• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBAGI PENGALAMAN: MEMBANGUN RINTISAN DESA INKLUSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERBAGI PENGALAMAN: MEMBANGUN RINTISAN DESA INKLUSI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BERBAGI PENGALAMAN:

MEMBANGUN RINTISAN

DESA INKLUSI

MUHAMMAD JONI YULIANTO

DIREKTUR | SASANA INTEGRASI DAN ADVOKASI DIFABEL (SIGAB) Temu Inklusi 2016

Dari Desa: Berbagi Gagasan dan Praktik Terbaik Menuju Indonesia Inklusi

(2)

Foto Printer Braille di SIGAB

Tentang SIGAB

Alamat SIGAB

● Alamat Kantor: Jl. Wonosari Km 8, Dsn. Gamelan, Ds. Berbah, Kec. Sendangtirto, Kab. Sleman

● Alamat Surat: Perum SGPLB Km 3, Wirobrajan, Yogyakarta

● Telp/Fax: 0274 2840056

● Email : sekretariat@sigab.or.id

● Webiste: sigab.or.id | solider.or.id Foto Kegiatan Konferensi Masyarakat Sipil

Foto Kegiatan Temu Inklusi

(3)

Visi (2019)

Terwujudnya masyarakat inklusi yang menjunjung

tinggi harkat dan martabat kaum Difabel untuk hidup

setara, layak dan berkeadilan di bidang ekonomi,

sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum serta

teknologi dan pelayanan publik.

(4)

Misi (2019)

Sasana utama gerakan komunitas Difabel yang

bermartabat, progresif dan kreatif untuk terwujudnya

revolusi menuju masyarakat inklusif di Indonesia

melalui penelitian, pemutakhiran data & informasi

Difabilitas, kampanye, pendidikan publik, advokasi

kebijakan, serta aksi kolektif yang masif.

(5)

Strategi Organisasi

Strategi External:

• Konsolidasi database, jejaring serta penguatan

pressure group untuk mendorong kebijakan yang

pro inklusi.

• Mengembangkan prototype dan model

masyarakat inklusi melaluipengorganisasian dan

pendampingan di tingkat Desa – Kabupaten –

Provinsi.

• Scaling up / perluasan advokasi masyarakat

inklusif yang progresif.

(6)

Strategi

Strategi Internal

• Penguatan struktur dan sistem operasional

organisasi

• Peningkatan kapasitas organisasi (sumberdaya,

fun raising dan relawan)

• Peningkatan infrastruktur penunjang organisasi

(kantor, training center dst).

(7)
(8)

Memulai dari Aktor Difabel (2013)

• Pengorganisasian aktor Difabel di 3 Desa

• Melatih mereka menjadi agen perubahan.

(9)

Refleksi Pengalaman 2013

1. Inklusi tak cukup dengan ‘aktor’

2. Penting memulai perubahan dari struktur

pemerintahan terdekat dengan masyarakat

3. Banyak orang tak yakin bahwa inklusi itu mungkin

sehingga butuh contoh (piloting)

4. Desa Inklusi perlu dilanjutkan dengan gagasan &

pendekatan yang komprehensif

(10)

Mengapa Desa Inklusi?

• Sudah adanya serangkaian kebijakan yang mendukung

inklusi dan kesetaraan difabel, e.g. UU no.19 tahun 2011

tentang ratifikasi CRPD,

• UU no.8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

• peraturan daerah di beberapa provinsi dan kabupaten –

kota yang secara khusus berpihak dan melindungi

difabel.

• Jogja: PERDA no.4 2012.

• Kulonprogo: PERDA no.8 tahun 2016 tentang

pemenuhan dan perlindungan hak penyandang

disabilitas.

(11)

Tampilan animasi:

Muncul TPS yang tidak akses,

Kliping kekerasan seksual thd difabel, Tangga yang tidak akses

Difabel sendirian dari kawanan yang bermain. Kemudian muncul fenomena gunung es

Baru teks yang muncul (disisi lain....

Di sisi lain, diskriminasi dan stigma masih menjadi masalah

besar. Soal pemenuhan hak dan aksesibilitas juga baru menjadi

isu pembangunan di sebagian kecil kota – bagaimana dengan

kota-kota yang lain, serta desa?

(12)

Mengapa Desa Inklusi?

