersebut, maka hipotesis yang ajukan dalam penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh Covid-19 tingkat kemiskinan di kota Makassar.

(47)

31

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Dimana dihasilkan data dalam bentuk angka-angka diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu hasil informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel yang berlandaskan pada filsafat positif. Meskipun populasi penelitian berjumlah besar, tetapi dengan menggunakan pendekaatan kuantitatif jumlah yang besar bisa menjadi mudah dianalisis baik melalui statistik maupun computer (Bugin, 2013).

B. Lokasi dan Waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan mengambil lokasi di kota Makassar sebagai objek penelitian dengan maksud ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pandemic covid-19 terhadap tingkat kemiskinan di Kota makassar.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, yakni mulai Bulan Juli- September 2020. .

(48)

32

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu tingkat kemiskinan di kota Makassar. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Covid-19. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013: 61). Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut::

1. COVID-19 adalah penyakit akibat suatu coronavirus baru yang sebelumnya tidak teridentifikasi pada manusia tetapi pada akhirnya dapat menular dari manusia ke manusia. Pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi penyebaran adalah menjaga jarak, memakai masker dan selalu mencuci tangan.

2. Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak.

D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penduduk miskin di Kota Makassar tahun 2019 sebesar 65.120 ribu jiwa dan meningkat menjadi 82.326 ribu jiwa pada bulan April 2020 berdasarkan sumber data BPS.

(49)

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Dalam penelitian ini tehnik pengambilan sampel adalah probability sampling, yaitu pengambilan sampel secara random atau acak. Di mana dalam hal ini seluruh Populasi di asumsikan memiliki kesempatan menjadi sampel dalam penelitian iniRumusnya adalah: n= 𝑁

1+𝑁𝑒2

Dimana n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = galat pendugaan (5%)

Jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin n= 65.120

1+65.120 (0,05)2 = 397,55 orang atau 400 orang

Namun Menurut Hair (2010:176) bahwa apabila ukuran sampel terlalu besar misalnya 400, maka metode menjadi sangat sensitif sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran goodnessof fit yang baik. Sehingga disarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah 5-10 indikator untuk setiap parameter yang diestimasi.. Pada penelitian ini juga, walaupun jumlah penduduk miskin di ketahui namun dari jumlah tersebut tidak diketahui dengan pasti banyaknya masyarakat yang terdampak pandemik Covid (lockdown) seperti PHK, tidak dapat berjualan sehingga harus di rumahkan dan tidak memperoleh penghasilan atau tidak dapat menjalankan usaha di sebabkan sepinya konsumen karena semua aktifitas dilakukan di rumah. Oleh karenanya, ukuran sampel penelitian ini akan menggunakan Rumus Hair (2010).

(50)

34

Berdasarkan rumus Hair (2010) diperoleh jumlah sampel untuk penelitian ini yaitu 30 orang, dengan perhitungan sebagai berikut:

Indikator Covid (Lockdown) = 1, indikator Tingkat kemiskinan = 2, total indicator = 3.

Dengan mengalikan indikator x (minimum) sampel diperoleh = 3 x 10 = 30 sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2005)

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai suatu hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, logger, agenda dan sebagainya (Sugiyono, 2013).

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan dalam mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Denganmemperhatikan kerangka pemikiran teoritis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif menggunakan Regresi liner sederhana.

(51)

Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu antara lain: a) Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur salah atau tidak validnya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016). Pengujian validitas ini menggunakan aplikasi SPSS yang merupakan salah satu aplikasi untuk menganalisis data statistik. Angka korelasi yang diperoleh dengan melihat tanda bintang pada hasil skor total atau membandingkan dengan angka bebas korelasi nilai r yang menunjukkan valid. Kriteria penilaian uji validitas yaitu apabila r hitung > r table, maka item kuesioner tersebut dinyatakan valid.Dan apabila r hitung < r tabel, maka dapat dinyatakan item kuesioner tidak valid.

b) Uji Realibilitas

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Koefisien reabilitas yang diukur kemudian dilihat nilainnya. Variabel yang memiliki koefisien reabilitas yang negative atau lebih kecil dari nilai table, maka perlu direvisi kembali karena memiliki tingkat reabilitas yang rendah (Santoso, 2000).

c) Uji asumsi Klasik 1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan

(52)

36

apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaaan proposi subjek, objek, kejadian dan lain-lainya (Sudjana, 2005).

Menurut Suliyanto (2011), uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Uji normalitas yang digunakan yaitu Komolgorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, maka apabila signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya apabila signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel (X) dengan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan linear atau secara signifikan. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Uji linearitas menggunakan bantuan SPSS 24 dengan menggunakan Test For linearity pada taraf signifikansi 0,05. Hasil uji liniearitas dilihat pada baris Deviation From Linearity, jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka hubungan tidak linear. Sedangkan jika nilai signifikan lebih dari atau sama dengan 0,05 maka hubungannya bersifat linier (Mushon, 2012).

3. Uji Heterokedastisitas

(53)

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaknyamanan varian dari residual satu pengamatan lain. jika varian berbeda disebut heterokedastisitas. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak menyebar diatas dan dibayah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak heterokedastisitas (Ghozali, 2016).

Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas jika:

1.Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau di sekitar angka 0.

2.Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3.Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4.Penyebaran titik-titik data tidak berpola. d) Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode regresi linear sederrhana. Menurut Sugiyono (2013), uji regresi linear sederhana adalah pengujian terhadap data yang terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen dan satu variabe dependen, dimana variabel tersebut bersifat kausal (berpengaruh).

Persamaan dari regresi linear sederhana adalah: Y= 𝒂 + 𝒃𝑿 + 𝒆

(54)

38

keterangan:

Y = Tingkat Kemiskinan (Variabel dependen) X = Covid-19 (Variabel independen)

e = Error term a = Konstanta

b =Angka arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunanvariabel dependen yang didasaarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan b (-) maka terjadi peneurunan X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

e) Pengujian Hipotesis 1. Uji Parsial (Uji-t)

Menurut ghozali dalam sujarweni (2015), uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai probalitas signifikan lebih kecil dari 0.05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriterianya yaitu:

a. Jika t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima b. Jika t hitung < table maka Ho diterima dan Ha ditolak 2. Uji Koefisien Korelasi

Uji Koefisien Korelasi digunakan menguji hipotesis yang datanya berbentung interval/ratio untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara satu variabel indepen dengan satu variabel dependen. Koefisien Korelasi merupakan angka yang menunjukan tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih, koefisien korelasi yang tinggi menandakan besarnyahubungan

(55)

variabel. Besar hubungan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pedoman untuk menentukan Interpretasi Koefisen Korelasi

Interval Koefisien Keterangan

0 Tidak Berkorelasi

0,01 – 0.20 Sangat Lemah

0,21 – 0,40 Lemah

0,41 – 0,70 Kuat

0,71 – 0,90 Sangat Kuat

0.091 – 0,99 Sangat Kuat Sekali

1 Sempurna

3. Uji Koefesien Determinasi (R2)

Koefisen Determinasi mengukur seberapa besar pengaruh variabel dalam menerangkan (R Square atau R2) digunakan untuk

menjelaskan besarnya kontribusi atau pengaruh variabel indepeden terhadap variabel dependen.

(56)

40

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.

Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya. Secara demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap di dalamnya, di antaranya yang signifikan jumlahnya adalah Suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai di pelosok kota adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.

Secara administratif kota Makassar terdiri dari 15 Kecamatan dan kelurahan 153 dengan luas wilayah 175,77 km persegi liat tabel 4.1 di bawah ini:

(57)

Tabel 4.1

Luas Daerah menurut Kecamatan Di Makassar 2019

No Kecamatan Ibukota Luas Total

(km2/sq.km)

1 Mariso Kampung Buyang 1,82

2 Mamajang Marica Selatan 2,25

3 Tamalatea Maccini Sombala 20,21

4 Rappocini Gunung Sari 9,23

5 Makassar Maradekaya 2,52

6 Ujung Pandang Baru 2,63

7 Ajo Mela U Baru 1,99

8 Bonto Ala Ajo Bar 2,10

9 Ujung Tanah Pattingaloan Baru 4,40

10 Kep.Sengkarang Kodingareng 1,54

11 Tallo Ujung Pandang

Baru 5,83 12 Panakukang Paropo 17,05 13 Manggala Manggala 24,14 14 Biringkanaya Bulurokeng 48,22 15 Tamalanrea Tamalanrea 31,84 Kota Makassar 175,77

Sumber data: BPS Kota Makassar 2019

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat luas wilayah terbesar berada di Kecamatan Biringkanaya seluas 48,22 km2/sq.km, disusul wilayah

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Makassar Tahun 2015-2019
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 4.3 Pendidikan Responden  Pendidikan  Jumlah Responden
Tabel 4.4 Jenis Kelamin
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit manajemen sumber daya manusia merupakan suatu penilaian atau evaluasi terhadap efektivitas kegiatan

Sehingga Tugas Akhir ini telah diselesaikan oleh penulis dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Daerah Pedesaan Dan Perkotaan Indonesia”.. Tugas

Latar Belakang: Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi di masa pandemi ini dengan mengeluarkan petunjuk teknis pelayanan

Kondisi pandemi COVID-19 ini memaksa keluarga untuk melakukan adaptasi pengelolaan dan manajemen keuangan keluarga dengan menyelaraskan sumber daya yang dimiliki, pengeluaran,

(Operator) Koordinator, fasilitator dan stimulan dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan

terjadinya kemiskinan, karena dengan tidak adanya pekerjaan tentunya hal yang mustahil masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya apalagi untuk memenuhi

Tangibles, Reliability,Responsiveness, Assurance, dan Emphaty. di lihat dari lima dimensi dapat menunjukkan bahwa pelayanan publik berasal dari SDM dan sumbr

Kendala tersebut disebabkan antara lain oleh belum meratanya infrastruktur yang mendukung penerapan ICT di bidang pendidikan dan ketidaksiapan sumber daya manusia untuk memanfaatkan ICT