• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang telah disajikan pada Bab V, Bab VI, dan Bab VII. Pada bab ini juga dicantumkan saran yang ditujukan kepada Pemerintah Daerah Bali dan Kabupaten Badung serta kalangan profesional di bidang jasa konsultan arsitektur dan desain interior. Selain itu juga diberikan saran kepada dunia pendidikan tinggi arsitektur dan desain interior di Bali.

8.1 Simpulan

Pertama, bentuk representasi posrealitas dari desain Gedung Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung merepresentasikan pencitraan, penghargaan terhadap arsitektur tradisional, desain hibrid, dan semiotisasi desain. Representasi posrealitas dihasilkan oleh citra kronoskopi, yang merupakan simulasi ruang dan waktu secara artifisial di layar elektronik komputer, serta dilengkapi citra gerak. Adanya citra gerak ini menyebabkan simulasi desain Gedung Puspem Badung terlihat seperti realitas. Hal itu terjadi karena yang melihat simulasi tersebut dapat mengalami waktu dan merasakan ruang secara virtual sehingga simulasi desain lebih mudah dapat dipahami sebelum desain diwujudkan secara fisik. Teknologi simulasi mutakhir ranah budaya posmodern ini juga digunakan untuk membuat simulasi desain dengan konsep hibrid, dengan

(2)

cara mengawinkan nilai-nilai arsitektur tradisional Bali dengan arsitektur kontemporer.

Kedua, proses dekonstruksi representasi posrealitas desain Gedung Puspem Badung mengungkapkan terjadinya suatu dekonstruksi ruang dan kekuasaan. Dekonstruksi ruang terjadi di layar elektronik komputer sebagai akibat penggunaan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual, karena teknologi ini dapat mengatasi segala keterbatasan penciptaan desain ruang arsitektonik, yang dibatasi oleh hukum alam dan norma-norma tradisi. Hal inilah yang menyebabkan representasi desain Gedung Puspem Badung memungkinkan dilihat dari berbagai sudut pandang secara bebas, tanpa terikat oleh gravitasi bumi dan norma-norma tradisi. Dalam proses pembuatan desain Gedung Puspem Badung tersebut faktor kekuasaan sangat menentukan keputusan desain, apakah desain bisa diterima, harus direvisi, atau diabaikan.

Ketiga, simulasi desain Gedung Puspem Kabupaten Badung merupakan hasil integrasi teknologi komputer desain dengan bidang seni rupa dan desain. Proses pembuatan simulasi desainnya mengandung unsur politik, perhitungan ekonomi, memerhatikan peraturan pemerintah dan norma-norma tradisi, serta pengetahuan tentang teknologi komputer desain. Oleh karena itu, representasi posrealitas desain gedung Puspem Kabupaten Badung menyiratkan makna politik, ekonomi, budaya, serta makna ilmu pengetahun teknologi dan seni (ipteks).

Keempat, temuan dari penelitian ini adalah representasi posrealitas desain Gedung Puspem Badung dihasilkan oleh simulasi ruang dan waktu secara virtual yang mengandung unsur gerak. Teknologi yang digunakan untuk membuat

(3)

simulasinya telah memberi kemungkinan baru dalam wacana desain di Bali, karena tugas desain telah diambil alih oleh ruang-ruang elektronik buatan yang didukung citra gerak. Realitas desain yang tercipta tersebut dibuat menggunakan elemen-elemen yang bersifat nonmaterial, nonfisikal dan nonspasial di layar komputer sehingga menghasilkan desain ruang-ruang digital dengan citra gerak atau kronoskopi. Citra ini sebenarnya merupakan tipuan visual yang sangat ditentukan oleh kualitas teknologi komputer grapis dan nonhuman.

Kelima, temuan lain berkaitan dengan konsep hibrid pada desain Gedung Puspem Badung merupakan upaya menyinergikan nilai-nilai arsitektur tradisional Bali (ATB) dengan desain kontemporer pada era global. Langkah ini juga merupakan upaya mengekspresikan ATB secara global (translokal), kemudian desain kontemporer yang dibawa oleh budaya global, dilokalisasi (glokalisasi). Akan tetapi, karakter desain lokal Bali yang spesifik tetap diwujudkan lebih dominan sehingga indigenous Bali tetap tampak pada wujud desain Gedung Puspem Badung yang bernuansa kontemporer.

Keenam, refleksi ke depan dari penggunaan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual adalah hanya sebagai alat untuk membantu pembuatan simulasi desain agar sebuah desain bisa lebih mudah dipahami sebelum diwujudkan sebagai realitas. Oleh karena, kelayakan desain tetap merupakan hasil pemikiran dari seorang desainer berdasarkan pemecahan masalah-masalah desain secara ideal sehinga desainnya dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual di lingkungan pendidikan tinggi arsitektur dan desain interior di Bali dapat memberikan pemahaman kepada

(4)

mahasiswa bahwa implikasi dari teknologi ini adalah terjadinya perubahan media pembuatan desain, dari ruang ekstensif (di dalam dunia fisik nyata) ke arah waktu intensif (di dalam layar elektronik komputer). Apabila dahulu desainer membuat ruang arsitektonik di ruang yang bersifat fisik (dunia nyata), tetapi kini desainer membuat desain ruang-ruang digital di layar elektronik komputer (dunia virtual).