• >70.000 desa di Indonesia – sebagian besar difabel /

penyandang disabilitas tinggal di desa

• Diskriminasi dan peminggiran difabel banyak terjadi

di desa – tidak terlihat

(13)

Isu-Isu Utama Pendukung Inklusi Difabel

• Aktor difabel desa

• Penerimaan dan penghargaan masyarakat

• Keterlibatan dan partisipasi

• Kelembagaan (kebijakan, penanggungjawab, dsb)

(14)

Temu Inklusi 2014: Memperjelas Gagasan

• Lebih 300 Difabel berkumpul di Desa - di rumah-rumah

warga

(15)
(16)

Gedung utama pertemuan

Temu Inklusi yang aksesibel

(17)

Toilet Aksesibel

(18)

Beberapa foto kegiatan temu inklusi: pameran, bazar, lomba inklusi

Booths and Exhibitions

• Exposure for work of organizations, individuals, including

private and potential of village

(19)
(20)
(21)

Indikator Desa Inklusi (Temu Inklusi 2014)

1. Memiliki data & informasi tentang aset Desa yang komprehensif

dan terus diperbarui, termasuk data Difabel.

2. Ada wadah bagi warga Difabel.

3. Ada jaminan keterlibatan dalam proses pengambilan kebijakan.

4. Adanya perencanaan anggaran yang mengarusutamakan inklusi

difabel (Proses, Alokasi anggaran, realisasi dan evaluasinya).

5. Regulasi yang mendukung (PERDES).

6. Kesetaraan akses pada layanan umum di Desa

7. Keberadaan sarana fisik yang lebih aksesibel.

8. Adanya bentuk tanggungjawab sosial dari masyarakat.

9. Adanya ruang untuk berinovasi dan berjejaring.

(22)

Program Rintisan Desa Inklusi

• Dilaksanakan di 8 Desa, 2 di Kab Sleman, 6 di Kab Kulonprogo, Yogyakarta

1. Sidorejo 2. Gulurejo 3. Ngentakrej o 4. Wahyuharjo 5. Jatirejo 6. Bumirejo 7. Sendangadi 8. Sendangtirto

(23)

Visi Program

• Terwujudnya pembangunan desa yang inklusif –

inklusi menjadi prinsip dalam proses, pendekatan,

serta dalam menilai hasil-hasil pembangunan di desa.

• Adanya delapan model rintisan desa inklusi yang

dapat menjadi pijakan pembelajaran dan

pengembangan desa inklusi.

(24)

Sasaran

➢Kelompok difabel di desa.

➢Masyarakat desa di wilayah dampingan program.

➢Desa dan pemerintah desa.

➢DPO / CSO yang mempunyai ketertarikan mereplikasikan

model desa inklusi.

➢Pemerintah di level kecamatan, kabupaten, provinsi,

(25)

Aktivitas Kunci

➢Persiapan (assessment dan sosialisasi)

➢Penguatan dan pemberdayaan kelompok difabel desa

➢Penguatan kapasitas pemerintah dan masyarakat desa:

➢Sistem Informasi Desa

➢Penguatan kapasitas teknis penyedia layanan publik di desa

➢Pendampingan dalam penyusunan standar pelayanan minimal desa

yang inklusif

➢Pelembagaan inklusi sosial di desa melalui aturan (peraturan

(26)

Membangun Penerimaan Pemerintah terhadap

Program dan Kesediaan Kerja Sama

✓Sosialisasi

✓Memformalkan kerjasama

✓Membangun kolaborasi, serta

(27)

Mereka yang mendukung program

Camat Lendah,

(28)

Membentuk & Menguatkan Aktor Difabel

• Wadah / organisasi Difabel tingkat Desa

• Menguatkan dan mengorganisir aktor

• penyalur aspirasi warga Difabel

• Memperoleh pengakuan sebagai lembaga Difabel tingkat Desa

gambar kegiatan KDD.

Termasuk jika ada

gambar-gambar yg mencerminkan

pelatihan-pelatihan yg

(29)

Mendorong Penerimaan dan Pemahaman

Masyarakat

• Berangkat dari pemahaman

masyarakat yang menjadi

alasan / dasar terjadinya

eklusif

• Masuk melalui kegiatan /

aktifitas warga & kegiatan

budaya

• Kelompok Difabel Desa (KDD)

kini telah mampu

berkolaborasi & diterima oleh

organisasi warga lain, contoh

Karang Taruna dsb.

(30)

Mendampingi Desa untuk Bangun

Kapasitas Pelembagaan

• Sistem Informasi Desa (SID) termasuk data

Difabel)

• Ruang perencanaan yang partisipatif

• Perspektif difabilitas serta inklusi.

foto kegiatan dengan

perangkat Desa

e.g.pelatihan aksesibilitas

yang kemarin sudah jalan,

(31)
(32)

Data Difabilitas di Desa

•Desa Bumirejo

Total Laki-laki Perempuan

Jumlah Penduduk 9152 4585 4567

Jumlah Penduduk Difabel 178 107 71

Jumlah penduduk usia anak-anak 1896 1002 894

Jumlah difabel usia anak-anak 35 21 14

Jumlah penduduk difabel yang memerlukan dan belum memperoleh alat bantu

8 5 3

Jumlah penduduk difabel yang memerlukan dan belum memperoleh jaminan kesehatan

(33)

•Desa Sendang Adi

Total Laki-laki Perempua n

Jumlah Penduduk 18.658 9.471 9.187

Jumlah Penduduk Difabel 125 61 64

Jumlah penduduk usia anak-anak 4.916 2.502 2.414

Jumlah difabel usia anak-anak 20 14 6

Jumlah penduduk difabel yang

memerlukan dan belum memperoleh alat bantu

12 5 7

Jumlah penduduk difabel yang

memerlukan dan belum memperoleh jaminan kesehatan

23 10 13

(34)

•Desa Wahyuharjo

Total Laki-laki Perempua n

Jumlah Penduduk 1949 963 986

Jumlah Penduduk Difabel 36 26 10

Jumlah penduduk usia anak-anak 405 212 193

Jumlah difabel usia anak-anak 2 1 1

Jumlah penduduk difabel yang

memerlukan dan belum memperoleh alat bantu

5 3 2

Jumlah penduduk difabel yang

memerlukan dan belum memperoleh jaminan kesehatan

11 7 4

(35)

•Desa Jatirejo

Total Laki-laki Perempuan

Jumlah Penduduk 6.967 3.415 3.552

Jumlah Penduduk Difabel 216 95 121

Jumlah penduduk usia anak-anak 1.555 782 773

Jumlah difabel usia anak-anak 16 6 10

Jumlah penduduk difabel yang memerlukan dan belum

memperoleh alat bantu

12 5 7

Jumlah penduduk difabel yang memerlukan dan belum

memperoleh jaminan kesehatan 25 12 13

(36)

•Ngentakrejo

Total Laki-laki Perempuan

Jumlah Penduduk 7.242 3.646 3.596

Jumlah Penduduk

Difabel 108 64 44

Jumlah penduduk

usia anak-anak 1.996 1.044 961

Jumlah difabel usia

anak-anak 17 11 6 Jumlah penduduk difabel yang memerlukan dan belum memperoleh alat bantu Jumlah penduduk difabel yang memerlukan dan belum memperoleh jaminan kesehatan 26 15 12

(37)

Inisiatif Desa dalam Mendorong Layanan &

Program Inklusif

•Desa Bumirejo:

Jenis / Nama Penyedia Layanan Bentuk Inisiatif / Adaptasi yang Dilakukan

Pemerintah Desa Mengalokasikan anggaran untuk pembuatan RAM di kantor pelayanan Desa realisasi diagendakan pada bulan Oktober 2016

Puskesmas Lendah I Mengadakan Program Pelatihan Kader Sehat Jiwa

(Pendamping Difabel Psikotik/ODGJ) untuk desa Bumirejo

SD Butuh Penerimaan Siswa difabel dengan total siswa sebanyak 15 orang

Pemerintah Desa Difabel desa dilibatkan dalam pertemuan musrembang desa untuk tahun anggaran 2016

Pemerintah Desa Difabel desa dilibatkan dalam musyawarah pemilihan sekretaris desa

(38)

•Desa Sendang Adi

Jenis / Nama Penyedia Layanan Bentuk Inisiatif / Adaptasi yang Dilakukan

Sudah Terbentuk “Forum Bersama Pendidikan Inklusi Desa Sendangadi” atas kesepakatan bersama hasil FGD Pendidikan Inklusi.

Tujuan forum ini adalah mendorong terwujudnya pendidikan inklusi di sendangadi.

(Forum beranggotakan

Sekolah-sekolah di wilayah Desa Sendangadi, Pemdes Sendangadi, KDD dan

lembaga-lembaga lain)

- Disepakati akan ada pertemuan koordinasi setiap 2 bln sekali

- Akan mengagendakan pelatihan

pendidikan inklusi bagi guru-guru dan pengelola sekolah di tingkat PAUD, TK , SD dan SMP

- Akan meng-agendakan workshop ke sekolah-sekolah dengan sasaran

siswa kelas 5-6 SD untuk

menanamkan perspektif Difabilitas dan inklusifitas

(39)

•Desa Wahyuharjo

Jenis / Nama Penyedia Layanan Bentuk Inisiatif / Adaptasi yang Dilakukan

Pemerintah Desa Membuat RAM/Plengsengan untuk akses kantor pelayanan desa

SD Muhamadiyah Maesan Menerima siswa difabel

Pemerintah Desa Difabel desa dilibatkan dalam pertemuan

penyerahan santunan lansia dan anak yatim Pemerintah Desa Difabel desa dilibatkan dalam musyawarah

dusun tahun 2016

Organisasi Aisyiah Memberikan waktu kepada Ketua Organisasi Difabel desa untuk mensosialisasikan inklusi difabel