8.2 Saran

Pertama, ditujukan kepada pemerintah, khususnya kepada Pemda Kabupaten Badung bahwa penggunaan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual dapat diterima untuk mempermudah pemahaman terhadap desain 3D yang akan diwujudkan, serta pengarsipan proyek desainnya secara digital relatif lebih mudah dibandingkan dengan dokumen-dokumen kertas. Aktualisasi nilai-nilai ATB dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komputer desain ini melalui proses adaptasi teknologi dan mengombinasikannya dengan nilai-nilai ATB (hibrid). Hal ini sama dengan penerapan teknologi beton yang berasal dari budaya Barat yang dikombinasikan dengan teknologi lokal Bali, sehingga menghasilkan teknologi beton cetak, yang antara lain berupa bangunan suci. Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah tetap mewajibkan agar setiap proyek pembangunan menerapkan falsafah tradisi Bali yang mengandung nilai-nilai universal. Nilai-nilai tradisi Bali memiliki kesetaraan dengan ajaran kebijaksanaan dalam kebudayaan Barat, yang baru muncul pada abad ke-20, seperti konsep untuk menumbuhkan kesadaran ekologis, kesadaran planet, dan teori Gaia. Semua

(5)

itu bertujuan untuk menyelamatkan ekosistem, memandang bumi dengan sikap simpati, bukan mengeksploitasinya.

Kedua, ditujukan kepada kalangan profesional di bidang jasa konsultan perencana arsitektur dan desain interior. Penggunaan teknologi komputer desain berdampak pada berkurangnya penggunaan teknik mendesain secara manual dan berkurangnya sentuhan individu dalam pembuatan desain. Hal ini menyebabkan simulasi desain sangat ditentukan oleh kualitas teknis digital dan nonhuman. Akan tetapi, penggunaan teknologi komputer desain tersebut dapat memacu percepatan kerja penyelesaian desain. Teknologi komputer desain juga memberikan peluang bagi pengembangan kreasi dan dapat memanipulasi sentuhan personal arsitek dan desainer.

Ketiga, ditujukan kepada dunia pendidikan arsitektur dan desain interior. Teknologi komputer desain hanya merupakan alat, pengembangan kreativitas dan inovasi desain tetap harus melalui proses berpikir atau metode desain yang diperoleh melalui proses pendidikan. Keterampilan individu dalam menggambar dengan tangan, tetap diperlukan sebagai keterampilan dasar individu dan untuk menjabarkan gagasan-gagasan desain secara cepat. Kesulitan pengaplikasian nilai-nilai ATB pada teknologi komputer desain, seperti untuk visualisai material lokal dan ragam hias dapat diatasi dengan teknik fotografi digital. Cara ini dapat menghasilkan sebuah estetika ketaktampakan visual grafis di layar komputer, sebagai hasil integrasi teknologi dengan bidang seni rupa dan desain, setelah datanya diolah di dalam program komputer.

(6)

Keempat, bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang teknologi komputer 3D dengan realitas virtual. Akan tetapi, meskipun teknologi modern banyak datang dari kebudayaan Barat, nilai-nilai dalam tradisi Bali tetap memiliki keunggulan, karena nilai-nilai tradisi yang bersifat universal tidak akan pudar karena pengaruh budaya global. Sebaliknya, pada kebudayaan Barat teori-teori untuk menumbuhkan kesadaran terhadap ekologi justru baru muncul pada abad ke-20, seperti teori budaya Gaia dan teori kesadaran planet setelah disadari adanya dampak negatif teknologi terhadap alam.

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan yang terbaik pada peubah derajad infeksi mikoriza (infektivitas mikoriza) dan serapan P tanaman (efektivitas mikoriza) adalah kombinasi tanaman inang

Pemerintah Kota Surabaya dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004

ekonominya semakin meningkat menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun dari 50,09 persen pada 1983 menjadi 19,31 persen pada 2003, rumah tangga pertanian yang kondisi

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013, maka Pemerintah mempunyai harapan yang besar bagi dunia pendidikan terutama bagi guru yakni guru diharapkan mampu

19 PERENCANAAN PEMABANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN ACEH SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL 85.250.000,00 Sesuai 20 PERENCANAAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA MESJID RAYA

Hal ini dapat memperkuat bahwa model pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dapat melatih aktivitas siswa karena indikator dalam penilaian

Penetapan izin lokasi, izin lingkungan yang berkaitan dengan pembuangan air limbah ke sumber air, dan kebijakan pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud

Berdasarkan pada alur proses pada Gambar 5., proses pengolahan basah diawali dengan tahap penggulungan yaitu pucuk layu dimasukkkan ke dalam OTR (Open Top Roller) yang bertujuan