(40)

•Desa Jatirejo

Jenis / Nama Penyedia

Layanan

Bentuk Inisiatif / Adaptasi

yang Dilakukan

SD Wonogiri, Jatirejo

Menerima murid difabel

SMA N Lendah

Menerima murid difabel

(41)

•Ngentakrejo

Jenis / Nama Penyedia

Layanan

Bentuk Inisiatif / Adaptasi

yang Dilakukan

Balai Desa Ngentakrejo

Penambahan aksesibilitas

pada bangunan balai Desa

yaitu Ramp

(42)

Alokasi Anggaran oleh Desa

•Desa Bumirejo

Tahun anggaran Program / peruntukan alokasi

Nominal

2016 Pelatihan Pakan Ternak untuk Difabel &

Pembelian Kambing

Rp 45.262.000

2016 Pembelian RAM Rp 4.000.000 2016 Pembinaan Kelompok

Difabel & Psikotik

Rp 11.009.000

(43)

•Desa Sendang Adi

Tahun anggaran

Program / peruntukan alokasi Nominal

2015 - Rapat Koordinasi/ Pertemuan Bulanan Organisasi

Rp 1.500.000,- 2016 - Rapat Koordinasi/ Pertemuan

Bulanan Organisasi

- Pelatihan Penguatan Kapasitas Pengurus/Pelatihan Ketrampilan bagi DIfabel

- Pendampingan/Home Visit ke Difabel

Rp 15.000.000,-

(44)

•Desa Wahyuharjo

Tahun anggaran

Program / peruntukan alokasi Nominal

2016 Pembinaan Kapasitas Difabel Desa & Pembelian Kambing

Rp 11.149.800

2016 Pembuatan RAM/Plengsengan di Kantor Pelayanan Desa

Rp 2.000.000

Total Anggaran Rp 13.149.800

(45)

•Jatirejo

Tahun

anggaran

Program / peruntukan

alokasi

Nominal

2016

Aksesibilitas

3.246.700

(46)

•Ngentakrejo

Tahun anggaran Program / peruntukan

alokasi

Nominal

2016

Ekonomi produktif, usaha

ternak kambing untuk KDD

20.000.000

2016

Pertemuan 3kali

1.000.000

2016

Pelatihan Untuk Difabel Desa

Ngentakrejo

4.000.000

(47)

Poin Pembelajaran

• Landasan →

inklusi sejalan

dengan filosofi bangsa,

Bhinneka Tunggal Ika.

• Proses →

inklusi tak instan &

butuh komitmen bersama serta

waktu yang panjang.

• Komprehensif →

membangun

inklusi tak cukup aktor namun

juga penerimaan, tata kelola,

serta kebijakan & kelembagaan

(48)

Rekomendasi

•Pelembagaan inklusi dalam aturan

pemerintah desa

•Kapasitas yang telah terbangun perlu

dikelola sebagai sumberdaya pembangunan

desa yang lebih inklusif

•Peran pemerintah daerah dan pusat dalam

mendukung penyempurnaan model,

(49)

Terimakasih

• Muhammad Joni Yulianto

joni.yulianto@sigab.or.id

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian mengenai ekstraksi fitur kadang dilakukan penggabungan beberapa proses ekstraksi fitur untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, Sehingga

Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian mengenai potensi kombinasi pegagan dan beluntas terhadap jumlah folikel, kadar SOD dan MDA ovarium tikus putih

Selama periode tersebut sebanyak 146 pasien dirawat dengan diagnosis infark miokard, 76 di antaranya memiliki data kadar CK-MB saat masuk rumah sakit kemudian sebanyak 16 pasien

Menurut kelompok kerja dalam konsorsium ilmu kesehatan (1983), keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Perhitungan dan pelaporan PPh Pasal 23 yang telah dilakukan Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo sebagaimana pada saat terjadinya transaksi

Langkah pengujian ialah memanaskan mesin, memeriksa instrumen atau alat ukur yang digunakan, lalu memanaskan mesin motor sehingga mendekati suhu kerja mesin selama

Isu yang akan dibahas meliputi perkembangan mutakhir teknologi pengolahan dan pengawetan pangan, keamanan dan regulasi pangan (internasional dan nasional), ketahanan pangan,

Kompetensi inti (core competence), yaitu kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang pustakawan, seperti pengetahuan tentang ilmu perpustakaan, pemahaman tentang